Seminar Dharma di Kaohsiung – Taiwan – 22 September 2013 (Bagian 2)

Mengerti Sebab dan Akibat, Memahami Ketidakkekalan, dan Kembali ke Diri yang Sebenarnya -- 知因懂果参透无常回归真我 (2)

Hari ini banyak orang di sini yang telah belajar ajaran Buddha Dharma, dan juga banyak biksu terkemuka, namun masih banyak orang di sini yang belum mengenal ajaran Buddha Dharma. Master memberitahu kepada semua orang bahwa penyakit muncul dari pikiran. Dalam masyarakat saat ini, banyak penyakit orang yang tampaknya merupakan penyakit fisik, namun sebenarnya adalah penyakit pikiran. Sang Buddha telah memberi tahu kita lebih dari dua ribu tahun yang lalu bahwa penyakit muncul dari pikiran. Setiap orang harus memahami bahwa penyakit disebabkan oleh mentalitas diri yang buruk dan banyak halangan karma buruk. Kerisauan, kekhawatiran dan ketakutan kita sehari-hari mempengaruhi sistem endokrin normal tubuh kita, sehingga tubuh kita akan menjadi semakin buruk. Menekuni Dharma dan melafalkan paritta adalah agar semua makhluk dapat melihat dengan jelas, dapat melepaskan, tidak melekat, dan tidak khawatir. Dengan begitu, pikiran baru dapat tidak ada halangan. Kita tidak boleh melekat terhadap hal-hal di dunia. Hanya ketika pikiran tidak ada kekhawatiran, barulah kita bisa tiada halangan. Jika tidak ada rasa takut di hati, maka tidak akan ada rasa ketakutan. Kita menyakiti orang lain setiap hari dan sering kali mempunyai rasa takut di hati kita. Dari mana datangnya penyakit depresi dan fobia yang diderita banyak orang? Karena dia telah menyakiti orang lain, dia takut orang lain akan menyakitinya; karena dia telah memarahi orang lain, dia takut orang lain akan memarahinya; Karena dia telah memfitnah orang lain, dia takut orang lain akan memfitnahnya. Bagaimana kita mengatasi rasa takut? Bagaimana kita dapat melihat panca skandha itu kosong? Yaitu harus melalui semua kesulitan, semua kesulitan harus diakhiri, jangan menyimpannya di dalam hati, barulah kamu bisa menghilangkan rasa takutmu.

“Rupa, perasaan, pikiran, tindakan, dan kesadaran” manusia semuanya akan menyakiti kita. Melihat hal-hal yang tidak seharusnya dilihat dan mendengarkan hal-hal yang tidak seharusnya didengar akan menyakiti kita. Konfusius sejak awal telah mengatakan, jangan berbicara tentang hal yang tidak senonoh, jangan mendengar hal yang tidak senonoh, jangan melakukan hal yang tidak senonoh. Seperti yang dikatakan dalam ajaran Buddha Dharma sekarang ini, kesadaran kita sangatlah penting. Kita tidak boleh melihat hal-hal yang tidak seharusnya kita lihat, kerisauan itu dilahirkan dan manusia juga dilahirkan. Jika kamu tidak mendengarkan kerisauan, kamu akan menjauhi kerisauan. Jika kamu tidak serakah, maka kamu tidak akan memiliki kebencian; Orang yang tidak memiliki kebencian, dia tidak akan memiliki kebodohan. Oleh karena itu, rupa, perasaan, pikiran, tindakan, dan kesadaran kita semuanya dipengaruhi oleh lingkungan, jadi kamu tidak bisa kosong. Ketika kamu dapat mengendalikan kesadaranmu, ketika kamu dapat mengendalikan mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiranmu, hatimu akan kosong dan pikiranmu akan bersih. Oleh karena itu, tingkat kesadaran spiritual tertinggi dari para praktisi Buddhis terletak pada saat ini. Ketika kita naik pesawat, saat kita berada di bandara, kita melihat di sekitar bandara adalah rumah-rumah. Hanya ketika pesawat terbang ke angkasa, yang kamu lihat barulah langit biru, awan putih, dan langit yang tak berujung. Itulah jiwa kita, berharap hati semua orang harus sebiru langit dan seputih awan. Dengan begitu hati kita tidak akan ada halangan.

Semua teman se-Dharma di sini, semua tamu dan biksu agung kita, pikirkanlah, di manakah kita akan berada setelah seratus tahun kemudian? Coba pikirkan, di manakah hal-hal yang membuatmu sakit hati dan sedih hari ini setelah seratus tahun kemudian? Coba pikirkan, semuanya adalah kosong. Setelah seratus tahun, kita hanya akan memiliki satu foto untuk digantung di dinding. Semua yang kita miliki sekarang adalah kosong, tidak ada. Oleh karena itu,  Guan Shi Yin Pu Sa merasa kasihan kepada kita para murid Buddha. Dia sering berkata: “Mencintai anak-anak, anak-anak harus kembali ke pelukan ibu. ” Kita membina diri hari ini bukan untuk saat ini, namun untuk masa depan. Kita melakukan hal-hal yang mengumpulkan kebajikan, melakukan perbuatan baik adalah untuk melindungi anak-anak kita. Master berharap semua orang menekuni Dharma dan membina pikiran dengan baik, melafalkan paritta dengan sungguh-sungguh dan menyingkirkan karma buruk diri sendiri. Kita tidak punya banyak waktu di dunia ini, jadi kita hanya bisa menggunakan waktu singkat ini untuk mengatasi karma buruk pada diri kita, agar kita dapat melunasi hutang-hutang kita pada kehidupan ini, sehingga  kita dapat dengan mudah kembali ke Empat Alam Brahma, kembali ke pelukan Buddha Amitabha.

Orang zaman sekarang hidup dalam nafsu keinginan, selalu berpikir bahwa dirinya sangat hebat. Coba pikirkan, di mana kita akan berada seratus tahun kemudian? Orang-orang bersaing setiap hari demi sedikit ketenaran dan sedikit kekayaan. Pada akhirnya, mereka tidak mendapatkan apa-apa dan meninggalkan dunia. Oleh karena itu, kita harus memahami untuk memandang hambar terhadap ketenaran dan kekayaan, karena ketenaran dan kekayaan akan membuat kita semakin risau dan menderira. Meskipun ketenaran dan kekayaan akan memberimu kepuasan sementara, namun akan ada lebih banyak penderitaan di kemudian hari. Seorang mahasiswa pernah mengungkapkan isi hatinya kepada Master. Dia berkata: “Demi menjadi ketua OSIS mahasiswa universitas, saya bekerja keras untuk melakukan segalanya dan berkorban banyak untuk teman-teman sekelas saya.” Kemudian, dia mendapat penderitaan setelah  kepuasannya, dimarahi oleh semua teman dan difitnah. Inilah ketenaran dan kekayaan yang diperolehnya. Mengapa kita menggunakan ketenaran dan kekayaan ini untuk menyakiti diri kita sendiri?

Banyak orang berharap memiliki sedikit keberuntungan. Master beri tahu kalian, dari manakah datangnya keberuntungan? Keberuntungan datang dari pemikiran dan konsepmu, karena kamu memiliki konsep yang baik maka akan mempengaruhi perilaku dan pemikiranmu, sehingga perilakumu akan membuahkan hasil yang baik. Orang yang ingin memiliki keberuntungan, dia harus memperbaiki pemikirannya sendiri. Tidak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Jika itu bukan milik saya, jangan memaksakannya. Ketika menghadapi suatu masalah, harus bersikap tenang, harus mengintrospeksi perilaku diri sendiri. Banyak memikirkan  orang lain, berpikir untuk orang lain, maka keberuntunganmu akan segera datang. Praktisi Buddhis tidak boleh  menyimpang dalam menekuni Dharma. Master memberi tahu banyak orang bahwa melafalkan mantra “Zhun Ti Shen Zhou”, banyak hal akan sangat manjur. Beberapa orang yang setelah mendengarkan perkataan Master, mereka pergi membeli lotere. Sambil membeli tiket lotere, mereka sambil melafalkan Mantra Zhun Ti Shen Zhou. Ini adalah penyimpangan dalam belajar Buddha Dharma, karena kamu serakah terhadap hal-hal yang pada dasarnya bukan milikmu.

Terkadang, jangan terlalu khawatir terhadap beberapa kerisauan dalam hidup, karena kerisauan dalam hidup itu ibarat ombak laut, karena dia datangnya silih berganti. Bodhisattva memberi tahu kita bahwa hidup di Alam Manusia berarti hidup di alam kerisauan. Oleh karena itu, karena kita telah datang ke Alam Manusia, maka kita harus mengikis karma kita dengan baik. Kerisauan yang tidak ada habisnya akan menimbulkan luka yang sangat besar pada tubuh kita. Praktisi Buddhis harus mengerti untuk menggunakan sila, konsentrasi, dan kebijaksanaan untuk menerobos gelombang kerisauan, dan tidak terlibat dalam hal-hal sepele di dunia. Oleh karena itu, tidak peduli apakah kamu sukses atau gagal kemarin, itu sudah menjadi sejarah. Ia tidak bisa menjadi tujuan akhir hidup. Jika ingin memiliki masa depan, kita harus menggunakan keyakinan, tekad dan tindakan untuk giat memajukan kehidupan spiritual kita, memahami sebab dan akibat, itu adalah sangat penting.

Kita manusia terus hidup dalam pembalasan karma. Jodoh antara suami dan istri adalah perpaduan antara karma dan jodoh, berdasarkan perpaduan antara balasan budi dan dendam, karma baik dan karma buruk. Jika pada dasarnya suami istri ini lebih harmonis, maka jodoh dan karma yang kalian tanam di kehidupan sebelumnya lebih mengacu pada budi baik dan karma baik, oleh sebab itu disebut kebagianaan dan kegembiraan, ini sudah sangat jarang dan sulit ditemui sekarang. Yang kedua adalah berdasarkan kebencian dan karma buruk sebagai penyebab utama menjadi suami istri. Pasangan suami istri ini saling menentang, lagipula disebut sebagai kesedihan dan saling terikat, yaitu keterikatan, pasangan seperti ini sangat merepotkan. Pasangan suami istri jenis ketiga ini  bukan karena dendam maupun karma buruk sebagai penyebab utama, dengan kata lain, tidak terlalu buruk juga tidak terlalu baik, pernah ada jodoh baik dan juga pernah ada jodoh buruk. Jenis pasangan ini berdasarkan kebencian sebagai penyebab utama yang mempertemukan mereka. Mereka akan saling mengimbangi atas kedendamannya. Jenis pasangan ini disebut suka dan duka di dunia. Jika kita menekuni Dharma, maka akan memahami masalah-masalah ini. Ketika kamu tidak belajar Buddha Dharma, kamu akan merasa kenapa saya sepertinya berhutang padanya, dia menindas saya seperti ini, namun tidak dapat meninggalkannya, dan sangat marah sekali. Mengapa demikian? Sebenarnya, ini adalah hukum karma (sebab dan akibat).

Master memberi tahu kepada semua orang bahwa hukum karma menentukan takdir seseorang. Jika seseorang ingin lepas dari takdirnya maka dia harus memahami sebab dan akibat terlebih dahulu. Praktisi Buddhis dapat mengubah takdirnya sendiri. Ajaran Buddha Dharma mengajarkan kehidupan. Pertobatan dapat memberimu kehidupan yang baru. Master mengajarkan kalian, ada enam hal yang perlu diingat untuk mengubah takdir kalian. Yang pertama adalah menghilangkan keinginan untuk menang, jangan ada keinginan untuk bersaing. Kedua, meredam sifat kesombongan, maka orang tersebut akan sukses. Ketiga, menjalani segalanya sesuai jodoh, dan tidak memaksakannya. Keempat, punya alasan yang benar, namun tidak bersaing, tetap menjaga perasaan. Walaupun kamu punya alasan yang masuk akal, kamu tetap harus mengalah kepada orang lain.  Kelima, hidup rukun dan toleran terhadap orang lain. Keenam, menjaga perbuatan, ucapan dan pikiran diri sendiri. Dengan begitu, kamu tidak akan menciptakan karma baru. Kamu pasti akan sukses dalam segalanya.

Sangat penting bagi praktisi Buddhis untuk setia dan berbakti. Berbakti adalah salah satu landasan bagi kita untuk menekuni Dharma. Banyak orang yang tidak berbakti, banyak orang yang tidak bersyukur, dan banyak orang yang tidak menganggap serius terhadap orang lain, Sebenarnya setiap orang harus lebih banyak merasa terharu dan bersyukur. Saya ingin bertanya kepada kalian semuanya, apakah kita pernah mencuci muka dan kaki orang tua kita dengan sungguh-sungguh? Sedangkan orang tua kita telah membantu kita mencuci muka dan kaki sejak kita masih kecil. Praktisi Buddhis harus tahu bersyukur dan berpikiran baik. Seseorang hidup di dunia ini, jika dia tidak memiliki hati yang bersyukur, maka dia tidak dapat menekuni Dharma dengan baik, dia tidak akan memiliki sifat Kebuddhaan. Master berharap semua praktisi Buddhis yang ada di sini hari ini, kita harus  lebih berterima kasih kepada orang lain, dan kita akan memiliki lebih banyak hati yang welas asih.

Sang Buddha memberi tahu kita sejak 2.500 tahun yang lalu bahwa ada empat hal di dunia yang tidak dapat bertahan selamanya. Kita harus mempelajarinya dengan baik. Pertama, yang kekal pastilah tidak kekal. Selama kamu berpikir bahwa di dunia ini masih ada hal ini yang kekal, namun sebenarnya ia adalah tidak kekal. Segala hal di dunia ini terus berubah, tubuh, lahir, tua, sakit, dan mati, gunung, sungai dan bumi, terbentuk, tinggal, rusak dan kosong. Manakah yang bertahan lama? Kedua, mereka yang kaya tidak akan bertahan lama. Coba kalian semua pikirkan, sekaya apapun kamu, suatu hari kamu pasti akan terpuruk, kekayaan tidak akan lebih dari tiga generasi, kecuali kamu mengumpulkan kebaikan dan kebajikan yin dari generasi ke generasi, melakukan perbuatan baik. Orang yang tamak tidak akan kaya dalam jangka waktu yang lama. Ketiga, mereka yang berkumpul pasti akan berpisah. Jika kerabat dan anggota keluarga bersama dalam waktu yang lama, mereka pasti akan berpisah. Oleh karena itu, ada pepatah yang mengatakan bahwa “Tiada keluarga yang tidak hancur.” Sedekat apa pun kerabat juga akan menghadapi perpisahan dan kematian. Praktisi Buddhis harus memahami prinsip-prinsip ini. Hari ini kita berkumpul dengan gembira di Kaohsiung. Setelah selesai Seminar Dharma, kita semua akan bubar. Oleh karena itu, kita harus menghargai jodoh hari ini dan harus memperlakukan semua makhluk dengan baik. Poin keempat yang dikatakan Sang Buddha adalah mereka yang kuat akan mati. Betapapun muda dan kuatnya kamu, betapapun panjang umurmu, kamu telah ditemani oleh kematian sejak kamu dilahirkan, dan diancam oleh kematian setiap hari. Jadi, selama kita masih hidup, kita harus menyelesaikan peristiwa besar setelah kematian, supaya kita bisa hidup dengan aman, dan meninggal dengan damai. Di sini, kita harus belajar dari para biksu yang telah selangkah lebih maju dari kita. Mereka telah memperhatikan hal-hal penting tentang hidup dan mati. Mereka telah mendahului kita dalam perjalanan menekuni Dharma dan telah memberikan teladan yang baik bagi kita. Kita berterima kasih kepada mereka.

Praktisi Buddhis harus memikirkan secara mendalam tentang ketidakkekalan. Di dunia ini, lahir tidak membawa apa-apa, dan mati juga tidak membawa pergi apa-apa. Master berkata bahwa orang telah memasuki kereta kematian sejak mereka dilahirkan, berkendara dari titik awal hingga titik akhir. Tiba di titik akhir, maka akan berakhir. Jika kita bisa berpindah dari kereta ke pesawat, maka kita akan mencapai ke langit. Jika kita terus berpindah kereta, maka kita akan terus bereinkarnasi di enam alam.

Kita harus tahu bagaimana untuk menyelaraskan emosi dan sentimen kita. Orang-orang dalam masyarakat sekarang hanya demi ketenaran dan kekayaan, tidak demi semua makhluk. Orang mudah mengenal orang lain, tetapi sulit untuk mengenali dirinya sendiri. Orang selalu menganggap dirinya sempurna, matanya selalu melihat kekurangan dan kesalahan orang lain. Jika kamu sering melihat kekurangan dan kesalahan orang lain, maka kamu tidak dapat melihat kekurangan dan kesalahan pada dirimu. Master memberi tahu semua orang, harus membebaskan diri dari penderitaan dalam hidup. Banyak orang yang telah menekuni Dharma selama bertahun-tahun masih berkata: “Mengapa saya masih begitu menderita?” Master memberi tahu kalian, apakah kebahagiaan itu? Banyak orang mengira bahwa memiliki ketenaran, harta kekayaan, kegembiraan, dan cinta, maka akan bahagia. Sebenarnya, mereka hanya tahu menikmati kebahagiaan. Mengapa banyak orang masih memiliki kerisauan setelah  mereka memperoleh ketenaran? Master memberi tahu semua orang bahwa ketika kamu memiliki cinta, kamu akan sangat menderita. Ketika kamu memiliki uang, kamu akan sangat khawatir, karena uang dan ketenaran keduanya adalah gagasan kosong, yaitu gagasan kosong yang untuk sementara waktu memenuhi hatimu. Oleh karena itu, kita harus memahami, ketenaran harus diatribusikan kepada semua makhluk, kebahagiaan harus dipersembahkan kepada orang lain, itu barulah bermakna. Harta kekayaan harus direlakan agar bisa benar-benar didapat. Membantu semua makhluk  adalah kebahagiaan sejati. Selama selalu ada kebahagiaan di dalam hatimu, kamu pasti tidak akan menderita. Penderitaan bagi orang yang menekuni Dharma itu hanya sementara, sedangkan penderitaan bagi orang yang tidak menekuni Dharma, itu adalah seumur hidup.

Waktu berlalu sangat cepat. Ini adalah pertama kalinya Master datang ke Taiwan untuk memberikan pidato. Master sekali lagi berterima kasih kepada semua biksu terkemuka, tamu terhormat, teman media yang dihormati, dan teman-teman se-Dharma dari 13 negara dan wilayah di seluruh dunia, serta para tetua dan masyarakat Taiwan yang terhormat. Hari ini Master  membawakan berkah dari Guan Shi Yin Pu Sa. Sebelum datang ke Kaohsiung, Master sudah tahu bahwa akan ada topan kuat di Kaohsiung. Master memohon kepada Guan Shi Yin Pu Sa untuk menyukseskan acara Seminar Dharma. Guan Shi Yin Pu Sa membantu kita mewujudkan keinginan kita. Mari kita sekali lagi berterima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa Yang Maha Welas Asih dan Maha Penyayang.