4. Tiada Aku Tiada Kelahiran, Membina Diri Pada Saat Ini 无我无生,修在当下

4. Tiada Aku Tiada Kelahiran, Membina Diri Pada Saat Ini

Temukan jati diri sendiri di tengah-tengah dunia fana ini. Misalnya: kalian sekarang ke bar, ke diskotik, berpesta dan mencari kesenangan, mata pun berkunang-kunang, apakah kamu bisa menemukan diri sendiri? Inilah yang Master bahas dengan kalian, ketika berada dalam lingkungan yang tidak baik, maka kamu pun akan kehilangan diri sendiri, apakah kamu bisa menemukan diri sendiri? Ketika semua orang mementingkan uang, apakah kamu bisa tidak mementingkan uang? Geng-geng yang merusak masyarakat, ketika mereka sedang berkumpul menjadi satu, maka mereka pun sudah tidak tahu lagi siapa diri mereka. Saat mereka ingin membunuh orang, maka mereka akan membunuh bersama-sama; ketika mereka akan melakukan kejahatan, maka mereka akan melakukannya bersama-sama; maka terakhir mereka akan ditangkap ramai-ramai dan dieksekusi bersama. Mereka sudah kehilangan jati dirinya sendiri. Oleh karena itu seseorang harus bisa memahami dirinya sendiri, harus memiliki kesadaran. Karena dunia fana ini dipenuhi dengan keserakahan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan kecurigaan, semua ini adalah “polusi” bagi diri kita.  Bagaimana agar kita bisa menghilangkan keserakahan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan kecurigaan dalam pikiran kita? Maka kita memerlukan pelita terang yang tak terpadamkan. Kita harus bisa menemukan satu pelita terang dalam hati kita, Master terus menyalakan pelita ini dalam diri kalian. Ketika ada satu pelita terang di hati kalian, maka sesungguhnya ini adalah pelita terang dari Buddha dan Bodhisattva. Namun apakah kalian memahaminya, bahwa pelita ini walau sudah dinyalakan, namun lama-kelamaan, juga bisa padam. Setiap hari Rabu, Master mengajar kalian, sama dengan membantu kalian menarik keluar sumbu pelita ini sedikit demi sedikit. Karena jika dalam sebulan saya tidak “menyulut” pelita ini, maaf saja, pelita dalam diri kalian akan padam. Beberapa waktu yang lalu, Master membawa kalian membabarkan Dharma di Eropa, sudah 2-3 minggu tidak mengajar kelas murid, walaupun kalian berada di sisi Master, tetapi saya bisa melihat bahwa ada beberapa di antara kalian yang tampak lamban, kehilangan akal, tidak bisa menerapkan pengetahuan dalam Dharma, hanya bisa transit pesawat, atau ganti hotel. Oleh karena itu, dalam masalah menekuni Ajaran Buddha Dharma, Master terus menyalakan pelita kalian, terutama di zaman periode Akhir Dharma ini, karena kalian menghadapi banyak hal-hal yang terlalu kotor, yang mudah membuat kalian kehilangan Ajaran Buddha Dharma. Oleh karena itu, pelita dalam pikiran kita harus menyala terang dan tak terpadamkan, karena pelita ini akan menyinari jalanmu menuju ke tepian. Apa yang dimaksud dengan “tepian” di sini? Itu adalah jalur kembali ke jalan yang benar.

Manusia itu sangat kasihan dan sangat menyedihkan! Betapa menyedihkannya hari-hari yang dilalui seorang manusia! Betapa memalukannya, karena mereka sudah kehilangan sifat kemanusiaan, bisa melakukan apapun demi uang. Apakah saya masih perlu memberi contoh lagi? Mengapa sekarang Tiongkok kembali menekankan paham konfusianis dan mencius? Dengan tujuan untuk menarik kembali sifat dasar kita semua, jangan sepanjang hari hanya hidup demi uang, ketenaran, dan keuntungan. Mengapa kita perlu meneladani Lei Feng? Karena orang baik seperti ini sudah punah, maka kita harus meneladaninya. Jika semua orang sudah menjadi Lei Feng, apakah kita masih perlu meneladaninya? Jika seluruh dunia adalah negara-negara yang berbudi luhur, semuanya adalah orang-orang yang menjunjung nilai-nilai kebenaran, lalu apakah kita masih perlu mempelajari filsafat konfusianisme? Lihat saja sekarang, semuanya kacau balau, apapun bisa dipalsukan. Coba kalian beri tahu saya, apa yang tidak bisa dipalsukan? Apa masih ada hal yang tidak bisa dipalsukan? Ucapan palsu, wajah palsu, uang palsu, ayah palsu, ibu palsu, apalagi yang tidak palsu? Pikiran dan maksud yang palsu – dibuat-buat. Ada berapa orang yang masih memiliki ketulusan hati, bisakah kalian memberi tahu saya? Jika kalian tetap tidak mau mendengarkannya dengan baik, tidak mau mengubah kekurangan diri sendiri dengan baik, maka saya bisa memberi tahu kalian, kesialan akan menimpa kamu.

Kehidupan ini sama seperti tamu sementara, jangan melekat pada ketenaran dan kekayaan. Apa hebatnya, hari ini kamu punya uang, namun besok mungkin kamu bisa mati; kemarin kamu terkenal, namun hari ini mungkin ketenaran itu sudah hilang. Presiden Lybia – Gaddafi, orang yang berkuasa, punya harta kekayaan, dikenal di mana-mana, bisa mendapatkan keuntungan yang diinginkannya. Namun pada akhirnya, ditembak acak sampai mati. Orang hebat? Sudah saya katakan, dunia ini adalah sebuah kitab Tripitaka yang nyata, semuanya ini terjadi di sekitar kalian. Orang yang terkenal dan kaya raya, namun apa akibat akhirnya? Jika Steve Jobs tidak bekerja mati-matian untuk mencari uang, mungkin saja dia masih hidup sampai usia 70-80 tahun. Setelah menikah, dia hanya pernah menelepon ayahnya 2 kali, sepanjang hari sibuk mencari uang, siapa yang masih ada di hatinya? Jika dia masih bisa hidup beberapa hari lagi, bila dilihat dari sisi positifnya, bukankah berarti dia bisa memberikan sumbangsih lebih banyak kepada umat manusia? Dari sudut pandang yang lain, ini adalah kemelekatan. Maka jangan melekat, kalian murid-murid saat berada di luar, jangan melekat – keras kepala. Teman-teman yang berada di grup muda-mudi mengatakan, murid-murid memang tampak tidak sama, pembawaannya, tutur kata, dan gerak-geriknya layak seorang praktisi Buddhis, ini adalah hal yang positif. Saya sering dengan bangga mengatakan: “Murid-murid saya di luar, coba lihat saja, siapa yang akan membantah?” Dunia ini sesungguhnya adalah palsu, tidak ada alasan yang perlu diperdebatkan. Hanya ada satu prinsip kebenaran – belajarlah baik-baik. Bicara benar atau salah, semuanya harus Master didik, apa hubungannya dengan saya? Master mengatakan kalau yang saya katakan salah, saya masih tetap diri saya yang semula, malah memberi saya jodoh pendukung; Master mengatakan kalau saya benar, saya tetap adalah saya yang semula, saya juga tidak sombong. Kalau memang saya salah, saya akan memperbaikinya, kalau saya tidak salah, anggap saja nasihat untuk mendorong diri sendiri, apa masalahnya? Oleh karena itu, apapun yang dikatakan orang lain tidak ada pengaruhnya terhadap kalian, itu berarti sudah memiliki pembinaan yang tinggi, sudah memiliki posisi yang tinggi. “Aih, Master salah memarahi saya.” Lalu mau datang berdebat? Maka setiap hari jangan mengejar ketenaran dan kekayaan, setiap hari jangan menciptakan karma buruk dan bibit karma buruk ketamakan, kebencian, kebodohan. Hari ini kamu merasa tidak senang, berarti kamu sedang menciptakan bibit karma buruk, kamu menunjukkan wajah yang tidak senang kepada orang lain, lalu membuat orang lain merasa tidak nyaman, sedangkan dirimu sendiri malah menjadi sakit. Jika benar-benar marah sampai sakit, namun bisa membuat orang lain tersadarkan, berarti pengorbananmu pun berarti. Banyak orang mengatakan, “Dengan kematian saya ini demi membuatnya tersadarkan.” – walaupun kamu meninggal, dia tetap tidak akan sadar, orang seperti ini adalah orang yang tidak tersadarkan. 

Master memberitahu kalian, jangan pernah mengejar nafsu keinginan materiil. “Aduh, saya sangat suka membeli benda ini, saya harus membelinya.” Sesungguhnya, hal ini adalah masalah kecil, akan tetapi ini membuktikan kalau kamu ini tamak. Maka, kamu harus bisa menguji diri sendiri: benda apa yang sangat saya sukai dan ingin saya beli, namun saya menahan diri dan tidak membelinya – ini berarti kamu kuat menghadapi ujian. Jika dalam hal ini kamu mampu mengendalikan diri sendiri, maka dalam hal lain, kamu pun pasti bisa memiliki keteguhan hati. Apabila dalam membeli barang, kamu tidak bisa mengendalikan diri sendiri, maka saya beritahu ya, dalam hal lain pun, kamu tidak akan bisa mengendalikan nafsu keinginan diri sendiri.

Master beritahu kalian: harus memahami, harus tersadarkan, harus menyadari tiada yang perlu diinginkan dalam hidup ini. Apakah yang dimaksud dengan “menyadari tiada yang perlu diinginkan dalam hidup ini”? Mengetahui nilai kehidupan diri sendiri, tidak memiliki keinginan apapun. Saya hanya hidup beberapa tahun, tidak menjadi masalah bagi saya, meskipun saya bisa mempertahankan seluruh harta, punya sepuluh rumah, hidup saya pun hanya begitu singkatnya. Maka kita harus bisa menyadari tiada yang perlu diinginkan dalam hidup ini, karena kamu mengetahui bahwa hidupmu sendiri sangat singkat, maka kamu tidak akan mengejar banyak hal. Saat kamu baru dilahirkan, kamu sudah mengetahui hidup, kamu masih bisa hidup lebih lama. Namun sekarang, berapa usia kalian? Menderita sampai sekarang, sudah menjadi lansia yang berusia 50-60 tahun, sisa hidup pun kurang dari separuh, memangnya kalian bisa hidup sampai usia 100 tahun? Jika bisa hidup sampai 100 tahun pun sudah menjalani hidup setengahnya. Tidak mungkin, sepanjang-panjangnya, hanya akan sampai usia 70-80 tahun, masih ada 10-20 tahun lagi.

Coba pikirkan, kalian sudah berusia 50-60 tahun, bagaimana kalian menjalaninya? Jika sekarang mengingat kembali hal-hal yang lalu, seperti bermimpi. Masih tidak mau melepas masa 20 tahun itu dan membina diri baik-baik? Masih mau merasa tidak senang, dan mempersulit diri sendiri? Yang miskin tidak punya uang, yang tidak ternama pun tidak punya nama, yang tidak ada keuntungan memang tidak punya untung, janganlah dipusingkan. Apa yang perlu diperdebatkan? Apa yang perlu diributkan? Orang yang tidak punya otak baru akan memperebutkan ketenaran dan kekayaan, malah masih mengira dirinya memiliki masa depan yang sangat cerah. Saat bencana besar melanda, tidak peduli usia 50,70, 20, maupun 30 tahun, tetap saja akan meninggal. Saat gempa di Sichuan yang memakan korban puluhan ribu orang, memangnya masih dibedakan umurnya? Memangnya mereka bukan orang? Ingatlah: melepas. Segera lepaskan beban yang berat, lepaskan sekarang. Contoh: Vina sudah hampir tiba saatnya pulang kerja, namun tiba-tiba masuk setumpuk besar baju, dalam pikirannya, dia akan berpikir: saya harus segera pergi menghadiri kelas, namun di sini masih menumpuk begitu banyak baju, saya akan meraup lebih banyak uang. Kalau dia tidak melepas, apakah dia lelah atau tidak? Selain itu, dia harus mengebut pekerjaannya mati-matian. Terima ya terima, kalau tidak diterima ya biarkan saja; cuci ya cuci, kalau tidak dicuci ya biarkan saja. Melepas hanya dalam waktu sekejap. Kalau sudah berpikiran terbuka, dan tidak menerima pekerjaan, lalu pergi mengikuti kelas, bukannya sudah santai. Banyak wanita yang begitu, sebelum pergi keluar, tidak bisa melepas. Mencuci yang ini, merapikan yang itu, waktunya terbuang begitu saja. Saat sudah kehabisan waktu, bukankah tetap langsung ambil tas, matikan lampu, dan berangkat? Kalau kamu memintanya untuk melepas, apakah dia benar-benar bisa melepas? Aduh, ranjang belum dirapikan, air di kamar mandi belum dibuang, dia masih belum melepas. Apabila kamu memberitahu dia, anakmu bermasalah. Lihat saja, dia akan meninggalkan semuanya dan langsung pergi, lampu pun tidak dimatikan. Semuanya tergantung dari apakah masalahnya serius atau tidak. Oleh karena itu, segera melepas. Master minta kalian untuk segera melepas, jangan ragu lagi, sudah tidak ada waktu lagi.

Kita harus mengejar kebenaran sejati alam semesta yang abadi. Hari ini Master akan membahas sedikit lebih dalam. Apakah mengejar kebenaran sejati alam semesta yang abadi? Kebenaran sejati alam semesta yang abadi, adalah fase “terbentuk – tinggal – rusak – kosong.” Dengan kata lain, manusia datang ke dunia ini, dia tidak akan tinggal lama, dia akan segera pergi dengan cepat – ini adalah kebenaran sejati. Hal-hal yang tidak bertahan lama, janganlah dilakukan. Dari segala hal yang terjadi di sekitar kita, bisa disimpulkan satu hal: manusia tidak akan hidup lama, jadi jangan membuang-buang waktu dan tenaga demi hal-hal yang tidak lama dalam kehidupan kita. Keriput di wajah sudah bermunculan, namun masih terus-menerus menempelkan masker, masih terus-menerus berusaha membuat diri sendiri supaya lebih cantik, semua ini adalah tindakan yang bertentangan dengan alam. Jika mengoleskan krim kecantikan ini dijamin bisa menghilangkan keriput. Apakah benar bisa menghilangkannya? Lebih jujur saja, segeralah lepaskan beban kita, lepaskan segala jodoh, berpikirlah lebih terbuka!

Seorang praktisi Buddhis, tiada keakuan, tiada kelahiran. Kita sebagai praktisi Buddhis, harus selamanya tidak ada diri sendiri, maka kamu tidak akan marah. Apakah arti dari “tiada kelahiran”? Kita sesungguhnya tidak ada yang dilahirkan; maka kita pun juga tidak ada kematian. Tidak ada kehidupan yang seperti apa, kita hanya begini saja, hidup demi semua orang, setelah meninggal, kamu baru bisa pergi ke Surga; jika hidup demi diri sendiri, maka setelah meninggal, kamu akan turun ke bawah. Seseorang yang hidup dengan lebih banyak berpikir demi orang lain, setelah meninggal bisa pergi ke Alam Surga; namun seseorang yang sepanjang waktu hidup dengan egois dan memikirkan keuntungan diri sendiri, setelah meninggal akan turun ke bawah. Maka harus bisa meniadakan keakuan, tiada kelahiran. Kalau sudah mencapai tingkat kesadaran spiritual Bodhisattva, berarti sudah tidak memiliki keakuan, tiada lagi kelahiran. Sesungguhnya, ia belum sampai di atas, masih belum mencapai puncak. Lalu apakah puncak yang sesungguhnya? Itu adalah tingkat kesadaran spiritual yang tinggi. Tingkat kesadaran spiritual yang seperti apa? Yang sudah tersadarkan secara total, sudah sepenuhnya mengerti, ini baru tingkat kesadaran spiritual yang tinggi. Memangnya ada apa di dunia ini? Coba kamu lihat saja, ayah ibu yang paling saya cintai semuanya sudah meninggal. Anak yang paling saya cintai sudah meninggalkan saya. Wajah cantik yang paling saya sukai sudah menjadi tua, sudah tidak ada lagi, sudah meninggalkan saya. Tidak ada yang bisa abadi, maka harus bisa tersadarkan sepenuhnya. Berpikirlah lebih terbuka, apakah masih menginginkan ketenaran dan kekayaan?

Pahamilah, kita harus mencapai kesadaran spiritual yang paling sempurna, tidak boleh melekat pada rupa. Apa yang dimaksud dengan tidak melekat pada rupa? Dalam melakukan segala hal, bukan demi diri sendiri, jangan meninggalkan nama, juga jangan memikirkannya. Saya sudah melakukan begitu banyak perbuatan baik, mengapa masih saja tidak ada orang yang baik kepada saya? Saya sudah melakukan begitu banyak kebajikan, mengapa masih tidak ada seorang pun yang melakukan kebajikan terhadap saya? Saya sudah melafalkan begitu banyak paritta, mengapa Bodhisattva masih belum membawa saya ke atas? Saat benar-benar datang membawa kamu, dirimu malah yang terkaget-kaget, lalu segera berkata kepada Bodhisattva: “Bodhisattva mohon berkati saya, sekarang saya masih belum ingin mati…” Membina pikiranlah, untuk menemukan jalan ini tidak mudah. Sekarang semua orang sedang “meraba-raba”, tidak tahu jalan mana yang bisa naik ke atas. Dulu sudah bertahun-tahun membina pikiran dan membina diri, sampai pada akhirnya masih tidak bisa pergi ke atas, siapa yang membuktikannya? Oleh karena itu, ada perlunya memiliki sedikit kekuatan supernatural, yakni dirimu mengetahui apa yang sedang lakukan oleh diri sendiri. Contoh: kamu tidak bisa melihat bakteri, akan tetapi kamu harus memiliki sebuah mikroskop. Setelah kamu membersihkan semua bakteri, kamu bisa menggunakan mikroskop untuk melihat apakah masih ada bakteri atau tidak. Jika tidak ada bakteri lagi, bukankah kamu akan lega? Jika kamu tidak memiliki mikroskop ini, kamu mengatakan “saya sudah melakukan banyak pembersihan”, namun kamu tidak bisa melihatnya, mungkin saja masih banyak bakteri, kalau kamu memakannya bukankah tetap tidak baik bagi kesehatanmu? Baiknya ada miskroskop atau tidak? Lagipula mikroskop Master ini bukan saya sendiri yang membeli atau memintanya, dia datang secara alami, apa buruknya? Jika saya tidak menginginkannya, apakah saya masih bisa membabarkan Dharma sampai hari ini? Jika adalah Bodhisattva pasti memiliki kekuatan supernatural, namun yang memiliki kekuatan supernatural belum tentu adalah Bodhisattva.