9. Urutan Pembinaan Diri yang Sempurna
Kalian semua harus ingat, ketika menyebarkan Ajaran Buddha Dharma, kalian harus menganggap diri kalian sendiri sebagai murid Buddha yang sesungguhnya, ini adalah suatu bentuk keyakinan terhadap Ajaran Buddha Dharma. Apabila ketika menyebarkan Ajaran Buddha Dharma, Anda tidak memandang diri kalian sebagai murid Buddha, maka Anda tidak akan bisa menyebarkan Dharma dengan baik. Selain sudah meyakini diri sebagai murid Buddha dari dalam hati, Anda juga harus membuktikan Ajaran Buddha Dharma. Apa yang dimaksud dengan membuktikan? Di sini membuktikan berarti, “Saya percaya, saya merasakannya, saya menerapkannya”, inilah yang dinamakan sebagai pembuktian.
Membuktikan Ajaran Buddha Dharma itu sangat penting, ketika Anda sudah membuktikan Ajaran Buddha Dharma, maka akan terlahir sifat kosong dan kesadaran dalam diri Anda. Setelah tersadarkan, maka seseorang akan melihat sifat dasarnya, menemukan sifat dasarnya sendiri. Pencapaian kesadaran yang sesungguhnya adalah mencapai penerangan yang paling sempurna, ini adalah sesuatu yang paling nyata. Penerangan yang paling sempurna – wu shang zheng deng zheng jue, berarti tidak ada lagi alasan apapun yang bisa meragukannya atau menjelekkannya, tidak bisa lagi terpikirkan alasan apapun untuk mengatakan bahwa hal ini salah. Ketika tidak ada lagi benda apapun di dunia ini yang bisa menandinginya, itulah yang disebut dengan “wu shang” – paling sempurna, kata ini sendiri berarti sudah mentok ke atas, sudah paling tinggi, bisa juga dikatakan sebagai “yang paling bagus sekali”. Bagus (miao), bisa dikatakan sebagai suatu tingkat kesadaran yang paling tinggi dan tidak tertandingi lagi. Ketika Buddha Sakyamuni membuktikan Dharma yang paling sempurna di bawah pohon bodhi, menyadari kebenaran yang sesungguhnya, maka Beliau mencapai suatu tingkat kesadaran yang paling tinggi. Ketika seseorang sudah mencapai suatu tingkat kesadaran, yakni penerangan sempurna, maka dia akan memiliki kesadaran ini, sama seperti kalian yang tiba-tiba memahami suatu kebenaran atau prinsip di dalam keseharian kita. Mencapai penerangan yang sempurna berarti mencapai tingkat kesadaran Bodhisattva, sedangkan mencapai penerangan yang paling sempurna berarti sudah menjadi Buddha.
Pada hari ini, Master akan membahas secara singkat proses pembinaan diri dalam menekuni Ajaran Buddha Dharma.
Yang pertama adalah tersadarkan atau terbuka kesadarannya, dengan mengerti suatu logika atau prinsip, menyadari suatu kebenaran, lalu seseorang mulai menjalani pembinaan diri, sampai ketika pikirannya sudah mencapai suatu pemahaman, inilah yang disebut sebagai awal pembinaan. Yang kedua adalah memahami segalanya dan menemukan sifat dasar, membina diri sampai bisa melihat kembali sifat Kebuddhaannya sendiri, berarti dia sudah memiliki suatu pemahaman dan menemukan sifat dasarnya. Inilah urutan proses pembinaan dalam menekuni Ajaran Buddha Dharma.
Berikutnya Master akan membahas tentang urutan proses pembinaan diri, proses ini adalah tahapan yang akan kalian jalani menuju keberhasilan dalam mencapai Kebuddhaan.
Yang pertama, sambhāra-marga atau jalan pengumpulan (akumulasi). Dengan kata lain, Anda harus memiliki sumber daya atau “modal” yang mencukupi atau kualifikasi. Sumber daya di sini merujuk pada perilaku dan jasa kebajikan yang Anda bina di kehidupan sebelumnya, Anda harus memiliki kumpulan dan simpanan dalam hal ini, Anda baru bisa melakukan banyak hal. Kumpulan dan simpanan ini, dikenal juga sebagai sifat dasar atau hati nurani Anda. Apabila seseorang di kehidupan yang sebelumnya tidak membina diri dengan baik, maka di kehidupan ini dia mungkin saja akan terlahir di gunung sebagai penggembala kerbau, dan di kehidupannya yang kali ini, dia akan kehilangan kesempatan untuk membina diri dalam Dharma, susah mengenal Xin Ling Fa Men, susah bertemu dengan Buddha dan Bodhisattva, jadi dia tidak akan memahami bagaimana membina pikiran dan perilakunya dalam Dharma dengan baik, inilah yang dimaksud dengan jalan pengumpulan. Jalan di sini merupakan suatu proses pembinaan diri dan pikiran secara spiritual.
Yang kedua, prayoga-marga atau jalan penambahan atau persiapan. Apakah yang dimaksud dengan penambahan? Di sini penambahan bukan berarti ditambahkan ke diri Anda, melainkan segala perilaku dan tindakan yang Anda lakukan. Didasari dengan “modal” (berkah dan jasa kebajikan) yang dimiliki, Anda mulai menjalani pembinaan diri, ditambah dengan kebaikan-kebaikan yang Anda lakukan sekarang dalam pembinaan ini, Anda mulai mengalami kemajuan dan peningkatan, dengan kata lain karena Anda memiliki sumber daya yang mencukupi sebagai dasarnya, Anda baru bisa memulai proses pembinaan diri Anda.
Yang ketiga, darśana-marga atau jalan penglihatan. Dalam menekuni Ajaran Buddha Dharma, maka lambat laun Anda akan melihat sesuatu yang nyata atau kebenaran. Seperti melihat Guan Shi Yin Pu Sa, melihat semua yang Anda dapatkan sekarang melalui pembinaan diri yang dijalani, semua yang Anda rasakan, dalam hati Anda memahami satu logika kebenaran, Anda bisa melihat welas asih Guan Shi Yin Pu Sa kepada diri Anda. Inilah yang disebut dengan jalan penglihatan.
Yang keempat, bhāvanā-marga atau jalan kesadaran. Jalan kesadaran adalah, ketika Anda sudah bisa melihat atau menyadari semuanya, Anda baru bisa memahaminya, karena potensi kesadaran seseorang harus dibangun atas dasar apa yang dilihat dan didengarnya, jika mata Anda tidak melihatnya, maka Anda tidak akan paham. Seseorang bisa tersadarkan setelah dia sudah menjalani proses penglihatan, kemudian baru dia bisa menyadari suatu prinsip, mengetahui bahwa inilah kebenaran yang sesungguhnya, bahwa ini adalah jalan yang benar, bahwa “Apapun yang terjadi saya harus tetap bertahan dalam menjalani pembinaan diri ini”, dan ketika orang ini mampu terus tekun menjalani pembinaan diri, berarti dia sudah tersadarkan (terbuka kesadarannya).
Yang kelima, aśaikṣa-marga atau jalan pembuktian. Jalan pembuktian sangat penting, karena ini merupakan suatu proses pembuktian dari kebenaran jalan pembinaan ini, dengan kata lain, sesudah Anda tersadarkan, lalu mulai menjalani pembinaan dan memahami kebenaran, kemudian Anda akan membuktikannya, bahwa jalan ini adalah kebenaran mutlak, adalah jalan satu-satunya yang harus saya tempuh, hanya dengan tekun menjalaninya, saya pasti bisa berhasil. Sama seperti kalian sekarang, yang sudah membuktikan bahwa jalan pembinaan ini adalah jalan yang seharusnya kalian tekuni, adalah jalan untuk mencapai kesadaran Bodhisattva, adalah jalan yang paling sesuai bagi saya, dengan begitu kalian baru bisa menjalani pembinaan diri dengan sepenuh hati. Inilah urutan proses dalam jalan pembinaan diri.
Tersadarkan berarti mengubah keenam akar indria Anda “mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran” menjadi sifat Kebuddhaan. Dengan kata lain, mengubah mereka menjadi bersifat Kebuddhaan. Dalam Ajaran Buddha Dharma dikatakan untuk menjaga (menyucikan) keenam akar indria kita. Seperti, ketika hidung kita mencium hal-hal yang tidak baik, maka gunakan sifat Kebuddhaan untuk mencium harumnya wangi bunga. Ketika mata kita melihat hal-hal yang tidak baik, maka gunakan sifat Kebuddhaan kita untuk melihat Ajaran Buddha Dharma atau rupang Guan Shi Yin Pu Sa, dan lain-lain. Pada saat telinga kita mendengar suara yang tidak baik, maka ingatkan diri kita untuk tidak mendengarkannya, lebih baik mendengarkan suara Buddha dan lain-lain, pada intinya adalah berusaha sekuat tenaga untuk berpikir ke arah sifat dasar (atau hati nurani) diri sendiri.
Apakah seseorang yang sudah tersadarkan masih akan bertumimbal lahir? Jawabannya “Ya”, masih bisa bertumimbal lahir. Mengapa? Karena ketika Anda sudah tersadarkan, sesungguhnya Anda hanya memahami kebenaran-kebenaran ini saja, akan tetapi Anda belum mempraktikkannya, maka tentunya Anda masih bisa bereinkarnasi kembali. Karma yang pernah dilakukan oleh enam akar indria Anda “mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran”, bukankah mereka yang akan membuat Anda bereinkarnasi lagi? Meskipun Anda sudah memahami kebenarannya, tetapi Anda tidak memperbaiki kesalahan Anda, masih belum membina dan membenarkan perilaku Anda. Asalkan seseorang melakukan kejahatan sekecil apapun, maka dia pasti akan bertumimbal lahir, jangan mengira kalian sudah memahami semuanya dan sudah tersadarkan, lalu ini sudah cukup, kalian tetap akan bertumimbal lahir di 6 alam. Karena Anda hanya tersadarkan saja, namun belum membuktikan kesadaran tersebut. Karma yang dilakukan oleh “mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pemikiran” masih berada di dalam pikiran Anda, masih ada di tubuh Anda, mereka adalah diri Anda yang sekarang, sedangkan diri Anda ini masih hidup di dalam alam semesta ini. Meskipun Anda sudah tersadarkan, memahami banyak kebenaran, bahwa tidak seharusnya kita melakukan sepuluh kejahatan atau karma buruk, akan tetapi Anda sudah melakukan karma ini, dan balasan karmanya akan mengelilingi Anda, karma akan mengikuti Anda, asalkan diri Anda masih ada, maka Anda pasti akan bertumimbal lahir di 6 alam.
Jika tidak ingin terjerumus dalam tumimbal lahir 6 alam, maka kita harus lebih banyak melafalkan paritta dan lebih banyak melakukan jasa kebajikan, hapuskan seluruh karma buruk pada tubuh kalian, hilangkan semua ketamakan, kebencian, dan kebodohan batin pada diri kalian, serta belajar untuk menyesuaikan jodoh dalam hal apapun.