5. Menekuni Ajaran Buddha Dharma sama dengan belajar menjadi individu yang baik, menyalakan pelita terang di hati kita 学佛就是在学做人,光明灯要点在心中

5. Menekuni Ajaran Buddha Dharma sama dengan belajar menjadi individu yang baik, menyalakan pelita terang di hati kita

Berikutnya, Master akan membahas salah satu kemampuan supernatural di antara 6 kemampuan supernatural yang pernah kita bahas, yakni kemampuan untuk “melenyapkan kekotoran batin yang paling sempurna”, dengan kata lain, (pemilik kemampuan ini) sudah tidak lagi terbelenggu oleh kerisauan antara hidup dan mati, melenyapkan kekotoran batin, berarti orang tersebut sudah memahami kelahiran dan kematian, dia bisa melihat masa depan, mampu melihat titik akhir dari kehidupan ini. Berarti orang ini, sudah terbuka kesadarannya, dia sudah memahami segalanya. Kemampuan untuk melenyapkan kekotoran batin adalah suatu kebijaksanaan atas kesadarannya, apabila seseorang bisa membina dirinya sampai bisa melenyapkan kekotoran batin dengan sempurna (total), maka dia tidak akan lagi melekat pada kerisauan hidup dan mati, dia akan hidup di dalam keheningan dan ketenangan dari parinibbāna – sudah terbebas dari samsara (penderitaan). Yang dimaksud dengan parinibbana dalam Ajaran Buddha Dharma, yaitu orang ini pergi dengan kondisi walau raganya masih tetap ada, namun jiwanya sudah meninggalkan tubuhnya, ini yang disebut dengan parinibbana. Ketika seseorang sedang bersemedi atau bermeditasi, maka jiwa atau rohnya bisa keluar dari tubuhnya, disebut juga sebagai fenomena parinibbana palsu, setelah seseorang berparinibbana, maka dia akan menjadi sangat tenang, namun dia tidak melekat atas kebahagiaan dari parinibbana tersebut. Oleh karena itu, banyak orang yang merasa dirinya sudah bisa berparinibbana, lalu merasa kegirangan, karena dia merasa rohnya sudah bisa keluar dari tubuhnya, dan bisa kembali lagi ke tubuhnya. Namun sesungguhnya, fenomena ini disebut sebagai parinibbana palsu, dan terkadang rohnya belum tentu bisa kembali ke tubuhnya, oleh karena itu harus sungguh berhati-hati. Meditasi merupakan suatu hal yang menyenangkan, ketika seseorang bermeditasi, maka dia akan menjadi sangat tenang, jiwanya akan merasa nyaman tentram, namun meditasi hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang sudah mencapai tingkat pembinaan tertentu (cukup tinggi). Jika seseorang masih belum mencapai tingkat pembinaan yang tinggi, maka setelah rohnya meninggalkan tubuhnya belum tentu bisa kembali lagi, dan orang ini malah akan menderita gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengejar kebahagiaan dari parinibbana, dengan kata lain, jangan beranggapan bahwa parinibbana adalah suatu hal yang sangat menggembirakan, kita harus bisa meninggalkan dua sisi pemikiran, di satu sisi adalah parinibbana, dan di sisi lain adalah kehidupan. Di antara parinibbana dan kehidupan, seseorang tidak akan mengalami parinibbana yang sesungguhnya, juga tidak benar-benar hidup dalam kehidupan ini. Memilih berada di tengah parinibbana dan kehidupan, itulah kesadaran. Parinibbana adalah tingkat kesadaran di mana seseorang sudah terbebaskan sepenuhnya, akan tetapi hidup di dunia ini, bagaimana mungkin seseorang bisa terbebaskan secara total? Ditilik dari sudut pandang kehidupan di Alam Manusia, Anda tidak akan bisa meninggalkan hukum karma di dunia ini, setelah membina pikiran dalam Dharma, lalu Anda menolong orang lain, menekuni Ajaran Buddha Mahayana, juga menekuni Ajaran Buddha Theravada, Anda juga harus mempelajari banyak kebenaran-kebenaran untuk menolong orang lain, juga harus melafalkan paritta, dan juga menyelamatkan sanak keluarga Anda sendiri, oleh karena itu, Anda hanya bisa berada di tengah-tengah  parinibbana dan kehidupan ini, semua pembinaan ini, Master sebut sebagai mengambil jalan tengah, dengan kata lain senantiasa melangkah di jalur tengah, tidak menyimpang ke pinggir.

Lalu bagaimana jika kita memiliki sedikit kemampuan supernatural? Jangan lupa diri, dengan kata lain jangan terlalu kegirangan; jangan takut, karena ada sebagian orang setelah memiliki kemampuan supernatural, lalu merasa ketakutan, karena takut melihat hal-hal di Alam Roh; jangan melekat, jangan keras kepala, jika melekat, maka orang tersebut akan menderita gangguan kejiwaan, karena sepanjang hari memikirkan hal-hal di Alam Roh; jangan kosong, yakni jangan sepenuhnya mengosongkan pikiran kita, karena jika sepenuhnya kosong maka orang tersebut akan menjadi penderita sakit jiwa. Parameter ini sangat sulit dikendalikan, seperti Master meminta kalian membina diri sampai bisa mengosongkan diri, namun tidak boleh sampai sepenuhnya kosong. Tidak kosong, di sini maksudnya, ketika Anda berada dalam kesadaran penuh, maka Anda harus memandang semua kesadaran ini sebagai sesuatu yang kosong, dalam pembinaan diri sampai mencapai kekosongan sesungguhnya masih memiliki  kesadaran di dalamnya, contohnya saya mengetahui hal ini, akan tetapi saya tidak memikirkannya, inilah yang disebut dengan kesadaran yang kosong, yaitu kekosongan yang dikendalikan seseorang, kekosongan yang berasal dari kesadaran seseorang, disebut sebagai kekosongan yang sesungguhnya. Master pernah mengatakan, bahwa kesadaran yang sesungguhnya adalah kesadaran atas pemahaman makna kehidupan yang sesungguhnya.

Apabila seseorang benar-benar memiliki sedikit kemampuan supernatural, maka dia tidak boleh tamak maupun mengejar kekayaan dan ketenaran, dia harus memiliki hati yang lapang. Ketika kemampuan seseorang semakin besar, maka hatinya akan menjadi semakin lapang (toleransinya semakin tinggi), kedua faktor ini berjalan sebanding. Maka jika seseorang memiliki kemampuan, dia harus memiliki hati yang lapang, apabila seseorang dalam pembinaan diri tidak memiliki hati yang lapang, berarti dia tidak memiliki kemampuan. Atas dasar bagaimana lapang hati atau sifat toleran seseorang tercipta?

Didasari dengan kemampuan untuk melihat dengan jelas: yang baik dan yang buruk, yang baik dan yang jahat, hubungan jodoh buruk, hutang karma, ketika dia sudah mampu membedakan semuanya dengan jelas, maka dia baru bisa melihat kenyataan yang sesungguhnya, dan pada saat ini dengan sendirinya hati Anda akan menjadi lapang.

Jika seseorang karena memiliki kemampuan supernatural, malah terjerumus ke jalan sesat, maka selamanya dia tidak akan bisa kembali lagi. Ketika seseorang menggunakan sedikit kemampuan supernatural yang dianugerahi oleh Buddha dan Bodhisattva untuk melakukan hal-hal sesat, maka setelah dia menderita (dihukum) selama sepuluh ribu kalpa, dia tidak akan bisa terlahir kembali sebagai manusia. Apabila seseorang menyalahgunakan sedikit kemampuan supernatural atau perasaan sensitif (terhadap hal-hal gaib) yang dimilikinya untuk menipu harta orang lain atau melakukan kejahatan, maka orang ini akan terjerumus dalam penderitaan selama sepuluh ribu kalpa dan tidak akan bisa terlahir kembali sebagai manusia.

Di dunia ini, ada banyak orang yang terlahir dengan karakter yang keras, lalu bagaimana kita menghadapi orang yang berwatak keras ini? Semua orang mengetahui pribahasa “mengalahkan kekerasan dengan kelembutan”, demikian pula kita juga harus mengatasinya dengan kelembutan, dengan kata lain, ketika orang ini bersikap keras kepala, maka gunakanlah kata-kata yang lembut untuk meluluhkannya dan membantunya. Manusia menyukai taktik, dengan kata lain, seseorang seringkali suka berubah, karena mendengarkan perkataan orang lain, kemudian muncul keraguan di hatinya, oleh karena itu kita harus berpegang teguh atas arah pemikirkan kita, melangkah di jalan yang sudah dipilih, terkadang ketika kita merasa ragu, juga jangan memikirkan benar atau salah. Meluluhkan hati orang lain dengan ketulusan, kita harus membina pikiran dengan setulus hati, dan menyentuh dan meluluhkan hati orang lain, agar mereka bisa mengikuti Anda berjalan di jalan yang benar.

Menekuni Ajaran Buddha Dharma sama dengan belajar menjadi individu (manusia) yang baik, nyalakan pelita terang di hati kita, bukan menggantungkannya di atas. Ada banyak orang yang menyalakan pelita terang, kemudian menuliskan nama sendiri, dan menggantungkannya. Pelita terang harus ditempatkan di hati kalian, baru bisa menyinari seluruh penjuru. Ketika seseorang memiliki kekuatan yang tidak terbatas, dia baru bisa menerangi seluruh penjuru, namun sebuah lampu yang digantung di atas, hanya bisa menyinari sepetak tanah, yakni hanya bisa menerangi sebagian tempat di permukaan tanah. Jangan menyalakan pelita ini di luar, karena pelita yang dinyalakan di luar hanya untuk dilihat orang-orang saja, namun nyalakan pelita ini di dalam hati Anda, maka dia bisa menerangi seluruh dunia, karena di hati setiap orang terdapat sebuah pelita hati. Pelita ini bagaikan jaring internet, terhubung dengan hati setiap orang di seluruh dunia, yaitu hati Buddha. Sebaliknya, pelita hati sebagian orang masih padam, belum dinyalakan, karena mereka tidak mengenal Ajaran Buddha Dharma, oleh karena itu, kita harus menggunakan pembinaan diri kita untuk menyalakannya. Kita harus mengutamakan kepentingan universal dan menghilangkan ego pribadi, jika kita selalu memikirkan diri sendiri dalam segala hal, bagaimana kita bisa memikirkan orang lain? Membina diri dalam Dharma, harus bisa memandang kekayaan dan ketenaran sebagai sesuatu yang kosong. Seorang praktisi Buddhis harus bisa menganggap uang dan ketenaran sebagai sesuatu yang palsu, sesuatu yang tidak ada.

Karena keterbatasan waktu, sekian dulu pembahasan Master hari ini, ingatlah: pembinaan diri yang sesungguhnya, adalah merelakan segalanya, hidup bebas di saat ini, menyapu bersih semua kerisauan, melepaskan segala jodoh. Kalian harus bisa merelakan semua jodoh dan membina pikiran dengan baik dalam Dharma, tidak ada logika di dunia ini, yang ada hanya jodoh, karena segalanya tercipta karena nidana atau sebab-musabab (hukum karma).