Seminar Dharma Hong Kong – 9 Juni 2013 (Bagian 1)

Berhati-hati Bagai Melangkah di Atas Es yang Tipis, Keyakinan Benar dan Pikiran Benar, Hati Seluas Alam Semesta, Kebijaksanaan dan Pembebasan -- 如履薄冰正信正念心容太虚智慧解脱 (1)

Terima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa yang Maha Welas Asih dan Maha Penyayang. Terima kasih kepada Naga Langit Pelindung Dharma, dan terima kasih kepada hampir 108 Bodhisattva yang turut hadir. Bunga teratai bermekaran di langit dan di bumi. Terima kasih kepada para Bodhisattva Mahasattva. Terima kasih kepada para Pelindung Dharma di dunia, para biksu dan teman-teman Buddhis dari seluruh dunia. Beberapa hari ini kita bersama-sama merasakan manfaat Dharma. Berharap ketika kita meninggal nanti, kita bisa membina diri ke Alam Surga dan bersama Bodhisattva yang lucu, dan Bodhisattva yang tercinta selamanya.

Selama beberapa hari acara pemberkatan murid, banyak murid melihat pemandangan luar biasa di tempat pemberkatan murid, penuh sukacita Dharma. Kita dalam belajar Buddha Dharma dan berperilaku sebagai manusia, jangan berpikir bahwa hal-hal yang tidak dapat dilihat di dunia ini berarti tidak ada. Misalnya, udara tidak terlihat, tetapi suatu hari jika kita meninggalkan udara, nyawa kita akan berakhir. Praktisi Buddhis yang menekuni ajaran Guan Shi Yin Pu Sa Xin Ling Fa Men, sungguh nyata dan luar biasa. Setiap orang sedang berubah dan membuat kemajuan, berharap semua orang bisa belajar dengan giat. Kalian semua adalah murid hari ini, harus tahu untuk membabarkan budaya Tionghua, harus mematuhi hukum dan aturan, harus belajar Buddha Dharma dengan baik, dan membantu semua makhluk. Belajar menjadi Bodhisattva di dunia tidaklah mudah, perlu kerja keras. Berharap pikiran kalian sama dengan pikiran Buddha dan Bodhisattva, setiap hari berada pada tingkat kesadaran spiritual yang tinggi. Berharap kalian seperti Buddha setiap hari, terbebas dari enam alam reinkarnasi selamanya.

Masyarakat saat ini penuh dengan kebingungan dan godaan. Dalam masyarakat materialistis ini, jika kamu dapat menjaga kemurnian hati dan welas asih seorang praktisi Buddhis, itu sangatlah sulit. Negara juga menganjurkan peradaban, dan dunia juga menginginkan dunia yang beradab. Masyarakat harus harmonis, warga harus damai sejahtera, dan keluarga harus rukun. Oleh karena itu, sebagai praktisi Buddhis, kita harus mematuhi hukum dan aturan, mencintai negara dan rakyat, harus membuat dunia menjadi damai, membuat dunia lebih banyak kasih sayang, lebih banyak welas asih dari Guan Shi Yin Pu Sa.

Praktisi Buddhis harus terlebih dahulu mengubah dirinya sendiri sebelum dapat mengubah orang lain. Agama Buddha yang sejati tidak berbicara tentang takdir, tetapi mengakui takdir. Berbicara tentang takdir dan menerawang totem, itu untuk menyelamatkan semua makhluk. Mengenali takdir, itu adalah dasar dalam belajar Buddha Dharma. Mengubah takdir, itu adalah prinsip dalam belajar Buddha Dharma. Benar-benar terbebas dari takdir itu barulah mempelajari  Buddha Dharma. Kita harus percaya terlebih dahulu, baru bisa memiliki kekuatan tekad. Dengan kekuatan tekad, baru akan mengambil tindakan. Banyak orang yang bangun pagi-pagi untuk melafalkan paritta karena mereka percaya Guan Shi Yin Pu Sa, karena dia memiliki kekuatan tekad. Oleh karena itu, dalam dunia Buddhis, itu disebut “keyakinan, tekad, dan tindakan”. Berharap kalian mengerti bahwa kita harus melakukannya. Kita semua murid harus memahami ajaran Buddha Dharma. Kita harus memahami keyakinan, itu adalah jaminan dari kekuatan tekad, dan kekuatan tekad adalah jaminan dari tindakan.

Banyak murid yang memohon jodoh setiap hari, jodoh ketenaran, jodoh kekayaan, dan jodoh asmara. Sebenarnya, jodoh berasal dari tekad. Kekuatan tekad dapat mewujudkan jodohmu. Orang dengan tekad yang kuat tentu saja akan memiliki jodoh yang memadai. Jika ingin sukses dalam segala hal yang dilakukan, kamu harus mempunyai kekuatan tekad dan harus mampu menjalankan sila, yakni menaati sila maka tubuh dan pikiran akan menjadi tenang. Banyak orang berkata, saya tidak melakukan perbuatan baik, saya juga tidak melakukan perbuatan buruk, maka saya juga merupakan orang baik. Harus ingat, orang yang tidak bisa menyelamatkan orang lain, hanya menaati hukum dan aturan, dia juga tidak bisa menjadi Lei Feng. Kita harus meneladani semangat welas asih Buddha. Tingkat kesadaran spiritual kita sebagai praktisi Buddhis harus terbebas dari tingkat kesadaran spiritual manusia yang sempit. Jadi, praktisi Buddhis harus mengerti untuk melampaui diri sendiri.

Kita harus memahami untuk memiliki hati seluas alam semesta. Apa itu seluas alam semesta? Banyak orang tahu tentang Tai Chi, Tai adalah keluasan dan ketidakterbatasan. Taixu adalah seluruh dunia hampa di alam semesta. Jika hatimu sebesar alam semesta, apakah kamu masih akan marah? Apakah kamu masih akan merasa risau? Oleh karena itu, Bodhisattva meminta kalian untuk melihat melampaui dunia ini dan memahami kehidupan ini sesegera mungkin. Mengikuti Bodhisattva ke alam semesta yang tak terbatas, itu barulah benar-benar mencapai ke alam yang sempurna.

Hati tidak mengetahui apa pun dan hati tidak melihat apa pun. Jika hatimu tidak mengetahui banyak hal, maka kamu tidak akan melihat banyak hal di dalam hatimu. Ada banyak orang yang karena hati ini setiap hari memikirkan hal-hal buruk, setiap hari mendengarkan hal-hal yang tidak seharusnya didengarkan, dan melihat hal-hal yang tidak seharusnya dilihat. Oleh karena itu, hatinya tercemar oleh aura dunia yang kotor itu. Kalian sebagai murid Master, permintaan Master kepada kalian adalah tidak melihat hal-hal buruk itu, kurangi mendengarkan hal-hal yang tidak ingin kamu dengar, kurangi melihat hal-hal yang tidak ingin kamu lihat, dan kurangi mencium bau yang tidak ingin kamu cium. Banyak orang yang baru bervegetarian dan belum sepenuhnya lulus dari ujian mimpi. Begitu mencium bau barbeque, hatinya kembali tergerak. Oleh karena itu, harus mengontrol pintu dan jendelamu. Pintumu adalah mulutmu, dan jendelamu adalah matamu. Jangan melihat dan mendengar sembarangan. Ada hal-hal yang sangat buruk bagi dirimu, karena akan membuatmu bingung setelah mendengarkannya. Pelajarilah ajaran Buddha Dharma dengan baik. Pelajarilah Dharma yang benar dengan baik. Berharap kalian  berada dalam keheningan setiap hari tanpa tercemar oleh kekotoran duniawi, tanpa keakuan.

Karena hatimu bersih, maka kamu tidak akan egois. Orang yang hatinya bersih tidak akan mengatakan “Aku marah”, “Aku sedih”, “Mengapa Aku dirundung olehnya?” “Aku tidak bisa berpikiran terbuka, Aku sedih, mengapa Aku harus dirugikan?” Semua masalah adalah karena kamu memiliki “Aku”. Jika kamu memiliki “Aku yang kecil” di dalam hatimu, kamu akan kehilangan “Aku yang besar” dari semua makhluk. Berharap kalian harus memiliki “Aku yang besar” di dalam hati kalian, sehingga kamu bisa melepaskan “Aku yang kecil”. Jika sifat dirimu jelas, maka kamu adalah orang yang pengertian, sehingga kamu dapat hidup di dunia ini tanpa hambatan. Berharap semua orang dapat menyingkirkan “Aku yang kecil” dan mencapai “Aku yang besar”.

Setiap murid mulai belajar Buddha Dharma, sebenarnya dia sudah mempunyai faktor jodoh Kebuddhaan. Benih sebab jodoh yang baik dapat diubah menjadi sebab dan akibat yang baik. Terhadap segala hal jangan terus disimpan ke dalam hati dan pikiran, maka pikiran akan terbebas dari halangan. Hari ini, hal ini sangat bagus, setelah berlalu, maka lupakan. Hari ini menonton film sangat bagus, setelah menontonnya, tertawa dan berakhir sudah. Begitu juga kita di dunia ini, banyak hal telah berlalu, maka harus membiarkannya berlalu, pikiran akan terbebas dari halangan. Karena pikiranmu bebas dari halangan, maka kamu baru dapat mengamati bahwa panca skhanda adalah kosong.

Praktisi Buddhis harus tidak ada penuaan dan kematian. Kita praktisi Buddhis selamanya tidak akan mati, karena kita meneladani para Bodhisattva. Para Bodhisattva ada di surga, itu adalah abadi. Praktisi Buddhis hanya mengganti raganya saja, tetapi jiwanya akan tetap abadi.  Contoh sederhana, jika sebuah mobil terus melaju dan pada akhirnya rusak, kamu masih tetap sopirnya, hanya saja kamu mengganti ke mobil lain. Kita berada di dunia ini, kita berjalan dan berjalan, berjalan sampai mencapai akhir, lalu kita bereinkarnasi di kehidupan selanjutnya. Kita hanya mengganti tubuh raga ini, akan tetapi sopir ini, jiwa ini selamanya adalah dirimu sendiri, jadi praktisi Buddhis tidak ada penuaan dan kematian, jika tiada penuaan dan kematian, maka tentu saja tidak ada pengakhiran, itulah yang dikatakan dalam paritta “Xin Jing” “tidak ada akhir dari penuaan dan kematian”.

Karena hari ini adalah wejangan untuk murid, jadi Master tidak boleh menjelaskannya secara terlalu sederhana, sebagai murid harus memiliki tingkat kesadaran spiritual tertentu, bukan setelah menjadi murid, masih ingin terus-terusan melihat totem, benarkah? Kalian harus belajar Buddha Dharma, memahami Buddha Dharma, mendekatkan diri pada Buddha, dan harus benar-benar dekat dengan Buddha, barulah kamu dapat memahami Buddha, karena hanya jika kamu memahami apa yang dilakukan Buddha, maka kamu baru bisa menjadi seorang Buddha.