22. Menyeimbangkan Tubuh Dan Pikiran, Menciptakan Ruang Kosong, Memasuki Tingkat Kesadaran Buddha 调整身心,创造空间,进入佛境

22. Menyeimbangkan Tubuh Dan Pikiran, Menciptakan Ruang Kosong, Memasuki Tingkat Kesadaran Buddha

Peningkatan tingkat kesadaran spiritual bisa membuat dirimu terbebas dari penderitaan. Orang yang mampu berpikiran terbuka, mampu memahami segalanya, maka tidak akan ada penderitaan yang menyertainya. Orang yang tidak bisa berpikiran terbuka baru merasa menderita, kerisauan baru bisa membuatmu menderita. Jika terhadap segala hal, dirimu bisa menganggap tidak masalah, mampu melepas, bisa berpikiran terbuka, maka kamu tidak akan menderita. Apakah kalian bisa memahaminya. Oleh karena itu, kita harus bisa melampaui kelahiran dan kematian, kita harus memahami pentingnya membina diri, kita harus memahami apa yang dimaksud dengan pikiran (tekad) membebaskan diri dari keduniawian. Nenek moyang kita di kehidupan sebelumnya memiliki terlalu banyak kemelekatan dan pemikiran liar, maka mereka tidak bisa melampaui kelahiran. Dengan kata lain, ayahmu, ibumu semuanya adalah orang-orang yang sangat kalian cintai, mereka sekarang telah meninggal, lalu mengapa tidak bisa pergi ke Alam Surga? Karena mereka memiliki terlalu banyak kemelekatan, terlalu banyak kebencian, terlalu banyak kecemburuan, terlalu banyak ketidakrelaan, maka mereka tidak bisa pergi ke atas. Contoh sederhana, jika saat seseorang meninggal bagaikan sebuah balon bergas helium, jika tidak ada beban apapun yang mengikatnya, maka dia akan terus melambung ke atas langit. Namun apabila di bawah balon ini diikatkan terlalu banyak “benda”, seperti kerisauan, kebencian, kecemburuan, buah halangan karma buruk, menurutmu, apakah balon ini masih bisa naik ke atas? Hanya tidak lagi berurusan dengan hal-hal duniawi apapun, mampu membebaskan diri sendiri, seseorang baru bisa terbebas dari kelahiran dan kematian.

Kita harus sering bertobat dan menyesali dosa-dosa kita. Sering bertobat, sering mengintrospeksi terhadap kekurangan diri sendiri, atau betapa besarnya dosa diri sendiri, saya harus menyesalinya dan bertobat. Kita harus mampu memahami pentingnya bertobat atas dosa-dosa kesalahan kita, kita harus bisa menghapuskan segala halangan karma buruk yang bisa menyebabkan diri kita bertumimbal lahir kembali. Apabila merasa diri sendiri mungkin masih akan bertumimbal lahir lagi di kehidupan selanjutnya, maka harus mencari tahu dimanakah “akar” yang menyebabkan tumimbal lahir ini? Jika kebencianmu terlalu besar, maka “Baiklah, mulai sekarang saya tidak akan membenci lagi.” Mengapa di kehidupan selanjutnya kamu tidak bisa pergi ke Alam Surga? Karena saya memiliki terlalu banyak halangan karma buruk. Apakah halangan karma buruk itu? Yaitu, saya dulu pernah memarahi orang lain, pernah memukul orang lain, pernah membunuh ayam atau bebek, pernah mencelakakan orang lain, dan lain sebagainya, semua ini adalah halangan karma burukmu. Maka kamu harus bisa menghapusnya, dengan begitu kamu baru bisa dengan mudah naik ke atas, benar tidak? Ini sama dengan melepaskan balon helium kamu terbang ke langit, harus bisa melepaskannya terbang ke atas.

Kita harus bisa membangkitkan kebijaksanaan, baru bisa terbebas dari kelahiran dan kematian. Bagaimana cara membangkitkan kebijaksanaan? Yakni kita harus bisa memahami prinsip kebenaran, harus bisa berpikiran terbuka. Karena mampu berpikiran terbuka adalah perwujudan dari sila – konsentrasi – kebijaksanaan. Gunakan sila – konsentrasi – kebijaksanaan ini untuk membuat diri sendiri terbebaskan dari kelahiran dan kematian. Kita harus sembari mewujudkannya, sembari membina diri. Apakah yang dimaksud dengan “sembari mewujudkannya, sembari membina diri”? Dengan kata lain, jika hari ini kamu berikrar di hadapan Guan Shi Yin Pu Sa untuk melakukan suatu hal, bila kamu melakukannya, maka ini namanya “mewujudkan”. Sedangkan “membina diri” di sini adalah kata-kata yang kamu ucapkan, serta paritta yang kamu lafalkan. Jika hanya bicara namun tidak melakukannya, itu bukanlah pembinaan diri, harus ada tindakan yang dilakukan. Sama saja, jika hanya melakukannya namun tidak mengatakannya, juga bukanlah pembinaan diri. Maka harus sembari melakukannya, sembari melatih diri, baru bisa terbebas dari penderitaan duniawi. Penderitaan duniawi sangat banyak, seperti: rumah tangga, anak, ayah, ibu … Siapa yang mampu membebaskan diri darinya? Setiap orang atau setiap hal semuanya sangat penting bagimu. Akan tetapi, tunggu sampai ajal menantimu, penderitaan akan membelenggukanmu erat-erat, oleh karena itu, sesulit apapun, kita harus bisa membebaskan diri.

Kita harus bisa menyeimbangkan tubuh dan pikiran, memasuki kesadaran spiritual Buddha. Dengan kata lain, kita harus bisa mengatur tubuh dan pikiran kita dengan baik, yakni harus bisa menjaga mentalitas yang baik. Seperti melihat keadaan orang lain bagus, saya merasa senang; Melihat orang lain susah, saya merasa sangat sedih. Mentalitas sangat penting. Misalnya, orang yang karena nomor rumahnya adalah 4, dia sepanjang waktu merasa tidak senang, melihat nomor 4 itu, dia tidak senang. Atau seperti, ada orang yang baru kehilangan salah satu anggota keluarganya, lalu dia pergi bertamu ke tempat orang lain, awalnya mereka berbincang-bincang dengan baik, juga turut makan di tempat orang itu. Namun setelah dia pergi, lalu ada orang yang memberi tahu si tuan rumah: “Tahukah kamu? Siapanya itu baru saja meninggal.” Maka sejak saat itu, si tuan rumah menjadi tidak senang, karena orang ini pernah berkunjung ke rumahnya, maka selanjutnya tidak peduli apapun yang terjadi, tuan rumah ini akan berpikir bahwa ini adalah “kesialan” yang didatangkan orang itu, dia yang membuat saya menjadi sial. Sesungguhnya, semua ini adalah pikiranmu sendiri yang menciptakan buah karma buruk dan halangan-halangan ini, masih menyalahkan siapa? Yang salah adalah mentalitas dirimu sendiri yang tidak baik. Maka harus bisa lebih berpikiran terbuka.

Buddha Amitabha memiliki 48 tekad besar, setiap tekadnya diikrarkan demi kebaikan semua makhluk. Setiap Bodhisattva Agung bisa menjadi seorang Bodhisattva karena telah berikrar besar. Kalian sekarang ingin meneladani Bodhisattva, maka harus mengikrarkan tekad besar yang bagus. Selain itu, kekuatan tekad ini bisa memperpanjang umur, kekuatan tekad bisa membuat seseorang terbebaskan dari banyak penderitaan. Karena hanya kekuatan tekad yang bisa membuatmu terbebas dari penderitaan saat ini, akan tetapi tekad ini harus dilaksanakan, jika kamu tidak melaksanakan tekad yang diikrarkan, itu namanya kebohongan. Oleh karena itu, berikrar besar sangatlah penting. Berikrar besar berarti membangun sebuah medan aura dengan Buddha dan Bodhisattva. Karena ketika seseorang berikrar, maka tekadmu akan terhubung dengan pikiran Bodhisattva, kamu bisa menerima medan aura yang besar dari Bodhisattva, maka kehidupanmu baru bisa menjadi semakin lancar. Harus ingat, seseorang harus memiliki tekad baru bisa panjang umur. Coba kamu pikirkan saja, Bodhisattva berikrar begitu besar, dirimu juga berikrar besar, bukankah berarti kamu akan terhubung dengan medan aura Bodhisattva. Lalu karena kamu sudah terhubungkan dengan medan aura Bodhisattva, maka begitu Petugas Akhirat “Hitam – Putih” datang untuk mengambil nyawamu, maka kamu tidak akan lagi terikat dengan kekuatan karmamu, karena medan aura kamu sudah tersambung dengan medan aura Bodhisattva. Ketika Petugas Akhirat “Hitam – Putih” datang untuk membawamu pergi, maka orang-orang di dunia nyata (dunia “yang”) mungkin melihat kamu berada dalam kondisi tidak sadarkan diri, namun di dunia yin sepenuhnya bisa terlihat dengan jelas bahwa Petugas Akhirat “Hitam – Putih” datang menangkapmu. Pada saat itu, ada Buddha di dalam hatimu, lalu kamu pernah berikrar besar, maka bahkan Alam Akhirat pun akan segan terhadap dirimu, masih ada harapan untuk memperpanjang umur, selain itu kamu memiliki “she ye li” –kekuatan untuk menaklukkan karma”dari Bodhisattva. Apakah yang dimaksud dengan “she ye li – kekuatan untuk menaklukkan karma”? Dengan kata lain, Buddha dan Bodhisattva bisa mengumpulkan kekuatan ini untuk membantumu. Sedangkan kekuatan untuk menaklukkan ini, berasal dari perbuatan baik dan jasa kebajikan yang kamu lakukan semasa hidup, yakni kebaikan yang kamu kumpulkan sedikit demi sedikit dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, perbuatan baik, atau jasa kebajikan yang kalian lakukan, harus dilakukan terus-menerus, harus dilakukan tanpa henti, tidak boleh berhenti. Jika sering terhenti, ini seperti saat memasak nasi lalu sering membuka tutup panci, medan auranya semuanya “lari” keluar,  maka nasi yang dimasak akan sama seperti nasi yang kurang matang. Mengerti?

Harus menjalankan sila baru bisa memperoleh perlindungan dari Pelindung Dharma. Tahukah bagaimana Dewa Pelindung Dharma bisa datang ke sisi kalian? Karena kamu menjalankan sila. Bila mampu menaati sila, kamu baru bisa memperoleh berkat dari Buddha dan Bodhisattva. Jika hari ini kamu tidak melakukan kejahatan, tidak membicarakan keburukan orang lain, tidak mencuri, tidak membual, tidak berkata-kata kasar, dan lain-lain, lalu kamu tidak sembarangan berpikir, Dewa Pelindung Dharma baru bisa berada di sisimu. Sederhana saja, ini karena kamu sudah “bersih”, maka Bodhisattva baru bisa berada pada dirimu. Jika ada pemikiran liar di dalam otakmu, dan kamu tidak bisa menaati sila-sila ini, maka Bodhisattva tidak akan berada pada dirimu. Mengerti? Dengan sering bertobat, maka pikiran kita baru bisa menjadi bersih dan tenang. Karena orang yang sering bertobat, sama seperti orang yang sering “mandi”, tubuhnya akan lebih mudah bersih. Bai Hua Fo Fa yang Master ajarkan sangat sederhana dan mudah dipahami, sangat transparan dan mendalam. “Sering mandi” adalah sering bertobat, orang yang sering bertobat baru bisa menjadi bersih (suci).

Master beri tahu kalian, harus bisa menciptakan waktu dan ruang yang tak terbatas di tengah keterbatasan waktu yang kita miliki, lebih banyak membina pikiran dan perilaku, lebih banyak melakukan jasa kebajikan. Meskipun kita semua masih bisa hidup sangat lama, akan tetapi sepanjang apapun waktu ini, dia tetap memiliki batas waktu. Sekalipun kamu hidup sampai usia 100 tahun, atau 120 tahun, itu pun ada batasannya. Bagaimana caranya supaya kita bisa membina diri paling baik dan menyelamatkan lebih banyak makhluk di dalam waktu yang terbatas ini, dan inilah hal yang perlu segera kita lakukan.

Sekarang masih banyak orang yang tidak percaya, sedangkan orang-orang yang tidak percaya ini adalah “serangga malang” – orang-orang yang menyedihkan. Karena serangga adalah makhluk yang paling kasihan, mereka sama sekali tidak tahu di mana mereka dilahirkan? Di mana mereka hidup? Terakhir, di mana mereka meninggal? Ingatlah karma (sebab-akibat) di dunia ini.