39. Pemikiran Adalah Sumber Kebaikan & Kejahatan
Menenangkan pikiran untuk melihat pemikiran. Dengan kata lain, terhadap segala hal di dunia ini, baik pemikiran yang tidak baik, maupun pemikiran yang baik, kita harus menenangkan pikiran sendiri untuk memeriksa pemikiran kita sendiri sebenarnya benar atau tidak? Ketika seseorang menenangkan pikirannya, dia akan mampu melihat pemikirannya sendiri; saat seseorang tidak bisa menenangkan pikirannya, maka dia tidak akan bisa melihat pemikirannya sendiri. Logika apakah ini? Sederhana saja, saya beritahu kalian, dengan kata lain, saat seseorang memiliki pemikiran yang sangat kacau-balau, jika dia bisa menenangkan dirinya, mendinginkan kepalanya, maka dia bisa berpikir “Apa yang sebenarnya saya pikirkan? Pemikiran saya ini sesungguhnya sedang memikirkan apa? Yang saya lakukan benar atau tidak?” Maka, bila dirimu bisa menenangkan diri, kamu baru bisa melihat pemikiran sendiri. Kita harus bisa membina diri kita sampai mampu “mematikan pikiran dan menghidupkan jiwa”, itu adalah kebebasan yang sebenarnya. Pikiranmu adalah pikiran duniawi, maka harus dimatikan, tidak lagi memikirkan hal apapun, melepaskan semuanya; sedangkan spirit atau semangat jiwa saya itu hidup. Apakah spirit itu? Spirit adalah jiwa kita. Seseorang yang jiwanya hidup, dia baru benar-benar hidup; sedangkan seseorang yang hanya hidup raganya, bagaikan mayat hidup. Apakah kalian mengerti? Oleh karena itu, seorang praktisi Buddhis harus bisa mematikan pikirannya dan menghidupkan jiwa. Jiwa di sini adalah semangat atau spirit. Seperti masalah Tuan Zhou, jika dia merasa penyakitnya ini tidak bisa tertolong lagi, maka hati pikirannya akan mati, semangat jiwanya pun akan mati. Mengerti? Sekarang dia sudah memahaminya, dia tidak memikirkannya lagi, berarti pikirannya sudah tidak ada lagi, akan tetapi jiwanya tetap hidup, karena semangat jiwanya tidak mati, selain itu dia hidup dengan sangat bebas dan leluasa. Karena dia menggunakan semangat jiwanya untuk mengendalikan penyakitnya, untuk mengendalikan tubuh dagingnya. Oleh karena itu, Master mengubah perkataan “mematikan pikiran dan menghidupkan jiwa” menjadi kalimat kedua yakni “mengosongkan pikiran dan menghidupkan jiwa”, itulah kebebasan yang sesungguhnya. Sesedih apapun hatimu, namun jiwamu berbahagia, itulah kebebasan yang sesungguhnya.
Orang-orang zaman sekarang pada kenyataannya sudah kehilangan banyak sekali tujuan hidupnya, dan menjadi budak orang lain. Orang-orang masa kini terbutakan oleh uang, dan hidup demi uang. Karena kamu tidak memiliki tujuan hidup, maka dirimu hanya hidup tanpa tujuan, kamu tidak tahu bagaimana seharusnya hidup di dunia ini. Kamu setiap hari menjalani hidup dalam kehampaan, kamu akan diperbudak oleh nafsu keinginan materiil. Karena hari ini kamu bekerja demi membeli sebuah tas bermerek, maka kamu bekerja keras mencari uang. Coba pikirkan, sesungguhnya hari ini kamu bekerja mencari uang demi apa? Jangan sampai menjadi budak nafsu keinginan materiil, juga jangan menjadi budak orang lain. Jika kamu hidup demi orang lain maka kamu akan menjadi budak mereka. Saya hidup demi dia, saya hidup demi anak sendiri, bukankah kamu adalah budak mereka? Kamu tidak tahu hubungan antara kamu dengan anak di kehidupan sebelumnya, akan tetapi di kehidupan ini, kamu terus-menerus membayar hutang karma, tahukah kamu? Inilah logikanya. Seumur hidup kamu membayar hutang karma kepada anak, apakah kamu sudah melunasinya? Seumur hidup tidak akan lunas, dan kamu kembali menciptakan karma yang baru. Hutang karma seperti ini adalah akumulasi dari berkali-kali kehidupan sebelumnya, tidak akan bisa dilunasi di satu kehidupan. Sebenarnya, Master sudah melihatnya, semuanya adalah hutang dari dirimu pada dahulu, hanya kalian saja tidak bisa melihatnya. Sekarang banyak sanak saudara adalah musuh bebuyutan atau jalinan hubungan buruknya. Maka tidak ada benar dan salah, semuanya adalah karma. Baik murid-murid yang belajar mengikuti Master, maupun para umat sekalian, tahukah kalian ada berapa banyak yang pernah belajar dengan Master di Alam Surga sana? Master adalah guru mereka, tahukah kalian? Kali ini di Eropa ada banyak sekali, selain itu mereka pun memimpikannya. Ini semua adalah jodoh dari kehidupan sebelumnya, benar-benar tidak mudah. Master datang pada masa periode akhir Dharma, bisa membuat begitu banyak orang tersadarkan, bisa menyelamatkan kesadaran spiritual begitu banyak orang, coba kalian bayangkan, apakah semua ini bisa dilakukan di satu kehidupan? Apakah bisa dilakukan dalam sehari atau satu waktu? Tidak tahu sudah membina diri di berapa kali kehidupan, maka kalian semua harus benar-benar menghargainya.
Selanjutnya, Master akan membahas tentang meningkatkan karakter pikiran. Yakni mengembangkan pikiran dan sifat dasar diri sendiri. Dengan kata lain, harus memiliki hati nurani yang baik, harus memikirkan hal-hal yang baik, lebih banyak melakukan perbuatan baik dalam berbagai aspek, ini yang dinamakan meningkatkan karakter pikiran. Harus bisa menghilangkan noda pikiran, menghilangkan noda pikiran berarti membersihkan noda kotoran dan hal-hal kotor dalam pikiranmu. Apakah hal-hal yang dikategorikan kotor? Seperti membenci orang lain, cemburu pada orang lain, mengadu domba, memiliki pemikiran buruk, dan lain sebagainya, semua ini adalah hal-hal yang kotor, semuanya harus dihilangkan. Setelah menghilangkan noda pikiran, kalian baru bisa memperoleh kesucian pikiran, yang dinamakan menyempurnakan jodoh Kebuddhaan, berarti kalian sudah menyempurnakan jodoh dengan Buddha. Kalian harus memahami bahwa untuk menyempurnakan jodoh Kebuddhaan diperlukan pikiran yang bersih, harus bisa membersihkan noda pikiran, harus meningkatkan karakter pikiran, baru bisa mencapai standar pembinaan yang diminta oleh Buddha kepada semua makhluk.
Dalam bersikap dan berperilaku, kita tidak boleh kehilangan tujuan hidup, kita jangan sampai menjadi budak orang lain. Kita harus sering memeriksa tujuan hidup yang kita rancang. Harus sering merenung, apakah tujuan hidup saya? Saya ingin membabarkan Dharma dan membawa kebaikan bagi semua makhluk, saya tidak mau lagi menyia-nyiakan waktu, saya ingin memanfaatkan hidup saya yang terbatas ini untuk terjun ke dalam misi pembabaran Dharma, saya ingin menggunakan hidup saya yang terbatas ini setiap hari dengan sebaik-baiknya, melakukan jasa kebajikan setiap hari ada kesempatan, lebih banyak memberi setiap kali ada kesempatan. Coba kalian lihat saja, betapa senangnya Wei Na sekarang. Kali ini dia mengikuti Master membabarkan Dharma, setelah pulang, mesin yang tidak terpasang dengan baik selama dua tahun, sekarang sudah terpasang dengan baik, kalau tidak, dia akan mengalami kerugian yang sangat besar. Bukankah ini yang dinamakan membabarkan Dharma dan membawa kebaikan bagi semua makhluk, menguntungkan diri sendiri dan orang lain? Membantu orang lain sama dengan membantu diri sendiri. Lihat betapa baiknya anaknya sekarang, dia sekarang sudah bisa keluar, bisa bekerja secara mandiri. Keluarga menjadi harmonis, mesinnya juga sudah terpasang dengan baik, lalu dia juga bisa pergi membabarkan Dharma, lihat betapa senangnya dirimu, betapa sempurnanya, bukankah berarti kamu menyempurnakan jodoh Kebuddhaan? Maka selanjutnya harus membina diri baik-baik. Kalian masih jauh sekali. Kalian benar-benar beruntung, pada masa periode akhir Dharma bisa mengenal ajaran Buddha Dharma, tidak tahu di kehidupan yang mana kalian bisa membina jodoh ini? Jika bisa dikritik oleh Master sama dengan membantu mengikis halangan karma buruk kalian. Maka harus lebih sering merenungkan kembali tujuan hidup kalian, “Sebenarnya hidup saya sudah benar atau tidak? Apakah saya sedang membuang-buang waktu? Apakah saya sedang menyia-nyiakan hidup? Saya harus membuat hidup saya lebih terarah, memiliki inspirasi hidup, saya harus hidup terhormat, harus memiliki tujuan hidup.” Kalian menyelamatkan kesadaran spiritual semua makhluk, maka Buddha dan Bodhisattva pun akan menyelamatkan kalian. Apakah kalian mengerti? Harus melatih tubuh dan mengembangkan karakter baik, melatih tubuh sendiri, membina karakter sendiri dengan baik. Apabila menekuni Dharma namun tidak membina pikiran, itu sama dengan tidak belajar Dharma. Seperti “Saya setiap hari bersembah sujud, saya sudah menekuni ajaran Buddha Dharma”, namun tidak membina pikiran, berarti dirimu sama dengan tidak menekuni Dharma, tidak ada gunannya. Kalian harus membina pikiran sendiri. Master beritahu kalian, “semua makhluk pasti akan lapuk”. Dengan kata lain, asalkan kamu bertubuh manusia, adalah manusia, maka dengan cepat kamu akan melapuk – menua, sama seperti sebatang kayu yang bisa lapuk. Hari ini kamu melihat dia sangat cantik, melihat dia sangat baik, namun besok kamu melihat dia sedang sangat sedih dan tidak senang; tunggu saat dia sudah menjadi nenek tua, maka yang kamu lihat adalah sebuah tengkorak. Apakah kalian pernah melihat foto Nyonya Zhou sewaktu dia masih muda? Dia juga adalah seorang wanita yang sangat cantik? Sedangkan sekarang? Inilah yang dinamakan, “semua makhluk pasti akan lapuk”. Pada suatu hari nanti, kayu sebagus apapun pada akhirnya pun akan lapuk, begitu juga besi baja sebagus apapun, terkadang kalian membeli benda-benda besi tahan karat untuk di gunakan di rumah, lama-kelamaan bukankah akan berkarat juga? Benar tidak? Oleh karena itu, hidup ini sangat singkat. Hidup ini benar-benar terlalu singkat. Jika sudah berpikiran terbuka, bukankah kalian akan mengerti? Jika bukan Guan Shi Yin Pu Sa yang menyelamatkan Tuan Zhou, maka Nyonya Zhou mungkin sekarang akan sendirian. Tahun depan saat ini, tidak tahu apakah Nyonya Zhou masih bersama kita atau tidak? Sesederhana itu saja. Hidup adalah mengasah diri, menekuni Dharma adalah membina pemikiran. Berpemikiran benar akan memiliki karma yang baik; berpemikiran buruk akan segera mendapatkan balasan karmanya. Membina pikiran adalah membina pemikiran. Dengan memiliki pemikiran yang benar baru bisa menekuni Dharma dengan sepenuh hati, melatih diri dengan benar, dan mencapai tingkat kesadaran spiritual Buddha dan Bodhisattva.