Singkirkan Pikiran Duniawi, dan Menyadari Tathagata Sejati -- 除却凡尘凡心感悟真实如来 (1)
Pertama-tama, terima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa yang Maha Welas Asih dan Maha Penyayang. Terima kasih kepada Naga Langit Pelindung Dharma. Kita semua datang dari jauh untuk bertemu satu sama lain itu karena jodoh Kebuddhaan. Kita membabarkan budaya tradisional Tiongkok dan ajaran Buddha Dharma, bersama merasakan manfaat Dharma, dan menikmati cahaya Buddha. Terima kasih kepada teman-teman se-Dharma dari seluruh dunia. Terima kasih kepada para biksu agung dan terkemuka, kepala biara, tamu terhormat, dan rekan-rekan se-Dharma yang telah melakukan jasa kebajikan untuk acara Seminar Dharma ini. Terima kasih atas kerja keras kalian semua. Hubungan antar sesama manusia adalah suatu jodoh. Umumnya orang yang tidak menekuni Dharma disebut jodoh manusia. Tetapi kita yang menekuni Dharma berkumpul bersama, itu adalah jodoh Kebuddhaan. Jodoh Kebuddhaan itu terhubung dengan alam semesta. Sehingga hati kita menyatu dengan alam semesta, agar kita membabarkan ajaran Buddha Dharma dengan baik.
Hari ini (6 Juni) Guan Shi Yin Pu Sa telah menambah 800 murid. Selamat kepada semuanya, di atas langit bertambah 800 teratai lagi. Kita harus membuat teratai ini mekar, jangan membiarkannya layu. Kalian adalah penanam teratai. Kalian adalah pelindung Dharma, harus melindungi ajaran Buddha Dharma di dalam hati kalian. Melindungi Dharma bersama berarti melindungi hati Buddha kita bersama, agar Buddha selalu menetap di hati kalian. Jika hati kalian satu pikiran dengan Buddha, kalian adalah Buddha di dunia. Sebelum Master datang ke Hong Kong, seorang teman se-Dharma menelepon dan memberi tahu Master bahwa seorang rekan se-Dharma sudah tua dan sakit-sakitan. Saat menekuni Xin Ling Fa Men, dia sudah berusia 85 tahun, tetapi dia tekun melafalkan paritta dan Xiao Fang Zi untuk mengikis karma. Pada awal tahun ini, ketika dia berusia 87 tahun, rekan se-Dharma ini meninggal tanpa penyakit. Master menerawang totem dan melihat dia berada di Alam Sukhavati. Alhasil, anggota keluarganya bermimpi bahwa orang tua itu berada di Alam Sukhavati. Semua yang Master katakan ini telah terekam dalam audio. Berharap kita dapat menekuni Dharma dengan baik. Langit sangat luas, hati kita juga harus lapang. Jalan untuk menekuni Dharma lebih luas.
Kita semua tahu, hati manusia di masyarakat saat ini sangat jahat. Cara berpikir orang-orang tidak sesuai dengan hukum dan norma. Master akan memberi tahu kalian suatu kejadian. Ada seorang siswa miskin. Setiap kali teman sekelasnya pergi makan bersama, beberapa teman sekelasnya yang kaya selalu bergegas untuk membayar tagihan. Setiap kali dia menyimpan dendam di hatinya. Suatu hari, dia menyiapkan sebuah pisau, dan menikam teman sekelasnya yang sering membayar tagihan itu. Setelah menusuk puluhan kali, teman itu meninggal. Ketika polisi menyelidiki kasus ini, mereka sangat terkejut karena motif pembunuhannya mengejutkan mereka. Dia berkata: “Teman sekelas yang bergegas untuk membayar tagihan itu telah merendahkan kepribadian saya, dia sedang menunjukkan bahwa saya miskin.” Sekarang pikiran orang-orang sudah sangat terdistorsi. Jadi, ajaran “Xin Ling Fa Men” datang ke masyarakat ini untuk membantu semua orang.
Budaya tradisional Tiongkok mengajarkan “Jangan memaksakan kepada orang lain apa yang dirimu tidak ingin lakukan.” Hal yang tidak ingin kamu lakukan, mengapa kamu menyuruh orang lain untuk melakukannya? Kamu sendiri mempunyai masalah, mengapa kamu menelepon ke temanmu untuk memberi tahu mereka tentang masalahmu? Mengapa kamu ingin berbicara dengan orang lain, meminta orang lain untuk mengkhawatirkanmu dan menambah karma buruk orang lain? Praktisi Buddhis harus tahu untuk memperbaiki kekurangan diri sendiri. Pertama-tama, kita harus mengoreksi diri kita sendiri, sehingga kesalahan kita akan berkurang, dan pada akhirnya kita baru bisa tidak ada kesalahan. Berhasil menjadi manusia berarti berhasil menjadi Buddha. Sebagai manusia harus hidup dengan bebas dan leluasa. Ada Bodhisattva di langit yang disebut “Zi Zai Fo — Buddha yang bebas”. Kami berharap akan ada lebih banyak Buddha yang bebas di dunia ini. Jika kita bertambah satu Buddha, kita akan berkurang satu iblis. Jika Alam Manusia ini penuh dengan Buddha dimana-mana, maka alam kita ini adalah surga.
Seorang murid dari Tianjin yang menjadi murid pagi ini menuliskan situasi yang dia lihat dalam proses penerimaan murid oleh Master. Sekarang saya akan mengutip beberapa kalimat untuk kalian semua dengarkan. Pertama-tama dia berkata: “Pada pagi hari tanggal 5 Juni, kami naik pesawat ke Hong Kong untuk menghadiri Seminar Dharma Master Lu. Setelah pesawat lepas landas pada jam 9, saya memejamkan mata dan tiba-tiba melihat Master Lu terbang bersama pesawat di atas awan. Master melihat kami dengan senyum lebar di wajahnya, terus melindungi kami dalam pesawat ini ke Hong Kong.” Paragraf berikutnya adalah tentang mengantri di Kowloon Exhibition Hall pada tanggal 6 Juni untuk menunggu upacara pemberkatan menjadi murid. Dia menulis: “Tubuh Dharma Master yang tinggi dan agung sekali muncul di depan mata saya lagi. Saya melihat Buddha Amitabha berpakaian merah, berdiri di atas awan bersama Master. Saya sangat senang sekali hingga air mata bercucuran tiada hentinya. Tiba-tiba saya melihat para murid di kedua sisi saya, mengenakan pakaian jas rapi, menaiki perahu yang tampak seperti bunga kecil yang tak terhitung jumlahnya, dan juga seperti awan yang terbang laju ke langit. “Inilah yang Master katakan kepada kalian, kalian sudah menanam bunga teratai di langit.
Hal terpenting dalam menekuni Dharma dan membina pikiran adalah hati seseorang. Air laut yang sama, jika kita menggunakan cangkir dan memasukkan air laut ke dalam cangkir, maka hati kita sekecil air di dalam cangkir. Jika kita menuangkan air ke dalam laut, maka hati kita akan seperti lautan yang luas dan tak berbatas. Kita harus belajar hati Buddha, lautan samudera yang bisa menaungi semua sungai. Kita harus belajar perasaan Buddha, selamanya berada di titik terendah, selamanya adalah paling welas asih dan paling lapang dada.
Hidup itu sulit untuk dilepaskan, tetapi harus melepaskannya. Hidup itu sulit untuk dijalani, tetapi harus menjalaninya. Master menulis sebuah puisi pendek untuk semua orang: Saat masih hidup sia-sia dalam kekhawatiran dan kerja keras; setelah kematian, kemana hati menemukan kedamaian? Duka, sukacita, perpisahan, dan pertemuan bagaikan mimpi; kekayaan dan kemiskinan, kesuksesan dan kegagalan, siapa yang bisa merasa tenang? Berjuang dan bersaing dalam segala hal; Seratus tahun hidup, untuk siapa kita berjuang? Dalam sekejap, kemalangan menimpa, tak tahu dimana kampung halamannya.
Ada seorang anak pendengar kita, dia baru berusia empat atau lima tahun. Dia suka memakai kaos kaki terbalik. Ibunya bertanya kepadanya: “Nak, mengapa kamu suka memakai kaos kaki terbalik?” Anak itu berkata kepada ibunya, “Bu, Ibu tahu kan, benang kaos kaki itu semua ada di dalam, namun di bagian luar sangat nyaman, dan tidak nyaman memakai benang yang menggumpal di dalam. Mengapa saya harus meletakkan hal yang nyaman di luar agar orang lain dapat melihatnya? dan membiarkan diri saya untuk merasakan sisi tidak nyamannya?” Kenyataannya, memakai kaos kaki bukan untuk dilihat orang lain. Kita praktisi Buddhis yang terpenting adalah pemahaman. Kita belajar Buddha Dharma bukan untuk orang lain. Kita bukan melakukan hal-hal yang di permukaan saja. Kita praktisi Buddhis harus memiliki hati yang tulus, baru bisa mencapai hati Tathagata.
Kata orang dahulu kala, kata-kata datang padaku dan aku berbicara pada diriku sendiri, buku datang kepadaku dan aku menulis untuk diriku sendiri. Apapun yang kamu lakukan adalah agar hatimu dan dirimu merasakannya, itulah ketulusan. Orang-orang zaman sekarang, satu hati berubah menjadi hati yang tak terbatas, sifat sejati seseorang berubah menjadi keserakahan, kebingungan, kebencian, keinginan, kebodohan, dll, namun hati eksternal ini terkontaminasi oleh kekotoran luar, membuat sifat dasar kita yang semula baik menjadi benar-benar hilang. Kita telah kehilangan sifat dasar kita dan tidak dapat menemukan jalan pulang. Master berharap semua orang bisa belajar lebih banyak ajaran Buddha Dharma, lebih banyak membina pikiran, menemukan sifat dasar, dan kembali ke pelukan ibu kita yang mulia, yaitu rumah Guan Shi Yin Pu Sa. Master merasa sangat bahagia bersama para praktisi Buddhis dan semua makhluk. Dapat menyelamatkan orang agar mereka belajar Buddha Dharma dan percaya pada agama Buddha, dapat membuat orang lain memuja dan menyembah Buddha, dan dapat menempatkan Buddha di dalam hati mereka. Itu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidup.
Kita berusaha keras untuk bersikap baik kepada seseorang di dunia ini, takut melakukan kesalahan sehingga pihak lain akan tidak menyukai kita. Ini bukan kasih sayang, ini disebut menyenangkan. Setelah putus, merasa lebih mencintainya, tidak bisa hidup tanpanya. Ini bukan cinta, ini disebut tidak rela; Bekerja keras dan takut orang lain akan memandang rendah kita. Ini bukan menjadi kuat, ini adalah ketakutan. Banyak orang yang dikendalikan oleh perasaannya. Mereka hanya bertahan, namun tidak berani untuk melepaskan. Semakin banyak yang diraih seseorang, semakin tidak rela untuk melepaskannya dan dia akan hidup semakin lelah. Pahami bahwa bisa melepaskan dalam hidup maka lepaskanlah, bisa menyingkirkan ya singkirkan saja. Hal-hal yang buruk harus disingkirkan, harus menggenggam erat sifat dasar yang benar-benar baik, roh baik manusia, hati welas asih dan lain sebagainya. Kita harus baik-baik meneladani para biksu kita ini. Mereka telah menyingkirkan semua keinginan di dunia. Mereka telah memberikan contoh yang baik bagi kita. Tepuk tangan berikut ditujukan untuk mereka.
Keinginan orang-orang sekarang terlalu berat dan kuat. Mereka benar-benar sudah bingung. Nafsu keinginan telah sepenuhnya menyelimuti hati kita, seperti cermin. Coba kalian pikirkan, sebuah cermin tidak dapat melihat apa pun di bawah uap, semuanya tidak dapat dilihat dengan jelas. Jadi, kita ingin menyelaraskan diri kita sendiri, keluarga kita, dan masyarakat, pertama-tama kita harus melihat wajah kita yang sebenarnya, kita harus menyingkirkan kerisauan. Kita harus pahami pentingnya tersadarkan. Potensi kesadaran ini sulit untuk dijelaskan karena adanya kesadaran secara bertahap, kesadaran secara sekilas, tetapi Master memberi tahu kalian cara paling sederhana agar tersadarkan adalah dengan berpikiran terbuka, berpikir jernih, dan mengerti, itulah tersadarkan.
Banyak orang berkata, saya sangat baik. Saya tidak melakukan perbuatan jahat. Tahukah kalian apa itu kebaikan yang murni? Kebaikan itu sangat murni. Kebaikan yang murni berarti memberi tanpa meminta apa-apa. Itu adalah pengabdian, bukan kepemilikan. Hanya dengan pengabdian tanpa pamrih barulah keegoisan dalam hati bisa dilenyapkan, barulah kita bisa merasa puas dan bersyukur. Marilah kita setiap praktisi Buddhis berterima kasih atas segala yang diberikan dunia ini kepada kita, berterima kasih kepada orang tua kita, berterima kasih kepada anak-anak kita, berterima kasih kepada guru-guru kita, berterima kasih kepada Master kita. Lebih banyak bersyukur, dan kurangi kebodohan. Berharap semua orang bisa banyak bersyukur, maka kamu akan memiliki hati yang welas asih. Orang yang selalu memiliki hati yang welas asih akan sangat mudah untuk mendekati Buddha. Berharap semua orang bisa lebih berwelas asih, dan kurangi kebodohan. Selalu memikirkan semua makhluk, maka hati saya akan melampaui kerisauan manusia biasa, selalu melakukan sesuatu untuk orang lain. Hati saya berada pada posisi Bodhisattva. Berharap kita dapat berpikir demi semua makhluk di dunia, maka kita adalah Buddha di dunia.
Master memberi tahu semua orang bahwa sangat mudah bagi orang untuk kehilangan dirinya sendiri. Semua suka dan duka dalam hidup hanyalah sebuah pikiran. Jika kamu merasa bahagia dengan hal ini hari ini, sebenarnya kamu adalah bahagia. Jika kamu merasa sedih dengan hal ini hari ini, sebenarnya kamu akan lebih menderita. Master memberi tahu kalian, karena kamu memiliki terlalu banyak pikiran dan terlalu banyak keinginan, maka penderitaanmu akan semakin banyak. Tidak peduli apakah kita dalam keadaan lancar atau tidak lancar di dunia ini, kita harus menjaga ketenangan pikiran, mentalitas kita harus stabil, kita harus berpuas diri dan selalu bahagia. Kita selalu memiliki hati yang puas, hati yang bersyukur dan welas asih, kita akan memiliki kekuatan untuk hidup di saat sekarang.