5. Perbuatan Baik dan Perbuatan Jahat di Dunia ini, Memutar Balikkan Sifat Jodoh
Xin Ling Fa Men ini adalah Pintu Dharma Guan Shi Yin Pu Sa. Coba pikirkan, dari mana “Xin Ling Fa Men” ini berasal? Sekarang pada masa periode akhir Dharma, yang penting adalah membina sebuah hati – pikiran, membina satu jiwa. Jiwa, jiwa, itu adalah sukma pikiran. Asalkan pikiran bisa terbuka, maka kita bisa menghadapi apapun dengan senang; kalau pikiran tidak terbuka, maka dalam menghadapi apapun kita pasti akan merasa sedih atau tidak senang. Bukankah ini semua adalah hati – pikiran? Ada orang yang uangnya ditipu orang lain, ia merasa sangat sedih, namun dalam hati ia berpikir, “Eh, mungkin saja bulan depan saya akan mendapatkan uang.” Lalu dia pun menjadi senang. Hari ini, dalam satu hari dia merasa senang, bukankah berarti jiwanya berbahagia? Satu komedi sketsa yang dibawakan oleh Zhao Benshan bukankah bercerita tentang dirinya yang bermimpi memenangkan lotere, lalu pada akhirnya membuat dua orang bertengkar tentang bagaimana membagi rata uang hadiah lotere tersebut. Hanya karena mimpi saja, seseorang bisa senang dalam waktu lama, namun karena belum tersadarkan, maka dua orang ini malah bertengkar. Sesungguhnya jika bisa berpikiran terbuka, bukankah ini semua adalah aktivitas psikis? Oleh karena itu, saya beritahu kalian, pahamilah bawah: kita hidup di dunia ini, menghadapi “benar” atau “salah”, apa bedanya? – benar pun juga salah, sebaliknya salah pun juga benar. Seperti jika yang kamu lakukan benar, berarti di antara suami istri terdapat jodoh baik; namun jika kamu tidak menekuni Dharma, tunggu sampai jodoh buruk tiba di antara suami dan istri, pada akhirnya pun akan bercerai. Si istri akan berpikir: “Pada saat itu saya sudah melakukan begitu banyak hal-hal baik terhadap dia dan keluarga, namun jika dipikirkan sekarang, yang saya lakukan semuanya salah. Kalau tahu dari awal orang jahat ini begitu buruk memperlakukan saya, lebih baik kalau saya tidak melayaninya, saya tidak usah baik padanya.” Berarti di awal saat kamu melayani keluarga, bukankah kamu merasa yang kamu lakukan benar? Lalu mengapa kemudian kamu merasa salah?
Seorang anak kecil yang tidak bisa masuk ke sekolah menengah unggulan, pada awalnya dia tidak bisa masuk ke dalam kategori untuk masuk ke sekolah menengah unggulan, ibunya merasa tegang sekali, “Aduh, saya sudah melakukan kesalahan, saya tidak disiplin terhadap anak saya.” Selanjutnya, dia mulai disiplin terhadap anaknya, lalu anaknya bisa masuk ke sekolah menengah unggulan. Bukankah berarti kamu sudah benar? Lalu apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah di dunia ini? Seperti kamu masak satu sayur, lalu sayur ini terlalu asin, garamnya kebanyakan, maka makanlah lebih banyak nasi, atau tambahkan lebih banyak air. Tidak ada benar dan salah. Apapun yang dilakukannya, benar atau salah, semua ini hanyalah teori di dunia. Alam Manusia atau dunia ini pada dasarnya adalah ilusi, adalah kosong, lalu benar dan salah dari mana? Seumur hidup ini, kalian sudah melakukan berapa banyak hal yang benar, dan melakukan berapa banyak hal yang salah? Hal-hal yang kalian kira benar sekarang, setelah kalian meninggal nanti, kalian malah lebih tidak bisa memahaminya. Banyak orang yang seumur hidup baik terhadap anaknya, namun setelah meninggal, baru mengetahui ternyata anak ini adalah “setan penagih hutang” yang di kehidupan sebelumnya adalah saya punya XXX. Seumur hidup ini, saya membayar hutang kepadanya seumur hidup, namun saya malah masih menganggapnya sebagai orang baik, ternyata dia begitu jahatnya. Apakah ini ada benar dan salahnya? Ini adalah membayar hutang, semuanya adalah karma! Kalian bodoh sekali. Pahamilah, bahwa tidak ada benar dan salah. Seperti dalam sebuah acara besar yang berkapasitas puluhan ribu orang, “Siapa saya?” Apakah ini bisa menemukan dirimu? Sejauh mata memandang semuanya adalah orang, lalu siapa adalah dirimu? Saya adalah siapa? Siapa adalah dirimu? Siapa adalah dia? Dia adalah siapa? Tidak bisa dibedakan dengan jelas. Di tengah lautan manusia, malah masih mengira diri sendiri sangat hebat. Di dalam begitu banyak orang, siapa yang hebat? Bahkan kamu pun tidak bisa menemukan dirimu sendiri, bagaikan kita tidak bisa menemukan sifat dasar – akar di tengah lautan penuh manusia.
Kamu ini seorang Xiao Zhu, merasa dirimu sangat gemuk, lalu ditambah dengan Robin, kedua orang ini merasa diri mereka sangat hebat. Jika di acara seminar puluhan ribu orang, bahkan tidak bisa menemukan kalian berdua, ada banyak orang yang bertubuh lebih gemuk daripada kalian. Sesungguhnya, yang dilihat bukan gemuk atau kurusnya seseorang. Tubuh saya tidak lebih besar daripada kalian, namun otak ini berpikir paling cepat, yang paling pintar adalah otak ini, walau yang lainnya kurang sempurna pun tidak apa-apa. Kalau tangan ini sedikit kurus, biarkan saja, karena otak ini yang paling penting. Menggunakan otak untuk membabarkan Dharma, membuat orang-orang menyukainya, membuat orang-orang mau mengikutimu, membuat orang-orang terbebas dari lautan penderitaan. Jika kamu memiliki satu otak yang bijaksana, maka kamu bisa membuat orang-orang di seluruh dunia terbebaskan dari lautan penderitaan. Ingatlah: tidak ada siapapun, siapapun juga tidak ada, semuanya adalah sama rata, tiada bedanya. Sebuah aula besar berisi puluhan ribu orang, siapa saya, siapa kamu, siapa dia, kamu pun tidak bisa membedakannya dengan jelas. Tiada siapa, siapa juga tidak ada, semuanya adalah setara, tidak ada bedanya. Kata-kata yang Master katakan ini, kalian semua tidak memahaminya. Dengan kata lain, jangan terlalu mementingkan diri sendiri, jangan terlalu menganggap diri sendiri penting, atau hebat. Memangnya siapa dirimu? Bagai setitik air di lautan, yang begitu meninggalkan laut akan segera menguap, segera hilang, memangnya apa yang hebat? Oleh karena itu, harus membina pikiran dan melatih diri dengan sungguh-sungguh, menghilangkan segala halangan dosa dan kebiasaan buruk.
Membina pikiran dan melatih diri dengan tulus, semuanya harus benar-benar nyata dilakukan. Bersembah sujud pun harus tulus, melafalkan paritta juga dengan sungguh-sungguh. Tidak boleh berpura-pura, jangan mengira kalian datang ke sini untuk berpura-pura menonjolkan diri. Oleh karena itu harus ingat, kita harus bisa membangkitkan pencerahan luar biasa (buddhâgrya) yang semula. Apakah yang dimaksud dengan “pencerahan luar biasa”? Yaitu pada mulanya, manusia bersifat baik hati. Orang yang baik hati, berarti dia memiliki dharma atau cara yang luar biasa, dia memiliki kesadaran spiritual. Orang yang baik hati, dia mampu melihat sifat nyata dari banyak benda; orang yang tidak baik hati, dia tidak akan bisa melihat karakter asli dari suatu hal. Oleh karena itu, pahamilah, karena pencerahan luar biasa, adalah dharma atau metode yang luar biasa, dengan adanya cara atau jalan, baru bisa tersadarkan; setelah tersadarkan, maka akan ada cara penyelesaian. Maka, segala hal memiliki dua sisi, kita harus bisa menyadarkan diri sendiri dan orang lain. Tersadarkan, harus bisa mencapai kesadaran sampai yang paling akhir. Dengan kata lain, hari ini saya sudah paham, maka lebih baik kalau saya bisa paham sampai ke akarnya: hari ini saya datang ke dunia ini untuk merasakan penderitaan, saya sudah memahaminya secara total; saya tahu bahwa saya tidak akan hidup lama, sama seperti semua orang, saya harus baik-baik menghargai dunia ini, menghargai Alam Manusia ini, saya harus baik-baik membantu orang lain – saya tersadarkan sampai ke akarnya. Ini yang disebut sebagai kesadaran total, sudah sampai ke akarnya, sudah sampai tuntas. Oleh karena itu, kalian harus memahami satu prinsip, harus memahami bahwa kalian harus belajar untuk menjaga suasana hati diri sendiri. Yang Master katakan semua pada kalian benar adanya. Suasana hati diri sendiri harus bisa dikendalikan dengan baik, harus bisa dijaga baik-baik. Hari ini saya merasa tidak senang, saya tidak seharusnya merasa tidak senang. Pikiran saya sudah terbuka, saya sudah memahaminya, saya sudah menyadarinya secara total. Hari ini saya merasa tidak senang, namun saya sudah menyadarinya, maka tidak lagi merasa tidak senang, jika masih merasa tidak senang, mungkin akan bermasalah nanti. Hari ini suasana hati tidak baik, mungkin segera akan bermasalah, saya merasa khawatir, namun saya segera mengendalikan suasana hati: “Tidak apa-apa, kita ada Guan Shi Yin Pu Sa.” Kalau hari ini merasa sangat sedih, maka jangan terlalu bersedih, hal-hal yang menyedihkan pun pasti akan berlalu, mungkin saja akan ada perubahan, maka tidak akan bersedih lagi. Ini yang disebut sebagai mengendalikan suasana hati diri sendiri. Orang yang menunjukkan suasana hatinya di wajahnya, berarti tidak bisa mengendalikan suasana hati diri sendiri. Kalian harus bisa mengendalikan suasana hati diri sendiri. Untuk mengendalikan suasana hati diri sendiri diperlukan suatu pembinaan, harus dipahami, dimengerti, secara menyeluruh sampai tuntas.
Harus bisa meluruskan segala suasana hati yang tidak menggembirakan. Hari ini kamu di rumah merasa tidak senang, lalu bagaimana caramu meluruskannya atau menenangkannya? Hari ini di rumah merasa tidak senang, maka saya pergi meminjam dan menonton video saja, jangan bertengkar dengannya. Hari ini makannya tidak senang, maka pergilah makan ke luar, juga tidak akan menghabiskan banyak uang. Hari ini suasana hati saya tidak terkendali, merasa setiap hari di rumah sangat bosan sekali, maka pergilah jalan-jalan ke luar, melihat-lihat yang di luar. Terkadang pergi melihat barang-barang di toko juga bisa merasa senang. Kalau tidak mampu beli, dilihat saja, setidaknya memuaskan mata kita, bisa menstabilkan suasana hati kita. Juga bagus pergi melihat laut, ini sungguhan. Kalian tahu asal muasal “bersulang”? Di sebuah pesta, mata kita melihat begitu banyak makanan, yang berwarna-warni, mata sudah terpuaskan; hidung mencium begitu banyak aroma-aroma harum, hidung sudah merasa senang; mulut sudah makan, mulut sudah terpuaskan; tinggal telinga ini yang tidak merasakan apa-apa. Bersulang, gelas beradu berbunyi “ting ting”, telinga yang mendengarnya merasa senang. Pada kenyataannya, manusia harus belajar meluruskan atau menguraikan suasana hatinya sendiri. Saya mengetahui suasana hati saya, di mana kekurangannya, saya harus bisa mengendalikannya. Kita harus belajar mengarahkan diri sendiri, jangan biarkan diri sendiri terus tersesat di dalamnya. Kita harus bisa menguraikan segala suasana hati yang negatif – yang tidak menyenangkan. Dalam keseharian kita, jangan biarkan suasana hati mempengaruhi diri sendiri. Terakhir, gunakan ajaran Buddha Dharma untuk mendapatkan berkat kekuatan, maka pasti bisa terbebaskan.
Menggunakan ajaran Buddha Dharma untuk mendapatkan berkat kekuatan, ada yang sejalan, ada juga yang berlawanan. Belum pernah dengar bukan? Saat dirimu berada dalam kondisi baik, dengan berkat kekuatan dari Bodhisattva, kamu akan menjadi semakin baik. Saat dirimu berada dalam ketidaklancaran, Bodhisattva memberkatimu, semakin diberkati, maka kamu menjadi semakin baik. Sesungguhnya, ada dua jenis berkat. Saat baik, merasa sangat senang, Bodhisattva memberimu cahaya mentari, kamu menjadi semakin senang; saat kondisi kamu buruk, dengan mengandalkan berkat dari Bodhisattva, bisa pelan-pelan berubah. Dalam kelancaran maupun ketidaklancaran, bisa mendapatkan berkat dari Bodhisattva. Oleh karena itu, saat menghadapi “memutarbalikkan sifat jodoh” (ini yang diberitahukan Guan Shi Yin Pu Sa saat Master sedang menulis naskah, dinamakan “memutarbalikkan sifat jodoh”), dengan kata lain membuat hal-hal yang berlawanan, hal-hal yang buruk, hal-hal yang terbalik, kita memutarnya – membuatnya berubah. Apakah itu jodoh? Sesuatu yang sesungguhnya adalah hal yang buruk, lalu kamu mengubahnya, menjadi sebuah jodoh, yang disebut sebagai “jodoh” dari kata menyesuaikan jodoh. Di dalamnya terdapat suatu karakter atau sifat, itu adalah sifat dari jodoh. Sesungguhnya, jodoh memiliki sifat. Misalnya, apakah sifat dari jodoh yang baik? Jodoh baik berlangsung selama 3 atau 5 tahun, jodoh buruk berlangsung selama 3 atau 5 tahun, dia akan berubah, ini yang disebut sebagai “sifat jodoh”. Sifat jodoh yang berlawanan, tetaplah bertahan, ia akan berlalu setelah 2-3 tahun. Dengan melafalkan paritta, mungkin saja 1-2 tahun sudah bisa berlalu. Saya berusaha keras melakukan jasa kebajikan, melepaskan makhluk hidup, mungkin saja ia bisa hilang. Inilah “memutarbalikkan sifat jodoh”.
Kita harus bisa memahami perubahan pikiran atau hati kita. Satu hati (pikiran), baru saja tadi merasa sangat tidak senang, namun sebentar saja bisa berubah menjadi senang. Oleh karena itu, banyak orang yang sebentar merasa sangat tidak senang, namun bisa tiba-tiba tertawa, “Ha ha…”. Ada masalah apa dengan orang ini? Barusan tidak senang, namun tidak lama kemudian sudah bisa tertawa. Sesungguhnya, ini karena hatinya – pikirannya sudah berubah. Dia sudah mengubah cara berpikirnya untuk menelaah masalah ini, ketika pikirannya sudah terbuka, berarti dia mampu memutarbalikkan sifat jodoh tersebut. Mengikuti cara berpikir yang baik untuk menyesuaikan jodohmu, maka kamu akan menemukan sifat atau karaktermu, yakni “sifat baik”. Ketika seseorang yang sedang benar-benar merasa tidak senang di rumah, maka walau kamu memintanya untuk tertawa, dia tetap tidak akan bisa tertawa, karena dia sedang bersedih. Jika dirimu sendiri (dalam kondisi ini) mampu tertawa dalam waktu singkat, berarti kamu adalah orang yang mampu berpandangan terbuka, dengan kata lain kamu telah menguasai cara untuk memutar balik sifat jodoh. Ketika bertengkar, saling memukul, bahkan kursi pun bisa dilempar, saat itu kamu masih bisa tertawa? Tersenyum pahit, tidak akan bisa tertawa, menertawakan begitulah awal mulanya kehidupan”. Berubah – yaitu mengendalikan diri sendiri. Berubah – berarti mampu melihat kenyataan yang sesungguhnya dari akar karakter buruk seseorang, kita baru bisa tertawa. Jika masih belum mengenali kebenarannya, maka kamu tidak akan bisa tertawa, dan tentunya tidak bisa menguraikannya. Oleh karena itu, ketika berada dalam kelancaran, jangan bergembira berlebihan; saat berada dalam kesulitan, juga jangan terlalu bersedih. Sewaktu berada dalam keadaan yang buruk, kita jangan terlalu bersedih, namun juga jangan kelewat senang saat berada dalam kondisi yang baik. Aduh, saat semuanya berjalan sangat baik, kita akan berpikir: “Wow, dunia ini memang diciptakan untuk saya”; namun ketika dalam situasi yang tidak baik, kamu akan merasa: “Sudah tidak ada jalan keluar apapun di dunia ini”, lalu merasa putus asa. Ini seperti pepatah: ketika berjongkok, bisa melihat dengan sangat jelas ada banyak semut di tanah; namun saat berdiri, tidak satu pun semut yang terlihat.
Mohon gunakan pikiran yang baik, pemikiran yang baik, perbuatan baik, untuk menangkis pemikiran buruk, maksud buruk, dan perbuatan jahat, dan jadilah seorang praktisi yang benar-benar mampu mengubah nasibnya. Pada akhirnya, saat kamu bisa terlahir ke Surga, itu berarti kamu sudah mengubah nasibmu. Hanya dengan berdiri di tempat yang tinggi, kita baru bisa memandang lebih jauh; hanya kebijaksanaan yang bisa mengatasi halangan. Baik, sampai di sini pembahasan Master pada hari ini.