6. Memudarkan Keakuan, Terbebaskan dan Melepaskan
Bencana di dunia ini sekarang semakin lama semakin banyak. Apabila kita bersama-sama membina pikiran dan melafalkan paritta dengan baik, bersungguh-sungguh memohon kepada Bodhisattva, maka mungkin bencana-bencana ini akan berubah dari yang besar menjadi kecil, atau yang kecil menjadi hilang. Kalian semua harus menekuni Dharma, membina pikiran, dan melafalkan paritta baik-baik, semua ini benar-benar adalah pusaka! Ketika seseorang sedang berada dalam penderitaan namun masih tidak mau membina pikiran dan melafalkan paritta baik-baik, maka sesungguhnya orang ini sangat mudah menjadi orang yang tidak berguna. Pada masa periode akhir Dharma, kalian semua harus memahami prinsip kebenaran ini.
Pada masa periode akhir Dharma, waktu (langit) berputar sangat cepat, pada kenyataannya manusia pun berubah sangat cepat, Alam Akhirat juga berubah sangat cepat – Surga, Akhirat, dan manusia, semuanya berubah sangat cepat. Coba pikirkan, dulu orang-orang yang berusia lanjut tidak berpikir lebih banyak dibandingkan orang-orang zaman sekarang. Kalian orang-orang yang sudah lanjut usia ini sudah bekerja di pabrik seumur hidup, tidak pernah berganti pekerjaan. Namun anak-anak muda zaman sekarang, hari ini berganti pekerjaan ini, besok berganti pekerjaan itu. Kalian dulu di Tiongkok, mungkin seumur hidup tinggal di satu tempat, tidak pernah pindah rumah; sedangkan setelah kalian datang ke sini sudah pindah rumah berapa kali? Ini yang dinamakan hal-hal di dunia ini penuh dengan ketidakkekalan. Karena pikiran manusia kacau-balau, tidak menentu, oleh karena itu, di mana-mana ada bencana. Begitu pikiran manusia terkacaukan, maka langit pun menjadi kacau-balau. Banyak orang akan bertanya: “Langit tidak baik, apa hubungannya dengan manusia?” Pertama-tama, saya tanya kalian: apakah cuaca mempengaruhi suasana hati kalian? Langit turun hujan, menyebabkan banjir, bukankah berdampak pada bumi? Kalau berdampak pada bumi bukankah berarti mempengaruhi manusia? Orang-orang akan merasa tidak baik.
Ada orang yang membakar Xiao Fang Zi begitu banyak, mengapa masih tidak ada hasilnya? Karena jasa kebajikannya tidak cukup! Hanya dengan membina diri dengan tekun, jika hanya dengan mengandalkan orang lain tidak akan berhasil, hanya dengan mengandalkan diri sendiri, kita baru bisa “menjaga keluarga” – menjaga keluarga besar (semua orang), menjaga keluarga kecil. Badai tornado yang sebelumnya memakan korban jiwa 300 orang lebih, kali ini kembali memakan korban jiwa 100 orang lebih, coba kalian pikirkan, apakah orang-orang ini sudah sepantasnya meninggal? Memangnya mereka tidak memiliki kepercayaan? Coba pikirkan, harus sepenuh hati, harus benar-benar mendengarkan hati nurani diri sendiri. Jika ada waktu maka lakukanlah lebih banyak jasa kebajikan. Jasa kebajikan harus lebih banyak dilakukan baru bisa banyak dituai, jika sedikit dilakukan, maka sedikit pula yang didapatkan, kalau tidak dilakukan, maka tidak akan mendapatkan apapun – jasa kebajikan didapatkan melalui tindakan atau perbuatan sendiri. Contoh sederhana: ketika kamu memiliki kekuatan yang sangat besar, maka saat orang lain ingin memegang kamu, tanganmu sembarangan refleks membalasnya, maka bisa membuat orang lain terluka. Prinsipnya sama saja. Master sekarang “hanya menanam tanpa memikirkan hasilnya”, inilah Bodhisattva. Bodhisattva hanya menanam tanpa mempertanyakan hasilnya. Dengan kata lain, jangan ada “hasil panen” di hatimu. Karena saat kamu “menanam”, saat kamu baik terhadap orang lain, kamu tidak pernah memikirkan apa yang akan dibalaskan orang lain terhadap dirimu, maka kamu pasti akan mendapatkan balasannya. Namun jika dalam hatimu berpikir: “Hari ini saya baik padamu, demi mendapatkan balas jasa darimu.” Kalau begitu kamu sudah salah, mungkin kamu tidak akan mendapatkan apapun. Di dunia ini, hati manusia semuanya terbuat dari daging, namun jiwa manusia turun dari Surga, juga ada yang dari Alam Roh. Mengapa setelah melalui tumimbal lahir berkali-kali, kita manusia bisa berubah menjadi berbeda? Mengapa ada wanita yang begitu egois, dan ada juga wanita yang tidak egois? Mengapa ada pria yang begitu kikir, dan ada juga pria yang tidak kikir? Mengapa ada orang yang baik hati, dan ada juga orang yang jahat? Ini semua adalah hasil akumulasi dari berulang-kali reinkarnasi.
Master beritahu kalian: tunggu sampai bencana tiba menghampiri kalian, pada saat itu, kalian baru akan merasa sudah tidak keburu lagi. Meskipun kalian memanggil Master, atau memanggil Guan Shi Yin Pu Sa, juga benar-benar sudah tidak keburu lagi. Mengapa saya mau menerima murid? Sesungguhnya hanya orang-orang yang sudah menjadi murid Master baru bisa mendapatkan berkat dan perlindungan dari Master. Dengan kata lain, Master meminjam kekuatan Guan Shi Yin Pu Sa untuk memberikan semacam “pelindung vajra” kepada setiap murid, pelindung ini bisa ditempatkan di tubuh kalian, tunggu saat bencana tiba, maka kalian bisa menerima perlindungan. Seperti setiap orang menggunakan jimat pelindung Guan Shi Yin Pu Sa yang sudah diberkati Master, maka mereka pun bisa terhindar dari bencana, selain itu sangat ampuh sekali. Rupang Guan Shi Yin Pu Sa di Guan Yin Tang, asalkan disembahyangkan di rumah, tidak ada satu pun yang tidak efektif.
Seseorang harus memiliki kesadaran spiritual, kesadaran ini semuanya tergantung dari kedisiplinan dan kemauan diri sendiri. Di mana pikiran seseorang berada akan menentukan apa yang akan dilakukannya, jika kalian hanya memikiran keluarga kecil – keluarga sendiri, maka tentu saja sepanjang hari kalian akan berada di rumah; lalu ketika keluargamu bermasalah, kamu baru datang dan memohon kepada keluarga besar semua orang, karena Master termasuk dalam lingkup “semua orang” ini. Jika biasanya kalian tidak mempedulikan semua orang, maka sama dengan kalian biasanya tidak menaruh perhatian pada “serikat” ini, tunggu sampai keluarga bermasalah, lalu kalian baru meminta bantuan pada serikat ini untuk menyelesaikan masalahmu. Ibarat kata, seseorang yang tidak pernah membayar “iuran”, maka mana mungkin serikat pekerja mau membantumu? Logikanya sama saja. Jika biasanya kamu tidak pernah melakukan jasa kebajikan, setiap hari hanya memedulikan keluarga atau diri sendiri, tidak pernah peduli pada orang lain, maka apakah orang-orang akan bersikap baik terhadap kamu? Ini sama seperti, seberapa besar pengorbananmu, maka seberapa besar balasan yang akan didapatkan. Mereka yang bekerja bakti di Guan Yin Tang, memiliki jasa kebajikan yang sangat besar. Saya bisa beri tahu kalian, asalkan kalian melakukannya dengan sungguh-sungguh, pasti bisa panjang umur. Tetapi jika kalian tidak serius, tubuh kalian berada di sini, namun pikiranmu melayang memikirkan hal-hal lain, maka orang seperti ini tidak akan mendapatkan berkat perlindungan dari Bodhisattva; sama saja, seseorang yang memikirkan Dong Fang Tai tidak berarti dirinya harus berada di sini, jika kamu selalu memikirkan Guan Yin Tang, maka kamu akan sering datang ke Guan Yin Tang. Sebaliknya, jika seseorang sudah hampir kehilangan nyawanya, lalu pekerjaan apalagi yang masih bisa dilakukannya? Jika tunggu sampai kalian menderita penyakit berat, baru datang mencari Master, maka saat itu sudah terlambat. Tidak ada seorang pun yang bisa menjamin dirinya tidak akan menderita penyakit kritis. Sekarang, saya telah menerima murid-murid dari luar negeri, walau mereka akan mendapatkan berkah perlindungan, namun tidak berarti mereka bisa bebas dari bencana.
Perkataan “Dengan melepas pisau pembunuhan, bisa segera menjadi Buddha”, maksudnya, bukan berarti dengan membuang pisau (tidak lagi membunuh), lalu pasti bisa menjadi Buddha, karena akar, bibit dan buah karmamu semuanya berada di dalamnya. Apabila kalian berusaha keras untuk melakukan jasa kebajikan, maka kalian pasti akan memperoleh berkah perlindungan, namun jika kalian tidak mau berusaha untuk melakukan jasa kebajikan, maka kalian tidak akan mendapatkan perlindungan dari Master, tetap saja bisa tertimpa masalah, semuanya tergantung dari apa yang kalian lakukan. Master tidak akan peduli pada orang yang tidak rajin. Orang-orang yang belum terbuka kesadarannya hingga sekarang, maka Master akan pelan-pelan melepaskannya. Bagaikan seorang anak, ayah dan ibunya mencintai dan memikirkannya, karena anak ini pengertian dan selalu menurut, dia terus membina diri dan melafalkan paritta. Anak yang tidak pengertian dan tidak penurut, berperilaku sesuka hatinya, maka pada akhirnya yang akan dirugikan tetap anak ini sendiri. Karena untuk selanjutnya, saya hanya akan peduli pada anak-anak (murid-murid) yang patuh, yang rajin membabarkan Dharma, lagipula dalam waktu singkat murid Master bertambah seribu orang lebih, saya tidak akan menguras energi dan menasihatinya lagi hanya demi seseorang. Hanya menolong orang yang baik, orang yang sudah tersadarkan. Bagaimana seorang murid bisa tersadarkan? Membutuhkah Master selalu mengingatkan dan membimbingnya, maka murid baru bisa tekun memajukan diri; selain itu dirinya sendiri juga harus berusaha baru bisa terbuka kesadarannya. Karena kalian masih memiliki keluarga yang harus dijaga, kalian masih belum bisa melepaskan dan merelakan mereka, maka tidak ada cara lain, selain harus lebih tekun menekuni Dharma. Sesungguhnya ketika seseorang menghadapi kerisauan duniawi, apabila benar-benar mau melepaskannya, maka tetap bisa melepas. Di saat masalah benar-benar datang, meskipun kamu tidak melepas pun harus melepaskannya. Terutama ketika kalian sudah lanjut usia, walaupun kalian masih belum bisa merelakan keluarga kalian, tetap saja kalian harus melepaskannya, karena cepat atau lambat, kalian pasti akan meninggal, akan lebih baik bila kalian bisa tersadarkan lebih dini. Dengan tersadarkan lebih awal, maka kalian bisa lebih cepat terbebaskan. Tahukah kalian, ada banyak masalah yang muncul karena berhubungan dengan keluarga atau anak. Makna terbebaskan di sini, bukan berarti meminta kalian tidak peduli pada keluarga, sebaliknya kalian harus benar-benar peduli dan memikirkan mereka, namun pada kehidupan nyata jangan terlalu ikut campur dalam kehidupan mereka. Kecuali anak yang masih kecil, jika anak sudah besar dan kalian masih tidak bisa melepaskannya, maka mereka selamanya tidak akan pernah dewasa, dan kamu selamanya tidak akan bisa terbebaskan.
Master sering memberi kalian sebuah contoh: di dalam pabrik, semua orang belajar mengikuti “pekerja teladan”. Akan tetapi ada juga orang yang mengatakan: kamu adalah pekerja teladan, uang bonusmu lebih besar daripada orang lain, tentu saja kamu seharusnya bekerja lebih banyak. Sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang, kamu tidak meneladani Bodhisattva, maka kamu tidak akan mendapatkan perlindungan, tidak akan bisa meningkatkan kesadaran spiritual diri sendiri. Yang didapatkan pekerja teladan adalah respon dan dukungan dari berbagai aspek dalam organisasi. Yang saya katakan sekarang adalah bahasa sehari-hari. Apabila seorang pekerja teladan menghadapi masalah, maka walaupun itu adalah masalah di mana dia melakukan kesalahan, polisi mau menangkapnya, organisasi pun akan turun tangan dan menjaminnya keluar, dengan kata orang ini sangat baik. Apabila hal yang sama terjadi, mengapa ada orang yang dijatuhi hukuman, namun ada juga orang yang tidak dihukum? – karena organisasi atau perusahaan yang menjaminnya. Mengapa menjaminnya? Karena dia adalah teladan, dia sudah memberikan sumbangsih, sama seperti seorang praktisi Buddhis yang memiliki jasa kebajikan, bukankah ini sama logikanya? Saya tidak perlu kalian datang setiap hari, saya hanya ingin hati kalian berada di sini. Kalian sekarang banyak orang yang hatinya tidak berada di sini. Melbourne sana sekarang sedang maju, hari ini meminta video ini, besok yang dari Brisbane meminta video. Kelompok-kelompok pembinaan bersama di luar negeri, mereka ingin mengadakan acara kumpul bersama, maka Master juga melakukan rekaman untuk mereka. Xin Ling Fa Men sekarang berkembang di mana-mana. Saya beritahu kalian, jika kalian tidak bekerja baik-baik, kalian tidak akan memiliki jasa kebajikan. Kalian jangan setiap orang menyimpan kekesalan di hati, jangan berpikiran buntu. Harus meneladani Master yang pada dasarnya tidak mementingkan apapun. Melakukan jasa kebajikan dengan sepenuh hati akan diberkati dengan kelancaran, keberuntungan, dan perpanjangan umur. Tidak ada cara lain, jasa kebajikan dilakukan oleh diri sendiri.
Hari ini Master membahas tentang “memudarkan keakuan”, dengan kata lain, secara perlahan-lahan kita harus bisa melupakan keakuan diri sendiri. Manusia karena memiliki keakuan makanya baru bisa marah, baru bisa merasa tidak senang, baru bisa bersedih. Setiap kali Master menasihati kalian, mungkin ada wanita yang berpikir: “Saya juga sudah melakukan sangat banyak.” Atau ada paman tua yang berpikir: “Saya juga sudah melakukan banyak hal, tidak adil.” Memangnya Master sedang mengkritikmu? Memangnya Master memuji orang lain berarti mengkritik dirimu? Justru karena adanya “Aku” di dalam pikiranmu, maka banyak orang yang suka “menyarungkan” diri sendiri ke dalamnya. Ini berarti belum belajar Dharma dengan baik? Apakah yang disebut dengan “memudarkan”? Dengan kata lain, pudarkan pemikiran tentang diri sendiri, biarkan pikiran sendiri menjadi lebih tenang dan terpusat, kurangi memikirkan diri sendiri, harus bisa memiliki ketidakakuan. Apabila bisa memikirkan diri sendiri lebih “kecil”, maka kamu akan berpandangan lebih terbuka, maka kamu akan bisa melihat kebenarannya, dan melepaskan, kamu akan memiliki kesetaraan pikiran. Ketika dirimu menghadapi masalah, kamu bisa berpikir dari sudut pandang orang lain: Dia sudah begitu banyak menderita, memangnya saya sanggup? Ini semua dia yang melakukannya. Saya beritahu kalian, meneladani Bodhisattva dalam mengerjakan sesuatu hal, atau melakukan jasa kebajikan, maka kamu tidak akan terkena penyakit kritis, hanya akan mendapat perpanjangan umur. Jika kamu sepanjang hari sibuk mengurusi keluarga kecil, setiap hari hanya memikirkan diri sendiri, maka kamu akan menjadi semakin bodoh. Karena kamu terombang-ambing di tengah nafsu keinginan diri sendiri dan orang lain dan tidak bisa keluar, kamu setiap hari bersedih. Setiap hari di rumah yang kecil ini, demi putri, demi putra, sampai kapan semuanya baru bisa berakhir? Coba kalian pikirkan, kalian sepanjang hari berpikir sembarangan, sampai kapan baru bisa ada hasilnya? Jika kamu meninggal, bukankah anakmu tetap akan hidup? Memangnya kamu bisa mengontrolnya? Kamu tidak ingin melepas, memangnya bisa? Maka kalau tidak menekuni Dharma, tidak akan bisa tersadarkan. Saat tiba waktunya untuk rela namun tidak mau merelakan, maka tidak akan bisa mendapatkan apapun. Daripada suatu hari nanti harus melepas, lebih baik melepaskan lebih awal. Pada saat meninggal, bisa pergi dengan tenang dan damai, tanpa kekhawatiran, maka kamu tidak akan menderita. Coba kalian pikirkan, jika kalian sekarang akan meninggal, betapa menderitanya kalian, karena kamu masih belum bisa melepaskan apapun: keluarga, rumah, uang, anak… pada akhirnya tetap harus pergi. Daripada suatu hari nanti harus melepas juga, lebih baik kita lepaskan beban dari tubuh kita ini lebih dini, supaya pikiran kita bisa hidup dengan lebih tenang, hidup dengan lebih bahagia. Misalnya suami istri tinggal terpisah di dua tempat, jika hanya dipikirkan, apa gunanya? Kamu memikirkannya sekalipun, tetap akan begini, apakah kalau dipikirkan lalu bisa bertemu? Jika dipikirkan malah menjadi lebih risau, lebih khawatir. Jika tidak dipikirkan, mungkin masih bisa hidup dengan hati yang lebih tenang. Anak tidak baik, maka anggaplah seperti tidak punya anak ini; suami tidak baik, maka anggaplah seperti tidak ada suami ini; istri tidak baik, maka anggaplah seperti saya tidak punya istri ini. Dengan begitu, kamu baru bisa berbahagia, dengan begitu, kamu baru bisa melepas, hatimu baru bisa seimbang. Kalau tidak bagaimana bisa stabil?