3. Menggunakan Pemikiran Yang Benar Membahas “Bervisualisasi”
Banyak orang bertanya kepada Master, apa maksud dari bervisualisasi – “guan xiang”? Bervisualisasi adalah sembari berpikir, sembari melihat dengan mata. Kalian semua tahu, bahwa “guan – visual” berarti melihat dengan mata. Sedangkan “xiang”– berpikir, berarti dipikirkan melalui otak. “Bervisualisasi”atau membayangkan, adalah sering melihat dan berpikir, berarti sering dilihat dan sering dipikirkan. Apa yang dipikirkan? Bukan meminta kalian untuk memikirkan diri sendiri, juga bukan menyuruh kalian berpikir bagaimana agar bisa menjadi kaya raya, atau bagaimana agar bisa hidup lebih baik, namun meminta kalian untuk memikirkan Guan Shi Yin Pu Sa. Sering membayangkan dan memikirkan, sangat penting untuk membina kemampuan visualisasi kita. Apakah yang dimaksud dengan membina kemampuan visualisasi? Dengan kata lain, harus membina suatu kemampuan, di mana begitu saya berpikir, akan segera terbayang Guan Shi Yin Pu Sa, dan ini sudah menjadi suatu kemampuan. Begitu Master memikirkan Guan Shi Yin Pu Sa, maka Guan Shi Yin Pu Sa segera berada di depan mata Master. Ini adalah suatu kemampuan yang diperoleh melalui pembinaan. Master berharap kalian lebih sering melakukan visualisasi.
Berkat kekuatan dari Guan Shi Yin Pu Sa, kemampuan Master sekarang menjadi sangat besar. Ada banyak orang yang bermimpi ditangkap hantu, dan begitu mereka memanggil “Master Lu, tolong saya”, lalu mereka bisa segera terbangun. Sudah banyak kasus yang dibahas dalam program siaran Master. Namun, Master tidak meminta kalian untuk memvisualisasikan atau membayangkan diri saya (diri Master), melainkan seharusnya memvisualisasikan diri kalian sendiri. Apa yang dimaksud dengan memvisualisasikan diri sendiri? Dengan kata lain adalah membayangkan tubuh Dharma diri kalian sendiri. Apakah tubuh Dharma kalian? Apakah kalian mengetahuinya? Tubuh Dharma adalah tubuh Bodhisattva. Setiap orang memiliki tubuh Dharma sendiri. Tubuh Dharma sangat penting. Coba kalian bercermin, apakah itu dirimu? Apakah ini diri saya? Apakah saya begini? Coba bercermin sekali lagi sambil berpikir: “Saya adalah Bodhisattva”. Lalu, berhenti bercermin. Dengan kata lain, gunakan mata“dalam” (hati) untuk melihat tubuh Dharma diri sendiri – “Saya adalah Bodhisattva”. Maka setelah beberapa waktu tertentu, akan terlihat banyak Dewa Pelindung Dharma di sekitarmu.
Yang Master ajarkan kepada kalian pada hari ini semua adalah cara atau teknik, namun sesungguhnya konsentrasi ketenangan Zen juga demikian. Kamu harus pikirkan, Bodhisattva yang saya percaya dan saya lihat adalah nyata. Coba kalian memandangi terus rupang Guan Shi Yin Pu Sa, apakah kalian melihat cahaya di sekitarnya? Termasuk lingkaran cahaya di bagian gunung latar belakangnya, apakah kalian bisa melihatnya? Di atas gunung ada sebuah lingkaran besar, lingkaran cahaya besar. Walaupun mata manusia kalian tidak bisa melihatnya, namun gunakan “mata” dalam diri kalian untuk mengatakan “saya melihatnya”. Master secara langsung mengajarkan kalian cara ini. Apakah kalian bisa melihatnya? Cahaya ini bisa bergerak atau tidak? Bisa bergerak. Maka kamu akan melihat Bodhisattva. Ini adalah suatu keyakinan. Saya harus percaya kepadamu, saya baru bisa memperoleh hal-hal ini. Kamu harus pikirkan, lingkaran cahaya Bodhisattva bisa bergerak. Saya percaya, Bodhisattva itu nyata, kemudian pikirkan bahwa Bodhisattva berada di atas kepalamu. Harus ingat baik-baik, manusia biasa seperti kita, jangan pernah membayangkan bahwa Bodhisattva bisa langsung merasuk ke dalam tubuh diri sendiri, karena Bodhisattva tidak akan memasuki tubuhmu, karena tubuh kalian sangat kotor. Mengerti? Apabila seseorang yang sangat bersih (suci) bisa membuat Bodhisattva sepenuhnya memasuki dirinya. Akan tetapi, seperti kalian yang pikirannya masih dipenuhi dengan ketamakan, kebencian, dan kebodohan, serta bermacam-macam hal-hal buruk lain, jangan pernah mengatakan seluruh rupa Bodhisattva merasuk ke tubuh sendiri, hanya bisa membayangkan Bodhisattva berada di atas kepalamu.
Kalian sering mendengar banyak orang mengatakan “xia gang tou”– diguna-guna, dalam ilmu metafisika seharusnya disebut sebagai“xia jiang tou” – sesuatu yang dijatuhkan. “Guna-guna”ini akan sangat berbahaya jika jatuh ke atas kepalamu. Namun, bayangkan Bodhisattva di atas kepalamu sendiri, itu adalah hal nyata yang kamu miliki. Yang dijatuhkan orang lain kepada dirimu, adalah guna-guna (ilmu sihir). Saya tidak tahu, apakah kalian memahami maksud saya? Kalian harus ingat, ketika orang lain ingin meletakkan “sesuatu” di atas kepalamu, maka sesungguhnya “benda”ini adalah masalah bagimu. Jika dirimu sendiri bisa mengembangkan (visualisasi) ada Bodhisattva di atas kepalamu, itu adalah sesuatu yang nyata, yang bisa menangkal guna-guna yang tidak baik ini, dan bisa menghilangkannya.
Asalkan ada Buddha di atas kepalamu, maka malapetaka tidak akan bisa menimpa dirimu. Kamu harus bisa berpikir seperti ini, maka malapetaka tidak akan jatuh menimpa dirimu. Apakah kalian mengerti? Karena kesulitan dan bencana sesungguhnya adalah dua hal yang tidak baik. Ketika dirimu tertimpa kesulitan, apakah itu bagus? Jika menghadapi bencana, apakah itu bagus? Jika keduanya digabungkan, menjadi malapetaka yang menghampiri dirimu, maka kamu akan tertimpa kesialan. Oleh karena itu, pikirkan bahwa malapetaka ini akan meninggalkan diri saya. Karena diri saya bersih, oleh karena itu malapetaka tidak akan menimpa diri saya. Apakah kalian mengerti? Kalian harus membayangkan, bahwa diri kalian adalah Bodhisattva. Meskipun Bodhisattva berada di atas kepalamu, akan tetapi kamu juga membayangkan bahwa dirimu adalah Bodhisattva. Selain itu, kamu juga harus membayangkan bahwa, ada banyak Bodhisattva dan Dewa Pelindung Dharma di sekeliling saya. Tentu saja, sebaiknya memikirkan hal ini di saat hari terang (pagi-siang hari), jangan memikirkan di malam hari. Selain itu, boleh memikirkan di dalam Guan Yin Tang, namun saya tidak tahu kalau di tempat lain. Kamu boleh memikirkan di setiap vihara, kuil biksuni, dan di tempat manapun yang didatangi Bodhisattva. Permasalahannya, jika tidak ada Bodhisattva di sana, maka ini akan menjadi masalah bagimu. Terkadang, bibit karma jenis apa yang kamu sembah, akan membawa buah karma sejenis bagimu.
Harus terus melihat rupa Dharma diri sendiri. Master akan membahasnya secara garis besar: kalian boleh mulai bercermin, lihat rupa dirimu yang sangat baik hati, kemudian pelan-pelan pikirkan wajah diri sendiri, lalu bayangkan Guan Shi Yin Pu Sa yang ada di kepala kalian, lama-kelamaan jangan lagi mengingat wajahmu sendiri, namun pikirkan tubuh Dharma diri sendiri, rupa Dharma diri sendiri, yang sangat anggun dan berwibawa. Setiap orang memiliki raut wajah yang anggun dan berwibawa. Seseorang yang pandai bergurau sekalipun bisa memiliki wajah yang anggun dan berwibawa. Begitu seseorang bersikap serius, maka rupa wajahnya akan menjadi rupa Dharma. Ketika seseorang bersikap tidak normal, tertawa-tawa tidak karuan, maka ini bukanlah dirinya yang semula. Ketika seseorang memiliki rupa Dharma, dia tidak akan tertawa, namun dia akan terlihat tenang dan berwibawa. Coba kalian lihat Bodhisattva, 30 persen mataNya terbuka, namun 70 persen tertutup – begitulah Bodhisattva selamanya memandang dunia ini. Sesungguhnya, ini mengajarkan kita untuk memandang dunia ini dengan welas asih, karena dunia ini benar-benar menyedihkan.
Yang tadi baru saya ajarkan, adalah bagaimana melihat rupa Dharma diri sendiri, lalu apa sebenarnya tujuannya? Agar bisa“kebal dari segala racun”. Karena di sekitar kita, terdapat banyak “racun”. Contoh, dalam kehidupan kita, biasanya jika ada orang yang ingin membohongimu, pertama-tama dia akan membuat kamu senang, lalu bersenda gurau supaya kamu senang, mentraktirmu makan, memberikan hadiah untuk kamu, agar dirimu kehilangan kewaspadaan, kemudian dia baru bisa menipumu. Biasa begitu prosesnya. Mengatakan lelucon yang membuat kamu senang, membuat kamu gembira, lalu dia baru mulai menyalurkan aksi saat berbicara kepadamu. Jika kamu menggunakan rupa Dharmamu, maka walau dia mengatakan begini begitu kepadamu, maka lihatlah apakah dirimu akan masuk ke perangkapnya. Hal ini kamu harus terus pertahankan, di dunia ini disebut sebagai“kehormatan”atau harga diri. Rupa Dharma adalah tubuh Dharmamu. Jika seseorang tidak ingin ditipu orang lain, maka pertama-tama dia harus memiliki penampilan yang berwibawa, maka orang lain tidak akan berani menipunya. Jika kamu terlihat acak-acakkan, tidak bisa berpikir jernih, maka orang lain akan menipumu. Para penipu bisa menilai: apakah kamu adalah orang yang mudah ditipu atau tidak? Oleh karena itu, rupa Dharma sangat penting. Mengerti? Jika rupa Dharma seseorang tidak serius dan berwibawa, maka dia akan memberikan kesan “mudah ditipu” kepada orang lain. Jika seorang wanita tidak suka tertawa, sangat berwibawa, maka tidak akan ada orang yang datang menipunya.
Jika kamu bisa bervisualisasi, maka akan muncul beberapa gambaran, termasuk gambaran rupa dirimu sendiri, membayangkan Bodhisattva di atas kepalamu, maka akan terbayangkan hal-hal lainnya. Jika yang terlihat adalah Guan Shi Yin Pu Sa, maka banyak orang akan merasa senang: “Wah, saya melihat Guan Shi Yin Pu Sa”. Benar tidak? Sekarang ada banyak pendengar yang saat melafalkan paritta sering mengatakan: “Begitu mata saya terpejam, saya bisa melihat Bodhisattva”. Kalau begitu, bagaimana jika Bodhisattva ini bukan Guan Shi Yin Pu Sa? Melainkan adalah jelmaan iblis? Bagaimana cara membedakannya? Jika muncul suatu gambaran sejenis ini di hadapanmu, namun itu bukan Bodhisattva sungguhan, seperti banyak orang yang mendengar bisikan di telinganya yang mengatakan: “Saya adalah Guan Shi Yin Pu Sa, kamu harus melakukan apa yang saya katakan”, kalau begitu apakah kamu akan percaya?
Kita bisa menggunakan dua cara. Cara pertama, dengan mengandalkan Master, apa yang Master lakukan? Sesungguhnya nama Dharma Master (Shi Fu) sangat penting. Kalian bisa memanggil nama Dharma Master. Jika kalian sudah diangkat menjadi murid Master, kalian boleh memanggil Shi Fu, seluruh Alam Surga dan Akhirat akan mengetahui bahwa kamu adalah murid Master. Yang belum menjadi murid resmi, biarpun kamu memanggil Shi Fu, maka kata “Shi Fu” ini sudah menjadi sebutan kehormatan, kalian boleh mencobanya. Ada satu kalimat penting yang akan Master katakan untuk kalian: Jika kalian melihat Guan Shi Yin Pu Sa, lalu kamu ingin tahu apakah asli atau bukan, jika setelah kalian menyebut nama Master, coba lihat apakah gambaran ini hilang atau tidak? Jika bayangan“Guan Shi Yin Pu Sa”ini menghilang, berarti itu palsu; jika Guan Shi Yin Pu Sa tidak menghilang, maka itu adalah sungguhan. Karena kalian menekuni Xin Ling Fa Men yang Master ajarkan, juga Xin Ling Fa Men Guan Shi Yin Pu Sa, maka Guan Shi Yin Pu Sa tentu saja tidak akan pergi, oleh karena itu, Master mengajarkan kalian cara ini. Mengerti?
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan pemikiran yang benar. Pemikiran atau cara berpikir yang benar, sesungguhnya adalah kebijaksanaan yang benar. Menggunakan kebijaksanaan kita untuk menelaah perkataannya. Contoh, seorang pendengar yang bernama Michael, pada saat itu dia mendengar ada sebuah suara di telinganya yang berbicara, “Saya adalah XXX”. Juga ada banyak pendengar yang berbicara kepada Master, “Guan Shi Yin Pu Sa berbicara kepada saya”. Lalu apa yang Guan Shi Yin Pu Sa katakan kepadamu? Ada satu orang yang mengatakan kepada Master, bahwa Guan Shi Yin Pu Sa menyuruhnya pergi bermain ke bawah gedung, ada banyak orang di sana, sangat menyenangkan. Menurut kalian, apakah kalian memiliki kebijaksanaan untuk menelaah perkataan ini? Mendengar ucapan ini, apakah kamu akan berpendapat kalau ini adalah kata-kata dari Guan Shi Yin Pu Sa? Jika kamu dibodohkan, maka pada saat itu juga kamu akan dikendalikan olehnya, lalu melompat terjun ke bawah. Inilah mengapa, ada banyak orang yang setelah menjalani pembinaan pikiran malah tersesat ke jalan iblis, inilah logikanya. Karena dia tidak bisa membedakan mana Ajaran Buddha Dharma yang sesungguhnya dan yang palsu. Ini seperti yang sering Master katakan, kepercayaan mistis bukan keyakinan yang benar.
Sesungguhnya, Ajaran Buddha Dharma sungguh bukan suatu kepercayaan mistis, Ajaran Buddha Dharma adalah keyakinan yang benar, yang benar-benar mendidik dan membantu orang-orang. Seseorang biksu mengatakan, bahwa Ajaran Buddha Dharma adalah suatu pendidikan, ini benar-benar masuk akal. Ingat, sesuatu yang baik pasti mengandung edukasi di dalamnya. Jika ingin membuat orang lain menjadi baik, apakah perlu dididik? Ingin menyembuhkan luka batin dirimu, apakah perlu mendidiknya? Ketika anak kecil melakukan kesalahan, tidak bisa berpikir terbuka, ketika Master sedang membantu dia kembali ke jalan yang benar, bukankah berarti sedang mengajarinya? Sesungguhnya agama bisa disebut juga sebagai edukasi, juga merupakan obat penyembuh luka batin. Banyak orang mengatakan,“Master, Anda lebih hebat dari psikolog”. Karena ada orang yang ingin bunuh diri, atau orang yang putus asa karena menderita kanker, saat masuk menemui Master, mereka merasa sedih dan menderita, namun asalkan berbincang dengan Master selama setengah sampai satu jam, maka setelahnya, saat pergi, mereka akan berubah menjadi senang dan ceria. Ini karena di dalam diri dan pikiran setiap orang terdapat suatu kekuatan khusus, sedangkan kekuatan ini sesungguhnya adalah jiwa asal Bodhisattva. Master bisa membangkitkan kembali jiwanya yang semula ini, agar dia bisa mengalahkan penyakit psikologis, melepaskan dan melupakan semua hal-hal kotor dan tidak baik pada dirinya. Siapa di antara kalian yang bisa berbuat begitu, maka kalian adalah Bodhisattva.
Baru saja kita membahas, bagaimana menggunakan kebijaksanaan untuk mengetahui asli atau palsunya suatu gambaran. Jika“dia”menyuruhmu untuk menyiksa tubuh diri sendiri, atau hal-hal lain yang tidak logis, maka jangan dilakukan, Pada saat itu, arwah asing di tubuh Michael mengatakan kepadanya, “kamu jangan berdiri”, maka dia terus jongkok, memegangi perut yang sakit, pada saat itu di kantor Master, dia mengatakan satu kalimat, begitu mendengarnya, Master tahu bahwa ini bukan perkataan Michael. Dengan telepati, Master berbicara dengan arwah asing itu:“Jangan menyiksanya lagi. Tinggalkan dia, maafkan kesalahannya. Saya akan memintanya baik-baik melafalkan paritta untuk menyeberangkanmu”. Pada saat itu, keluar suara dari mulut Michael yang berbicara:“Master, dia mengatakan, tidak semudah itu, dia selamanya tidak akan meninggalkan saya”. Pada saat itu, teman Michael juga ada disampingnya. Master ingin kalian benar-benar mempercayai hal ini.
Selanjutnya, yang ingin Master bahas dengan kalian adalah, jika bayangan ini meminta kalian melakukan sesuatu, jika sesuai dengan norma dan moralitas yang benar, maka kalian boleh melakukan. Karena Buddha dan Bodhisattva tidak akan menyuruh kalian melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dan kebajikan. Jika meminta kamu melakukan kejahatan, maka pasti bukan Bodhisattva. Kalian harus bisa menggunakan kebijaksanaan untuk memilah-milah masalah ini, ini sangat penting. Selain itu, visualisasikan bahwa kamu sama seperti Bodhisattva. Kalau begitu, apakah cara yang baik untuk membayangkan bahwa kamu sama seperti Bodhisattva? Sesungguhnya, pada saat ini, kamu perlu melafalkan mantra. Dalam bahasa kita, mengucapkan mantra berarti melafalkan paritta. Sewaktu kamu melafalkan paritta, apa yang dipikirkan sama seperti Bodhisattva, ini namanya melafalkan paritta. Saat pikiran kamu sama seperti Bodhisattva, kemudian kamu juga melafalkan paritta, maka hatimu pasti bisa menjadi tenang, pikiranmu akan menjadi terpusat. Setelah kamu membina pikiran dan memasuki konsentrasi penuh, maka kamu tidak akan memiliki pemikiran apapun, pikiranmu akan menjadi kosong. Master tanya kalian, dalam konsentrasi ini, apakah masih ada pemikiran? Setelah pikiran terpusat, apakah masih ada pemikiran dalam hatimu? Kekosongan dalam diri manusia, sesungguhnya adalah suatu kekosongan yang palsu. Ketika seseorang membina diri sampai seluruh otaknya menjadi kosong, maka apakah dia terlihat masih memiliki pemikiran? Sesungguhnya, dia masih tetap memilikinya.
Niat atau pemikiran yang muncul setelah maupun sebelum mencapai konsentrasi pikiran adalah dua konsep yang berbeda. Contoh, seorang ibu mengetahui apa yang akan dilakukan anaknya, menurutmu, apakah dia masih perlu berkomunikasi dengan anaknya? Ibu pasti tahu apa yang dipikirkan anaknya, sedangkan anak tidak akan tahu apa yang dipikirkan ibunya, benar tidak? Cara yang terbaik adalah jangan berpikir. Masalahnya, setelah tidak dipikirkan, apakah masih memikirkan? Sudah tidak memikirkan. Apakah masih memiliki pemikiran? Masih memiliki pemikiran. Tidak dipikirkan namun memiliki pemikiran. Banyak orang yang tidak memikirkan, namun pemikiran muncul dengan sendirinya, ini yang disebut sebagai pemikiran. Contoh, ada banyak orang di antara kalian yang ingin bermeditasi, ingin menenangkan diri, tidak ingin memikirkan apapun. Namun baru saja mulai meditasi, tidak berpikir, di dalam pikiran mengatakan, “jangan berpikir, kosong, kosong, kosong …”, akan tetapi satu demi satu pemikiran akan mulai bermunculan.