12. Ketidakegoisan di Hati Membuat Dunia Terasa Luas 心地无私天地宽

12. Ketidakegoisan di Hati Membuat Dunia Terasa Luas

Master sekarang sedang melakukan pekerjaan yang “melampaui pemikiran”. Sewaktu Master sedang menolong orang, jika orang itu adalah orang yang sangat keras kepala, maka Master akan menggunakan taktik yang tepat untuk membimbingnya. Saat dia masuk, lalu begitu Master menerawang totemnya, ternyata dia pernah menjadi pejabat. Kalimat pertama yang Master ucapkan adalah, kamu pernah beberapa kali hampir kehilangan jabatanmu, beberapa kali hampir dipenjara. Selesai menerawang totem, mengatakan beberapa patah kata, dia langsung tertegun, tidak bicara lagi. Bukankah sudah menurut? Ini berarti harus melampaui pemikiramu, tentu saja kamu juga memerlukan kekuatan supernatural. Jika otakmu bisa memikirkan hal-hal yang tidak terpikir oleh orang lain, ini adalah kebijaksanaan; Jika sekaligus juga bisa membantu orang lain, ini dinamakan moralitas dan talenta. Kamu harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan moralitas – kebajikanmu ini. Banyak orang yang memiliki kebaikan namun tidak bisa mengembangkan, memiliki hati nurani yang sangat baik, namun tidak memahami pentingnya membantu orang lain, menghabiskan waktunya seharian di rumah untuk memasak, namun tidak menolong kesadaran spiritual semua makhluk. Jika dia bisa terjun ke masyarakat, bisa datang ke Guan Yin Tang untuk membantu lebih banyak orang, memperkenalkan dan menyebarkan ajaran Buddha Dharma, bukankah kebajikannya ini akan muncul keluar? Bukankah kebijaksanaan, moralitas – kebaikan, dan talentanya akan berkembang? Harus menggunakan jasa-jasa kebajikan ini untuk mengembangkannya. Memangnya kamu setiap hari di rumah, dan tidak memedulikan semua makhluk, lalu kamu bisa pergi ke Alam Surga? Master beri tahu kamu, tidak akan bisa pergi ke Alam Surga. Yang Master katakan di sini benar-benar nyata.  Jika tidak melakukan kejahatan, setelah meninggal kamu tidak bisa naik ke Alam Surga, hanya akan kembali terlahir sebagai manusia.

Di dunia ini, bukannya banyak bekerja banyak salah, sedikit bekerja sedikit salah, tidak bekerja tidak salah. Ini adalah suatu kesalahpahaman. “Saya hanya akan mengatur diri saya dengan baik”, sesungguhnya ini adalah kesalahan yang sangat besar. Karena waktumu di dunia ini sangat singkat, jadi hanya dengan keluar dan berusaha keras, dan justru karena kamu sudah melakukannya, maka kamu baru bisa memperoleh hasilnya. Apa yang kamu peroleh? Bisa berhasil membina diri mencapai Kebuddhaan, nantinya kamu baru bisa pergi ke Alam Surga. Jika kamu tidak melakukan jasa kebajikan di dunia ini, bagaimana mungkin kamu bisa pergi ke Alam Surga? Meskipun kamu tidak melakukan jasa kebajikan, maka saat bencana tiba, kamu tetap akan memperoleh dampaknya, bukan karena tidak melakukannya lalu tidak akan ada bencana. Contoh, kamu tidak mau bekerja mencari uang, hanya mengandalkan uang tunjangan pemerintah yang sedikit jumlahnya dan setiap hari tinggal di rumah, lalu apakah kamu bisa membeli tiket pesawat untuk pergi bertamasya keliling dunia? Apakah impianmu bisa terwujud? Jika setiap hari kamu pergi bekerja, walaupun sangat lelah, namun begitu hari Natal tiba, kamu bisa menggunakan uangmu untuk pergi kemana pun yang kamu mau. Mengapa banyak orang Australia yang bahkan tidak punya paspor? Karena mereka tidak tahu apa yang namanya “pergi ke luar negeri”, dia hanya tahu bekerja di ladang, bercocok tanam. Oleh karena itu harus ingat, harus lebih banyak melakukan jasa kebajikan, baru bisa mendapatkan lebih banyak. Jika kalian ingin pergi ke Alam Surga, membina diri mencapai tempat yang lebih tinggi dan lebih baik, maka harus mau berkorban.

Ada sebagian orang mengatakan, “Saya banyak bekerja malah banyak salah”. Apa yang dimaksud dengan “salah”? Meski “salah” juga ada jasa kebajikannya. Hari ini saya sudah mengerjakannya, orang lain iri kepada saya, maaf saja, saya tidak akan peduli, saya tetap melakukan hal ini, maka saya akan mendapat jasa kebajikan. Dia memfitnahmu, maka dia yang akan tertimpa kesialan. Dia menanam bibit karma ini, dia pasti akan menerima buah karmanya. Apa hubungannya denganmu? Lakukan saja jasa kebajikanmu dengan baik. Jika dia tidak baik, maka dia yang tidak bermoral, lalu kamu juga mau ikut tidak bermoral? Karena dia menjelekkan dirimu, lalu kamu tidak mau lagi melakukan jasa-jasa kebajikan yang benar itu? Di antara adik kakak kandung atau orang tua, juga ada hubungan yang tidak baik. Misalnya, kakak kedua sangat berbakti kepada ibu, namun kakak pertama bertengkar besar dengan ibu. Kakak pertama berkata pada kakak kedua: “Saya beri tahu ya, jangan berbakti kepadanya, mama itu tidak baik begini dan begitu, mama menjelek-jelekanmu di belakang.” Menurutmu, kakak kedua seharusnya berbakti atau tidak? Apakah karena kakak pertama mengatakan kejelekan ibu, lalu kakak kedua ini jadi tidak berbakti lagi kepada ibunya? Yang Master katakan ini adalah ajaran Buddha Dharma dalam bahasa sehari-hari, ini adalah kebijaksanaan. Seseorang yang memiliki moralitas dan talenta, juga harus memiliki kebijaksanaan yang sempurna. Orang lain sudah berkata begitu, lalu kamu jadi takut melakukannya? Kamu seharusnya memahami dengan jelas mengapa kamu melakukannya? Karena kamu ingin melatih diri sendiri, kamu ingin meningkatkan kesadaran spiritual diri sendiri, kelak dirimu meninggal nanti, kamu ingin pergi ke Alam Surga. Mereka tidak ingin pergi ke Alam Surga, bahkan paham pun tidak, mereka bahkan tidak takut pada Neraka, mereka berani membunuh orang. Memangnya kamu juga ingin sama seperti mereka? Memangnya karena orang lain berkata begitu, lalu membuat kamu mengubah pemikiran sendiri untuk mengikuti pemahaman salah orang lain? Ini namanya tingkat kesadaran spiritual, inilah aspek yang berbeda. Oleh karena itu, saya harus lebih banyak bekerja, meskipun banyak melakukan kesalahan, maka saya lafalkan {Li Fo Da Chan Hui Wen}, akan tetapi pada bagian yang saya kerjakan dengan baik, saya akan mendapatkan jasa kebajikan, meskipun kesalahan yang saya lakukan juga akan dicatat, akan tetapi saya akan berusaha saat mengerjakannya untuk mengurangi melakukan kesalahan. Saat menghadapi masalah, lafalkan {Li Fo Da Chan Hui Wen}, hilangkan halangan buah karma buruk yang tidak baik, dengan begitu jasa kebajikanmu baru bisa sempurna. Orang yang tidak melakukan apapun tidak akan memiliki jasa kebajikan. Seperti ada sebagian orang yang mengatakan: “Saya bisa melihat Guan Shi Yin Pu Sa, saya akan melafalkan paritta untuknya.” Dia melafalkan paritta untuk Guan Shi Yin Pu Sa? Sesungguhnya melafalkan paritta untuk Bodhisattva, melafalkan paritta untuk Master, melafalkan paritta di sini adalah suatu bentuk komunikasi jiwa. Membantu melafalkan paritta untuk Bodhisattva, sesungguhnya adalah suatu komunikasi jiwa dengan Bodhisattva. Ibu melafalkan paritta untuk anaknya, supaya anaknya lebih baik dalam belajar, menurut kamu bukankah ini bentuk komunikasi jiwa? Suami memohon untuk istrinya, sedangkan istrinya memohon untuk suaminya, bukankah ini adalah komunikasi jiwa? Kalian berdua hari ini saling mengacuhkan, tetapi saat bersujud di sini, kalian saling memohon untuk pasangannya, sesungguhnya ini adalah suatu bentuk komunikasi jiwa, dengan begitu hubungan buruk kalian baru bisa tidak semakin mendalam, selain itu hatimu akan merasa nyaman. Karena walau sudah jelas dia yang salah, akan tetapi saya tetap baik kepadanya. Setelah kamu selesai melafalkan paritta, maka kamu akan merasa diri sendiri adalah orang yang mulia, orang yang sangat bermoral.

Dalam menekuni ajaran Dharma terdapat banyak falsafah di dalamnya. Oleh karena itu, kalian harus ingat, apapun yang dilakukan orang lain adalah urusan mereka, saya sudah meyakini jalan ini, maka saya akan menjalani dan membina diri baik-baik, orang seperti ini baru dikatakan memiliki kekuatan konsentrasi pikiran. Seorang biksu yang sudah mencukur rambutnya, mengenakan jubah biksu, pergi ke jalan raya, semua orang membicarakan dirinya, apakah dia merasakannya? Dia tidak merasakan apapun, karena dia memiliki kekuatan konsentrasi. Saat kamu memiliki kekuatan konsentrasi, ketika kamu adalah Bodhisattva, maka kamu tidak akan merasa malu, dalam hatimu tidak akan terlahir perasaan risau dan tidak tenang, kamu merasa bahwa dirimu memang begini. Kamu memiliki kepercayaan diri dalam segala hal yang kamu lakukan, jangan peduli bagaimana orang lain mempergunjingkan dirimu, kamu harus memiliki kekuatan konsentrasi, berarti kamu sedang melakukan jasa kebajikan. Baik hari ini Master menyuruh kamu melakukan jasa kebajikan atau tidak, kamu tetap harus melakukannya dengan baik. Saya pun tidak melakukannya untuk diperlihatkan kepada orang lain.

Tiada awal, tiada akhir. Seumur hidupnya, manusia tidak berawal, juga tidak berakhir. Saat seseorang menyadari siapa dirinya, dia sudah menjadi anak berusia 5 tahun. Apakah kamu tahu bagaimana dirimu datang ke dunia ini? Maksud Master di sini adalah, saat kamu baru berusia 1,2 atau 3 bulan, apakah kamu tahu bagaimana dirimu bisa datang? Ini yang namanya tiada awal bukan? Tidak ada awalan. Dalam pembahasan yang lebih mendalam, tiada awalan ini bukan berarti kamu tidak memiliki awalan di kehidupan ini, melainkan dari kehidupan sebelumnya selalu terus menerus yang tidak ada awalan. Apakah setelah kamu meninggal, ada akhirnya? Ada orang mengatakan, tahun akhir riwayat usia XX. Apakah yang dinamakan tahun akhir riwayat? Tahun akhir riwayat di kehidupan ini, bukan kehidupanmu yang akan datang, karena dia tidak ada akhirnya, karena setelah seseorang meninggal, arwahnya akan terlahir kembali. Ini namanya tiada awal dan tiada akhir. “Tidak membina tidak bisa membuktikan”, orang yang tidak membina dirinya, tidak akan bisa membuktikan kebenarannya.

Selanjutnya, Master akan membahas tentang “hati” atau “pikiran”. Hati atau pikiran, sesungguhnya tidak ada perwujudannya. Saya adalah sebuah hati yang bersih, saya adalah sebuah hati yang kosong, di dalam pikiran saya tidak ada pemikiran liar, di dalam hati saya hanya ada kebaikan. Menurutmu, apakah ada perwujudannya? Pikiran adalah kosong, tidak berwujud. Sehelai kertas putih, kita ibaratkan kertas putih ini sebagai pikiran kalian, kertas putih ini tidak ada apapun di atasnya, apakah ada wujudnya? Karena hati dan pikiran kita sendiri pada dasarnya seluas alam semesta, pikiran kita manusia bisa menjadi seluas alam semesta. Namun ada sebagian orang yang berhati sempit, hati nuraninya sangat kecil, tidak bisa menerima masalah sedikit pun. Contoh, jika ia dijahati orang lain, sepulangnya ke rumah ia bisa sedih semalaman; ditipu 100 Yuan oleh orang lain, kesalnya sampai ingin memukul diri sendiri. Coba lihat saja, betapa kecilnya hati orang-orang? Di dalam film ada sebuah kalimat yang berbunyi, “Hatimu sekecil jarum”. Kaarena tamak dan melekat atas semua hal-hal duniawi, membuat hatimu menjadi semakin kecil, sedangkan hatimu sesungguhnya harus sebesar alam semesta. Di manakah alam semesta itu? Apakah bisa terlihat? Hati kita harus lapang tak berbatas, kamu baru bisa menaungi begitu banyak makhluk-makhluk yang menderita, kamu baru bisa terpikir bahwa saya harus menyelamatkan begitu banyak orang, maka hatimu akan menjadi semakin besar, besarnya sampai dirimu tidak bisa merasakannya lagi. Master akan memberi tahu kalian suatu hal yang nyata. Semenjak kecil, asalkan mata Master memandang plafon langit-langit, maka plafon ini akan menjadi luar biasa besar, tidak berbatas. Oleh karena itu, hati kalian harus lebih lapang. Standar Master terhadap para praktisi Buddhis tidak sama dengan pendengar biasa.

Pertama, harus memiliki hati yang lapang. Sesungguhnya hati seseorang bisa sebesar apa? Master berharap hati kalian bisa sama seperti Master. Saat menyembah Bodhisattva, asalkan Master membuka tangan, maka yang ada di genggaman kedua tangan ini adalah alam semesta. Pada saat itu pikiran Master akan memasuki ruang alam semesta, Master sendiri sama sekali sudah tidak ada pikiran lagi, sudah menyatu seluruhnya dengan alam semesta ini. Di manakah pikiran kalian? Pikiran kalian berada di tengah telapak tangan kalian sendiri. Hati seseorang harus lapang, harus diperluas. Saat Master mendesain Guan Yin Tang, mengapa latar belakang altar adalah sebuah gunung? Mana ada sebuah altar kuil yang latar belakangnya adalah gunung? Luas atau tidak? Bisa melihat jauh atau tidak? Ini namanya hati yang lapang, seperti gunung dan sungai besar yang terkenal, hati seseorang seharusnya seluas alam semesta. Pertama harus suci. Hatimu sudah begitu besarnya, sesungguhnya berarti kekurangan dan kelebihanmu pun diperbesar. Contoh, banyak wanita yang menjaga kulitnya dengan sangat baik, akan tetapi saat dia bermain film, hanya ada satu titik kecil di wajahnya saja, begitu besarnya layar televisi, bisa menunjukkan dengan jelas titik hitam di wajahnya ini. Oleh karena itu, pada dasarnya hatimu begitu kecil, maka ada benda kotor di dalamnya pun hanya akan sekecil itu; Tunggu sampai hatimu menjadi seluas alam semesta, maka benda kotor di hatimu pun akan menjadi sangat besar, oleh karena itu, ketika kamu membuka dan melebarkan hatimu, pertama-tama harus memperhatikan kesucian pikiranmu dan menghilangkan kekotorannya.

Kedua, tidak boleh memiliki pikiran diskriminatif. Hati harus lapang, harus menghargai orang lain. Jangan karena bagaimana dirimu, dan bagaimana dia, lalu terlahir pemikiran diskriminatif. Banyak orang yang mampu bertahan dalam kesusahan, namun yang paling mereka takutkan adalah orang lain tidak menghargai mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghormati orang lain, Master berharap kalian bisa dari dalam hati dengan tulus menghormati orang lain, bukan hanya berpura-pura di luar saja.

Ketiga, harus terang, harus kosong. Setelah hatimu diperbesar menjadi sebesar alam semesta, jika tidak terang, dan di dalamnya tidak kosong, maka akan menjadi masalah bagi dirimu sendiri. Karena setelah hati kosong, jika tidak ada kebijaksanaan di dalamnya, maka akan mengundang kebodohan.

Selanjutnya Master akan membahas tentang kesadaran pikiran. Kesadaran pikiran adalah tidak ada bibit karma, tidak ada buah karma. Saat pikiranmu merasakan suatu hal tertentu, sesungguhnya kamu tidak mengetahui bahwa ada karmanya. Misalnya hari ini Master mengkritik kalian, kamu tidak akan terpikir bahwa karena dirimu sendiri yang sudah menanam bibit karmanya, karena kamu tidak akan terpikirkan “karma” – sebab akibat ini. Yang kamu pikirkan adalah, Master hari ini temperamennya buruk, mungkin ada arwah asing. Kemarin begitu Master tidak senang, ada seorang murid, yang membuka pintu dan memberikan 2 lembar Xiao Fang Zi. Dia tidak terpikir bahwa ini adalah hubungan sebab akibat karma, yang terpikir olehnya adalah mungkin Master tidak senang. Ingatlah, segala hal ada sebab dan akibatnya. Hari ini mengapa Master mengkritik kalian? Pasti ada sebab akibatnya. Pikiranmu paling awal tidak akan memikirkan sebab akibat, akan tetapi Master memberi tahu kalian, maka dalam pikiranmu akan tersimpan “sebab-akibat”, pelan-pelan akan terlahir sebab dan akibat dalam pikiranmu. Ketika ada sebab dan akibat terlahir, maka sesungguhnya adalah tiba waktunya untuk memahami. Pikiranmu bisa memahami bahwa segala hal di dunia ini memiliki sebab dan akibatnya, maka kamu tidak akan takut lagi kepada karma. Ketika kamu menanam bibit karma, maka kamu akan terpikir buah akibatnya; Saat dirimu sedang menerima buah karmanya, maka akan terpikir bibit penyebabnya. Lalu apalagi yang kamu takutkan? Kamu sudah merasakan buah akibatnya. “Bersabar dan terima saja, ini semua karena dulu saya menanam bibit karma yang buruk”, bukankah hatimu akan memahami kebenarannya? Bukankah tidak akan merasa kalau dia menyakitkan?

Banyak ibu yang sangat kesal dan tidak sabar terhadap anaknya. Begitu Master menerawangnya, lalu mengatakan, dia adalah siapa di kehidupanmu yang lalu, ia datang untuk menagih hutang karma. “Ternyata ‘setan’ penagih hutang, ternyata arwah anak yang saya gugurkan ada pada dirinya”. Lalu kebencian ibu ini terhadap anaknya segera hilang. Ini berarti menguraikan hubungan karmanya. Dia tetap menerima dan menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan itu, akan tetapi saat sebelum dan setelah memahaminya adalah dua perasaan yang berbeda. Maka selanjutnya, dia tidak akan menanam bibit karma ini lagi. Jika sekarang kamu menyuruh begitu banyak orang-orang di sini untuk pergi menggugurkan kandungan, ada berapa pendengar yang berani? Coba kamu suruh pendengar radio Dong Fang Tai untuk makan seafood segar, ada berapa orang yang akan pergi? Seseorang yang dulunya makan banyak sekali seafood segar, saat dia mulai membina dirinya, maka hal-hal kotor itu semuanya muncul keluar. Contohnya, orang ini dulunya bukan tokoh teladan, tidak pernah melakukan kebaikan, tiba-tiba dia belajar menjadi teladan yang baik, “Halo, mari saya bantu.” Apa yang akan dikatakan orang lain? “Kamu bantu siapa? Dulu kamu mencelakakan dan menipu orang lain, sekarang kamu mau jadi orang baik ya?” Meskipun mendengarkan perkataan ini akan membuat hati terasa tidak nyaman, seperti setelah menekuni Dharma lalu mulai membina pikiran dan melafalkan paritta, akan membawa sebagian halangan karma buruk kita di masa lalu, akan tetapi seiring dengan meningkatnya kekuatan spiritual pelafalan paritta kita, maka halangan karma buruk yang lalu pun pelan-pelan akan terkikis hilang. Seperti kamu ingin menyumbangkan uang, lalu orang lain berkata: “Jangan pura-pura, kamu kembalikan dulu hutangmu 10 Yuan kepadaku.” Ini sama dengan harus menanggung terlebih dahulu halangan buah karma buruk yang lalu, baru bisa memperbaiki pikiran diri sendiri. Yang Master katakan adalah prinsip kebenaran dalam ajaran Buddha Dharma. Bai Hua Fo Fa adalah yang paling bersih dan yang paling bagus, yang paling bisa membuat kamu paham, bisa menyerap masuk ke dalam kehidupan nyata kamu.