Seminar Dharma Master Lu di Malaysia – Maret 2013 (Bagian 2)

Singkirkan Kerisauan, Temukan Sifat Kebuddhaan -- 抛开烦恼 寻找佛性 (2)

Praktisi Buddhis harus mengetahui filosofi agama Buddha, yaitu mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan dan menjadikan penderitaan sebagai kebahagiaan. Siapa yang tidak menderita, siapa yang keluarganya tidak mempunyai masalah sama sekali? Ketika orang menanggung penderitaan, kekuatan karmanya akan berubah. Misalnya, ketika orang ini memarahimu, memarahimu dengan sepuas hatinya. Kamu tidak berbicara, setelah dia memarahimu, amarah kemarahannya hilang, kekuatan karma berubah, sebenarnya adalah menghilangkan kemarahannya, dan kamu tidak akan ada masalah lagi. Jika dia memarahimu, dan kamu memarahinya, maka selanjutnya akan menunggu perang kedua dimulai. Semakin banyak penderitaan yang kamu tanggung, semakin banyak  karma buruk yang terhapuskan. Setelah karma buruk terhapuskan, berkah akan datang dengan sendirinya. Inilah yang sering dikatakan oleh orang Tiongkok, setelah semua kesulitan berakhir, kebahagiaan akan datang!

 

Kita harus mempelajari kebijaksanaan Buddha, mempelajari teori-teori agama Buddha, harus memahami pemikiran Buddha, baru bisa menjadi Buddha di dunia. Oleh karena itu, Bodhisattva berkata, orang yang memiliki akar yang baik, baru akan memiliki pemikiran yang baik. Melihat bekas luka di sekujur tubuh anak itu, merasa sangat kasihan dan welas asih kepadanya, karena kalian adalah orang-orang yang mempunyai akar yang baik, karena akar fondasi kalian baik, maka kalian memiliki pikiran yang baik. Jadi, harus menjaga akar kebaikanmu dengan baik. Apa itu akar yang baik? Tidak melakukan perbuatan buruk, maka orang ini memiliki kebaikan hati. Jika sering berpikir jahat, maka ia tidak akan baik hati. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari, kamu harus melakukan perbuatan baik, ucapan baik, dan pikiran yang baik, kamu akan menjadi penerus akar yang baik, kamu akan memiliki sifat Kebuddhaan yang asli.

Memuji orang lain adalah berdana melalui ucapan. Orang zaman sekarang sangat pelit hingga mengatakan orang baik saja tidak senang hati, karena dia berpikir jika mengatakan orang lain cantik, dirinya akan rugi. Kamu mengatakan orang lain baik, yang kamu dapatkan adalah orang lain mengatakan kamu lebih baik. Kamu memperlakukan orang lain dengan buruk, orang lain juga akan memperlakukanmu dengan buruk. Jangan selalu mencari kekurangan orang lain, carilah masalah diri sendiri. Ketika suami istri bertengkar, yang satu berkata “kamu gila” dan satu lagi berkata “kamu juga gila”. Sebenarnya, mereka berdua juga bermasalah.

 

Kehilangan baru akan mendapatkan. Tidak ada kehilangan maka tidak akan mendapatkan. Kehilangan banyak akan memperoleh lebih banyak. Kita kehilangan banyak waktu untuk menghasilkan uang, namun yang kita dapatkan adalah jasa kebajikan. Apa perbedaan antara jasa kebajikan dan berkah kebajikan? Jasa kebajikan dapat mengikis karma buruk. Misalnya, kamu akan mengalami kecelakaan mobil atau terkena kanker pada usia 39 tahun, asalkan kamu berkata kepada Bodhisattva, “Bodhisattva, gunakan seluruh jasa kebajikan saya untuk menguraikan bencana saya pada usia tersebut.” Segera dapat menguraikan bencana dan kesulitan. Sedangkan berkah kebajikan yaitu kamu menolong orang lain, membantu orang lain dan berbuat baik, membelikan barang, menghormati orang tua dan menyayangi yang muda, namun  kamu tidak ada niat, tidak belajar Buddha Dharma, yang  didapatkan adalah berkah duniawi. Berkah ini akan segera kembali kepadamu. Ketika bencana datang, kamu pasti akan terkena bencana, karena berkahmu telah dibalaskan. Kamu baik padanya dan dia baik padamu, semuanya telah berakhir. Sedangkan jasa kebajikan dapat mengikis karma buruk. Siapapun yang mengikuti seminar Dharma, baik memungut kertas bekas atau memindahkan bangku pada saat seminar Dharma, semuanya adalah jasa kebajikan, karena pada saat seminar Dharma, Bodhisattva dan Naga Langit Pelindung Dharma semuanya datang. Berdana uang, berdana Dharma dan berdana dengan ketidaktakutan, berdana Dharma sangat luar biasa. Berdana Dharma yaitu dapat mengubah pikiran orang, bisa membebaskan orang dari penderitaan, bisa membuat orang bergerak menuju hati Buddha. Berdana Dharma untuk menyelamatkan orang seperti ini memiliki jasa kebajikan yang tiada taranya.

 

Kekurangan manusia adalah pikiran baik dan jahat sering muncul bergantian. Hari ini melakukan banyak perbuatan baik, besok melakukan banyak perbuatan buruk. Baru saja ingin berbuat baik, segera akan muncul pikiran buruk. Ini seperti berada di koridor yang sangat bersih dan tiba-tiba melihat segumpal kertas di lantai, “Oh, ini koridor yang sangat bersih, saya harus memungutnya.” Ini adalah pikiran benar. Kemudian muncul pemikiran lain lagi, “Ada petugas kebersihan, kita membayar biaya pengelolaan, jika dia tidak memungutnya, mengapa kita harus memungutnya?” Pikiran benar kamu akan segera disingkirkan. Itulah manusia dimana pikiran benar dan pikiran jahat bersaing sepanjang hari, seperti persaingan antara Buddha dan iblis. Ibarat sebuah jam yang akurat, maka itu adalah Buddha. Betapapun bagusnya sebuah jam, jika ketepatan waktunya menyimpang beberapa detik, maka itu adalah menyimpang. Oleh karena itu, orang yang tidak benar dalam menekuni Dharma adalah menyimpang.

 

Murni bersih baru tidak akan ada halangan. Hati sangat bersih, maka tidak akan ada halangan. Saya tidak khawatir ketika ada yang mengetuk pintu di tengah malam, karena saya tidak pernah melakukan hal buruk, jadi saya tidak takut! Coba pikirkan, apakah manusia mempunyai roh? Mengemudi di jalan, dan menabrak seorang ibu tua, tidak tahu apakah dia sudah mati atau masih hidup. Kamu membawa mobil pergi, sampai di rumah, rohmu akan tidak utuh. Kamu akan berpikir apakah ibu tua itu meninggal atau tidak. Itu berarti hati nurani kamu mulai bergerak. Ketika tiba-tiba ada ketukan di pintu rumah pada malam hari, hal pertama yang terpikir dalam pikiranmu adalah polisi. Oleh karena itu, pikiran tidak boleh kotor, pikiran harus bersih, sehingga tidak ada halangan, tiada kekhawatiran.

Orang-orang sekarang terlalu bodoh dan serakah. Ada seorang pasien bernama Yang Sen. Dia berlari ke kantor kepala dokter di departemen psikiatri dan berkata, “Dokter, saya akhirnya menemukanmu! Saya tidak bisa tidur nyenyak dan menderita insomnia akhir-akhir ini. Saya sangat takut dan sedih.”  “Apa yang membuatmu begitu sedih?” Saya memenangkan lotere 400.000 yuan, dan saya selalu merasa sepertinya ada orang yang mengejar saya dan mencoba mencuri uang saya. Saya tidak tahu di mana harus menaruhnya? Saya mengambil sebuah pisau dan meletakkannya di bawah bantal saya.” “Yah… lanjutkan…” “Tahukah Dokter, saya berpura-pura datang berobat, saya ingin menaruh buku tabungan dan kartu identitas saya di sini. Karena menaruhnya di tempatmu sini, orang lain tidak akan curiga, mereka mengira saya datang untuk berobat, tidak akan datang untuk mengejar dan membunuh saya.”  Dokter mulai tergerak hatinya, “Dokter, apakah kamu setuju?” Saya bersujud kepadamu. “Kamu tolong lihatkan.” Yang Sen mengeluarkan kartu identitas dan tiket lotere. Dengan jelas tertulis 400.000 yuan. Wajah di kartu identitas terlihat sangat mirip juga. Dokter berkata, “Jika begitu, tidak masalah meninggalkannya di sini, saya bantu simpankan untukmu” “Oh, dokter setuju, terima kasih!” ” Yang Sen juga berpura-pura membuka pintu untuk melihat apakah ada orang di luar. Dokter mengambil buku bank dan kartu identitasnya. Yang Sen berkata: “Hati saya merasa tenang. Saya bisa tidur sekarang. Saya tidak lagi takut orang akan mengejar dan membunuh saya. Dokter, bolehkah kamu menulis catatan utang untuk saya, karena uang saya ada denganmu. Tulis saja  dapat uang dari Yang Sen 400.000.” Dokter menulis sebuah catatan. Yang Sen berkata lagi, “Dokter, saya tidak tenang, bolehkah kamu memberikan saya buku tabungan untuk lihat sebentar?” Dokter menunjukkan buku tabungan kepadanya. Dia mengambil buku tabungan itu dan merobeknya. Dokter berkata dengan cemas, “Hei, mengapa kamu merobek buku tabungan?” “Dokter, saya sudah punya catatan utang darimu, untuk apa buku tabungan lagi?” Dokter itu bagaikan tersambar petir tidak dapat berdiri dan terjatuh, tidak dapat berbicara dengan jelas. Pada saat itu, dua pria dengan tongkat listrik tiba-tiba masuk dan berkata kepada Yang Sen, “Nah, kamu ini orang gila, melukai orang lain ketika penjaga tidak memperhatikan. Kamu ke sini untuk menipu lagi?” Mereka menyetrum Yang Sen sampai pingsan, dan berkata kepada dokter: “Manusia terlalu serakah, bahkan tipuan orang gila pun percaya.” Master memperlakukan kalian sebagai teman dan kerabat,  memperlakukan kalian semua umat sebagai Bodhisattva. Banyak orang bertanya-tanya mengapa ada begitu banyak orang yang mencintai Master? Karena Master mencintai kalian tanpa pamrih!

 

Secara mental kita harus meninggalkan godaan duniawi. Apa pun godaannya, kita harus meninggalkannya. Kita harus meminimalkan lingkup godaan pada kita. Berharap semua orang bisa menekuni Dharma dengan baik, tidak serakah akan uang, ketenaran, dan kekayaan, kamu akan hidup dengan leluasa. Oleh karena itu, melampaui nafsu keinginan duniawi baru dapat membuktikan pepatah Buddhisme tentang “hati yang kokoh adalah medan pembinaan”. Hatimu yang benar-benar dan sungguh-sungguh untuk menekuni Buddha Dharma adalah medan pembinaan Guan Shi Yin Pu Sa  di dalam hati. Apa pun kepalsuan dan tidak realistis dalam menekuni Dharma, semuanya adalah tidak nyata dan harus dihilangkan. Seperti pendaratan pesawat, harus ada bandara. Medan pembinaan adalah bandara Bodhisattva. Bodhisattva ingin turun menyelamatkan manusia. Kita memiliki medan pembinaan di dalam hati, barulah Bodhisattva dapat mendarat di hati kita!

 

Hal-hal duniawi, begitu perkataan dan perbuatan menjadi fakta, maka tidak dapat ditarik kembali. Setelah satu perkataan diucapkan dan membuat orang lain tidak senang. Satu tindakan yang salah, tidak dapat menariknya kembali. Di Australia, polisi punya satu prinsip, asalkan melihat pihak lain mengeluarkan senjata, mereka bisa langsung menembak. Satu perbuatan, satu perkataan, menyakiti orang lain maka tidak bisa ditarik kembali. Oleh karena itu, berbicara harus menggunakan otak, melakukan sesuatu harus berpikir keras. Namun, apa yang telah diucapkan dan dilakukan, yang lalu sudah berlalu, jangan dipikirkan lagi. Banyak orang lanjut usia yang jantungnya tidak sehat, itu karena dia telah menyakiti orang lain dan mengatakan hal yang salah di masa lalu, sehingga dia merasa bersalah seumur hidupnya. Saya berharap kalian para orang tua jangan merasa bersalah seumur hidup, tidak mungkin juga jika meminta kalian jangan merasa bersalah sama sekali, namun cukup merasa bersalah untuk sementara waktu saja. Sering memikirkan hal-hal yang tertinggal dalam pikiran sama dengan berjalan kembali ke jalan yang telah kamu lalui; mengingat perasaan sedih di masa lalu, sama dengan menghadapi kembali kesedihan yang lalu, itu merupakan menyayat bekas luka, menambah luka baru diatas luka lama. Oleh karena itu, sebagai manusia kita tidak boleh melihat kembali. Kita tidak boleh memasuki jalan buntu yang sama lebih dari dua kali.

 

Beberapa orang mengatakan kepada saya bahwa Australia memiliki semua jenis agama. Dia telah pergi ke semua agama dan memahami semua agama. Saya mengatakan kepadanya: Kamu tidak memahami apa pun, karena Bodhisattva mengajarkan kita untuk tekun pada satu pintu Dharma. Hari ini kita sudah belajar Buddha Dharma, maka kita harus terus giat belajar, jangan melihat kiri kanan lagi, karena hati kita bisa meluruskan arah kita, karena sifat Kebuddhaan masih ada, pikiran baik masih ada, akar kalian adalah Buddha dan Bodhisattva, jadi kalian harus percaya bahwa jalan yang dirimu tempuh itu benar! Jika seorang lanjut usia sering mengingat masa mudanya dan pengalaman ditipu di masa lalu, dia mungkin akan hidup dalam penderitaan seumur hidupnya. Jika kamu selalu membeli barang yang tidak diperlukan, maka kamu tidak akan bisa membeli barang yang benar-benar kamu butuhkan, karena kamu tidak punya uang lagi. Banyak orang yang awalnya punya banyak uang di rumah, mereka selalu membeli barang murah, membelinya setumpuk dan menaruhnya di rumah, namun ketika mereka benar-benar ingin membeli TV 42 inci, mereka kehabisan uang. Jadi, melihat kesana kemari, belajar ini dan itu, ketika ajaran Buddha Dharma yang sebenarnya datang, pemikirannya kacau, dia tidak mempunyai kemampuan untuk mempelajarinya. Ini sama halnya dengan membaca buku, jika terlalu banyak membaca buku yang tidak perlu, kamu tidak akan bisa berkonsentrasi pada buku yang benar-benar bagus.

 

Belajar Buddha Dharma adalah karma dan jodoh baik. Kita semua adalah orang baik. Orang yang baik, baru akan mempunyai karma dan jodoh yang baik. Karma dan jodoh  yang baik dapat berubah, berubah menjadi sebab dan akibat yang baik. Misalnya, saya memiliki hubungan yang baik denganmu, sangat menyukai satu sama lain, menekuni Dharma dan melafalkan paritta bersama-sama, itu akan berubah menjadi karma. Setelah kita memiliki karma, kamu membantu saya dan saya membantu kamu, itu akan berubah menjadi jasa kebajikan yang baik. Karena orang yang karmanya baik akan mendapat balasan karma yang baik, maka tidak akan ada halangan di hatinya. Tiada halangan berarti pikiran terbebas dari halangan. Ketika tiada halangan dalam pikiran barulah terbebas dari halangan. Seseorang yang tidak tahu untuk memaafkan orang lain, akan mempunyai halangan dalam hatinya. Banyak memaafkan orang lain, kamu pasti tiada halangan dalam pikiran. Saat kamu menghadapi masalah, lebih sering memaafkan orang lain, pikirkan dia juga sangat kasihan, maka hatimu akan merasa nyaman. Bukan dia yang merasa nyaman, karena dia masih ada halangan, sedangkan kalian tidak ada halangan.

 

Mendengarkan kitab suci dan membabarkan Dharma, belajar Buddha Dharma dan menjadi manusia, kita harus fokus pada satu pintu Dharma. Lepaskan hal-hal buruk di dalam hati. Terakhir Master akan memberi tahu kalian satu kebenaran. Ada seorang pria yang sangat bijaksana. Putrinya merasa putus asa terhadap hidup ini karena tidak dapat berpikiran terbuka pada satu hal. Dia berkata kepada ayahnya, “Saya putus asa untuk hal ini. Saya tidak ingin hidup lagi.” Sang ayah berkata, “Kamu Pulanglah. Saya akan menjelaskan kepadamu ketika kamu pulang nanti” Setelah putrinya pulang, sang ayah mengeluarkan tiga panci berisi air mendidih. Dia menaruh wortel, telur, dan sebungkus kopi ke dalam tiga panci air mendidih. Beberapa waktu kemudian, wortelnya hancur semua saat dikeluarkan; telur yang dikeluarkan, kulit luarnya sangat keras, bagian dalam lebih keras; kopi sangat harum. Dalam masyarakat nyata, ada berbagai macam orang dengan kepribadian yang berbeda-beda: Ada orang tampaknya memiliki kepribadian yang kuat, tetapi ketika menghadapi kesulitan dalam hidup, dia langsung berubah menjadi kubangan lumpur. Ada orang tampak kuat di permukaan, tetapi kenyataannya bagian dalamnya encer, begitu merebus di dalam air mendidih, setelah mengalami kesusahan dalam hidup, temperamennya menjadi semakin keras, keras di luar dan keras di dalam juga, itu adalah telur. Dan ada banyak orang yang biasanya tidak mengejar apapun dalam hidup, seperti kopi, memasukkan kopi ke dalam air mendidih akan semakin merasakan rasa manis dan harumnya di tengah kesulitan hidup. Sebagai manusia, kita tidak boleh dipaksa oleh kehidupan, tidak boleh tersiksa oleh kehidupan. Kita harus belajar mengubah suatu substansi menjadi suatu hal yang indah. Kopi itu sendiri tidak harum, tetapi menjadi semakin harum setelah direbus dengan air mendidih. Begitulah manusia menjadi semakin kuat dan dewasa dalam penderitaan. Oleh karena itu, mengubah kesulitan diri sendiri, itu adalah hal terpenting bagi kita para praktisi Buddhis.  Jika kita tidak mengubahnya sekarang, kapan lagi? Kita harus mengubah takdir kita sekarang!

 

Master sangat mencintai kalian,  sangat tidak rela meninggalkan kalian. Saya tidak ingin melihat kalian, laki-laki tidak seperti laki-laki, dan perempuan tidak seperti perempuan. Kemurahan hati laki-laki lebih kecil daripada perempuan. Temperamen perempuan lebih besar daripada laki-laki. Itu adalah  kebalikan dari yin dan yang. Kita harus belajar Buddha Dharma dengan baik, meningkatkan kebijaksanaan diri. Kita harus melatih diri dengan tekun, baru bisa menjadi seorang praktisi Buddhis yang memenuhi persyaratan Bodhisattva!

 

Bersama-sama merasakan manfaat Dharma, bersama-sama membasahi jiwa di bawah sinar mentari Buddha dan Bodhisattva, hati kalian akan terpenuhi dengan sinar mentari. Kita praktisi Buddhis tidak mempunyai kerisauan, tidak ada kesedihan. Master berharap dapat membimbing kalian untuk membina diri ke surga di masa depan. Master menggunakan hati Buddha untuk menyentuh hati Buddha kalian semua. Pada akhirnya, hati kalian akan mengharukan Bodhisattva. Pada akhirnya, hati kalianlah yang akan mendorong kalian ke atas. Saya adalah seorang penjaga gerbang, agar  hati kalian tidak menjadi hati iblis. Ini adalah satu-satunya tanggung jawab saya.

 

Praktisi ​​Buddhis harus melepaskan. Rileks dan melepaskan adalah prinsip yang sama. Guan Shi Yin Pu Sa berkata, “Alam manuia adalah alam kerisauan.” Daripada terus merasa risau, lebih baik buang saja, mulai sekarang tidak risau lagi, jalani hidup dengan bahagia. Karena hidup adalah sebuah tragedi, dari awal sudah tahu akhir dari drama, seperti halnya drama Shakespeare, dari awal sudah tahu akhir dari drama tersebut. Bukankah manusia seperti ini? Dari lahir sudah tahu akan mati di masa depan, betapa menyedihkan. Oleh karena itu, berharap semua orang dapat menciptakan kinerja yang lebih baik dalam waktu singkat ini, yakni jasa kebajikan. Jangan sakiti hati dan jiwamu lagi. Jangan bersedih atas hal-hal yang tidak bisa kamu bawa pergi dari dunia ini. Jangan menambah kesakitan pada tubuhmu yang sudah sakit itu. Pembebasan, pertama-tama harus dilepaskan, baru bisa terbebaskan. Tubuh seseorang ibarat terjerat tali, tali itu harus dilepas terlebih dahulu baru bisa terbebas dari kesulitan.

 

Berharap kalian baik-baik menekuni Dharma, memahami kebenaran. Menjadi kepribadian yang baik dan menekuni Dharma dengan benar. Yang menjadi milik saya di dunia ini adalah milik saya. Yang bukan milik saya, saya  tidak menginginkannya. Harap diingat, hanya jiwa kebijaksanaan yang merupakan milikmu. Segala hal di dunia ini adalah tidak kekal. Tidak menginginkan apapun, hanya jiwa kebijaksanaan, itulah pembebasan yang sesungguhnya. Segala hal yang tidak dapat dibawa pergi adalah palsu, hanya roh dan jiwa kebijaksanaan adalah yang nyata. Berharap semua orang membina jiwa kebijaksanaan dan jangan menganggap segala hal di dunia dengan terlalu serius. Hari ini ada, besok akan menjadi tiada. Hari ini tidak bahagia, lusa akan bahagia. Hari ini kehilangannya, di masa depan akan memilikinya. Semuanya hanya sementara. Kita harus menyingkirkan hal-hal yang sementara itu, singkirkan kerisauan dan temukan sifat Kebuddhaan!