16. Membahas Tubuh Palsu Perpaduan Kelima Agregat Dari Sisi Pemahaman Ideologi – “Gambaran Kesadaran” 从意识形态谈五蕴假合之身

16. Membahas Tubuh Palsu Perpaduan Kelima Agregat Dari Sisi Pemahaman Ideologi – “Gambaran Kesadaran”

Semoga kalian semua bisa melakukan apapun yang seharusnya dikerjakan dengan baik. Orang yang membina pikiran dan melafalkan paritta, seharusnya memahami dengan baik apa yang seharusnya dilakukan dirinya sendiri, yaitu harus melakukan banyak jasa kebajikan. Hari ini kalian di sini menghabiskan banyak waktu dalam bekerja, apa saja yang sudah dilakukan? Apakah sedang melakukan jasa kebajikan? Banyak orang membina pikiran malah mendatangkan banyak halangan buah karma buruk bagi diri sendiri, ini karena membina pikiran sama dengan mulai menuntaskan buah karma buruk pada diri sendiri. Kalau begitu, jika kamu tidak membina pikiran apakah berarti tidak ada halangan buah karma buruk? Tetap saja ada. Ini sudah pasti, seperti dalam tubuh seseorang ada sel darah merah dan sel darah putih, seperti di tempat yang bersih pun akan ada bakteri. Oleh karena itu, orang yang membina pikiran harus bisa membersihkan “bakteri” pada jiwa atau pikirannya sendiri, membina batinnya agar menjadi lebih bersih, sesungguhnya “bersih” di sini bersifat relatif, tidak mutlak. Karena “sebersih” apapun dirimu, juga pasti tidak akan murni bersih.

Master beri tahu kalian, jika diperhitungkan dalam seminggu rata-rata akan ada satu tempat yang mengalami gempa bumi. Benar tidak? Sekarang kalian semua tahu, New Zealand kembali dilanda gempa bumi, bahkan di sekitar Melbourne pun terjadi gempa bumi. Sebenarnya ini menandakan bahwa bencana tidak pernah terputus. Coba kalian renungkan, kita sekarang hidup di bumi yang seperti apa? Kita sekarang hidup di sebuah bumi yang penuh bahaya, kita hidup di dalam udara yang penuh dengan bakteri, kita hidup di tengah dunia yang penuh dengan jiwa-jiwa yang jahat. Coba kalian pikirkan, pada zaman sekarang jiwa orang yang satu dengan yang lain bukankah sangat jahat? Ada berapa orang yang berhati baik? Yang bisa bersikap baik terhadap orang lain? Oleh karena itu, Master mengajarkan kalian bahwa dalam membina pikiran harus benar-benar mawas diri, harus menggunakan pemikiran yang normal dalam melakukan segala hal. Apakah pemikiran yang normal? Dengan kata lain jangan meninggalkan “rel” dalam pikiran sendiri, harus bisa menemukan batasan moral dan kepolosan dalam hatimu; Harus bisa “berjalan lurus”, jangan jalan menyimpang, juga jangan jalan serong, segala penyimpangan yang terjadi akan berdampak buruk pada pembinaan pikiran kalian. Sudah jelas seharusnya bisa membina pikiran dengan baik, namun jika kamu menjauhi “arah yang ditunjuk”, akan mendatangkan bencana besar bagi dirimu. Satu pemikiran yang salah bisa menimbulkan banyak permasalahan bagi dirimu, pemikiran kamu yang salah mungkin bisa menyebabkan kekurangan dan masalah yang besar dalam pekerjaanmu. Oleh karena itu, kalian harus bisa memperbaiki diri dan membina diri dengan baik. 

Master hari ini akan membahas tentang beberapa poin. Pertama, saya ingin memberi tahu kalian bahwa, segala buah karma tidak akan matang di luar lima elemen. Apakah yang dimaksud dengan “buah karma”? “Buah karma” adalah karma yang dirimu ciptakan, baik karma yang baik maupun karma yang buruk, dia sama sekali tidak hanya akan berada di dalam kelima elemen unsur dirimu (tanah, air, api, angin, dan udara). Sesungguhnya manusia adalah tubuh palsu perpaduan dari kelima agregat (kelima elemen). Tubuh manusia tersusun dari elemen tanah, air, api, angin, dan udara. Dengan kata lain, karma yang kamu ciptakan pasti tidak hanya akan muncul pada tubuhmu, melainkan akan ada pada jiwamu. Kalau begitu, akan ada banyak orang yang bertanya kepada Master, “Jika hari ini setelah saya menciptakan suatu karma, lalu kaki saya sakit, kepala saya sakit, apakah itu karena kelima elemen: tanah, air, api, angin, dan udara?” Ya, benar. Akan tetapi akarnya tidak berasal dari tubuhmu, melainkan karena elemen tanah, air, api, angin, dan udara berasal dari jiwamu, dengan kata lain dari delapan ladang kesadaran dirimu, ini adalah sesuatu yang berada dalam alam kesadaranmu. Misalnya, hari ini kamu melakukan suatu karma baik, membuat dirimu mendapatkan kebahagiaan, maka sesungguhnya perasaanmu ini terlahir dari kelima agregat kamu, dengan kata lain, ia keluar dari “komando pusat” dirimu, sedangkan komando pusat ini adalah kesadaranmu. Mengerti? Misalnya, wajahmu tadinya tidak tersenyum, namun saat terbayang satu hal yang menyenangkan, lalu membuat wajahmu tersenyum, sesungguhnya informasi ini mengalir dari kesadaranmu lalu tersalurkan ke tubuhmu, membuat wajahmu tertawa. Dengan kata lain, kekuatan karmamu sudah memengaruhi ragamu, kekuatan karmamu sudah memengaruhi jiwamu, kekuatan karma dan karmamu sudah memengaruhi segala elemen tanah, air, api, angin, dan udara pada dirimu. Meskipun ia adalah tubuh palsu perpaduan kelima agregat, namun ia tetap merupakan keberadaan suatu benda yang palsu. Seperti yang sering kita katakan, apakah segala hal yang tidak terlihat olehmu di dunia ini adalah nyata? Mereka itu nyata. Akan tetapi kamu tidak bisa melihat benda-benda palsu ini, maka rasanya berada di antara ada dan tiada. Misalnya kamu tidak bisa melihat udara, benar tidak? Apakah ia ada? Ada, ia juga nyata. Kamu tidak bisa melihat bakteri, namun dia pun ada. Sesungguhnya ia juga merupakan sesuatu yang palsu, Kamu juga bisa mengatakan kalau ia tidak ada. Begitu juga dengan tubuh manusia. Saat kamu dilahirkan, tubuh ini ada, namun setelah meninggal, tubuh ini pun akan hilang, itu juga termasuk palsu. Oleh karena itu, tubuh manusia adalah perpaduan kelima agregat yang palsu, dengan kata lain semuanya terbentuk dari tanah, air, api, angin dan udara, oleh karena itu, ia sama sekali tidak berasal dari tubuhmu.

Oleh karena itu, kalimat pertama yang ingin Master katakan kepada kalian adalah, segala buah karma tidak hanya akan matang di luar kelima elemen. Ini menunjukkan bahwa, baik karma baik maupun karma buruk yang kamu lakukan tidak akan matang di lingkungan luar. Apakah yang dimaksud dengan “lingkungan luar”? itu adalah lingkungan di luar dirimu. Apakah lingkungan di luar dirimu? Misalnya sakit kepala, sakit pinggang, sakit bahu, dan lainnya. Meskipun pada akhirnya balasan karma ini sampai membuat kepalamu sakit atau bahumu sakit, namun yang membuatmu paling sakit adalah jiwamu. Karena setelah kamu melakukan karma buruk ini, jiwamu yang akan paling dulu merasa menderita, kemudian hukuman diteruskan pada tubuhmu. Terakhir yang akan dirasakan adalah sakit pada ragamu, namun penderitaan yang paling awal terasa adalah pada jiwamu. Misalnya hari ini kamu melakukan satu kejahatan, lalu di manakah balasan karmanya? Misalnya terjatuh. Bagaimana kamu bisa jatuh? Karena kamu sudah menerima balasan karmanya dalam kesadaranmu. Hari ini kamu menghadapi suatu masalah, membuat pikiranmu tidak tenang, makanya kamu baru bisa jatuh. Lalu masalah apakah yang bisa membuat pikiranmu tidak tenang? Karena kamu telah melakukan satu kejahatan, kamu khawatir ini akan membawa akibat buruk. Sesungguhnya ini yang disebut sebagai “lingkungan luar”, yang membuat kamu jatuh adalah lingkungan luar, sedangkan yang harus dihapuskan adalah yang berada di dalam. Oleh karena itu dikatakan, kematangan pada lingkungan luar juga disebabkan oleh lingkungan di dalam. Misalnya, hari ini kalian sakit, hari ini tubuh kalian tidak sehat, bukan berarti karena tubuh kalian benar-benar tidak sehat, melainkan karena kalian sudah melakukan karma yang buruk. Karma buruk yang kalian lakukan di kehidupan sebelumnya ditambah dengan karma buruk yang dilakukan di kehidupan ini membentuk suatu balasan karma buruk, lalu baru bisa muncul dan terlihat pada tubuh kalian. Mengerti?

Maka, kalian harus ingat, perwujudan yang sesungguhnya bukan pada raga, melainkan pada jiwa. Hari ini jiwa pikiranmu merasa senang, merasa sangat bahagia, maka tubuhmu hari ini pun akan merasa senang, suasana hatimu sangat bagus, itu karena kamu telah menanamkan bibit karma baik. Semakin banyak bibit karma baik yang kamu tanam, maka buah karma baik yang kamu dapatkan juga akan semakin banyak. Akan tetapi buah karma baik yang diperoleh akan nampak pada raut wajahmu. Saat hati merasa sangat senang, kamu akan tersenyum, lalu makan dengan cepat, menjalani hari-hari dengan baik, dan lainnya, ini semua adalah faktor luar. Sedangkan bibit karma baik yang sesungguhnya setelah ditanamkan akan mendapatkan respon dari batin dalam dirimu. Karena kamu bersukacita di dalam, hari ini kamu melakukan kebajikan, maka kamu baru bisa memiliki respon seperti ini. Mengerti?

Ada satu kalimat yang berbunyi: “Meski sudah melewati puluhan ribu halangan bencana, karma yang dilakukan tidak akan musnah”. “Melewati puluhan ribu halangan bencana”, dengan kata lain kalian sudah terlahir, lalu meninggal, lalu kembali terlahir, dan kembali meninggal, selain itu selama hidupnya akan menghadapi banyak halangan. Sedangkan setiap halangan ini dinamakan “puluhan ribu milyaran bencana”. Mengapa ada begitu banyak bencana? Karena dari kehidupan-kehidupanmu yang lalu dan sebelumnya lagi, terus berputar-putar kembali, lalu ditambahkan dengan masalah-masalah ini, maka dinamakan “melewati puluhan ribu halangan bencana”. “Karma yang dilakukan tidak akan musnah”, dengan kata lain, meski kamu meninggal, lalu hidup kembali, lalu meninggal lagi, lalu kembali hidup lagi, namun halangan karma yang kamu lakukan tidak akan musnah. Oleh karena itu, saya minta kalian jangan melakukan kejahatan, jangan melakukan halangan karma buruk, inilah prinsip kebenarannya. Karena setelah kamu melakukan halangan karma buruk, walau sudah melewati puluhan ribu halangan bencana, tetap tidak akan bisa menghapuskan halangan karma burukmu. Mengerti? Buah karma buruk, halangan karma buruk, asalkan berada pada tubuhmu, setelah masuk maka tidak akan bisa keluar. Hari ini karma baik yang kamu lakukan memasuki tubuhmu, maka ia pun tidak akan keluar; Kejahatan yang kamu lakukan hari ini setelah masuk ke dalam alam kesadaranmu, dia juga tidak akan keluar. Tahukah mengapa? Sangat sederhana, karena “karma tidak musnah”. Karma tidak akan bisa “musnah”, karena dunia ini digerakkan oleh karma. Seperti kita sejak masuk sekolah dasar akan memiliki suatu catatan dokumen, dan catatan ini akan terus mengikuti diri kita. Benar tidak? Jika kita tidak pergi ke luar negeri, maka catatan ini seumur hidup akan mengikuti dirimu. Apa yang kalian lakukan semenjak kecil, semua kejahatan yang dilakukan, bahkan kejahatan sekecil apapun, dia akan mencatat semuanya di sana. Walaupun kalian bisa mengira catatan ini tidak ada, akan tetapi seorang praktisi Buddhis tahu bahwa dalam kesadaran kalian, dalam delapan alam kesadaran kalian (disebut juga sebagai delapan ladang kesadaran), kalian sudah memiliki sebuah “catatan” jiwa. Sedangkan catatan ini lebih rumit, karena catatan ini akan diperiksa oleh Bodhisattva dan dipantau oleh petugas Akhirat. Saat tiba masa hukuman bagimu, begitu ia melihatnya bisa langsung menghukummu; Sampai pada saat dirimu menikmati pahala, maka begitu melihatnya, ia pun bisa membuatmu menang lotere.

Tokoh-tokoh besar dari Tiongkok sering mengatakan “ideologi” – gambaran kesadaran. Mengapa dikatakan kesadaran adalah gambaran? Karena dia tidak bisa terlihat. Akan tetapi apakah dia memiliki gambaran? Dia punya. Lalu apakah maksud gambaran di sini? Yaitu bentuk, rupa, wujud yang bisa menunjukkan kesadaranmu. Lalu terakhir, dari mana kesadaran ini berasal? Karena segala tindakan yang kamu lakukan melambangkan kesadaran dalam pemikiranmu. Hari ini kamu melihat suatu benda, kamu sangat menyukainya, sedangkan rasa suka ini berasal dari kesadaranmu, orang lain tidak bisa melihatnya. Akan tetapi dari matamu, dari gerak-gerikmu, bisa terlihat rasa sukamu terhadap benda ini dalam kesadaranmu. Mengerti? Ini seperti yang sering kita katakan, musik memiliki rupa (citra). Musik apa yang memiliki rupa, benar tidak? Musik adalah musik, tidak bisa ditangkap, tidak bisa disentuh. Mengapa dikatakan musik memiliki rupa? Master beri tahu kalian, seperti dalam film-film perang, asalkan kalian mendengar suatu musik tertentu, kalian akan tahu kalau orang jahat datang, benar tidak? Asalkan pahlawan muncul, maka musiknya akan menjadi riang bersemangat, benar tidak? Inilah rupa dalam musik. Karena ketika kamu mendengar musik, maka dalam kesadaranmu muncul satu sosok orang, gambaran dalam kesadaranmu pun muncul, makanya disebut sebagai “gambaran kesadaran” – ideologi. Kalian sudah mempelajari ilmu pengetahuan selama bertahun-tahun, apakah kalian pernah mendengar hal-hal yang Master katakan sekarang? Yang Master katakan sekarang adalah pemahaman yang mendalam dalam ajaran Buddha Dharma, saya sedang mengajarkan kalian bagaimana cara menyucikan jiwa sendiri secara total dalam kesadaran kalian. Mengerti?

Saat jodoh-nidana berkumpul, buah karma tetap ditanggung sendiri. Karena karmamu tidak akan musnah, maka saat jodoh berkumpul, buah karmanya akan ditanggung sendiri. Misalnya, kamu pernah melakukan satu kebaikan terhadap orang lain, maka tunggu sampai orang itu sukses besar di suatu saat nanti, atau orang itu sudah menjadi pejabat tinggi, maka pada saat itu ia akan kembali teringat pada orang yang pernah membantu saya, mungkin saja ini adalah waktu berkumpulnya jodoh, begitu ia mengangkat jabatanmu, maka karirmu pun akan melesat naik. Jika kamu pernah mencelakakan orang ini, maka pada suatu hari nanti, saat dia menjadi pejabat besar, begitu teringat dirimu, maka kamu akan mendatangkan bencana maut bagi diri sendiri. Inilah yang disebut sebagai “saat jodoh berkumpul, buah karma ditanggung sendiri” – saat buah karma datang, tetap dirimu sendiri yang menanggungnya. Hari ini kamu memarahi orang lain, hari ini kamu memukul orang lain, hari ini kamu menipu orang lain, pada akhirnya tetap dirimu sendiri yang menerima akibatnya. Jika hari ini kamu membohongi orang lain, maka nantinya dirimu sendiri akan menerima balasan karmanya; Hari ini kamu mencelakakan orang lain, nantinya kamu juga akan menerima balasan karmanya. Bukannya tidak dibalaskan, hanya waktunya belum tiba. Saat jodoh berkumpul adalah waktu tibanya pembalasan karma. Contoh, saat dua orang sedang berpacaran, jodoh masih belum terbentuk. Jika keduanya saling membohongi, saya membohongi kamu, karena ingin membawa kamu pulang ke rumah, dia menipumu demi mendapatkan sesuatu dari dirimu. Maka, saat jodoh sudah berkumpul, kedua orang ini menikah, lalu selanjutnya pertengkaran akan dimulai. Balasan karma ini tetap kamu sendiri yang menerimanya. Karena saat kamu sedang berpacaran, kamu hanya berpura-pura untuk membohongi orang lain, waktu pacaran kamu sepanjang waktu memasak, mencuci, menyikat, rajin sekali, namun setelah menikah, kamu tidak mau melakukan apapun, kamu tidak mau bergerak. Ya sudah, pasanganmu akan mulai marah-marah. Bukankah itu semua karena kamu yang menyebabkannya? Jika memang hebat, sebelum menikah kamu jangan begitu, setelah menikah tetap seperti saat pacaran, maka kalian tidak akan bertengkar. Karena sebelum menikah, kamu berusaha keras menunjukkan citra yang baik, bersikap sangat baik terhadap dia, ini berarti menanam bibit karma, maka setelah menikah, balasan karmanya akan muncul. Mengerti? Melalui contoh sederhana yang saya berikan ini, kalian bisa menyadari prinsip mengapa saat jodoh berkumpul, buah karma tetap harus ditanggung sendiri.