Seminar Dharma Selandia Baru, 27 April 2014
Selalu Bersyukur, Selalu Sukacita Dalam Dharma, Melepaskan Perolehan dan Kehilangan, Menghargai Hidup (Bagian 1)
Terima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa Yang Maha Welas Asih Maha Penyayang. Terima kasih kepada Naga Langit Pelindung Dharma welas asih memberkati, membuat kita memiliki jodoh untuk mengadakan Seminar Dharma besar di pulau indah Selandia Baru hari ini, penuh sukacita Dharma! Terima kasih kepada teman-teman se-Dharma dan relawan di Selandia Baru atas dedikasinya, serta teman-teman se-Dharma dari Malaysia, Singapura, Indonesia, Eropa, China, dan negara-negara lain di dunia atas bantuannya! Hati dan pikiran kita bersatu dengan Buddha, biarkan hati kita yang baik dipenuhi dengan welas asih, membabarkan budaya Tiongkok, menyelamatkan semua makhluk secara merata, dan memenuhi dunia dengan welas asih seperti Sang Buddha.
Di dunia sekarang ini, kanker, depresi, fobia, dan penyakit mental membuat hidup kita sangat menderita. Mulai dari pesawat hilang hingga kapal karam di Korea Selatan, gempa bumi, banjir, kekeringan…. membuat kita merasa tidak ada rasa aman di dunia ini. Selandia Baru, hampir 200 orang tewas dalam kecelakaan pertambangan. Ratusan ton bahan bakar minyak mencemari laut ketika sebuah tongkang kandas. 181 orang tewas dalam gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter di Pulau Selatan Selandia Baru pada tahun 2011. Semua ini membuktikan betapa rapuhnya dan lemahnya kehidupan manusia. Jika kita tidak bisa mengendalikan takdir kita sendiri, maka akan ditinggalkan takdir. Dalam masyarakat saat ini, kita perlu memiliki lingkungan yang stabil dan hati yang stabil, sehingga kita dapat hidup di negara yang bebas kekhawatiran. Berharap setiap orang memiliki cinta kasih dan welas asih. Welas asih dapat mengharukan semua makhluk. Belas kasih dapat membuat orang merasa sedih atas penderitaan orang lain. Menekuni Dharma dapat menyelesaikan permasalahan ini, sehingga dunia ini akan menjadi lebih indah dan baik.
Hidup ini hanya puluhan musim semi dan gugur, yaitu beberapa puluh tahun saja. Jika kamu ingin mendalami makna hidup yang sebenarnya dan menyadari nilai kehidupan, kamu harus mengejar sesuatu yang dapat membuatmu mengorbankan hidupmu. Sama seperti seorang ibu yang mengorbankan hidupnya demi anak-anaknya, dan seorang ayah memberikan segalanya demi karir dan keluarganya, ini adalah pengejaran duniawi. Bagi praktisi Buddhis, yang ingin kita kejar adalah makna hidup yang sebenarnya, yaitu ingin terbebaskan, tidak membiarkan diri kita memiliki kerisauan. Kehidupan ilusi itu seperti hal-hal yang berubah setiap hari. Ketika kita bangun setiap hari, kita tidak bisa mengendalikan setiap hari kita. Seperti terkadang terbaring di rumah sakit, ketika kita bangun keesokan harinya, kita berpikir mengapa bisa berada di rumah sakit. Orang tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri karena telah kehilangan dirinya sendiri. Jika kita mengejar kehidupan ilusi dan hidup seperti mimpi, kita akan merasa bahwa hidup kita sangat malang. Kita sering merasa bahwa ini adalah kehidupan yang tidak nyata, dan selalu merasa bahwa kita hidup dalam penderitaan. Hanya ketika kita benar-benar menyadari bahwa kita berada di dunia ini adalah untuk menemukan dunia spiritual lain, barulah kita dapat memahami bahwa hanya jiwa yang dapat membebaskan manusia dari penderitaan.
Saat ini banyak penyakit yang bukan disebabkan oleh tubuh, melainkan oleh pikiran. Banyak anak yang menderita depresi dan autisme sejak kecil karena pertengkaran dan perceraian orang tuanya, membuat anak merasa kehilangan dua sumber dukungan. Kita mengandalkan ayah, dan menyayangi ibu sejak kecil. Ketika orang tua bertengkar, itu merupakan pukulan besar bagi anak-anak. Bukan orang lain yang membuat anak-anak menderita depresi, tetapi adalah kita. Membuat dunia ini memiliki penderitaan setiap hari juga adalah kita sendiri. Tidak ada masalah di dunia ini, tetapi kita yang menciptakannya sendiri. Kita menciptakan masalah setiap hari dan membuat diri kita menderita setiap hari karena kita memiliki keserakahan. Kita tidak pernah puas karena sifat manusia adalah tidak pernah puas.
Kita harus meninggalkan kehidupan palsu di dunia. Kita sekarang hidup di dunia ini, ada berapa banyak yang benar atau jujur? Suami istri tidak mengatakan yang sebenarnya, anak dan orang tua tidak mengatakan yang sebenarnya, tidak mengatakan yang sebenarnya terhadap bos dan perusahaan… Kita tidak berani mengatakan yang sebenarnya. Jika kita mengatakan yang sebenarnya, kita akan dimarahi. Hanya dengan benar-benar melepaskan topeng itu barulah kita bisa memperoleh kebahagiaan sejati. Jika hari ini semua orang adalah teman baik dan dapat mengutarakan isi hatinya, bukankah hatimu akan merasa lebih nyaman? Kita tidak membutuhkan interaksi sosial seperti ini, yang kita perlukan adalah perlakuan tulus dari orang lain. Inilah balasan karma yang dikatakan dalam dunia Buddhis. Ketika kamu memperlakukan orang lain dengan tulus, orang lain akan memperlakukanmu dengan tulus. Ini adalah Karma (Sebab dan Akibat). Kita harus memiliki semangat mengabdikan diri kepada orang lain. Jika kamu mengabdikan diri kepada semua makhluk, jika kamu memiliki semangat tidak mementingkan diri sendiri, maka kamu akan mencapai tingkat kesadaran spiritual Buddha.
Maser sering berkata bahwa ketika seseorang lahir, dia telah menaiki kereta tanpa perjalanan pulang. Dia hanya bisa bergerak maju. Ketika kita melakukan kesalahan, kita selamanya tidak memiliki jalan kembali, juga tidak ada geladi dalam hidup, “saya bisa mengulang sekali lagi”, tidak ada kemungkinan untuk mengulang sekali lagi, setiap hari kita adalah “siaran langsung”. Kita tidak boleh melakukan kesalahan, tidak boleh membiarkan diri kita hidup dalam penyesalan atau fantasi setiap hari. Khayalan akan memperoleh delusi, khayalan adalah pemborosan hidup yang tidak berguna, banyak orang hidup dalam khayalan setiap hari, sebenarnya, mereka sedang menyia-nyiakan hidup. Memahami ajaran Buddha Dharma, kita harus mengatasi kesadaran diri. Di dalam hati kita hanya ada semua makhluk.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Global di Jerman, seorang menteri bertanya kepada saya: “Bagaimana membuat dunia menjadi damai dengan menggunakan konsep agama Buddha ?” Saya mengatakan kepadanya dua kata – “无我 wu Wo — tiada Aku”. Ketika kita tidak memiliki diri sendiri dan hanya memiliki orang lain di dalam hati, maka tidak akan ada pertengkaran. Berharap semua orang dapat mempelajari “Liu Du Wan Xing Ti Zhong Yuan”, yang berarti melampaui diri sendiri dan melupakan diri sendiri. Mengapa ibu begitu dihormati? Karena kasih sayang seorang ibu terhadap anak-anaknya tidak ada pamrihnya. Kita harus mengutamakan kepentingan universal. Inilah kebijaksanaan Buddha.
Di Amerika Serikat, ada seorang gadis kecil yang menderita polio sejak ia masih kecil, seluruh tubuhnya bengkak. Ketegangannya yang sangat tinggi membuatnya tidak bisa berdiri, hanya bisa duduk di kursi roda dan tidak bisa berbicara. Namun dengan kegigihannya yang kuat, mengandalkan menulis, ia berhasil meraih doktor seni. Seseorang bertanya padanya: “Adik kecil, kamu begitu kecil, namun telah mengalami banyak penderitaan hidup, bagaimana kamu memandang dirimu sendiri? Apakah menurutmu dunia ini tidak adil kepadamu?” Gadis kecil itu menulis: “Saya mempunyai orang tua yang menyayangi saya, dan ada begitu banyak orang di masyarakat yang peduli pada saya. Saya sangat bahagia.” Orang lain bertanya: “Adik kecil, apakah kamu punya ide sendiri untuk disampaikan kepada kami?” Gadis kecil itu menulis beberapa kata yang menggugah pikiran: “Paman semuanya, saya hanya melihat yang saya miliki, tidak melihat yang tidak saya miliki.” Jika kita selalu melihat yang sudah kita miliki, kita akan memiliki rasa syukur dan selalu bahagia. Jangan melihat yang tidak kita miliki. Jika kita sering memikirkan yang tidak kita miliki, kita akan merasa sangat menderita. Hanya melihat yang diri kita miliki dan tidak melihat yang tidak kita miliki, maka kita akan menjauh dari penderitaan, keserakahan, dan akan menjauh dari kebodohan.
Kebanyakan orang mengikuti takdir. Sebenarnya, takdir dan keberuntungan adalah dua konsep. Takdir ditentukan di kehidupan sebelumnya, sedangkan keberuntungan adalah metode perubahan. Takdir sebenarnya tidak tetap. Banyak orang meramal nasib, yang diramal adalah takdir yang tetap, tetapi kamu tidak pernah berpikir bahwa kamu dapat menggunakan keberuntunganmu untuk mengubah nasibmu. Peramalan tidak akan pernah akurat bagi praktisi Buddhis. Orang yang tidak menekuni Dharma jarang sekali dapat mengubah nasibnya sendiri, sehingga dia sering kali mengikuti takdir: akan terjadi kecelakaan mobil pada usia 35 tahun, perceraian pada usia 38 tahun, masuk rumah sakit pada usia 39 tahun… Semua ini sudah ditakdirkan, namun ketika kamu mengerti untuk menyayangi orang lain, mengerti untuk melafalkan paritta, dan mengerti untuk menggunakan suatu kekuatan melampaui orang untuk membantumu, hatimu akan memiliki perasaaan melampaui, maka keberuntunganmu akan mengubah segalanya saat ini. Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa untuk membantu diri sendiri mengubah takdir, kita harus menekuni Dharma. Hanya dengan mengandalkan berkat dari Buddha dan kekuatan tekad diri sendiri, baru bisa mengubah kenyataan. Para Buddha dan Bodhisattva tidak berbohong, makhluk yang berwelas asih kepada orang lain akan mendapatkan jodoh penolong. Orang yang selalu baik kepada orang lain akan mendapat bantuan dari orang lain, dia akan memiliki jodoh finansial dan popularitas, karena yang dijalinnya adalah jodoh baik dari Buddha.
Ada seorang anak, karena ayahnya memukulinya dan memarahinya setiap hari. Dia sangat membenci ayahnya, bersiap diri untuk kabur dari rumah. Orang tuanya pernah meminta seseorang untuk meramal nasib anaknya. Takdir yang diramalkan adalah menyendiri pada usia 13 tahun, yang berarti dia akan kabur dari rumah sendirian. Tetapi orang tuanya menekuni Dharma, sang ayah sering berkata kepada anaknya: “Nak, saya sudah berubah sekarang. Saya telah belajar Buddha Dharma, saya tidak akan pernah memukulmu lagi. Berharap kamu tetap di rumah dan jangan pergi.” Gunakan perasaan untuk menggerakkan hati orang lain dan alasan untuk membuat orang lain mengerti. Ibunya melafalkan paritta “Jie Jie Zhou” dan “Xin Jing” setiap hari, dan membakar XFZ untuknya. Akhirnya, anak berusia 13 tahun itu berlutut sambil menangis dan berkata: “Ayah dan Ibu, saya tidak akan pernah meninggalkan kalian lagi.” Ini adalah takdir digerakkan oleh keberuntungan. Berharap semua orang memahami bahwa meskipun takdir telah memberi kita angka tertentu, yaitu takdir yang sudah ditentukan. Tetapi kita memiliki kekuatan keberuntungan diri sendiri, yaitu kita melakukan perbuatan baik untuk mengubah nasib kita, tetap bisa mengubah takdir kita. Berharap semua orang banyak mengubah nasib diri sendiri. Takdir diciptakan oleh baik dan buruk, bencana dan berkah, yaitu perbuatan baik atau buruk yang kamu lakukan di kehidupan sebelumnya, akan mendapatkan balasannya di kehidupan ini, yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Oleh karena itu, takdir tidak dapat dikendalikan, sedangkan keberuntungan itu melalui pembinaan diri, perbuatan baik dan buruk di dunia, untuk membantu dan mengubah proses hidupmu.
Ada seorang pria yang ayahnya sangat kaya dan mempunyai semua yang dia inginkan. Peramal berkata bahwa dia akan mendapat nasib buruk ketika dia berumur 28 tahun. Dia berkata, “Keluarga saya mempunyai uang dan makanan yang tiada habisnya. Keluarga saya kaya dan berkuasa ! Saya tidak percaya apa pun.” Pada usia 28 tahun, ayahnya meninggal karena sakit mendadak, dia kehilangan sumber pendukungnya. Semua kejahatan yang dilakukannya, seperti pemerkosaan, perampokan, dan penipuan semuanya mendapat balasan, akhirnya dia dijatuhi hukuman 35 tahun penjara dan masih di penjara sekarang. Yang dia tidak pernah percaya adalah mengapa dia menjadi seperti ini. Apa yang kamu miliki dalam takdir, maka akan ada, tetapi ketika takdirmu tidak ada, maka jangan memaksakannya. Sebagai manusia, kita harus memahami sebab dan akibat, jika kita tidak menghargai berkah, maka akan kehilangan berkah. Jika tidak menghargai orang lain, maka akan kehilangan teman. Jika tidak menghormati orang tua, maka orang tua akan meninggalkan kita. Semua ini pantas membuat kita untuk merenung. Proses ingin mengubah hidup disebut keberuntungan. Takdir tidak bisa diubah, tetapi keberuntungan bisa mengubah takdir. Berharap semua orang melalui belajar Buddha Dharma, kita dapat mengubah hidup kita dan memiliki titik awal yang baru. Banyak mencintai semua makhluk berarti mencintai diri sendiri.
Ketika seseorang tidak bisa mendengarkan pendapat orang lain, maka ia tidak akan memperbaiki kekurangannya. Ketika seseorang tidak tahu dan tidak mau tahu bahwa dirinya mempunyai kekurangan, maka keseluruhan tubuhnya telah penuh dengan kekurangan. Kita tidak boleh memadamkan cahaya dan welas asih dalam sifat dasar kita. Berharap semua orang bisa lebih mendengarkan pendapat orang lain. Jika rumahmu sudah penuh dengan barang, maka barang sebagus apapun juga tidak bisa masuk ke dalamnya. Welas asih berarti mengamati hati sendiri dengan baik, menanggung penderitaan adalah ujian, menanggung penderitaan adalah mengikis karma. Kita harus bertahan dan menggali kotoran dalam jiwa diri sendiri, ini sangat tidak mudah, dimana harus menanggung penderitaan dan menerima kegagalan. Semua orang mengenal Steve Jobs dari perusahaan Iphone. Seseorang bertanya kepadanya: “Dari mana kesuksesan Anda berasal?” Dia berkata: “Kesuksesan saya berasal dari kebijaksanaan.” Orang itu bertanya lagi: “Mohon bertanya, dari mana datangnya kebijaksanaan Anda?” Dia berkata: “Kebijaksanaan saya berasal dari pengalaman saya.” Orang itu terus bertanya: “Dari mana pengalaman Anda berasal?” Steve Jobs tersenyum dan mengatakan kepadanya: “Pengalaman saya berasal dari kegagalan yang tak terhitung jumlahnya.” Orang akan selalu gagal. Orang yang benar-benar gagal adalah mereka yang terjatuh dan tidak bisa bangkit. Meskipun gagal, asalkan bangkit kembali, maka kegagalan bukanlah miliknya.
Ada seorang filsuf besar Socrates di Yunani kuno. Pada hari pertama sekolah, dia berkata kepada seluruh siswa di kelas: “Murid, hal pertama yang harus dilakukan di awal sekolah sangatlah sederhana. Silakan ayunkan tangan kalian ke depan 300 kali dan ayunkan ke belakang 300 kali. Bisakah kalian melakukannya?” Saat itu, semua siswa berkata “Bisa melakukannya”. Sebulan kemudian, Socrates bertanya: “Silakan angkat tangan bagi kalian yang dapat melakukannya.” 90% orang mengangkat tangan. Pada bulan kedua, Socrates bertanya lagi: ” Silakan angkat tangan bagi kalian yang dapat melakukannya.” Hanya 80% siswa yang mengangkat tangan, dan semua orang masih tertawa dan menganggap itu menyenangkan. Saat ini, Socrates menundukkan kepalanya, seperti sedang merenungkan sesuatu. Setahun kemudian, Socrates bertanya lagi: “Siapa di antara kalian yang masih bertahan untuk mengayunkan tangan 300 kali?” Seluruh kelas sangat sunyi, tidak ada yang berbicara, hanya ada satu tangan kecil di sudut yang terangkat. Dia adalah Plato, yang kemudian menjadi seorang filsuf besar lainnya di Yunani Kuno. Ketekunan seseorang menentukan kesuksesannya. Seseorang tanpa ketekunan tidak akan berhasil. Orang yang menekuni Dharma harus memiliki ketekunan, harus mengatasi kekurangannya sendiri, dengan begitu baru bisa menekuni Dharma. Apa tujuan dari menekuni Dharma? Yaitu untuk menjadi seorang Buddha. Untuk menjadi seorang Buddha harus menekuni Dharma. Berharap semua orang menekuni Dharma dengan sepenuh hati, kalian pasti akan menjadi Buddha.
Semua karma dan pembalasannya tidak akan matang dari tanah, air, api dan angin yang eksternal ini. Tanah, air, api dan angin semuanya kosong. Empat kekosongan membahas tentang tanah, air, api dan angin. Perbuatan baik maupun perbuatan buruk yang dilakukan manusia, tidak akan berkembang biak di dunia, melainkan akan kekal abadi di dalam hati. Dalam paritta Xin Jing mengatakan bahwa panca skhanda (kelima kelompok unsur kehidupan) adalah kosong. Mengapa panca skhanda adalah kosong? Kelompok unsur kehidupan manusia tidak terlihat. Panca skhanda adalah rupa, perasaan, pikiran, tindakan dan kesadaran. Penderitaan seseorang bukanlah penderitaan eksternal. Ketika kita dilahirkan, semua orang tertawa, tetapi kita datang ke dunia dengan tangisan; Ketika kita akan meninggal dunia, semua orang menangis, tetapi kita meninggalkan dunia ini dengan tersenyum. Kehidupan manusia bukanlah milik kita. Lingkungan luar kita tidak dapat mengubah hati kita. Rupa adalah dunia berupa yang dilihat dari luar; perasaan adalah perasaan diri sendiri. Perasaan adalah yang paling menyedihkan, karena orang lain tidak dapat memiliki perasaan seperti ini. Pikiran adalah penderitaan dari pikiran diri sendiri. Tindakan adalah penderitaan dari tindakan dan kesadaran diri sendiri. Kesadaran memperburuk kerisauan diri sendiri, kelima kelompok unsur kehidupan ini adalah penderitaanmu sendiri.
Sebenarnya, kebahagiaan di penampilan luar kita tidak berarti kebahagiaan dalam kesadaran kita. Menekuni Dharma adalah untuk membuat kesadaranmu bahagia. Jika seseorang memikirkan hal-hal yang membahagiakan, minum atau merokok adalah kebahagiaan sementara. Setelah satu jam, kebahagiaan ini akan hilang. Kebahagiaan apa yang bisa bertahan lama di hati? Anak diterima di SMP elit, atau diterima di universitas, ibunya akan memberi tahu semua orang, kebahagiaan ini mungkin akan bertahan selama setengah tahun atau satu tahun. Ketika Natal akan tiba, kita tahu akan ada libur panjang, kita akan bahagia setiap hari di bulan Oktober, ini adalah kenikmatan dalam kesadaran. Jadi rupa, perasaan, pikiran, tindakan, dan kesadaran seperti ini sepenuhnya dikendalikan dalam batin kita sendiri. Praktisi Buddhis harus memiliki kualitas keindahan pribadi, tidak boleh terburu-buru, dan tidak boleh menyakiti perasaan sendiri sesuka hati.
Sang Buddha berkata bahwa melupakan bukan berarti tidak pernah ada. Meskipun kamu bisa melupakan masa lalu, namun kamu tetap mengalaminya, semuanya datang dari pilihan. Pada seminar Dharma yang lalu, seorang teman mengatakan kepada saya: “Saya sangat berhati-hati dalam berperilaku. Saya selalu melihat ke kiri dan ke kanan ketika melakukan sesuatu. Saya melihat dulu, kedua, perlahan dan ketiga, melaluinya” Master memberi tahu kepadanya: “Hal terpenting bagi manusia adalah pilihan. Pilihan yang salah akan membuatmu melakukan kesalahan seumur hidup. Satu pilihan yang berhasil dapat membawa kesuksesan seumur hidup. Namun sebelum memilih, kamu harus memiliki welas asih dan kemampuan berpikir yang normal.” Orang-orang zaman kini hanya ingin mendapatkan keuntungan dan manfaat. Jika seseorang ingin menjadi orang suci, ia harus tahu untuk berkorban setiap hari. Jika orang picik, dia ingin mendapatkan keuntungan setiap hari. Kita harus mengerti untuk melepaskan diri sendiri dan membantu orang lain setiap hari.
Ada seorang ibu yang melahirkan lima anak perempuan. Dia paling menyayangi putri bungsunya dan tidak bisa melepaskannya, sehingga keempat putrinya tidak menyukai ibu mereka. Setelah menekuni Dharma, dia tahu bahwa dia harus memiliki pikiran yang setara, “semua anak adalah milikku.” Sejak saat itu, dia melepaskan anak bungsunya dan menerima bakti yang sama dari kelima anaknya. Sebagai manusia, kita harus memahami bahwa semakin banyak kita melepaskan, semakin banyak pula yang kita miliki. Kemelekatan hari ini akan menimbulkan penyesalan di esok hari, “Aku tidak bisa berpikiran terbuka, aku harus…”, kamu akan segera menyesalinya, harus belajar melepaskan. Kali ini, ketika saya mengadakan Seminar Dharma di Roma, Italia, saya menyebutkan bahwa di dalam kereta yang melaju kencang, seseorang baru saja membeli sepasang sepatu kulit bermerek yang sangat mahal dan meletakkannya di dekat jendela. Datanglah satu kereta api di seberang, tarikan udara dari kereta yang melaju telah menyedot sebuah sepatu kulit keluar, semua orang merasa sangat sayang. Pria ini membuat tindakan yang semakin mengejutkan semua orang. Dia mengambil sepatu kulit satunya lagi dan melemparkannya ke luar jendela. Orang lain bertanya mengapa dia melakukan ini, Dia berkata: “Satu sepatu kulit tidak lagi berguna bagi saya. Jika saya membuang sepatu kulit ini, maka orang lain yang menemukannya masih bisa memakainya.” Kita jangan menyimpan kerisauan di dalam hati kita. Buang yang seharusnya dibuang, melepaskan yang seharusnya dilepaskan. Begitulah hidup ini, bisa melepaskan baru bisa hidup dengan leluasa.