7. Menghilangkan Kemelekatan Akan Aku Dan Kemelekatan Akan Dharma
Master hari ini akan membahas tentang standar kebaikan dan kejahatan menurut ajaran Buddha Dharma. Standar kebaikan dan kejahatan di dunia ini adalah: Yang melakukan perbuatan baik adalah orang baik, yang melakukan perbuatan jahat adalah orang jahat. Akan tetapi standar kebaikan dan kejahatan menurut ajaran Buddha Dharma sangat tinggi: Semua yang dilakukan demi diri sendiri merupakan “kejahatan”, sedangkan yang dilakukan demi orang lain adalah “kebaikan”. Tentu saja kebaikan dan kejahatan di sini bisa besar juga bisa kecil. Jika yang saya lakukan hari ini adalah demi keluarga sendiri, apakah termasuk kebaikan? Ini tergantung dari tingkat kesadaran spiritualmu. Master akan menguraikan prinsip ini kepada kalian. Pertama, orang yang ingin belajar Buddha Dharma harus belajar untuk menjadi Buddha, dan harus menghilangkan dua macam kemelekatan. Yang pertama adalah “kemelekatan akan Aku”, dengan kata lain diri saya sendiri atau Aku sangat melekat atau keras kepala dalam suatu hal, “Saya harus melakukannya, saya harus begini atau begitu”. Ini adalah perwujudan keegoisan. Jika kamu bisa menghilangkan “kemelekatan akan Aku”, berarti sudah mencapai buah kesucian Arahat, sama seperti Bodhisattva Arahat. “Kemelekatan akan Aku” adalah saya bersikeras dalam melakukan suatu hal. Saya bersikeras bahwa saya harus memenangkan lotere, saya bersikeras bahwa anak saya harus bisa masuk sekolah menengah unggulan … Yang kedua adalah “kemelekatan akan dharma”. “Kemelekatan akan dharma – fenomena” adalah pemahaman terhadap segala nafsu keinginan dan hal-hal materiil duniawi lainnya. Apabila kamu bisa menghilangkan kemelekatan akan Aku dan kemelekatan akan dharma, berarti kamu sudah mencapai Kebuddhaan.
Orang yang setiap hari memikirkan dirinya sendiri, atau melakukan segala hal demi diri sendiri, berarti dia sedang meningkatkan kemelekatan pada diri sendiri setiap hari. Mengapa dikatakan orang yang memiliki kemelekatan akan Aku berarti memiliki hati yang egois? Mengapa dia termasuk jahat? Karena dia setiap hari berpikir, “Saya ingin membandingkan dengannya, saya harus berebut dengannya, saya harus memenangkan uang, saya harus bagaimana”, dia sedang menambah kekuatan karma buruknya. Karena dia setiap hari sedang meningkatkan kemelekatan akan dirinya sendiri, dengan kata lain, pemikirannya sangat kuat. Kalian tahu, jika ada perselisihan atau perbandingan, maka akan menimbulkan tinggi dan rendah. Mengapa dikatakan, jika demi diri sendiri adalah kejahatan? Karena dia sedang perlahan-lahan dan terus-menerus mengumpulkan kemelekatan akan Aku, yang lama kelamaan akan berubah menjadi suatu kejahatan. Contoh, orang ini sangat egois, apakah dia sedang melakukan kejahatan? Misalnya, dia setiap hari egois, meletakkan sepatu di depan pintu, terakhir menempatkan kompor di depan pintu orang lain, atau membuang sampah di depan pintu orang lain … Semua ini karena kemelekatan akan Aku. Lalu orang lain juga membuang sampah di depan pintunya, merusak kotak suratnya. Menurut kamu, bukankah ini menjadi suatu kejahatan? Bagaimana dia bisa menjadi jahat? Diawali dari keegoisan dan nafsu keinginan pribadinya yang membuatnya menjadi jahat. Kalau begitu, kalian akan berpikir: Jika demi keluarga, apakah saya juga akan menjadi jahat? Ini karena kita menggunakan tingkat kesadaran setara Buddha dan Bodhisattva. Kalian benar-benar adalah orang yang sangat egois. Terkadang di telepon mendengar orang-orang yang egois, banyak orang yang merasa tidak senang, karena mereka hanya bertanya demi diri sendiri, hanya tahu dirinya sendiri. Seseorang yang egois hanya memikirkan diri sendiri pada akhirnya hanya tinggal jodoh buruk, seseorang yang egois pada akhirnya hanya akan membuat dirinya berbuat jahat pada orang lain. Bukankah ini namanya melakukan kejahatan?
Sekarang pembahasan Master kepada kalian semakin mendalam. Bai Hua Fo Fa yang Master bahas dengan kalian, bila didengarkan secara garis besar sepertinya tidak ada apa-apanya, namun sampai pada akhirnya tiba-tiba bisa menyadari kebenaran. Master ingin kalian bisa memahami perkataan Master, dan kebenaran-kebenaran ini. Meskipun kalian di dunia ini membina kebaikan, namun jika kamu masih melekat akan diri sendiri, maka sesungguhnya kamu adalah menambah kemelekatan, tidak menambah jasa kebajikan atau kebaikan atau karma baik apapun. Karena jika seseorang hanya memikirkan diri sendiri, maka sebanyak apapun kebaikan yang dilakukan juga hanya sedang menambah kemelekatan akan diri sendiri. Wah, saya lihat kalian kembali tidak memahami kalimat ini. “Saya melakukan kebaikan, apakah ini juga kemelekatan akan Aku?” Coba dengarkan penjelasan Master. Hal ini pada dasarnya kamu lakukan demi diri sendiri, maka sebanyak apapun perbuatan baik yang dilakukan, semuanya demi mencapai tujuanmu ini. Tujuanmu ini demi diri sendiri, lalu menurut kamu apakah ini adalah hal baik? Jika kamu melakukannya demi semua orang, maka semua perbuatan baik yang kamu lakukan, semuanya adalah jasa kebajikan. Hari ini Master melakukan suatu hal demi semua orang, maka yang saya lakukan adalah jasa kebajikan. Mengapa kalian tidak meneladani Master? Coba kalian pikirkan, sekarang kekuatan spiritual Master begitu besar, jika saya memiliki pemikiran yang egois, apakah Guan Shi Yin Pu Sa akan memberi saya kekuatan spiritual yang begitu besarnya? Master sekarang sedang mengajarkan kalian bagaimana menghilangkan kemelekatan akan Aku!
Selanjutnya, saya akan mengajarkan bagaimana cara menghilangkan kemelekatan akan dharma. Apakah “dharma” itu? Benda yang terlihat bisa menjadi suatu dharma. Kalian harus ingat, selamanya harus bisa menstabilkan mentalitas diri sendiri. Selamanya harus menjadi murid yang baik. Selamanya harus ingat: Saya akan memikirkan orang lain terlebih dahulu, baru memikirkan diri sendiri. Seseorang yang dalam bersikap dan berperilaku tidak mendahulukan orang lain, maka kamu selamanya tidak akan dipikirkan oleh orang lain. Master berharap kalian para murid dalam melakukan segala hal, pertama harus memikirkan orang lain. Punya uang tidak akan bisa membeli kesehatan, juga tidak bisa membeli keselamatan. Bukan karena kaya raya lalu tidak akan jatuh sakit. Apabila kamu tidak bisa menghilangkan kemelekatan, maka kamu itu jahat. Hari ini jika tidak bisa menghilangkan keegoisan dirimu sendiri, tidak bisa menghilangkan kemelekatan akan dharma, maka nafsu keinginan untuk terus mengejar segala hal-hal duniawi akan terus meningkat, pemikiran liar dan keegoisan dirimu akan terus bermunculan. Karena melekat atas segala dharma di dunia ini akan melahirkan halangan kerisauan. Begitu halangan kerisauan muncul, karena kamu berpikir akan diri sendiri “Saya ingin melakukan sesuatu”, maka kamu akan memiliki kerisauan. Karena kamu tidak bisa melihat kebenaran atas rupa yang sesungguhnya dari segala hal di dunia ini. Sesungguhnya hal yang tersulit di dunia ini adalah bagaimana bersikap dan berperilaku yang benar. Jika ketiga kata ini dibolak-balik menjadi: “zuo ren nan”, “nan zuo ren”, “ren nan zuo” – arti: sulit dalam bersikap atau mengambil keputusan dalam menghadapi orang lain atau masalah. Dengan kata lain, kamu harus bisa melepaskan keakuan, melepaskan kemelekatan akan Aku dan kemelekatan akan dharma.
Master beri tahu kalian, dalam berbicara atau melakukan segala hal harus berdasarkan kenyataan dan secara fleksibel mengubah pemikiran diri sendiri, itu barulah seseorang yang memiliki kebijaksanaan. “Kemelekatan” tampak dalam berbagai aspek. Banyak orang yang membina pikiran mengikuti Master, akan tetapi dulunya mereka pernah membina Pintu Dharma lain, maka dia akan berpikir apakah yang Master katakan adalah benar atau tidak? Pernah ada satu pendengar yang baru mendengarkan beberapa kali kelas, dia sudah mengeluarkan banyak ketidaksetujuan. Karena dia tidak pernah menerima Pintu Dharma Master ini, walaupun dia pernah mempelajari banyak Dharma, namun dia sama sekali tidak mengetahui makna sesungguhnya dari ajaran Buddha Dharma. Contoh, dulu di Shanghai ada sebuah jalan yang bernama “Fa Lan Xi Lu”, dulu jalannya begini. Sekarang, berubah menjadi “Huai Hai Dong Lu” dan “Huai Hai Xi Lu”. Jika orang ini tidak tahu, maka dia akan merasa, “Jelas-jelas bukan jalan ini, salah, salah.” Menurut kamu, sebenarnya siapa yang salah? Jika ingin dikatakan siapa yang salah, itu adalah waktu yang salah, karena dia tidak mengikuti perubahan waktu. Kalian jika mundur kembali puluhan tahun sebelumnya, maka kamu tidak akan terkena kanker, karena pada saat itu tidak ada penyakit ini. Orang dulu begitu baik hati, apakah dia akan terkena penyakit kronis seperti ini? Oleh karena itu, menekuni Dharma harus mengikuti perkembangan zaman.
Segala hal yang didapatkan hanya bersifat sementara. Membina pikiran mengandalkan batin diri sendiri, harus bisa menghilangkan halangan kerisauan, hapus semua halangan kerisauan diri sendiri, jangan melekat. Kemelekatan akan dharma adalah akar dari jñeyāvaraṇa – halangan atas segala yang diketahui. Karena saat kamu mengetahui terlalu banyak namun pada saat yang sama tidak bisa membedakannya dengan jelas, maka akan terlahir halangan, kemudian akar dari halangan ini adalah kemelekatan akan dharma. Bagaimana kamu bisa tahu kalau ada begitu banyak halangan? Karena kemelekatan akan dharma. Apa maksudnya? Benda yang kamu lihat, hal yang kamu alami pada hari ini, semuanya adalah kemelekatan dharma. Contohnya, “Saya hari ini lebih suka makan jamur hitam, hari ini saya lebih ingin makan jamur”, ini juga adalah kemelekatan akan dharma. “Saya sangat percaya sekali akan hal ini, saya sangat suka makan ini”, ini adalah kemelekatan akan dharma. “Saya merasa Australia yang paling bagus”, ini juga adalah kemelekatan akan dharma. Manusia selalu melakukan kesalahan, namun mengetahui kesalahan yang dilakukan diri sendiri baru bisa maju. Master hari ini ingin kalian bisa mengenali kesalahan diri sendiri, agar kalian bisa tersadarkan. Hari ini Master memberikan petunjuk kepadamu, lalu kamu bisa mengetahui bahwa diri sendiri memiliki seratus kesalahan, maka kamu sedang mengalami kemajuan. Karena sebelumnya kamu mengira diri sendiri tidak memiliki kesalahan. Mengapa banyak orang merasa diri hebat? Karena selalu merasa dirinya tidak memiliki kekurangan. Jika bisa merasakan kekurangan diri sendiri, ini berarti diri sendiri telah menyadarinya.
“Tidak melihat satu dharma”, atau tidak bisa melihat satu Pintu Dharma. Segala dharma di dunia ini, semua benda-benda materiil, semua fenomena, semuanya tidak ada. Seperti yang dikatakan dalam agama Buddha, “Segala dharma-fenomena adalah kosong”. Semua benda-benda yang kita lihat, segala hal, semuanya adalah dharma. “Tidak melihat satu dharma” adalah keheningan, di tengah keheningan bisa memperoleh ketenangan, di tengah keheningan bisa mendapatkan pancaran. Melihat pancaran diri sendiri, melihat pikiran sendiri, melihat perilaku dan perbuatan diri sendiri, segala hal yang sedang dilakukan diri sendiri, harus bisa sampai mengosongkan kelima agregat. Jika kamu bisa bervisualisasi, karena kamu sudah mencapai keheningan, maka kamu bisa tenang; Karena kamu sudah mencapai ketenangan, maka kamu bisa mengosongkan kelima agregat diri sendiri, maka disebut sebagai “guan zi zai” – selalu mengamati diri sendiri apakah terbebaskan. “Guan Zi Zai Pu Sa”, ini adalah nama Dharma lain dari Guan Shi Yin Pu Sa. “Guan” adalah bervisualisasi, bisa melihat secara mendalam terhadap pikiran diri sendiri, hal apa yang sedang dilakukan diri sendiri. Ketika pikiranmu sepenuhnya sudah mencapai ketenangan, maka kamu adalah Bodhisattva. Jika kamu bisa melihat sifat dasar diri sendiri yang bebas, bukankah sudah terbebaskan? Itu berarti telah melihat sifat Kebuddhaan diri sendiri, melihat Bodhisattva dalam diri sendiri. Harus berpikir lebih mendalam lagi.