33. Meninggalkan Nafsu Keinginan, Menjalani Brahmacharya (Hidup Berselibat), Menyempurnakan Sifat Kebuddhaan 离欲梵行,成就佛性

33. Meninggalkan Nafsu Keinginan, Menjalani Brahmacharya (Hidup Berselibat), Menyempurnakan Sifat Kebuddhaan

Hari ini Master akan melanjutkan pembahasan mengenai Bodhisattva tingkat kedua (Vimala-bhumi), sekarang Master terlebih dahulu memberitahu kalian mengenai kesadaran spiritual Bodhisattva tingkat kedua. Bodhisattva tingkat kedua atau Vimala-bhumi, berarti “meninggalkan kekotoran” – murni bersih,  “妙修中道芸 除法垢故 , 名离垢地 (menggunakan metode yang baik membina diri pada jalan tengah dan menyingkirkan segala kekotoran dari luar, yang disebut meninggalkan kekotoran), 以加行智断于诸众生起邪明尽  (menggunakan kebijaksanaannya untuk mengamati para makhluk dan menghentikan mereka menimbulkan perbuatan buruk serta meninggalkan ketidak-tahuan), 证最胜功德戒波罗蜜为 增上  (”mencapai kesempurnaan jasa kebajikan dengan menjalankan sila dalam paramita sebagai pendukung), ini merupakan kesadaran spiritual Vimala Bodhisattva. Bodhisattva tingkat kedua akan menggunakan sepuluh kebajikan untuk membawa kebaikan bagi orang lain, untuk membantu orang lain dan membantu dirinya sendiri. Dengan kata lain, dia sudah memperoleh kebaikan dari sepuluh kebajikan untuk membantu orang lain, untuk menuntaskan kebaikan ini. Tingkat kesadaran spiritual Vimala Bodhisattva adalah setelah dari Bodhisattva tingkat awal memasuki tingkat kedua, kesadaran spiritualnya mulai mengalami perubahan baru, perubahan ini adalah pikiran yang terang (pemikiran yang benar).

Karena Vimala Bodhisattva adalah seseorang yang memiliki pemikiran yang benar, pemikiran yang tercerahkan dan tersadarkan, maka pemikiran benar dari Vimala Bodhisattva secara perlahan dan lambat laun akan berubah menjadi welas asih yang sangat besar. Perasaan welas asih dimiliki oleh setiap orang, namun kurang “besar”, yakni Maha Welas Asih, tekad yang luar biasa, pahala yang luar biasa, kerelaan yang luar biasa, dengan kata lain kita setiap hari dan setiap waktu harus memiliki perasaan welas asih dan suka cita untuk memberi, selain itu harus berskala besar. Apa yang terkategori besar atau kecil? Contoh, hari ini saya berikrar, Guan Shi Yin Pu Sa, selama satu tahun saya akan bervegetarian selama satu hari, atau bervegetarian selama dua hari dalam sebulan, maka ini kategori kecil. Yang berkategori besar adalah: Guan Shi Yin Pu Sa, saya bertekad untuk menyelamatkan semua makhluk yang berjodoh. Kalian harus memahami bahwa kekuatan tekad itu sangat penting. Buddha (Bodhisattva) Ksitigarbha pernah berikrar: “Selama Neraka belum kosong, saya tidak akan menjadi Buddha.” Meskipun Alam Neraka masih belum kosong, akan tetapi kekuatan tekadnya telah menyempurnakan buah kesadarannya. Mengapa setelah seseorang berikrar, tidak berhasil, juga tetap ada balasan karmanya? Contoh, kamu berpikir untuk melakukan sesuatu dengan tulus, jika tidak berhasil, akan tetapi kamu benar-benar bersedia melakukannya, maka kamu akan memperoleh jasa kebajikannya, jadi kamu harus bertekad besar.

Selain itu, tunggu sampai kalian memiliki kebesaran hati untuk memberi dan merelakan, pahala kebajikan yang besar, tekad yang besar, perasaan welas asih yang luar biasa besar, maka pada saat itu jiwa kalian akan tersucikan secara perlahan-lahan, membuat hati pikiran kalian tercuci bersih. Sewaktu sifat dasar kalian sudah bersih, maka kalian akan bisa melihat sifat dasar yang bersih, maka lambat laun kalian akan meninggalkan noda kotoran dari alam nafsu. Ketika kamu pelan-pelan menjalani proses penyucian ini, maka kesadaran spiritual kamu pelan-pelan akan mulai meninggalkan tingkat Kammadatu.

Master memberitahu kalian, biksu-biksu pada zaman dahulu, mereka bisa meninggalkan kesadaran spiritual alam nafsu, karena mereka hidup di atas gunung dan membina pikiran di dalam kuil, tidak bertemu dengan wanita-wanita, tidak menyentuh uangtidak menganggap masalah terhadap segala hal, hanya memusatkan diri untuk membina pikiran dengan baik, maka mereka bisa meninggalkan noda kotoran dari tingkat kesadaran spiritual Alam Kammadatu. Noda adalah pencemaran. Sekarang setiap rumah berlangganan koran, apakah kalian akan membaca rubrik bagian yang tidak seharusnya dilihat? Kalian membina pikiran mengikuti Master, jika masih membaca rubrik yang tidak seharusnya dibaca, berarti kalian adalah murid-murid yang tidak membina pikiran dengan baik. Jika ada orang yang mengatakan, saya membacanya demi mengkritiknya, maka saya beritahu kalian, orang ini adalah orang yang tidak memiliki kesadaran spiritual, dia akan diremehkan oleh orang-orang di dunia. Itu adalah hal-hal yang paling kotor, hal-hal yang paling memalukan, tidak boleh dilihat. Coba kalian pikirkan, manakah bagian yang paling kotor pada tubuh kita, orang-orang yang menyukai bagian tersebut, bukankah adalah orang-orang yang kotor, menyukai hal-hal yang suka dilakukan binatang.

Oleh karena itu, seorang praktisi Buddhis harus meninggalkan kesadaran spiritual dunia fana, mencapai ketenangan, menjalankan pembinaan suci hidup selibat, meninggalkan nafsu keinginanmu.  “Suci”di sini berarti sungguh-sungguh percaya, benar-benar membina perilaku diri sendiri. Menjalankan sila dengan sempurna, berarti seluruh perilaku kamu semuanya harus berdasarkan sila. Dalam Ajaran Buddha Dharma dikatakan, “menjadikan sila sebagai dasar”, oleh karena itu, kamu harus menaati sila dan harus dijalani dengan sempurna, dengan kata lain harus berpantang dalam segala aspek, seluruh pemikiran, perilaku, dan ucapan kalian harus dikendalikan dengan baik, maka orang seperti ini baru bisa memasuki lingkup pembinaan Bodhisattva Vimala, atau baru saja memasuki tingkat kesadaran spiritual Bodhisattva tingkat kedua.

Banyak orang yang mengatakan, nanti saya ingin pergi ke Alam Bodhisattva, apakah bisa naik? Sekarang Master sudah menunjukkan target yang harus kalian capai, harus kalian yang membina diri sendiri, bisa atau tidaknya kalian naik ke atas, tergantung dari diri kalian sendiri, apakah kalian benar-benar membina diri atau tidak? Saat gelombang besar menghantam, banyak orang yang tidak bisa bertahan, dan otomatis tereliminasi; ada juga sebagian orang karena tidak memiliki moralitas yang baik, maka mengeliminasi diri sendiri; ada sebagian orang yang tidak memiliki kemauan untuk maju, tidak memiliki keyakinan untuk mengubah kekurangan diri sendiri, maka menjadi takut dan mundur; sedangkan orang-orang yang benar-benar membina dirinya dengan baik, memiliki Buddha di hatinya, sungguh-sungguh melangkah sesuai jalan Buddha dan Bodhisattva, maka mereka mampu menghalau segala kesulitan yang menghadang dan melangkah maju dengan berani. Contoh, kalian semua pernah melihat kapal, bagian kepala kapal itu runcing, sedangkan kepala kapal yang runcing ini bagaikan sebuah jalan, kamu menekuni Buddha Dharma bagaikan kapal ini, sewaktu kapal melaju ke depan, maka kamu akan terus diterpa angin dan ombak, membelah air ke kedua sisi, sama seperti kita menelusuri jalan Kebuddhaan, mengerti? Jika kepala kapal ini tumpul, maka akan besar sekali kekuatan yang menghalanginya. Dalam mempraktikkan Dharma, kita harus bisa menemukan jalan Kebuddhaan yang sesungguhnya, yakni jalan Buddha dan Bodhisattva, kamu baru bisa melaju ke depan dengan berani.

Dalam sutra Buddha tertulis, menekuni dan membina segala Dharma Buddha, harus didasari dengan sepuluh kebajikan sebagai dasar praktik Buddhisme. Master pernah membahas tentang sepuluh kebajikan, Bodhisattva Vimala menggunakan sepuluh kebajikan untuk membawa kebaikan bagi dirinya sendiri dan orang lain, mengenai sepuluh perbuatan buruk, pada hari ini kita tidak akan mengulangnya. Sepuluh perbuatan karma baik adalah: tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berbohong, tidak mengadu domba, tidak berkata-kata buruk, tidak berucap yang tidak senonoh, tidak tamak, tidak membenci, tidak bodoh secara spiritual.

Seorang praktisi Buddhis pertama-tama harus membina sepuluh kebajikan, maka dia akan bisa mengikuti ajaran, dengan kata lain, asalkan seseorang mempelajari dan membina sepuluh kebajikan, maka dia pasti bisa menemukan ajaran yang benar. 如- Ru artinya menemukan, 如法- Ru Fa berarti menemukan Dharma yang benar, kemudian memperoleh Dharma tersebut, pelan-pelan dia bisa membuat hati pikiranmu mencapai ketenangan. Sesungguhnya, kita sibuk ini dan itu, yang sebenarnya hanyalah sibuk demi hati atau pikiran kita. Segala kekurangan dan permasalahan yang kalian miliki pada hari ini, dari mana asalnya? Itu karena hati kita tidak tenang, pikiran kita tidak bersih. Jika hati atau pikiran kalian bisa sedikit lebih bersih, maka tidak akan muncul kekurangan pada diri kalian.

Banyak kekurangan pada diri seseorang muncul karena pikirannya yang tidak bersih, inilah mengapa dikatakan: pikiran adalah akar dari penyakit, dia adalah marabahaya, adalah sumber yang menciptakan kekurangan. Oleh karena itu, dikatakan konsentrasi pikiran bisa mengobati puluhan ribu penyakit. Seseorang yang memiliki gangguan psikologis, maka meskipun muncul sepuluh ribu penyakit pada tubuhnya, asalkan pikirannya bisa tenang dan terpusat, maka pasti bisa diobati sampai ke akarnya. Mengerti? Ada satu orang yang baru divonis menderita kanker, keluarganya memutuskan untuk tidak memberitahu dia, bersikap baik kepadanya, memintanya untuk tetap tegar, pada akhirnya kanker orang ini sembuh sendiri. Ada satu orang yang baru saja menerima kabar ada dugaan kanker pada dirinya, keluarganya memberitahu dia, berkemungkinan ini bersifat ganas, namun sampai sekarang masih belum bisa dipastikan, pada akhirnya orang ini meninggal seminggu kemudian. Inilah mengapa dikatakan pikiranmu menciptakan karmamu, jika hatimu mati, maka kamu ini juga akan mati. Oleh karena itu, selamanya jangan biarkan hati kita mati, maka hidupmu baru bisa menjadi berarti.

Pertama-tama, harus bisa melampaui noda pencemaran dari alam nafsu, setelah bisa terbebas dari noda kotoran alam nafsu, maka kesadaran spiritual kamu akan melampaui Alam Kammadatu, dengan kata lain, kita harus bisa melampaui segala noda kotoran dari alam manusia ini. Setelah manusia membina diri sampai suatu tingkat tertentu, lalu tidak bisa maju lagi, karena kesadaran spiritualnya tidak bisa meningkat lagi. Lalu bagaimana cara meningkatkan kesadaran spiritual ini? Saya beritahu kalian sebuah logika yang sangat sederhana, maka kalian akan mengetahui bagaimana meningkatkan kesadaran spiritual, mengapa sekarang kalian tidak sembarangan meludah? Lalu mengapa dulu kalian sembarangan meludah? Ini adalah bukti peningkatan kesadaran spiritual. Bagaimana bisa meningkat? Setelah kesadaran spiritual seseorang mencapai satu tingkat tertentu, diri sendiri tahu bahwa sebagai orang yang baik, tidak boleh sembarangan meludah, harus menjadi orang yang cinta kebersihan, ini adalah peningkatan kesadaran spiritual, pelan-pelan tentu saja kamu tidak akan meludah sembarangan lagi. Lalu bagaimana cara membina kesadaran spiritual ini? Apakah bisa terlihat? Apakah bisa tersentuh? Peningkatan kesadaran spiritual tidak bisa terlihat, juga tidak bisa tersentuh, hanya bisa mengandalkan dirimu sendiri pelan-pelan untuk menyadarinya, pelan-pelan melatihnya. Mengapa ada sebagian orang ketika menghadapi sedikit masalah lalu tidak bisa bersabar dan marah-marah? Lalu mengapa ada sebagian orang yang tetap stabil, tenang, sabar dan terus maju? Ini adalah perbedaan kesadaran spiritual. Seseorang yang memiliki kesadaran spiritual yang tinggi, maka walaupun memarahinya sampai menuding hidungnya, dia juga hanya akan tersenyum-senyum saja, tidak akan mengatakan apapun.

Mengapa bisa menjadi Bodhisattva tingkat ke sepuluh? Karena secara bertahap meningkatkan diri setingkat demi setingkat. Semakin tinggi kesadaran spiritualmu, maka peningkatan kamu akan semakin cepat, semakin rendah kesadaran spiritualmu, maka peningkatan kamu juga akan semakin lambat. Seperti di dunia ini, mengapa satu hal yang sama, dilakukan orang yang berbeda akan menimbulkan respon yang berbeda, respon yang berbeda ini melambangkan kesadaran spiritual yang berbeda.

Orang-orang yang bertekad membina diri mencapai kesadaran spiritual Arahat, Pratyekabuddha, dan Bodhisattva, adalah orang suci yang memiliki kesadaran spiritual dan menjalani pembinaan diri untuk meninggalkan keduniawian. Orang suci adalah orang yang bijaksana. Tahukah mengapa Bodhisattva yang berada di Alam Sravaka dan Alam Pratyekabuddha setelah mencapai buah kesucian Arahat, tidak banyak yang turun menyelamatkan orang-orang? Karena setelah turun, mereka takut tidak bisa kembali lagi, maka mereka akan kembali terjerumus dalam tumimbal lahir enam alam. Bodhisattva yang berada di alam Dharma tingkat kesembilan dan Buddha di alam Dharma tingkat kesepuluh, mereka bertekad turun ke dunia untuk menyelamatkan semua makhluk, karena mereka memiliki tekad yang besar, akan tetapi Bodhisattva dari Alam Bodhisattva turun ke dunia juga menghadapi risiko yakni tidak bisa kembali lagi, namun kesadaran spiritual dari Alam Bodhisattva sangat tinggi, meskipun dengan risiko tidak bisa kembali lagi, mereka tetap akan turun menolong orang. Hanya saat Buddha turun ke dunia, selamanya tidak akan pernah terjerumus dalam kehidupan duniawi, tidak akan kembali bertumimbal lahir di enam alam. Karena Buddha sudah benar-benar mencapai kesadaran spiritual secara total, sudah mencapai penerangan yang paling mulia dan paling sempurna.