3. Ketenaran Dan Kekayaan, Semuanya Tidak Kekal 名利均是无常

3. Ketenaran Dan Kekayaan, Semuanya Tidak Kekal

Master pernah mengatakan kepada kalian, sekarang bumi ini sering “sakit”, ini sudah bukan masalah kalian mengakuinya atau tidak, percaya atau tidak. Sama seperti angka kambuhnya penyakit seseorang tinggi atau tidak? Jika setiap 3-5 hari, di sini dilanda bencana, di situ terjadi petaka, maka itu sama seperti tubuh manusia, sakit di sini, sakit di sana, sekujur tubuhnya sudah mulai tidak sehat. Australia adalah tanah kebahagiaan, namun di Australia juga ada orang jahat, jika orang jahat terlalu banyak dan karma buruk terlalu berat juga akan membentuk jodoh buruk dan hawa buruk. Di sepanjang sejarah Australia, gempa bumi terbesar yang pernah terjadi adalah di Perth – Australia Barat. Coba kalian pikirkan, kalian ingin menjadi orang baik atau orang buruk? Tunggu sampai bencana datang ke sisi kalian, maka orang baik akan tetap hidup, orang jahat akan meninggal. Akan tetapi, kekurangan terbesar manusia seperti pepatah “tidak akan menangis sebelum melihat peti mati” –  saat masih belum kalah telak, masih belum mau menyesal dan berubah, sampai sudah tahu kalau akan meninggal pun masih tidak mau percaya. Seperti banyak orang yang setelah divonis menderita kanker masih mengatakan “Saya tidak akan kena kanker”, logikanya sama saja. Semoga kalian semua bisa lebih mawas diri.

Saat masih hidup di dunia ini, kita harus lebih sering berpikir: Saya hidup demi apa? Mengapa saya datang ke dunia ini? Akan tetapi, pertanyaan ini bukanlah bisa dijawab oleh murid sekolah menengah maupun mahasiswa. Dari segi agama, dan agama Buddha, demi apa saya hidup? Kamu datang ke dunia ini, sesungguhnya adalah memberimu satu pilihan untuk melampaui kelahiran dan kematian. Dengan kata lain, supaya kamu bisa membebaskan diri dari kelahiran dan kematian di kehidupan ini, dan jangan sampai terlahir lagi ke dunia ini di kehidupan selanjutnya. Namun, apakah banyak orang yang memahaminya? Mereka mengira, terlahir ke dunia ini demi hidup enak dan berfoya-foya. Contoh, manusia terlahir ke dunia ini seperti tiba di sebuah hotel, misalnya wisata di Amerika selama 9 hari. Lalu membeli banyak barang-barang, meletakkan bunga di vas bunga, membeli piano, membeli mesin cuci, lalu benar-benar menganggap hotel ini sebagai rumah sendiri, namun beberapa hari kemudian, harus pergi meninggalkannya. Maka, dunia ini pun bukanlah “rumah” kamu, semua ini hanya bersifat sementara. Apa yang dimaksud dengan “sementara”? Sesuatu yang tidak bisa abadi disebut sementara, sedangkan sesuatu yang bisa terus kekal baru disebut abadi. Dalam ajaran Buddha Dharma disebut sebagai “ketidakkekalan”. Oleh karena itu, di dunia ini selamanya tidak ada sesuatu yang kekal, di Alam Manusia ini tidak ada satu pun yang abadi. Maka, jangan terlalu mementingkan ataupun melekat pada benda apapun di dunia ini. Sedangkan kita sekarang, setiap hari dalam kehidupan kita, begitu mementingkan benda-benda materiil dan tidak bisa berpikiran terbuka. Jangan mengejar ketenaran dan kekayaan. Dalam menyebarkan ajaran Buddha Dharma maupun menolong orang lain pun harus dilakukan secara hati-hati, jangan terlalu menonjol. Orang baik baru bisa diselamatkan, orang jahat tidak bisa diselamatkan. Jika terlalu ditonjolkan, itu namanya bukan sedang menolong orang lain, melainkan sedang menghilangkan jasa kebajikan. Jika demi ketenaran dan kekayaan, maka hal ini malah akan menjadi masalah. Banyak orang yang tertimpa malapetaka karena ketenaran dan kekayaan. Contohnya, hari ini saya ingin melakukan hal ini, lalu mengeluarkan uang untuk membeli jabatan di instansi pemerintah. Sesungguhnya, mengejar ketenaran dan kekayaan adalah sesuatu yang mencelakakan seseorang. Oleh karena itu, Master berharap kalian di masa depan nanti bisa menolong orang lain maupun membina pikiran dengan jujur dan tulus, jangan mengejar ketenaran dan kekayaan. Jika mengejar ketenaran dan kekayaan, maka sesungguhnya itu adalah ketamakan-kebencian-kebodohan.

Dunia ini sudah “terluka parah”, sama seperti pernikahan pasangan suami istri. Seseorang yang tidak membina dirinya akan menciptakan karma ucapan, ada sebagian orang yang tidak membina dirinya dengan baik malah akan memfitnah atau menjelek-jelekkan hal-hal yang benar. Apakah kamu boleh menjelekkan hal-hal yang benar? Master memikirkan semua makhluk, tubuh Dharma Master pun sudah pergi ke rumah banyak orang untuk menolong mereka. Setiap hari harus mengumpan balik informasi. Kemarin (tubuh Dharma) Master pergi ke rumah seorang anak kecil untuk mengobati penyakitnya, memberi tahu dia harus melafalkan berapa banyak paritta. Pada masa periode akhir Dharma, terlebih dahulu menyelamatkan orang baik, tidak menyelamatkan orang jahat. Sekarang adalah periode akhir Dharma, waktunya terlalu singkat. Banyak orang yang tidak tergolong jahat, namun mereka sebentar-sebentar baik, kadang-kadang jahat. Sama seperti yang Master katakan, ketika bencana atau gempa bumi melanda, orang-orang yang tidak baik dan juga tidak jahat ini pun akan mati bersama di dalamnya; Tunggu saat terjadi hal-hal baik, maka orang-orang yang terkadang baik dan terkadang jahat ini juga akan turut berada di dalamnya, ikut naik jabatan dan menjadi kaya raya. Oleh karena itu, orang-orang yang tidak stabil ini akan bergerak mengikuti arus. Setiap kali kelas muda-mudi, ada begitu banyak orang yang hadir, Master sangat senang sekali, itu adalah generasi penerus kita. Tunggu sampai Master kembali ke Alam Surga di masa depan nanti, maka mereka adalah api penerus kita, mereka adalah bibit-bibit kebaikan. Melihat anak-anak itu, Master merasa senang sekali, dari usia dini sudah bisa melafalkan paritta. Mereka adalah bibit api Buddha masa depan, yang nantinya bisa menolong lebih banyak orang.

Master beri tahu kalian, sekarang bumi ini benar-benar bermasalah, sama sekali bukan kebetulan, ini karena manusia sendiri yang merusaknya. Oleh karena itu, kita masih bisa hidup hari ini, harus melafalkan paritta dan membina pikiran baik-baik, mungkin saja beberapa waktu kemudian, bahkan sudah tidak ada kesempatan lagi untuk membina pikiran. Manusia bisa meninggal setiap saat, semua terjadi dengan sangat cepat. Masih bisa hidup sehari, kita harus berterima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa, jangan lagi memiliki ketamakan apapun tentang prospek masa depan. Hanya ada satu prinsip, yakni jadilah orang yang baik dalam bersikap dan berperilaku, hanya melakukan perbuatan baik, tidak melakukan perbuatan jahat. Hanya dengan baik-baik membina pikiran, maka baru bisa memperoleh keselamatan dan kelancaran. 

Hari ini masalah pertama yang akan kita bahas adalah, bagaimana caranya melepaskan segala yang dilakukan? Apakah yang dimaksud dengan “yang dilakukan”? Melakukan sesuatu seperti tidak melakukannya. “Yang dilakukan” berarti kamu ingin melakukan sesuatu hal. “Seperti tidak melakukannya”, berarti kamu seharusnya melepaskan segala kerisauan dari hal yang kamu lakukan ini. Apakah kamu bisa melepaskannya? Yang kedua, apakah pembinaan yang sesungguhnya? Kamu benar-benar memperbaiki atau melatih perilakumu, kamu benar-benar memiliki pembinaan yang sesungguhnya ini. Berpikir rasional adalah pembinaan yang sesungguhnya dari dirimu. Seseorang harus memiliki pikiran yang rasional dalam melakukan apapun. Apabila kamu memiliki pemikiran diskriminatif dan masih menganggapnya sebagai pembinaan yang benar, dengan kata lain, kamu membiarkan pemikiran diskriminatif dan pemikiran buruk mengendalikan suasana hatimu secara semena-mena untuk menemukan pembinaan diri yang sesungguhnya, maka malah akan semakin menjauhinya.

Membahas sampai di sini, Master ingin mengatakan, kalian jangan mengira kalau nasib itu sudah ditakdirkan, ini tidak benar. Nasib seseorang tidak ada yang ditakdirkan. Kamu ditakdirkan hidup, namun malah mati; Kamu ditakdirkan mati, namun malah hidup. Apa yang disebut dengan “ditakdirkan”? “Ditakdirkan” di sini sesungguhnya kamu sendiri yang menempatkannya. Ada sebagian orang tua yang sudah berusia sangat lanjut, jika kembali mencari pasangan yang jauh lebih muda daripada dirinya sendiri, berarti ini sama seperti satu kaki sudah masuk ke dalam peti mati, kemudian pasangan kamu dengan cepat akan membuat kakimu yang lain turut masuk ke dalam peti. Oleh karena itu, ketahuilah, terhadap hal apapun di dunia ini harus bisa mengambil “jalan tengah”, jangan ada perbedaan yang terlalu besar. Hari ini Master mengatakan kepada kalian, apakah pemikiran diskriminatif? Pemikiran diskriminatif berarti dalam melihat masalah apapun, kamu akan selalu memperbandingkan. Dengan adanya perbandingan maka akan melahirkan pemikiran diskriminatif. Kita tidak boleh memiliki pikiran diskriminatif. Hari ini karena saya lihat dia orang kaya, maka segera menghormat dan mendekatinya; Hari ini karena kamu adalah seorang pembawa acara terkenal, lalu saya segera memuji-mujimu. Jadilah orang yang tidak “karena kamu bagaimana lalu saya ikut menjadi bagaimana”. Ini berarti “pikiran berubah mengikuti keadaan”.

Hari ini datang seorang ibu tua, Master memberi tahu dia banyak sekali prinsip-prinsip kebenaran Dharma, dan dia memahami semuanya. Terakhir, dia berkata kepada Master: “Karena orang yang menjadi guru saya sekarang sangat terkenal.” Apakah karena dia terkenal, maka kamu menjadi muridnya? Bagaimana jika guru kamu menyimpang? Apakah kamu masih akan berguru kepadanya? Contoh, dokter eksternis ini melakukan operasi khusus jantung. Dia sangat terkenal di usia 30, 40, bahkan 50 tahun, semua orang mengetahui dirinya. Namun saat dia sudah berusia 70 tahun, lalu jantungmu tidak sehat, apakah kamu masih berani memintanya untuk melakukan operasi? Kamu bisa mengatakan: “Dokter Wang, kamu benar-benar terkenal, saya ingin kamu yang mengoperasi saya.” Lalu saat memegang pisau bedah, tangannya gemetaran, sebelum jantungmu bisa dibedah, mungkin saja paru-parumu yang malah akan terpotong duluan. Master beri tahu kalian, jangan menilai orang lain dari ketenarannya. apakah yang dimaksud dengan ketenaran? Dari mana ketenaran berasal? Apa gunanya memiliki ketenaran? Hari ini, kamu boleh terkenal, namun besok mungkin sudah tidak dikenal lagi. Coba kalian pikirkan, ada berapa banyak pahlawan dan orang-orang terkenal dulu, apakah sekarang masih terkenal? Ketenaran apa yang diinginkan? Banyak orang yang demi mendapatkan satu ketenaran, bahkan kehilangan nyawanya. Jangan memiliki pemikiran diskriminatif, jangan meremehkan orang lain.

“Pembinaan yang sesungguhnya” berarti secara langsung memutuskan akar keburukan diri sendiri. Apakah “pembinaan yang sesungguhnya”? “Karena saya benar-benar ingin membina pikiran, maka saya harus bisa memutuskan akar kejahatan dalam diri saya.” Banyak orang yang tidak mengetahui di manakah akar kejahatan, sesungguhnya akar kejahatan adalah ketamakan-kebencian-kebodohan. Contoh, hari ini dia tamak, dia melihat kacamata hitam yang dikenakan orang lain sangat bagus, namun dia tidak punya uang untuk membelinya. Lalu dia mencuri sebuah kacamata sambil dalam hati berpikir, toh tidak ada yang melihatnya, lalu mengenakannya pergi keluar, pada akhirnya ditangkap oleh orang lain. “Maaf, saya hanya anak kecil, lain kali saya tidak akan mencuri kacamata lagi”. Sebenarnya, apa yang dikatakannya ini tidak bisa memutuskan akar kejahatan dirinya, dia hanya memutuskan halangan karma buruk dan buah karma buruk itu. Membina pikiran berarti harus bisa memutuskan ke akar, benar-benar melatih perilaku diri sendiri menjadi baik. Sebuah pohon beracun, walau kamu menyiangi daunnya, memotong rantingnya,  namun dia tetap adalah sebuah pohon yang tidak baik, kamu selamanya tidak akan bisa membuatnya menjadi sebuah pohon yang baik. Karena akar racunnya berada di dalam, maka daun yang tumbuh tetap beracun. Sama seperti mentalitas seorang anak kecil yang sudah tidak baik, maka segala hal yang dilakukannya semuanya tidak baik.

Pembinaan yang sesungguhnya, yakni rasional dan kebijaksanaan. Saat seseorang sedang marah, kamu berkata kepadanya “mohon berpikirlah rasional sedikit”, dengan kata lain, memintanya untuk berpikir lebih jernih. Dalam konsep pemikiranmu, maupun dalam sifat dasarmu, harus memiliki sedikit kebijaksanaan, inilah pikiran rasional. Akan tetapi, sama sekali tidak akan terpikir oleh semua orang, bahwa pikiran rasional sekali pun adalah kosong. Apakah rasional? Mana ada rasional? Pikiran rasional dirimu ini berasal dari mana? Pikiran rasional dibangun di atas jalan-jalan yang pernah kamu lalui, hal-hal yang pernah kamu lakukan, kemudian benda-benda yang pernah kamu temui di jalan majumu, kamu berpendapat sudah menemukan sebuah jalan kebenaran, kemudian menggunakan kebijaksanaanmu untuk “menghiasnya”, maka terbentuklah pikiran rasional. Sewaktu kamu benar-benar menghadapi kesusahan, dan orang lain memintamu untuk “berpikir lebih rasional”, sesungguhnya ia memintamu untuk berpikir lebih dalam. Sesungguhnya pikiran rasional dari pikiran yang lebih dalam ini juga merupakan benda-benda duniawi, juga adalah kosong. Apakah seseorang yang benar-benar sudah berpikiran terbuka masih akan mempermasalahkan rasional atau tidak? Karena saya pada dasarnya memang sangat rasional, saya memang tidak merasa perlu untuk mengendalikan pikiran yang rasional, oleh karena itu, saya tidak memiliki halangan dalam segala hal. Biksu-biksu itu melepaskan rumahnya sendiri dan membina diri ke atas gunung, setiap hari menyapu dan melafalkan paritta, sama sekali tidak memikirkan apapun, mereka sudah mencapai kesadaran spiritual tertentu. Menurut kamu, apakah dia masih memerlukan rasional? Bukankah mereka sudah kosong? Bukankah bagi para biksu, semuanya adalah kosong?