Seminar Dharma Master Lu di Thailand – Maret 2013

Melepaskan dan Terbebaskan, Tubuh dan Pikiran menjadi Leluasa -- 放下解脱 身心自在

Pertama-tama, terima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa yang Maha Welas Asih dan Maha Penyayang, Naga Langit Pelindung Dharma, dan seluruh Bodhisattva di Thailand atas bantuannya. Terima kasih kepada penyelenggara, umat Buddhis dari seluruh dunia, dan semua tamu serta teman yang hadir hari ini. Thailand adalah negara yang sangat indah dan negara Buddha yang agung, terkenal dengan Buddhisme Theravada-nya. Praktisi Buddhis harus memiliki Buddha di dalam hati. Buddha selalu ada di dalam hati, memiliki hati yang welas asih, ini adalah landasan praktisi Buddha. Oleh karena itu, praktisi Buddhis memiliki akar kebaikan. Orang yang memiliki akar kebaikan pasti akan mendapat berkat dari Buddha.

 

Di saat Thailand akan menyambut Tahun Baru, Master mendoakan semua umat dan tamu di Thailand dalam keadaan sehat dan sukses dalam segalanya di Tahun Baru! Pada bulan Februari 2013, Thailand mengadakan acara besar agama Buddha – Festival Sepuluh Ribu Buddha. Acara ini menarik perhatian Master. Saya menggunakan kekuatan supernatural saya di Australia yang jauh melihat bahwa tempat acara dipenuhi dengan sukacita Dharma. Buddha Sakyamuni, Guan Shi Yin Pu Sa, Raja Brahma yakni Four Faced Buddha (Buddha Erawan), dan sebagainya. Ribuan Bodhisattva semuanya hadir, dan pada malam Festival Sepuluh Ribu Buddha, pelitanya seperti gelombang air,  seperti siang hari, bagaikan mutiara yang bersinar di awan, menandakan bahwa Thailand bersama dengan Buddha. Orang Thailand percaya bahwa bumi adalah ibu dari manusia. Jadi, altar Buddha harus terbuat dari tanah liat. Raja Brahma dari Thailand memiliki empat wajah untuk melihat sekeliling, delapan telinga untuk mendengarkan seruan penyelamatan dari segala arah. Raja Brahma adalah raja welas asih yang menyelamatkan penderitaan dan kesusahan. Ini menunjukkan Thailand benar-benar adalah sebuah tempat suci agama Buddha.

 

Hambatan terbesar bagi orang hidup di dunia ini adalah hidup dalam ingatan. Ilmuwan Kanada menemukan bahwa hanya 20% kenangan baik yang tersisa dalam ingatan manusia, kenangan buruk yang tertinggal ada 80%. Jika seseorang selalu mengingat hal-hal buruk, maka ia akan semakin marah dan sedih ketika memikirkannya, inilah akar penyebab penyakit. Orang-orang sekarang menderita penyakit jantung, fobia, demensia, depresi, autisme, dan patah hati… semua itu disebabkan oleh pikiran. Oleh karena itu, orang zaman sekarang tidak hanya perlu mengobati penyakit fisik, tetapi juga penyakit psikis. Oleh karena itu, kini dianjurkan untuk “kesehatan fisik dan mental”. Tubuh harus sehat, dan pikiran  harus lebih sehat.

 

Seorang profesor universitas bertanya kepada Guru Zen Nan Yin. Guru Zen melayaninya dengan teh dan terus menambahkan air ke dalamnya. Profesor itu berkata: “Guru, air saya sudah meluap keluar. Jangan menambahkan lagi.” Guru Zen berkata: “Kamu seperti air dalam cangkir ini, sudah terisi penuh dengan pendapat dan idemu. Jika kamu tidak mengosongkan air di dalam cangkir terlebih dahulu, bagaimana saya bisa menjelaskan Dharma kepadamu?” Berharap semua orang dapat melepaskan kemelekatan diri sendiri. Orang selalu berpikir dirinya benar, sebenarnya banyak mendengarkan orang lain akan bermanfaat bagi diri sendiri. Suami istri bertengkar, itu karena suami menganggap dirinya benar dan istri menganggap dirinya benar, sehingga kedua belah pihak akan mengatakan bahwa yang lain salah. Oleh karena itu,  harus melepaskan diri sendiri agar memiliki hubungan dan kehidupan yang lebih harmonis dan stabil. Banyak mendengarkan nasihat orang lain akan sangat membantu dalam hidupmu.

 

Jika seseorang memusatkan seluruh energinya pada suatu hal, begitu kehilangannya, maka jiwanya akan runtuh. Selama gejolak keuangan Asia, surat kabar Hong Kong melaporkan bahwa rumah sakit jiwa di Hong Kong dipenuhi oleh spekulan saham. Bagaimana cara dokter menangani pasien ini? Menggunakan sebuah papan untuk mensimulasikan naik turunnya saham, mencantumkan semua saham favorit mereka pada papan tersebut, biarkan saham itu naik setiap hari, mereka akan sangat senang ketika melihatnya, sehingga dapat mengobati penyakit kejiwaan mereka.

 

Jangan terlalu mementingkan keuntungan. Lahir tidak membawa datang apa-apa, dan mati tidak membawa pergi apa-apa. Hal yang tidak bisa kita miliki hari ini, pasti akan kita miliki di esok hari. Hidup ini singkat dan derita. Hidup adalah dalam tangisan, membawa kerisauan seumur hidup, dan pada akhirnya meninggalkan dunia dengan tak berdaya. Oleh karena itu, Master berkata: usia satu tahun melakukan penampilan pertama. Usia 10 tahun mengutamakan pendidikan. Usia 20 tahun ingin menikah. Usia 30 tahun berjuang di lapangan kerja. Usia 40 tahun agak bertambah gemuk. Usia 50 tahun tua tapi masih kuat. Usia 60 tahun tekanan darah naik. Usia 70 tahun sering pelupa. Usia 80 tahun berjalan sempoyongan. Usia 90 tahun sesat di jalan ketika keluar rumah. Usia 100 tahun bergantung di atas dinding. Seumur hidup kita ini datang dengan kekosongan dan pergi juga dengan kekosongan. Kita harus melepaskan diri dan merangkul hari esok. Kita sama-sama menjalani satu hari, menjalaninya dengan depresi  dan sedih, lebih baik menjalaninya dengan bahagia dan nyaman. Menekuni Dharma  harus melepaskan, mari kita penuhi dengan sukacita Dharma, agar kita memiliki hari esok yang lebih baik.

 

Praktisi Buddhis harus berlapang dada. Kebodohan datang hingga cinta tak terbatas. Jika seseorang terlalu berlebihan dalam mengejar suatu hal, dia akan tersesat. Setelah tersadarkan baru tahu rupa adalah kosong. Ketika kamu bisa benar-benar memahami, benar-benar tersadarkan, kamu akan tahu bahwa segalanya adalah kosong. Pikirkan, orang tua kita membesarkan kita sejak kecil, dan sekarang orang tua telah meninggalkan kita, bukankah ini adalah kosong? Kita sekarang demi anak, juga berusaha keras mencari jalan keluar dari penderitaan ini, tetapi harus mengerti bagaimana menemukan jalan ini, menemukan jalan untuk diri sendiri, jalan pembebasan diri ini. Karena kita manusia hidup dalam menyakiti diri sendiri, kita sibuk dengan banyak hal, sehingga akan tersesat.

 

Terhadap banyak hal, kita harus berpikir terbuka tentang perolehan dan kehilangan, harus bersikap optimis, agar semua kekecewaan menjadi suatu perolehan. Kekecewaan itu adalah kemarin, tetapi belum tentu besok, juga belum tentu adalah lusa. Seorang pendengar mengalami kecelakaan mobil dan pinggangnya terluka. Dia merasa dirinya sangat tidak beruntung dan menghadapi bencana, jadi dia mulai mempraktikkan ajaran Buddha Dharma dan membina pikirannya. Lalu ketika dia baru mulai baca paritta, alhasil dia terdiagnosis menderita kanker usus. Setelah tiga bulan melafalkan paritta dan menekuni Dharma, penyakit kanker ususnya sembuh, pinggangnya juga sembuh, sehingga dia terhindar dari satu rintangan. Sebenarnya, ini merupakan berkah karena bencana. Berharap semua orang bisa lebih cepat menekuni Dharma agar terhindar dari rintangan dan malapetaka, mendapatkan berkah karena bencana.

 

Setiap orang akan mengalami penderitaan dan kesusahan dalam hidup. Kehidupan ini bagaikan tamu yang lewat, hidup bagaikan awan yang sangat singkat, datang dan pergi dengan kosong. Ada tiga elemen dalam kehidupan – vitalitas, energi, dan semangat. Jika seseorang kekurangan energi dan semangat, maka kesehatannya akan semakin buruk. Bagaimana menjaga vitalitas, energi dan semangat? Pertama-tama, kita perlu memupuk vitalistas. Cara terbaik adalah dengan mengurangi bicara. Memupuk energi adalah dengan tidak ada kerisauan. Jika seseorang tidak risau, dia akan memiliki energi yang sangat cukup. Memupuk semangat adalah dengan mengurangi kekhawatiran. Oleh karena itu, kita harus mengurangi bicara, mengurangi kerisauan, dan mengurangi kekhawatiran. Harus menemukan tathagata dan sifat dasar diri sendiri yang sebenarnya, harus menjaga baik vitalitas, energi dan semangat diri sendiri.

 

Bodhisattva dapat membantu kita dalam setiap aspek kehidupan di dunia. Master akan menceritakan sebuah kisah singkat kepada kalian. Suatu hari, seorang Buddha datang ke dunia. Dia melihat patung Buddha di sebuah toko. Patung itu sangat mirip dengan guru kita, Buddha Sakyamuni. Apalagi, patung itu terbuat dari perunggu, penuh dengan sukacita Dharma. Jadi, dia ingin membawa patung ini ke atas gunung, melakukan upacara pemberkatan dan menyembahnya, agar semua orang dapat berbagi kebahagian Dharma. Buddha bertanya kepada penjaga toko: “Berapa harga patung Buddha itu?” “5.000 yuan.” “Tidak bisakah lebih murah?” “Tidak!” Buddha berpikir: Kalau begitu, saya akan kembali ke gunung. Kembali ke gunung dan berbicara dengan biksu kecil itu, “Patung Buddha yang begitu bagus, mengapa tidak membawanya kembali dilakukan pemberkatan?” Biksu kecil berkata, “Patung Buddha itu sekitar 500 yuan bisa didapatkan.” Buddha berkata, “Hukum surga masih ada, Buddha berwelas asih menyelamatkan semua makhluk. Saya pasti akan membuat pemilik toko ini bertobat karena membuka harga yang begitu mahal. Kalian lakukan degan mengikuti cara saya.” Pada hari pertama, seorang samanera kecil datang ke toko dan bertanya kepada pemilik toko apakah dia bisa menjualnya 4.500 yuan. Pemilik toko tidak mau menjualnya. Keesokan harinya, satu samanera kecil lagi bertanya apakah dia bisa menjualnya seharga 4.000 yuan, pemilik toko tidak mau menjualnya. Setiap hari turun harga, pada hari kesembilan harganya turun menjadi 200 yuan. Pemilik toko sangat sedih dan menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu serakah. Harganya semakin murah dari hari ke hari. Bukankah lebih baik menjualnya di awal? Pada hari kesepuluh, dia berkata: “Hari ini jika ada orang datang membeli, tidak peduli berapapun harganya saya akan menjual kepadanya.” Buddha turun dan berkata, “Saya membayar 500 yuan, kamu mau jual atau tidak?” Bos berkata dengan gembira, “Oh, hari ini loncat kembali, meningkat menjadi 500 yuan!” Maka dia segera menjual kepadanya dan memberinya sebuah ceruk Buddha sebagai hadiah. Buddha tersenyum dan menolak ceruk tersebut, Buddha berkata: “Nafsu keinginan tiada batasnya, segala hal harus ada batasnya, segalanya harus secukupnya saja, sadhu sadhu”

 

Ada tiga hal tersulit dalam hidup: Kesulitan pertama adalah sulit untuk naik ke surga. Jika seseorang ingin pergi ke surga, dia harus membina tingkat kesadaran spiritualnya. Sebenarnya, sulit untuk naik ke surga artinya sulit untuk membina diri. Kesulitan yang kedua adalah sulit untuk mengendalikan nafsu keinginan. Kesulitan ketiga adalah pergaulan antar satu sama lain, ini adalah yang paling sulit. Oleh karena itu, tidak sulit bagi praktisi Buddhis untuk pergi ke surga. Kita sedang membina diri, menjadikan sila sebagai landasan. Kita harus mengendalikan nafsu keinginan diri dengan baik; tidak sulit untuk melakukan urusan manusia, karena kita baik hati, welas asih dan tulus kepada orang lain, jadi kita bisa menjadi orang baik yang agung di dunia.

 

Orang yang benar-benar bijak mengandalkan kebijaksanaan orang lain agar dirinya tidak tertipu. Dalam psikologi zaman sekarang, dikatakan bahwa satu kebiasaan atau konsep terbentuk dan menetap, setidaknya butuh tiga minggu 21 hari. Jika melakukan satu tindakan setiap hari, terus memikirkan satu hal, dan mengulanginya selama 21 hari, maka akan mengembangkan tindakan dan pemikiran yang menjadi kebiasaan. Berharap semua orang bisa banyak mengembangkan kebiasaan dan tindakan yang baik, terbiasa dengannya, perlahan-lahan kamu akan mampu mengendalikan dunia ini dan merasa nyaman di dunia ini; Jika semua kebiasaan adalah baik, maka kamu akan dicintai oleh semua makhluk.

 

Orang zaman sekarang sering kali menciptakan masalah untuk dirinya sendiri. Masalah manusia diciptakan oleh dirinya sendiri. Jika kamu tidak menginginkan masalah, maka masalah tidak akan datang. Jika kamu menginginkan masalah setiap hari, maka masalah akan datang. Jika kamu sering berpikir, “Saya sangat bahagia. Saya tidak punya karma buruk, tidak ada kerisauan,” maka kamu benar-benar tidak punya kerisauan. Marah itu dilahirkan, kerisauan juga dilahirkan. Mulai hari ini, jika kita tidak risau, tidak marah, maka kita akan menjauhi kerisauan selamanya.

 

Praktisi Buddhis harus berterima kasih kepada orang-orang yang telah menyakitimu, karena mereka membuatmu berbeda. Harus berterima kasih kepada orang-orang yang telah menyulitkanmu, karena mereka telah melatih pikiranmu. Harus berterima kasih kepada orang-orang yang telah menipumu, karena mereka membuatmu bertambah bijaksana. Harus berterima kasih kepada orang-orang yang meremehkanmu, karena mereka membangunkan harga dirimu. Harus berterima kasih kepada orang-orang yang meninggalkanmu, karena mereka membuatmu mengerti untuk hidup mandiri.

 

Dalam menekuni Dharma dan memperkenalkan Dharma kepada orang lain, bisa memperkenalkan Dharma kepada orang lain mengandalkan kebijaksanaan; menjaga persahabatan, mengandalkan pada moralitas yang baik. Kedua ini sangat penting, karena disamping manusia harus memiliki kebijaksanaan, juga harus memiliki moralitas, maka orang ini adalah orang suci. Jika hanya ingin mengambil keuntungan dari orang lain setiap hari, maka ia adalah orang yang picik; jika selalu ingin membantu orang lain, menyayangi semua makhluk, maka orang ini adalah orang suci.

 

Menekuni Dharma dan membina pikiran harus melafalkan paritta. Banyak orang hanya tahu  menyembah Buddha, tetapi tidak menyebutkan nama mereka. Ketika kita menyembah Buddha, kita harus mengucapkan: Mohon Bodhisattva memberkati saya XXX bisa bagaimana. Memasang dupa tetapi tidak melafalkan paritta, terkadang itu sama dengan tidak memasang dupa. Menyembah Buddha tanpa menyebut nama, bagaimana bisa mendapatkan respon spiritual dari Bodhisattva?

 

Ada seorang pria Tionghoa di Meksiko, dia membuka restoran dan bisnisnya berkembang pesat setiap hari. Toko milik orang Meksiko di sebelahnya sepi setiap hari, tidak ada yang mengunjunginya. Orang Meksiko itu sangat iri. Dia menyapu sampah ke depan pintunya setiap hari. Pemilik toko Tionghoa ini tidak marah dan menumpuk sampah di depan pintunya setiap hari. Orang Meksiko itu bertanya kepadanya melalui orang lain: “Begitu banyak sampah, mengapa kamu tidak membuangnya?” Dia berkata: “Kami orang Tionghoa punya satu kebiasaan. Kamu lihat, kami tidak pernah menyapu ke luar selama Tahun Baru Imlek. Sekarang saya mengumpulkan semua harta yang diberikan oleh tetangga sebelah kepada kami, jadi bisnis saya menjadi semakin baik.” Keesokan harinya, tidak ada lagi sampah di depan tokonya. Jadi kita harus mengubah pemikiran kita. Untuk hal yang sama, kamu bisa memikirnya menjadi baik, juga bisa memikirnya menjadi buruk. Jadi berpikiran lebih terbuka, hal baik bisa berubah menjadi hal buruk. Apabila ada hal baik maka berhati-hatilah, mungkin mengandung hal buruk yang akan datang. Jadi, kita sebagai manusia tidak boleh serakah.

Ada seorang wanita ketika Raja Yama menyuruhnya untuk bereinkarnasi di dunia. Raja Yama berkata, “Saya akan memberimu umur 30 tahun.” Artinya, hidup selama 30 tahun di alam manusia. Dia berkata: “Raja Yama, 30 tahun terlalu sedikit.” Raja Yama berkata: “Kamu pergi dan mintalah sendiri!” Dia berjalan ke arah sapi dan berkata: “Dewa Sapi, tolong beri saya umur 15 tahun!” Sapi berkata, “Baiklah, saya beri kamu umur 15 tahun.” Dia menjadi 45 tahun, namun dia merasa bahwa 45 tahun di dunia itu terlalu sedikit. Lalu dia pergi mencari anjing dan meminta 15 tahun. Dia pikir 60 tahun masih terlalu sedikit. Dia pergi pada monyet dan meminta 15 tahun lagi. Setelah dipikir-pikir, dia merasa 75 tahun sudah lumayan cukup. Kemudian dia bereinkarnasi ke dunia, dan hidup seperti manusia selama 30 tahun pertama, sangat bahagia. Setelah usia 30 tahun, dia menikah dan punya anak, dia bekerja seperti sapi dan kuda di rumah, menjalani kehidupan seperti sapi. Setelah usia 45 tahun, putrinya tumbuh besar. Dia mendapat menantu laki-laki yang sangat garang, dan putrinya juga menindasnya. Dia makan sisa makanan setiap hari dan hidup seperti anjing selama 15 tahun. Dalam 15 tahun setelah usia 60 tahun, monyet paling takut jika ada orang yang menyakitinya secara diam-diam, jadi pikiran monyet tidak pernah berhenti, dia selalu melihat sekeliling saat berdiri, takut orang lain akan merampas barangnya atau menyerang dan melukainya. Dalam 15 tahun, dia merasa takut setiap hari: “Saya akan mati, saya tidak dapat bertahan hidup lagi. Apakah saya akan mengalami kecelakaan mobil, apakah saya akan menderita penyakit kanker?” Oleh karena itu, orang harus mendapatkan hal yang seharusnya dia dapatkan, dan melepaskan hal yang tidak seharusnya dia dapatkan.  Keserakahan dan kebencian akan menambah rasa ketakutanmu. Maka itu, ada pepatah dalam paritta Xin Jing: Jika kita tidak serakah atau merampas, maka tidak akan ada rasa takut. Orang yang tidak memiliki rasa takut tidak akan ketakutan.

 

Semangat mempengaruhi tubuh, dan tubuh mempengaruhi semangat. Seseorang yang sering depresi akan mendatangkan banyak celaka yang besar bagi dirinya sendiri. Di kala itu, Zhuge Liang membuat Zhou Yu marah sampai mati; Lin Daiyu sakit karena depresi. Banyak penyakit orang zaman sekarang yang disebabkan oleh dirinya sendiri, jadi kita jangan sedih atau marah, kita harus melepaskan kerisauan, baru bisa berjuang untuk meraih kemenangan. Praktisi Buddhis harus melihat jauh, berpikir luas, dan melepaskan. Master dan biksu sering berkata: kalian harus melepaskan, melepaskan. Apa itu melepaskan? Berpikiran mengerti dan terbuka adalah melepaskan, adalah tersadarkan! Seseorang harus berpikiran terbuka! Ketika saya pergi ke Amerika Serikat, saya bertemu dengan seorang ajudan Presiden AS Ronald Reagan. Dia mengatakan kepada saya bahwa presiden ini tidak memiliki martabat dan tidak memiliki apa pun ketika dia meninggal. Hidup seseorang harus menjaga kesehatan tubuh yang baik. Segala hal yang dilakukan harus memikirkan untuk diri sendiri di masa depan. Dia pernah menjadi bintang film dan presiden, memiliki kehidupan yang cemerlang. Namun ketika menjelang ajal, orang lain datang menjenguknya, dia tidak dapat mengenali mereka,  tidak dapat mengingat apa pun.

 

Hidup ini singkat. Jika masih berpikiran buntu, Master berharap kamu bisa berpikiran terbuka. Orang yang masih memiliki kerisauan hari ini, Master berharap kalian bisa melepaskan kerisauanmu. Karena ada hari esok dalam hati kita. Hari esok sangat indah bagi kita. Mengapa orang Tionghoa membicarakan Malam Tahun Baru? Malam Tahun Baru adalah menyingkirkan segala pikiran buruk di masa lalu, sehingga kita bisa menyambut hal-hal baru. Jika kita mengumpulkan seluruh kerisauan pada tahun 2011 dan 2012, menempatkan semua kerisauan di dalam hati, ini seperti halnya komputer, jika kamu membenci orang lain, iri pada orang lain, dan memiliki kerisauan setiap hari, komputermu akan terkena virus dan rusak. Orang yang marah setiap hari, jantungnya akan bermasalah. Berharap kalian bisa melepaskan kerisauan dan menyambut hari esok. Di dalam Sutra Vajra mengatakan bahwa kita harus melepaskan hari ini, melepaskan hari kemarin, dan melepaskan hari esok, masa depan tidak dapat diperoleh, masa kini tidak dapat diperoleh, dan masa lalu tidak dapat diperoleh. Oleh karena itu, selamanya jangan mengiginkan apa pun, maka kita akan memiliki lebih banyak, mendapatkan lebih banyak.