Sukacita dan Kebahagiaan Dharma, Hidup Sederhana dan Melepaskan -- 法喜法乐,淡泊放下
Pertama-tama, terima kasih kepada teman se-Dharma Selandia Baru dan para pemimpin Tionghua setempat. Terima kasih kepada teman-teman yang telah melakukan upaya untuk Seminar Dharma Selandia Baru. Terima kasih kepada Naga Langit Pelindung Dharma dan Guan Shi Yin Pu Sa welas asih, sehingga kita memiliki jodoh untuk datang ke negara tetangga kita yang indah, Selandia Baru, untuk membabarkan ajaran Buddha Dharma. Saat ini, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia terus terjadi. Manusia sangat sulit mengendalikan emosinya sendiri. Walaupun kita tidak ingin bertengkar, namun tetap bertengkar, sedih tetapi tidak dapat menahan diri. Setiap hari mengatakan ingin melepaskan, tetapi tidak bisa melepaskannya, ini semua ada hubungannya dengan jiwa. Jika manusia ingin belajar mengendalikan dirinya, dia harus mengendalikan pikirannya sendiri, karena pikiran adalah yang paling penting. Jadi, tidak hanya perlu sehat jasmani, tetapi juga harus sehat jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani adalah orientasi masa depan. Hanya jika kamu sehat secara mental dan penuh dengan sukacita Dharma, maka tubuhmu baru akan sehat.
Di negeri Selandia Baru yang indah ini, menurut laporan media, terjadi 14.000 gempa bumi besar dan kecil setiap tahunnya; dan kini perang Palestina dan Israel telah menewaskan ratusan orang. Organisasi Cedera Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa Dunia menghitung bahwa 1,8 orang meninggal setiap detik di seluruh dunia. Setiap hari ada 15 hingga 18 puluh ribu orang meninggal. Sekitar 35.000 orang meninggal karena kanker usus di Shanghai setiap tahun. Manusia harus mempunyai kepercayaan, biarkan Tuhan dan Bodhisattva membantu kita. Ini sudah menjadi masalah yang harus dipikirkan orang-orang di dunia setiap hari. Kita harus berpikir untuk menyelamatkan diri kita sendiri, orang lain baru bisa menyelamatkan kita. Di antara surat-surat yang diterima oleh Master baru-baru ini, ada sepasang suami istri yang baru saja menikah dua bulan dan ingin bercerai. Jodoh buruk di kehidupan lampau meledak. Ada yang telah menikah selama bertahun-tahun tidak punya anak, tetapi hamil setelah menekuni Xin Ling Fa Men dan melafalkan paritta selama dua bulan. Dan juga ada seorang vegetatif, seluruh keluarganya melafalkan paritta, secara mujizat dia kembali sadar. Ini adalah manfaat dari menekuni Xin Ling Fa Men. Mengapa orang lanjut usia ibu tua yang banyak dan kakek tua yang sedikit, pikirkan mengapa? Karena yang menekuni Dharma dan membina pikiran itu lebih banyak ibu tua, jadi ibu tua hidup lebih lama. Banyak orang ingin dibantu oleh pendukung. Pendukung, itu sebenarnya adalah kamu membantu orang lain dan orang lain kembali membantumu, itulah pendukung. Orang yang selalu ingin mendapat bantuan dari orang lain, namun tidak mau membantu orang lain, dia tidak memiliki pendukung. Orang yang berdana dan membantu orang lain baru dapat memperoleh bantuan dari orang lain, baru bisa sering bertemu dengan pendukung. Orang yang sering membantu orang lain, dia pasti akan sering mendapat bantuan dari pendukung.
Kita berbicara tentang balasan karma setiap hari, tetapi tidak tahu apa itu balasan karma. Sederhananya, jika kamu memarahinya, dia akan memarahimu atau jika kamu mencelakai orang lain di belakang, kamu akan dijebak. Balasan karma aura, yaitu semua orang memarahinya, maka kesehatannya akan buruk. Jika semua orang mengatakan dia baik, maka kesehatan dan karirnya akan baik. Ketika seseorang mengambil buku paritta untuk dibaca, ketika seseorang ingin membantu orang lain, berkah dan karmanya mulai ditaburkan. Ketika seseorang ingin berbuat baik kepada orang lain, dia akan menanam ladang berkah, ketika dia mendapat buku Buddhis, dia akan menanam benih Kebuddhaan.
Budaya Zen Tiongkok mengatakan bahwa hidup adalah penderitaan. Berapa banyak penderitaan yang kita alami ketika kita datang ke dunia ini? Orang datang sendirian dan pada akhirnya pergi sendirian. Hidup adalah tentang menanggung penderitaan dan membayar hutang karma. Di dunia ini, harus berpikir jernih dan jelas. Jangan terlibat dalam perselisihan yang tidak perlu. Perselisihan hanya akan memberikan lebih banyak kerugian pada tubuh, masa depan, dan takdirmu. Kehidupan ini adalah tentang hidup dan mati, penderitaan, kekosongan dan ketidakkekalan. Orang yang kamu sukai tidak bisa bersamanya, tetapi orang yang tidak kamu sukai harus bertemu dengannya setiap hari. Anak juga adalah penagih utangmu… inilah kehidupan. Kehidupan berakhir dengan lahir, menua, sakit dan mati. Siklus reinkarnasi selamanya tidak akan berhenti. Masa lalu orang tua kita adalah masa kini kita. Orang tua kita menanggung penderitaan sepanjang hidup mereka demi kita, membesarkan kita sampai menjadi orang dewasa, kemudian meninggalkan kita, dan sekarang kita juga tidak bisa melepaskan karena anak-anak kita. Harus memahami bahwa “Lahir tidak membawa apa-apa datang, dan mati tidak membawa apa-apa pergi.” Banyak orang yang demi satu kalimat, satu hal terus bertengkar. Apakah ini pantas tidak? Belajar Buddha Dharma harus tersadarkan, harus memahami kebenaran, jadikan penderitaan sebagai kebahagiaan. Orang yang tidak menanggung penderitaan tidak akan mengerti untuk menghargai. Hanya dengan menanggung lebih banyak penderitaan, kamu baru akan mengerti untuk menghargai berkah. Oleh karena itu, kita hendaknya membiarkan anak-anak kita menanggung lebih banyak penderitaan dan kesulitan sejak dini, agar mereka bisa menjadi lebih baik di masa depan.
Ada seorang Menteri Keuangan di Amerika bernama Paulson. Saat kecil, dia mulai mandi sendiri, orang tuanya akan masuk dan mengajari dia mematikan keran air saat memakai sabun. Jadi, sekarang anak-anaknya sendiri juga mengerti untuk menghemat air. Oleh karena itu, kita harus memahami satu kebenaran, orang yang hemat mudah merasa puas. Orang yang sederhana mudah bahagia. Hidup di dunia ini harus semakin sederhana semakin baik. Orang yang berpikir buruk tentang orang lain, pikirannya sendiri akan sangat rumit. Kita harus memahami bahwa menanggung penderitaan adalah membayar hutang. Membina diri dengan sungguh-sungguh adalah suatu kondisi pikiran. Harus membina pikiran dengan sungguh-sungguh. Membina pikiran adalah menyingkirkan sifat buruk, karakter buruk, dan hal-hal buruk di dalam hati. Membina diri adalah menyingkirkan perilaku buruk dalam hidup. Praktisi Buddhis harus memiliki pikiran yang murni dan sedikit nafsu keinginan. Semakin banyak nafsu keinginan yang dimiliki seseorang, semakin tidak bisa berpuas diri. Kita harus optimis terhadap takdir kita dan mengubah diri kita melalui belajar Buddha Dharma. Jika seseorang mengetahui takdirnya, dia tidak akan ada permohonan lagi. Meskipun kita sangat susah di masa lalu, tetapi kini banyak yang kita miliki. Jadi, kita harus mengerti kebahagiaan dan berpuas diri. Dalam ajaran Buddha Dharma disebut sukacita Dharma. Orang yang memiliki hati yang bahagia, orang yang bisa tertawa, baru bisa mendapatkan kebahagiaan abadi. Oleh karena itu, orang Tiongkok menyebutnya “Berpuas diri dan selalu bahagia”.
Ketika seseorang menanggung penderitaan, itu berarti dia sedang mengikis karma, mengubah kekuatan karmanya. Ketika seseorang sakit gigi atau kesehatannya buruk, meskipun dia akan merasa sedih, tetapi setelah rasa sakitnya hilang, dia akan mengerti untuk lebih menghargai tubuhnya. Ini adalah mengubah pikiran. Menanggung penderitaan dapat menghilangkan karma buruk secara perlahan-lahan. Semakin banyak penderitaan yang ditanggungnya, semakin banyak hutang yang akan terlunasi. Berakhirnya penderitaan datanglah kebahagiaan. Karma buruk sedikit, maka berkah akan banyak, berkah akan datang dengan sendirinya. Praktisi Buddhis harus memahami apa itu karma buruk. Karma buruk adalah akibat dari balasan atas tindakan seseorang. Jika hari ini kamu menciptakan karma, membenci orang lain, kamu akan dibenci dan dibalas dendam oleh orang lain, inilah karma buruk. Balas dendam itu tidak akan pernah selesai, kapan akan berakhir apabila kebencian dibalas dengan kebencian. Perang Iran-Irak sudah berlangsung puluhan tahun, anak-anak mereka masih berperang karena dendam yang ditanam nenek moyang mereka. Kita menekuni Dharma adalah untuk menyingkirkan hubungan buruk dan membebaskan diri dari hidup dan mati melalui penguraian.
Beban terberat dalam hidup seseorang adalah hal yang selalu dipikulnya, yaitu keserakahan. Sering ada orang menerima telepon yang mengatakan: Selamat, kamu telah memenangkan lotere. Salah satu pendengar kami menerima telepon semacam itu, mengatakan kepadanya: kamu memenangkan lotere, mohon kirimkan biaya administrasi ke Hong Kong, dan kami akan memberimu uang. Dia mempercayainya dan mengirimkan 6.000 dolar Australia kepadanya. Dia pergi ke stasiun radio mencari Master untuk melihat totem, dia berkata kepada Master, “Coba Anda lihat, apakah saya memiliki rezeki keberuntungan?” Master memberi tahu dia bahwa kamu akan kurang beruntung dan kehilangan uang akhir-akhir ini. Alhasil, dia ditipu sebesar 6.000 dolar. Ini adalah keserakahan. Harus memahami bahwa orang tidak boleh memiliki pikiran serakah.
Di kala itu, Sang Buddha bertanya kepada murid-muridNya: Apa hal yang paling berharga di dunia ini? Murid-Nya berkata: Yang telah hilang dan yang belum diperoleh adalah hal yang paling berharga. Buddha tidak berkata apa-apa. Kemudian, setelah melalui perubahan besar, dan setelah murid-muridNya juga mengalami pengalaman hidup, Sang Buddha bertanya lagi: Hal apa yang paling berharga di dunia ini? Murid berkata: Hal yang paling berharga di dunia adalah yang kita miliki sekarang. Yang kita miliki saat ini adalah hal yang paling berharga untuk kita hargai. Masa lalu sudah lama berlalu, dan masa depan belum kita dapatkan. Oleh karena itu, kita harus memiliki masa kini, melupakan masa lalu, dan menatap masa depan, maka hati kita akan seperti laut yang luas tiada batasnya.
Mungkin kita tidak punya apa-apa dalam hidup ini. Faktanya, kita datang ke dunia ini memang tidak punya apa-apa. Lahir tidak membawa apa-apa datang dan mati tidak membawa pergi apa-apa. Banyak orang yang bekerja keras untuk mencari uang dan mengumpulkan kekayaan, namun nyatanya mereka hanya mempertahankan warisan untuk dirinya sendiri, karena uang yang diperoleh dengan nyawa akan habis untuk hidupnya. Oleh karena itu, hendaknya kita tidak mewariskan warisan kepada diri kita dan anak-anak, karena ketika anak mempunyai harta warisan yang terlalu banyak, dia tidak tahu bagaimana caranya mendapatkan lingkungan yang baik melalui kerja kerasnya sendiri. Dengan meninggalkan warisan akan membuat kakak beradik saling bermusuhan dan bergugat ke pengadilan. Oleh karena itu, kita jangan mewariskan harta kepada generasi mendatang, tetapi hendaknya kita mewariskan kebajikan kepada mereka. Banyak orang yang menelpon untuk meminta Master lihatkan almarhum orang tua mereka. Ada orang yang Master lihat bahwa orang tuanya senang membantu orang lain semasa hidupnya, maka setelah meninggal, mereka berada di surga. Dan ada yang Master lihat orang tuanya sangat egois saat masih hidup, jadi mereka masih menderita di alam bawah. Setelah Master melihat totem, anaknya langsung berkata: Ya, ayah saya sangat egois. —— Jadi kamu lihat, jika orang tua tidak mewariskan kebajikan, mereka akan tetap dikritik oleh generasi mendatang setelah mereka meninggal. Jadi kita harus meninggalkan kebajikan untuk generasi mendatang.
Kita harus memahami bahwa hidup di saat ini adalah yang terpenting. Memanfaatkan satu hari ini akan lebih baik daripada dua hari esok. Jadi hari ini kamu harus murni, harus tulus. Tulus itu ibarat mempunyai gunung di belakang rumahmu. Memperlakukan keluarga dan sahabatmu dengan tulus berarti mendaki gunung itu dengan tulus. Jadi ketulusan akan memberimu sandaran dan dukungan. Pikiran murni berarti membuat pikiranmu menjadi lebih tenang dan bersih. Pikiran murni itu ibarat taman belakang rumahmu. Jika kamu sering bermain di sana, sering memperbaikinya, maka kamu akan memiliki taman yang bersih, artinya kamu akan memiliki bantuan dari para makhluk. Ada perbedaan antara orang yang menekuni Dharma dan orang yang tidak menekuni Dharma di dunia ini. Orang yang menekuni Dharma dan orang yang ingin menekuni Dharma akan memiliki cahaya di hatinya, sedangkan orang yang tidak menekuni Dharma masih mencari cahaya. Sebatang lilin yang dinyalakan hanya dapat menerangi dirinya sendiri. Tetapi ketika lilin ini menyulut ke semua orang, meskipun lilin ini padam, lilin lain masih bisa menerangi masa depanmu.
Kita hidup di dunia ini, setiap orang mempunyai cinta kasih. Di dunia ini, hukum ada di mana-mana, dan ajaran Buddha Dharma adalah hukum sebab dan akibat. Kita harus memahami bahwa penderitaan yang kita alami saat ini disebabkan oleh benih yang kita tanam di masa lalu. Banyak orang tua memanjakan anak, memanjakan mereka hingga merusak mereka. Setelah anak tumbuh dewasa akan bersikap buruk kepada mereka. Banyak orang memiliki paru-paru yang buruk itu karena mereka merokok ketika mereka masih muda. Banyak orang yang livernya tidak baik, itu juga karena mereka minum terlalu banyak minuman keras ketika mereka masih muda. Oleh karena itu, orang harus memahami hukum sebab akibat.
Jika seseorang berbicara tentang benar dan salah (gosip), sebenarnya dia telah terjerat dalam benar dan salah. Berapa banyak orang di Hong Kong yang sakit jiwa akibat main saham dan bangkrut? Banyak rumah sakit jiwa yang secara khusus merancang simulasi template saham untuk mengobati penyakit mental mereka dengan membuat saham favorit mereka terus naik. Banyak orang di masyarakat saat ini yang masih menjalin jaring cinta, menjalin jaring uang, menggunakan berbagai “jaring” untuk mengurung dirinya, ini sebenarnya adalah tidak terbuka kebijaksanaannya. Perlu diketahui bahwa kepintaran dan kebijaksanaan ini tidak sama. Banyak orang yang sangat pintar, tetapi tidak memiliki kebijaksanaan. Kepintaran adalah mengukur keuntungan dan kerugian, sedangkan kebijaksanaan adalah mengerti untuk merelakan. Bersedia merelakan baru bisa mendapatkan.
Kita hidup di dunia ini seperti bermimpi setiap hari. Kita tidak tahu apa yang kita lakukan setiap hari. Ketika kita bangun dari mimpi, kita tidak tahu kemana kita pergi. Setelah seseorang meninggal, dia pulang ke rumah untuk berbicara dengan kerabatnya tetapi keluarganya tidak dapat melihatnya. Tidak peduli seberapa banyak dia berbicara, keluarganya tidak menghiraukannya. Pikirkanlah perasaan seperti apa ini. Banyak dari kalian pernah mengalami hal seperti ini dalam mimpi. Kita sekarang menekuni Dharma dan membina pikiran adalah untuk membina “keadaan mimpi” menjadi lebih baik. Kita harus tersadarkan, jangan selamanya kecanduan dengan mimpi.
Harus memahami bahwa hidup itu ibarat naik kereta api, akan berlalu dengan cepat. Hidup itu singkat, dan sangat menderita. Kita harus “mengamati ketidakmurnian jasmani (kayasati)” dan “mengamati ketidakkekalan pikiran (cittasati).” Ketidakkekalan berarti berpikir seperti ini hari ini dan berpikir seperti itu besok, melakukan hal ini hari ini tetapi besok tidak. Membeli rumah hari ini dan menjualnya besok. Orang tua membesarkan kita dan kemudian meninggalkan kita… Ini adalah segala hal di dunia ini adalah tidak kekal. Pikirkanlah hidup kita ini, apakah semua yang kita lakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada orang tua kita? Banyak orang yang akan mendapatkan balasan karma, itu karena tidak membuat orang tuanya merasa nyaman dan bahagia. Pahami bahwa hidup ini tidak kekal. Praktisi Buddhis harus benar-benar belajar untuk menyayangi semua makhluk dengan sepenuh hati. Harus memperlakukan yang junior sebagai anak sendiri, dan yang senior sebagai orang tua sendiri. Dengan begitu, kamu baru akan memiliki welas asih dan cinta kasih yang agung, itu barulah cinta kasih yang sejati!
Hati kita berubah sepanjang hidup kita. Ketika lingkungan berubah, hati kita juga ikut berubah. Sebenarnya, ketulusan hati yang kita miliki dapat menguraikan segala kesulitan. Kita tidak boleh berubah pikiran walaupun lingkungan berubah. Kita harus menggunakan ketulusan hati untuk mengatasi kemunduran dan kegagalan. Oleh karena itu, jangan membuat jebakan untuk diri sendiri dan terjerumus ke dalamnya. Banyak orang yang masih ingin merasakan kesedihan. Ini karena pikiran berubah mengikuti perubahan lingkungan, bingung dan sesat. Banyak anak perempuan yang tidak mendengarkan nasihat orang tuanya. Orang tuanya berkata: Putriku, kamu jangan menikah dengannya, kamu akan menderita. Anak perempuan itu berkata: Bagaimanapun juga saya akan tetap menikah dengannya, jika kamu mengatakan itu lagi, saya akan lari dari rumah. Coba pikirkan, bukankah ini sedang membuat jaring? Seseorang harus sering merasa bersalah, harus merasa telah mengecewakan orang lain, kamu baru akan memiliki welas asih. Sesungguhnya, tidak mudah bagi suami dan istri, harus saling mencintai dan saling membantu. Pria harus memberi perhatian kepada wanita. Tidak mudah bagi seorang wanita untuk bersamamu sepanjang hidupnya, melahirkan anak, memasak, dan membantumu menanggung beban. Dari seorang gadis muda yang cantik hingga menjadi wanita tua sekarang. Sebaliknya, wanita juga harus memahami pria. Pria memiliki tekanan yang besar, tidak berbicara. Orang yang sering bersedih dan menyimpannya di dalam hati akan berumur pendek.
Dalam menekuni Dharma harus memandang hambar terhadap ketenaran dan kekayaan. Ketenaran dan kekayaan sangat merugikan manusia. Di kala itu, Qin Shihuang mencaplok enam negara, kaisar pendiri negara. Namun kini telah lama menghilang dan menjadi sejarah. Jadi, hilang ya hilang, berlalu ya berlalu, apa lagi yang perlu dirindukan? Orang yang melepaskan dirinya sendiri adalah orang yang tersadarkan, dan orang yang tersadarkan akan mampu untuk melepaskannya. Jadi, jika kita ingin mengubah diri kita sendiri, kita harus melepas. Ada satu orang pergi menemui biksu agung dan berkata, “Master, saya tidak bisa melepaskan keluarga saya. Saya tidak bisa melepaskannya…” Biksu itu berkata kepadanya, “Kamu menderita begitu banyak karena kamu tidak bisa melepaskan. Itu sebabnya kamu menderita!” Orang itu berkata: “Master, saya tahu, tetapi saya tidak bisa melepaskannya.” Kemudian biksu memintanya untuk memegang sebuah cangkir, dan biksu itu terus menuangkan air panas ke dalamnya. Ketika sudah terasa panas, pria itu masih memegangnya. Ketika air meluap keluar dan tangannya kena panas, orang itu melepaskan tangannya, cangkir itu jatuh dan pecah. Biksu itu mengatakan kepadanya: “Jika kamu ingin melepaskan, kamu tidak bisa melepaskannya tanpa rasa sakit. Jika kamu ingin melepaskannya, maka harus merasakan kesakitan! ” Oleh karena itu, kamu akan merasa sangat sakit ketika kamu melepaskannya, tetapi setelah kamu melepaskannya, kamu tidak akan merasa sakit lagi!
Jika ingin mengubah takdir diri sendiri, itu berarti harus berjuang melawan diri sendiri, karena musuh dan kesulitan yang sebenarnya ada pada diri sendiri, harus mengalahkan diri sendiri. Keserakahan akan menimbulkan kerisauan, jadi harus berpuas diri dan selalu bahagia. Orang yang hidup sederhana lebih mudah merasa bahagia. Kita masih bisa menolak kemalangan yang disebabkan oleh takdir itu sendiri; namun sulit untuk menolak kemalangan yang kita berikan pada diri kita sendiri. Tidak ada jalan keluar bagi yang bernafsu keinginan. Orang yang memiliki nafsu keinginan yang kuat tidak punya cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Banyak orang yang memiliki temperamen buruk dan mengaku itu adalah “bawaan lahir”. Sebenarnya temperamen buruk bukan bawaan lahir, tetapi didapatkan setelah lahir. Marah dan temperamen buruk, semuanya disebabkan oleh amarah terlebih dahulu. Oleh karena itu, seseorang harus mengerti untuk menenangkan dirinya agar tidak marah.
Jika seseorang memiliki pikiran benar, maka Buddha yang berkuasa. Jika pikiran tidak benar, maka iblislah yang berkuasa. Oleh karena itu, orang yang tersadarkan mengetahui sifat dasarnya. Orang yang bingung akan bereinkarnasi selamanya. Orang yang memahami segalanya dapat melihat sifat dasarnya. Orang yang tersadarkan mengenal Bodhi. Jika kalian dapat menemukan Bodhi selamanya, maka kalian adalah Bodhisattva!
Seseorang harus paham tentang yang alami, segalanya datang dan pergi secara alami, maka kita akan mampu memutuskan kerisauan. Kebijaksanaan untuk menyingkirkan ketidaktahuan adalah prajna. Ketidaktahuan adalah tidak mengerti. Di dunia ini, orang-orang akan melanggar hukum jika mereka tidak mengenal hukum, tidak memahami sila maka mudah melanggar sila Buddha, melanggar hukum. Banyak orang yang lolos dari hukum secara permukaan, namun segera mereka akan terserang penyakit kritis. Ini adalah hukuman hukum Yin, jadi jangan punya pikiran beruntung. Kita akan bingung jika kita tidak memahami lingkungan tempat kita tinggal. Ketika kita mengejar sesuatu, kita merasa itu indah. Namun, setelah kita benar-benar mendapatkannya, kita akan merasa itu tidak sesempurna yang kita bayangkan. Oleh karena itu, ketika kamu mengejar dan terpesona, kamu baru akan bersikap bodoh, menimbulkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan. Ketika tidak mendapatkannya, kamu akan membenci, setelah membenci, kamu akan bersikap bodoh. Oleh karena itu, kita harus menghilangkan ketersesatan dan tersadarkan, menyingkirkan penderitaan serta memperoleh kebahagiaan. Selama seseorang dengan tulus menekuni Dharma dan memohon kepada Buddha, pasti akan manjur! Banyak orang yang tidak manjur itu karena hatinya tidak tulus. Jika kalian dengan tulus mengikuti Master menekuni Dharma, Master menjamin kalian pasti ada perubahan, pasti akan berubah menjadi lebih baik!
Manusia sangat kasihan. Orang yang melakukan perbuatan jahat pasti ada balasan karmanya. Ada seorang petani, sawah yang ditanaminya sering dimakan oleh ayam liar dan bebek liar. Dia sangat benci, jadi dia menangkap mereka dengan jaring, namun tidak membunuh mereka, dia malah mematahkan salah satu kaki ayam liar dan bebek liar. Ayam dan bebek ini hanya bisa berjalan pincang. Akhirnya, dia jatuh sakit di usia tua dan kedua kakinya membusuk. Dia juga bermimpi ayam dan bebek mematuk kakinya dengan paruh mereka. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur selama enam tahun, sangat menderita, dan erangannya terdengar seperti suara ayam dan bebek. Lihat balasan karma seperti ini, apakah manusia masih boleh berbuat jahat?
Sebagai manusia, kita harus memiliki welas asih. Banyak memikirkan sisi kasihan orang lain, maka kamu akan tenang, tidak marah lagi. Kita harus mengerti untuk menghargai berkah ketika kita memilikinya, karena sekali tidak ada, maka akan hilang. Hari ini, kita memiliki jodoh Kebuddhaan di sini, jodoh hubungan. Kita semua adalah orang yang baik hati, harus menghargai berkah. Orang yang menghargai berkah adalah orang yang bijaksana. Orang yang semakin menghargai berkah akan semakin bijaksana, dan orang yang semakin bijaksana akan selalu memiliki Bodhisattva di sisinya! Oleh karena itu, semakin tidak marah, semakin sedikit kerisauan, dan semakin welas asih kepada orang lain, maka kamu akan semakin memiliki berkah. Singkatnya, harus bahagia, harus sukacita dalam Dharma.
Anak-anak yang memiliki hubungan buruk dengan ibunya, itu semuanya adalah penagih utang. Banyak ibu dan anak laki-laki adalah suami istri di kehidupan sebelumnya, dan ada banyak suami istri di kehidupan sebelumnya yang menjadi ibu mertua dan menantu perempuan di kehidupan ini, ini adalah jodoh. Saat kamu merasa hubungan sangat buruk, kamu harus segera melafalkan mantra Jie Jie Zhou. Misalnya, atasan memperlakukan kamu dengan buruk, kamu harus segera melafalkan mantra Jie Jie Zhou. Jika kamu merasa dirimu tidak lancar, kamu harus segera melafalkan mantra Xiao Zai Ji Xiang Shen Zhou. Ini semua adalah paritta resmi Bodhisattva. Setelah melafalkannya, kamu akan menjadi semakin baik. Banyak orang tidak tahu apakah dirinya mempunyai arwah asing atau tidak, bisa mengandalkan diri sendiri untuk merasakannya. 1. Telapak kaki sering terasa dingin, sering merasa kedinginan, dan punggung gemetar; 2. Mengalami mimpi buruk dikejar dan tidak dapat melarikan diri; 3. Tidak dapat mengendalikan emosi dan selalu ingin marah; 4. Wajah berubah menjadi semakin galak. Saat bertengkar, wajah berubah bentuk, maka itu pasti ada arwah asing di tubuhnya. Terkadang saat bertengkar dari mana datangnya keberanian? Hantu yang memberikan kepadanya. Mengapa semakin bertengkar semakin sulit untuk menghentikannya? Itu karena hantu senang. Dan juga anak yang diaborsi, dia ada di tubuh anak sekarang dan bertengkar dengan orang tua. Setelah melafalkan paritta, temperamen akan membaik, keluarga rukun dan harmonis, banyak orang mendapatkan manfaatnya! Jika kamu mengalami salah satu dari empat situasi di atas, kamu harus segera lafalkan Xiao Fang Zi.
Seseorang harus memahami sukacita Dharma dan kebahagiaan Dharma, harus senang hati! Hidup manusia di dunia ini hanya begitu singkat waktunya. Kita dilahirkan sudah tahu pasti akan mati, sudah ditakdirkan akan berakhir dengan tragedi. Mengapa harus menciptakan lebih banyak penderitaan untuk diri sendiri dalam penderitaan ini? Berbahagialah, berpikiran lebih terbuka, lebih melihat melampaui, itulah tersadarkan!