Seminar Dharma Hong Kong, 22 Juni 2014
Memiliki Kebajikan Tradisional dan Mempraktikkan Welas Asih Bodhisattva (Bagian 2)
Ada seorang pria dengan wajah sedih, usianya sudah 70-an tahun, belum pernah menikah, dan bepergian kemana-mana. Seorang biksu bertanya kepadanya: “Apa yang kamu cari sepanjang hari di dunia?” Dia berkata: “Saya ingin menemukan wanita yang sempurna dan menikahinya.” Biksu itu berkata: “Apakah kamu sudah menemukannya setelah bertahun-tahun?” Dia berkata: “Saya bertemu dengan seorang wanita yang benar-benar sempurna.” Biksu itu berkata: “Lalu mengapa kamu tidak bisa menikahinya?” Orang tua itu berkata dengan sangat tidak berdaya: “Karena dia juga sedang mencari seorang pria yang sempurna.” Seseorang di dunia ini akan mengalami suka duka dan perpisahan dan pertemuan. Bulan ada waktunya sabit dan purnama. Tidak ada satu hal pun di dunia ini yang sempurna. Kita sengaja untuk mengejar kesempurnaan, namun pada dasarnya itu bukan suatu kesempurnaan. Mengakui ketidaksempurnaan diri sendiri dan menoleransi ketidaksempurnaan orang lain adalah menciptakan sekuntum bunga segar yang sempurna di dalam hati. Setiap orang mempunyai kekurangan, ketika kamu bisa menerima kekurangan dan memperbaikinya, kamu akan menemukan bahwa kekurangan juga merupakan suatu jodoh pendukung bagimu, karena kamu mempunyai kekurangan baru akan berpikir “Saya ingin mengatasinya, saya ingin melampauinya”, dapat meningkatkan jodohmu untuk membuat kemajuan. Jadi, jangan takut orang lain mengatakan kekurangan kita. Selama kamu adalah seorang praktisi Buddhis sejati, kamu harus berperilaku layaknya seorang Buddha, mengucapkan kata-kata Buddhis, bertindak seperti Buddha, berpikir yang dipikirkan Buddha, memberi teladan, dan membiarkan orang lain merasakan welas kasih dan kebijaksanaanmu, inilah Buddha di dunia.
Dalam hidup kita yang singkat ini, kita harus belajar menciptakan jodoh hidup yang bahagia. Jodoh ini ada dua macam. Pertama, kita harus mengatur pola hidup yang sederhana sepanjang hidup kita dan tidak membuat diri kita terlalu lelah. Kedua, kita harus memiliki rasa puas dan bersyukur, maka kita akan mendapatkan sumber kehidupan. Rahasia kebahagiaan terletak pada kesederhanaan, kesungguhan, tidak serakah, tidak mengejar, dan kepuasan diri. Jika kita menghadapi nafsu keinginan setiap hari dan tidak bisa terpuaskan, kita akan menderita, akan merasa risau, dan akan membuat tubuh dan pikiran kita terluka parah. Jadi, lebih baik selalu berpuas diri dan bersyukur.
Orang bijak kuno budaya tradisional Tiongkok berkata, “orang miskin hidup dengan leluasa, orang kaya penuh dengan kekhawatiran.” Mampu menerima dan melepaskannya, ini barulah mentalitas seorang praktisi Buddhis. Hidup sebenarnya adalah hidup dalam reinkarnasi tiga hari. Setiap hari dihitung berdasarkan tiga hari reinkarnasi. Pertama, hidup dalam kebingungan kemarin. Sama seperti banyak orang yang datang ke dunia ini, tidak tahu siapa dirinya atau apa yang telah mereka lakukan. Pada akhirnya, ketika mereka meninggal, mereka tidak tahu ke mana mereka akan pergi atau siapa yang berikutnya, Ini adalah kebingungan orang-orang tentang masa lalu. Kedua, hidup dalam penantian hari esok. Ketiga, hanya hidup di hari ini, yaitu hidup di saat ini, barulah yang paling praktis. Hari ini adalah hidup kalian setiap menit. Selama kamu menjadi Bodhisattva yang baik di hari ini, hidup baru akan menjadi yang paling indah, paling ada harapan!
Dalam hidup, terkadang sedih dan terkadang bahagia, itu semua adalah keadaan hidup. Naik turun dan kesulitan mengandung sifat dasar dan potensi kesadaran. Selama kamu benar-benar memahami arti hidup yang sebenarnya, kamu akan menghadapi kesedihan dengan senyuman, dan kesedihan akan berubah menjadi motivasi. Kita harus menggunakan metode pembinaan diri keluar dari keduniawian (lokuttara Dharma) untuk memandang hidup dengan sederhana, agar kerisauan hilang begitu saja. Coba pikirkan, setiap orang memiliki banyak orang yang mencintaimu ketika kalian masih muda. Ada banyak anak yang jatuh cinta ketika masih pelajar. Semua ini adalah jodoh, pergi mengikuti jodoh dan lenyap mengikuti angin. Jadi biarkan kerisauanmu hilang perlahan dalam hidupmu, menerima beberapa penderitaan di dunia adalah mengikis karma. Semakin banyak penderitaan yang kamu tanggung, semakin banyak pula karma yang terkikis. Hanya dengan menggenggam erat sifat dasar diri sendiri, kamu baru dapat menerobos kerisauan di dunia, meraih peluang di dunia, membiarkan hatimu menjadi cerah kembali, dan menyalakan kembali pelita Buddha. Setiap orang berharap memiliki sebuah pelita terang yang dapat menerangi dirinya sendiri. Di masa lalu, setiap orang memiliki satu obor untuk menerangi jalannya masing-masing. Master memberi tahu kepadanya, jika kamu menyalakan obor ini di hati jutaan orang, ketika apimu padam, obor semua makhluk akan tetap menerangi jalanmu! Jadi membantu orang lain berarti membantu diri sendiri, menyelamatkan semua makhluk berarti menyelamatkan diri sendiri!
Seorang kaya mengambil tiga potong semangka dengan ukuran berbeda dan meletakkannya di depan seorang pemuda. Dia bertanya: “Jika ketiga potong semangka ini mewakili tingkat keuntungan tertentu, manakah yang akan kamu pilih?” Pemuda ini bahkan tidak memikirkannya, dia mengambil potongan semangka yang paling besar dan memakannya, tetapi orang kaya itu mengambil potongan semangka yang paling kecil dan memakannya dengan cepat. Ketika pemuda itu belum selesai memakan potongan semangka yang besar, dia mengambil potongan semangka terakhir di atas meja dan memakannya. Pada saat itu, pemuda baru mengerti, meskipun semangka yang dimakan orang kaya itu tidak besar, tetapi jumlahnya lebih banyak daripadanya. Begitu juga kita sebagai manusia. Hanya dengan belajar melepaskan keuntungan di depan mata, kita baru bisa memperoleh keuntungan jangka panjang. Praktisi Buddhis harus belajar untuk merelakan dan membiarkan orang lain untuk memperoleh, sehingga baru bisa benar-benar memperoleh.
Ada seorang pengusaha kaya terkenal di Hong Kong, teorinya dalam berbisnis adalah: Memperlakukan orang dengan tulus, membutuhkan situasi yang saling menguntungkan. Jika saya tidak membiarkan kamu untuk menghasilkan uang, saya pasti tidak bisa menghasilkan uang. Sebenarnya, ini juga merupakan kehidupan yang bijaksana. Sebagai manusia, kita harus melepaskan kepentingan kita sendiri dan mendapatkan lebih banyak keuntungan yang diberikan Bodhisattva kepada semua makhluk untuk membantumu. Banyak ibu yang melupakan dirinya sendiri demi mengasuh anak-anaknya, mereka hanya tahu hidup untuk anak-anaknya. Mereka bangun pagi-pagi dan pulang larut malam sibuk untuk anak-anaknya. Tidak pernah memiliki dirinya sendiri. Ketiga putrinya semua membantu dan merawatnya di masa tuanya. Semua kerugiannya pada akhirnya mendapatkan kompensasi. Inilah yang harus kita tahu untuk bagaimana melepaskan keinginan akan ketenaran dan kekayaan di dunia, barulah bisa berhasil membina pikiran Bodhisattva.
Para Buddha dan Bodhisattva memberitahu kita bahwa makhluk hidup mempunyai kelahiran, penuaan, sakit dan mati, tumbuh-tumbuhan mempunyai tumbuh, tinggal, berubah dan mati. Benda mempunyai bentuk, tinggal, rusak dan kosong. Ini merupakan kebenaran nyata di dunia Saha. Kita harus memahami bahwa dunia terus berubah. Banyak orang tidak dapat berpikiran terbuka, itu karena mereka tidak dapat melihat bahwa hari esok akan berubah, sehingga dia akan bunuh diri, tidak dapat berpikiran terbuka, dan menjadi depresi. Kita tidak bisa melekat pada kehidupan. Kita harus memahami bahwa semua pikiran adalah dasar dari semua perubahan. Banyak orang akan langsung mengubah emosinya ketika mereka punya pikiran, jadi kita tidak boleh memiliki pemikiran. Buddha dan Bodhisattva mengajarkan kita bahwa “ketika ada pikiran, maka jodoh akan muncul. Jodoh muncul maka akan menimbulkan karma.” Melepaskan nafsu keinginan diri sendiri, merelakan dan mendapatkan, menyerahkan semua yang kamu inginkan, dan yang akan kamu dapatkan adalah seluruh dunia.
Berharap praktisi Buddhis tidak setiap hari melihat apa yang telah saya peroleh hari ini, tetapi harus berpikir bahwa hal itu akan segera hilang. Seseorang dari rumah sakit jiwa pernah mengatakan sesuatu kepada orang normal: “Kami orang sakit jiwa sebenarnya sama dengan kalian orang normal. Masalahnya adalah kami tidak dapat berpikiran terbuka terhadap suatu hal. Kami terus terjebak di dalamnya. Kami telah memasuki jalan buntu, sehingga kami memiliki tempat tidur di rumah sakit. Berharap kalian para praktisi Buddhis dapat melihat masa depan dan masa lalu. Masa lalu tidak dapat diperoleh, masa depan belum tiba, juga tidak bisa diperoleh. Manfaatkan hari ini dengan baik, tinggalkan semua ketenaran dan kekayaan hari ini, dan pikirkan masa depan kita. Orang yang ingin menjadi Buddha, dia harus menjadi Bodhisattva atau Buddha di dunia. Dengan begitu, kelak baru bisa melampaui enam alam mencapai Empat Alam Brahma dan pergi ke Alam Sukhavati.
Pada saat Perang Dunia II, ada sebuah keluarga Yahudi dianiaya. Putra sulungnya dan putra bungsunya mencari bantuan dari orang lain. Putra sulungnya pergi mencari orang yang pernah membantunya. Putra bungsunya pergi mencari seseorang yang dia bantu di masa lalu. Alhasil, putra sulungnya berhasil diselamatkan dan putra bungsunya dikhianati. Semuanya ingat bahwa orang yang mencintaimu, dia akan selalu bersedia mengabdikan dirinya padamu; tetapi orang yang kamu cintai, dia tidak pasti akan setia padamu. Oleh karena itu, orang yang benar-benar setia padamu dalam masyarakat modern ini adalah mereka yang telah memberimu bantuan, mencintaimu, dan membantumu. Guan Shi Yin Pu Sa selalu mencintai kita, pernah di masa lalu, masa sekarang dan masa depan, selalu membantu dan menyayangi kita. Dia adalah orang yang paling kita cintai di hati kita. Kita berdoa memohon bantuan Guan Shi Yin Pu Sa, dan Bodhisattva akan selalu membantu kita, jadi apa yang kita dapatkan adalah rasa syukur selamanya dan perhatian Guan Shi Yin Pu Sa kepada kita.
Kehidupan yang berbasis Buddha Dharma, yaitu menerapkan ajaran Buddha Dharma ke dalam kehidupan; Buddha Dharma dalam kehidupan, yakni mengubah dunia menjadi medan pembinaan Buddha dan Bodhisattva. Mengapa dikatakan “Ada medan pembinaan diri di dalam hati”? Hati adalah sebuah medan pembinaan, biarkan hati kita semakin terbang semakin luas, semakin murni, Bodhisattva baru akan masuk ke dalam hati kita, karena hati kita bersih, Bodhisattva baru akan masuk. Berharap hati setiap orang bisa mengubah dirinya ke tanah suci di sepuluh penjuru, dari alam delapan kesadaran hingga ke kedalaman jiwa.
Praktisi Buddhis harus belajar memahami bahwa kerisauan dan permasalahan di dunia dapat diselesaikan. Jika ada banyak masalah di dunia, tidak perlu risau tentang masalah yang bisa diselesaikan. Jika masalah tidak bisa diselesaikan, maka percuma saja mengkhawatirkannya. Jadi ketika kamu melakukan sesuatu dengan benar, tidak perlu mengatakan apa pun atau menjelaskan apa pun. Ketika kamu salah, tidak ada gunanya mengatakan apa pun. Jadi jika kamu melakukan sesuatu dengan benar, kamu tidak perlu marah. Jika kamu melakukan sesuatu yang salah, kamu tidak berhak marah. Ini adalah kebijaksanaan sejati.
Pada suatu Seminar Dharma kuno, Tang Suzong menanyakan banyak pertanyaan kepada Nanyang Huizhong, Guru Kekaisaran, tetapi Guru Kekaisaran bahkan tidak memandangnya. Suzong berkata dengan marah: “Saya adalah Kaisar Dinasti Tang, kamu bahkan tidak melihat ke saya? Huizhong tidak menjawab pertanyaannya secara langsung. Dia berkata, “Yang Mulia, pernahkah Anda melihat kekosongan?” “Saya pernah melihatnya!” Pernahkan kekosongan mengedip mata kepadamu?” Suzong tidak bisa mengatakan apa-apa. Dalam hidup, orang selalu memperhatikan bagaimana orang lain memperlakukan dirimu sepanjang hari. Siapa yang baik kepadamu dan siapa yang jahat kepadamu. Mereka khawatir tentang untung dan rugi setiap hari, jika bukan peduli dengan uang, maka peduli dengan perasaan dan rasa hormat, ingin orang lain memuji diri sendiri. Ingin orang lain memperhatikan dan menghormatimu. Kita praktisi Buddhis memasuki kekosongan. Alam kekosongan tidak memerlukan perhatian kita, dan mengapa kita harus memperhatikan kekosongan?
Master memberi tahu semua orang bahwa kita tidak bisa hidup dalam keadaan terkurung oleh perasaan orang lain sepanjang hari, karena dunia ini adalah dunia kekosongan. Ketika dunia ini mencapai titik tertentu, semua masa kini kamu akan menjadi masa lalumu. Oleh karena itu, Master berharap kalian memahami Enam Alam, yaitu kekosongan ilusi. Kita semua yang ada di sini hari ini, sebenarnya semuanya adalah bersifat kosong. Saya ingin bertanya, 50 tahun kemudian, begitu banyak teman se-Dharma yang ada di sini hari ini, berapa banyak yang masih ada? Ini adalah kekosongan. Hari ini, demi sedikit ketenaran dan kekayaan yang direbut, kita telah kehilangan banyak hati nurani dan sifat dasar. Ini adalah sesuatu yang tidak boleh hilang, dan hal-hal yang kita peroleh akan segera menjadi masa lalu. Jadi, berharap semua orang dapat mengenal kebenaran dunia ini. Hanyalah tempat yang di pinjamkan kepada kita “meminjam kepalsuan untuk membina kebenaran”. Kita harus memahami bahwa kebenaran tubuh Dharma itu seperti kekosongan, dan sifat sejati sebenarnya adalah sepuluh penjuru dan tiga alam. Mengejar kebenaran melampaui ilusi adalah tingkat kesadaran spiritual sejati praktisi Buddhis.
Bagi praktisi Buddhis, kebahagiaan adalah Zen, kerisauan juga merupakan kebijaksanaan. Jadi mengapa dikatakan bahwa kerisauan adalah Bodhi? Bodhi yang sebenarnya adalah menerapkan hati pada kenyataan dan memperlakukan segala sesuatu dengan hati yang tulus. Berapa orang yang telah kamu selamatkan, berapa orang yang telah kamu selamatkan dengan segenap hati? Kerisauanmu baru akan bersih. Karena kerisauan ada di dalam ilusi. Jadi, sebenarnya kerisauan itu tidak nyata, ia termasuk palsu. Master akan menjelaskan kepada kalian kerisauan ilusi. Apakah kalian masih memiliki kerisauan yang kalian alami ketika masih kecil? Apakah kalian masih memiliki kerisauan yang kalian alami saat masih muda? Saat kamu akan meninggal, apakah semua kerisauan yang kamu miliki sekarang masih ada? (semuanya menjawab: Tidak!) Master sering kali memberi tahu semua orang: Kita hidup di dunia ini, bukan untuk diri kita sendiri, tetapi untuk semua makhluk. Seseorang yang tidak hidup demi orang lain adalah orang yang egois. Kita harus seperti Lei Feng, hanya memikirkan orang lain. Kita harus demi semua makhluk. Dengan bahasa sekarang yaitu “melayani rakyat”! Jika ingin diri sendiri bahagia, maka harus memperlakukan diri sendiri sebagai orang lain. Jika ingin orang lain bahagia, maka harus memperlakukan orang lain seperti dirimu sendiri. Bagaimana seharusnya kita berperilaku di masyarakat? Perlakukan orang lain sebagai orang lain. Bagaimana membuat diri sendiri bebas dan leluasa? Yaitu memperlakukan diri sendiri sebagai dirimu sendiri.
Jika kamu tidak sakit dan masih sehat hari ini, maka kamu lebih beruntung dari 100.000 pasien kanker yang akan meninggal setiap bulannya. Jika kamu masih bisa menggunakan matamu untuk membaca dan menonton TV, kamu lebih beruntung dari 10 juta orang buta. Ada tiga hal yang tidak boleh disia-siakan manusia: pertama tubuh, kedua uang, dan ketiga perasaan. Jika tidak, kamu akan kehilangan lebih dari yang kamu peroleh. Dengan kata-kata Buddha dan Bodhisattva, kamu akan menguras berkah, umur, dan hidupmu.
Seorang anak bertanya kepada gurunya: “Guru, apakah air dapat mengalir ke langit?” Guru berkata: “Air mengalir ke tempat yang lebih rendah. Ini adalah hukum alam.” Anak itu bertanya: “Air tidak dapat mengalir ke langit, lalu bagaimana datangnya hujan di langit? “ Guru berkata: “Hujan di langit adalah air yang mengalir dari tanah ke langit. Tentu saja air tidak akan langsung mengalir ke langit. Ketika air berubah wujud menjadi gas, ia akan naik ke langit dan menyatu dengan awan, membentuk suatu gas, pada saat itu akan menjadi hujan di langit.” Maser memberi tahu semua orang: Di dunia, ketika kita tidak dapat mengubah lingkungan atau batasan alam, kita dapat mengubah diri kita sendiri seperti air, mengubah mentalitas diri sendiri, menjadi air yang mengalir ke langit, dan menciptakan keajaiban yang menakjubkan orang.
Master memberi tahu kepada semua orang bahwa jika kita tidak tekun setiap hari, kita akan bermalas-malasan, melihat sana dan sini. Kalian adalah konsumen kehidupan, yang kalian habiskan adalah kehidupan, dan yang disia-siakan adalah nyawa. Kita harus semangat menghadapi kehidupan dan berkorban setiap hari, itu barulah pencipta kehidupan. Seseorang yang yakin bahwa dirinya telah menguasai kebenaran dunia tidak akan peduli dengan pertentangan dan persetujuan orang lain. Praktisi Buddhis pertama-tama harus percaya bahwa diri sendiri adalah nyata, yang berarti hanya kamu yang dapat menciptakan masa depan dirimu sendiri!
Ketika orang sedang berbuat baik, ia sangat mudah tersesat, karena terkadang ingin melakukan suatu perbuatan baik, tetapi hasilnya belum tentu baik. Dalam kisah “Liao Fan Si Xun” menjelaskan tentang kebaikan: kebaikan ada benar dan ada salah, ada yin dan ada yang, ada besar dan ada kecil, ada menyimpang dan ada benar. Jangan berpikir bahwa sebagian orang mengatakan “Saya sedang melakukan perbuatan baik” sebenarnya, dia tidak mempunyai jasa kebajijan. Perbuatan baik, hanya ketika ia menggunakan pikiran dan sifat Kebuddhaannya untuk melebur ke dalam masyarakat, melebur ke dalam semangat untuk berkontribusi kepada orang lain dan semua makhluk, kebaikan ini barulah kebaikan murni! Banyak orang mengira mereka telah melakukan perbuatan baik, namun nyatanya mereka telah menciptakan karma buruk, jadi berharap semua orang harus memahami apa yang benar dan apa yang baik.
Berharap semua orang harus menekuni Dharma dengan baik, pikiran harus benar, tidak boleh jahat. Kita harus menekuni Dharma dengan keyakinan dan pemikiran yang benar. Kita harus mencintai semua makhluk dengan keyakinan dan pemikiran yang benar, menentang ajaran yang menyimpang, agama yang sesat, menentang segala sesuatu yang membahayakan kesehatan jiwa manusia. Kita harus percaya jiwa kita akan menjadi semakin murni, pikiran kita akan menjadi semakin bersih, dan hati kita akan bergerak menuju Bodhisattva! Kita harus mengerti sebab dan akibat, memahami reinkarnasi, menekuni Dharma dan melafalkan paritta dengan baik. Dengan begitu, kita baru bisa mengubah takdir kita dengan keyakinan benar dan pemikiran benar! Saya ingin seluruh dunia percaya bahwa orang-orang Tiongkok kita memiliki kebijaksanaan. Budaya Tiongkok kita adalah yang terbaik. Ajaran Buddha Dharma kita adalah intisarinya! Membuat semua orang di dunia bisa melafalkan paritta Da Bei Zhou dan Xin Jing! Saya ingin menjelajahi seluruh dunia. Sekarang ada yayasan Xin Ling Fa Men di seluruh dunia. Semuanya adalah lembaga amal dan kantor Buddhis yang disetujui pemerintah. Saya berharap mereka dapat memainkan peranannya: satu bunga yang mekar bukanlah musim semi, ratusan bunga bermekaran membawa musim semi ke taman! Setiap orang harus belajar dari Guan Shi Yin Pu Sa, harus menjadi Seribu Tangan dan Seribu Mata Guan Shi Yin Pu Sa. Kalian di sini semuanya adalah Seribu Tangan dan Seribu Mata Guan Shi Yin Pu Sa.
Berharap semua orang tekun belajar Buddha Dharma, berusaha keras dalam membina pikiran, dan mencapai Empat Alam Brahma.