31. Mengubah Tubuh Manusia Menjadi Tubuh Dharma, Menjadi Pengendali Jiwa Sendiri 化人身为法身,在人间主宰自己的灵魂

31. Mengubah Tubuh Manusia Menjadi Tubuh Dharma, Menjadi Pengendali Jiwa Sendiri

Penguasa dunia Saha sesungguhnya adalah Sambhogakāya Buddha (tubuh kenikmatan Buddha), jika kalian bisa menjadi penguasa di dunia ini, maka dirimu sudah menjadi seorang Buddha atau Bodhisattva, kamu mampu mengendalikan jiwamu dan segala benda di dunia ini.

Master pernah mengatakan, bahwa pikiran Master tidak berubah meskipun lingkungan (keadaan) di sekitar Master berubah, Master akan membuat keadaan itu berubah mengikuti pikiran Master, bukan pikiran Master yang berubah mengikuti keadaan. Master suka menguraikan Ajaran Buddha Dharma menggunakan bahasa sehari-hari, contohnya, (menghadapi keadaan di mana) orang lain tidak bersedia mengerjakan sesuatu hal, maka kamu harus menggunakan kebijaksanaan Bodhisattva agar pikiranmu tidak berubah mengikuti keadaan. Apabila hari ini kamu bisa membuat orang ini sangat membencimu, maka sebaliknya kamu juga bisa membuatnya sangat menyukaimu, ini adalah perubahan keadaan pikiran kita. Cinta dan benci pada dasarnya adalah sesuatu yang memiliki hubungan buruk yang erat, di mana ada cinta, di situ akan ada benci, kalau ada benci, juga pasti akan ada cinta. Kalian melihat di dalam banyak film, orang ini justru karena membenci dia, sampai pada akhirnya malah menikah dengannya. Setiap hal memiliki dua sisi positif dan negatif secara bersamaan, segala sesuatunya bisa berubah, hari ini kamu mampu membuatnya memarahimu, maka saya percaya kamu juga mampu membuatnya memujimu, ini semua tergantung kebijaksanaanmu. Ada banyak orang tidak memiliki kebijaksanaan ini, mereka mengira, “Dia selamanya tidak akan baik terhadap saya”, namun ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Sesungguhnya, tidak ada apapun yang selamanya tidak akan berubah di dunia ini. manusia sendiri pada hakikatnya tidak kekal, apalagi hal-hal atau benda lainnya, contoh: apakah kamu akan selamanya muda? Itu adalah hal yang mustahil.

Orang yang seperti apa yang tidak akan gagal? Yaitu orang yang mampu memahami perubahan lingkungannya, maka dia selamanya tidak akan pernah gagal. Orang seperti apa yang bisa berhasil? Yaitu seseorang yang mengetahui seluruh perubahan hal-hal di dunia luar, kemudian dia mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan tersebut, maka dia selamanya tidak akan pernah gagal. Kita harus belajar menyesuaikan keadaan, menyesuaikan perubahan, orang lain berubah, maka saya juga berubah, sewaktu orang lain tidak berubah, saya tetap bisa berubah. Begitu juga dalam menekuni dan mempraktikkan Dharma, apakah Pintu Dharma yang ditekuni hari ini baik atau tidak? Baik! Kalau begitu, pelajari baik-baik, Pintu Dharma yang lain juga bagus, dengan memiliki (pengetahuan) tentang Pintu Dharma lain sebagai dasarnya, akan membuatmu bisa mempelajari Pintu Dharma yang baru dengan lebih cepat. Juga bagus untuk mempelajari sedikit pengetahuan dasar Pintu Dharma lain, Master bukannya melarang kalian mempelajarinya, namun Master khawatir kalian bisa menyimpang dan tidak bisa menemukan arah, karena kalian masih belum memiliki kesadaran spiritual dan daya pemahaman yang cukup tinggi, selain itu kalian sulit mendapatkan petunjuk  dari guru yang baik, oleh karena itu kalian harus memahami logika kebenaran yang terkandung di dalamnya. 

Selanjutnya, Master akan membahas tentang, semasa Buddha Sakyamuni masih hidup di dunia ini, Beliau adalah Nirmanakaya Buddha, pada waktu itu, ketika Buddha Sakyamuni masih menjadi putra mahkota di India, tubuhnya hampir tidak menerima balasan karma, sangat bersih dan bagus. Buddha Sakyamuni berasal dari Alam Surga, Beliau datang ke dunia ini untuk menyebarkan agama ini, sedangkan agama ini adalah agama Buddha. Sebelum Buddha Sakyamuni berparinnibana, Sang Buddha juga mengalami sakit kepala selama tiga hari, yang menandakan Beliau harus melunasi segala pembalasan karmanya di dunia ini.

Cara yang terbaik (dalam membina diri) di dunia ini adalah berusaha keras melakukan jasa kebajikan, semakin besar jasa kebajikan diri sendiri, maka semakin tinggi buah kesucian (pencapaian kesadaran spiritual) di Alam Surga. Jika di dunia ini kamu terus berusaha keras melafalkan “A Mi Tuo Fo”, maka akan tumbuh satu kuntum teratai di tujuh kolam pusaka di Alam Sukhavati di Surga Barat, semakin bagus kamu melafalkannya, maka bunga teratai ini akan tumbuh semakin subur dan besar. Tunggu kamu meninggalkan dunia, setelah sampai di Alam Surga, lalu membasuh diri dengan air delapan jasa kebajikan, kemudian duduk di atas teratai ini, karena yang naik ke atas bukan raga kita, melainkan jiwa kita. Jiwa ini sangat ringan, selain itu harus sangat bersih. Dengan menjalani pembinaan diri di Alam Manusia ini, maka akan memiliki teratai di Alam Surga, berarti memiliki buah kesucian. Jika melakukan kejahatan, maka Alam Surga pasti akan memberikan hukuman. Hari ini Master akan membahas dari Alam Surga sampai ke Akhirat, sesungguhnya Master tidak terlalu ingin membahas hal-hal di Alam Akhirat dengan kalian, karena jika Master terlalu banyak bicara, kalian pasti akan mimpi buruk.

Buddha Sakyamuni pada saat itu adalah Nirmanakaya Buddha, Beliau memiliki dua macam perwujudan di dunia ini:

Perwujudan pertama menunjukkan keberadaan wujud (rupa) yang berbeda-beda, dengan kata lain, terkadang perwujudan Buddha dan Bodhisattva adalah orang yang berbeda-beda. Contoh, kamu menjadi seorang dokter, maka ketika kamu menyebarkan Dharma di rumah sakit, bukankah kamu akan memakai jas putih? Pada saat ini berarti kamu menunjukkan rupa seorang dokter yang membabarkan Dharma. Jika kamu mengenakan setelan jas dan berdasi, layaknya seorang pengusaha, maka pada saat ini yang berada di sekitar kamu adalah para pengusaha lain, ketika kamu membangkitkan kesadaran spiritual mereka (dengan memperkenalkan Dharma), maka kamu akan menunjukkan wujud seorang pengusaha yang membabarkan Dharma, yang datang menolong jiwa orang-orang, semua ini memiliki rupa dan bentuk, dengan raga yang berbeda dalam membabarkan Dharma dan menolong kesadaran spiritual semua makhluk. Pada waktu Buddha Sakyamuni masih menjadi putra mahkota, Beliau sudah menyadari kebenaran ini, maka Beliau meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi biksu, karena Beliau mengetahui bahwa hidup di dunia ini terlalu menderita, sampai kemudian Beliau sudah menjadi rupa seorang Buddha dan Bodhisattva, dan membabarkan Dharma ke mana-mana, yang digunakan tetap adalah raga jasmaninya.

Perwujudan yang kedua adalah yang tidak memiliki bentuk dan tidak memiliki kesadaran, tidak memiliki bayangan dan tidak berwujud. Tidak memiliki bayangan dan tidak berwujud berarti dia merupakan wujud keberadaan suatu kekuatan cahaya. Kekuatan cahaya itu seperti saat kalian melihat Guan Shi Yin Pu Sa, maka sesungguhnya terlihat adalah cahaya, apakah kalian melihat ada cahaya di kepala Master? Ini adalah kekuatan cahaya. Setiap benda di dunia ini semuanya bisa diuraikan, contohnya kita bisa menguraikan satu helai rambut, bisa menguraikan air, bisa menguraikan tubuh manusia, segala hal bisa diuraikan. Ketika seseorang meninggal, karena 70-80% tubuh manusia adalah air, maka pada akhirnya yang akan tersisa hanya tulang saja. Daging ini semuanya adalah air, sudah terurai, sudah sepenuhnya hilang. Setelah semuanya sudah tidak lagi memiliki bayangan dan wujud apapun, maka sesungguhnya keadaan sudah memasuki alam roh, seseorang dengan tingkat kesadaran spiritual yang tinggi adalah Bodhisattva. Kita melihat Bodhisattva turun ke dunia ini, tidak memiliki wujud atau bayangan apapun, kelihatan ada, namun sebentar saja akan hilang. 

Yang pertama adalah tubuh perubahan Guan Shi Yin Pu Sa, Guan Shi Yin Pu Sa menjelma menjadi seorang biksu datang ke dunia ini; Da Shi Zhi Pu Sa menjadi seorang praktisi biasa, namun semuanya adalah Bodhisattva. Ada Bodhisattva yang menjelma menjadi seorang biksu, ada juga Bodhisattva yang menjelma menjadi praktisi awam. Jika ada di antara kalian yang merupakan tubuh perubahan (penjelmaan) dari Bodhisattva, maka kamu sekarang adalah tubuh penjelmaan dari seorang praktisi awam, praktisi awam di sini adalah seseorang yang membina diri di rumah, bukan seorang biksu atau biksuni.

Yang kedua adalah yang melatih dan memperdalam kesadaran spiritual, terlahir kembali ke dunia dengan tekad menyelamatkan umat manusia. Melatih dan memperdalam di sini, berarti orang ini sudah mencapai suatu kesadaran spiritual tertentu, dia sudah memiliki suatu dasar kemampuan tertentu, lalu dia kembali terlahir ke dunia ini dengan tekad mulia, dia sendiri sudah merupakan seorang Bodhisattva. “Saya ingin pergi ke Alam Manusia untuk menolong orang-orang, saya ingin menolong kesadaran spiritual berapa banyak orang di dunia ini, saya harus bisa membuat orang-orang di tanah ini (atau negara ini) tersadarkan, menjadikan tanah ini sebagai tanah suci dan tanah kebahagiaan Buddha.” Ini adalah tekad dari Bodhisattva yang terlahir kembali ke dunia. Bodhisattva yang terlahir kembali ke dunia bisa kalian lihat, kalian bisa merasakan kehangatan dari tubuhnya, seseorang yang terlahir kembali karena tekad mulia akan memiliki tubuh yang memancarkan kehangatan, ada juga orang yang memancarkan sinar, berarti tubuhnya bercahaya, jika orang ini disebut Bodhisattva oleh orang-orang, maka dia pasti bisa bercahaya dan tubuhnya panas. Ketika Master memimpin kalian menyembah Bodhisattva, tubuh kalian akan terasa panas. Ketika Master sedang menyelenggarakan Seminar Dharma, kalian bisa melihat cahaya di kepala Master, ada juga seorang pendengar yang memotret lingkaran cahaya di kepala Master.

Master akan memberikan beberapa kata hati Master:

Sewaktu kamu memiliki solusi, maka orang lain tidak akan bisa mempersulitmu. Ketika kamu bisa mengendalikan jiwamu sendiri, maka orang lain tidak akan bisa mempengaruhimu. Jika kamu tidak ingin dikendalikan orang lain, maka sebaiknya kamu memiliki solusi sendiri.

Senantiasa merasa berkecukupan, dengan kata lain kita harus selalu memiliki perasaan puas dalam kehidupan di dunia ini, hati kita harus sering merasa puas. Kita harus sering melenyapkan pikiran ambisius yang selalu ingin menang sendiri, ketika sering berpuas diri dan selalu melenyapkan perasaan ambisius, maka kamu akan hidup dengan tenang, bebas, dan damai. Jika kamu tidak haus akan kemenangan, tidak berselisih, maka kamu akan merasa sangat tenang dan damai.

Apa yang perlu digembirakan menjelang kelahiran? Apa yang perlu ditakutkan menjelang kematian? Kita terlahir ke dunia ini tanpa kesadaran apapun, maka ketika meninggalkannya, juga jangan merasa risau dan takut, yang paling penting adalah mengetahui ke mana diri kita (jiwa) akan pergi. Pencapaian pembinaan diri sendiri akan menuntun kamu ke tempat tujuan terbaik yang bisa kamu capai.

Jika memahami kekosongan dalam Dharma, maka tiada lagi kelahiran dan kematian. Jika mampu menyadari kekosongan, dengan kata lain kamu sudah tercerahkan, kamu sudah memahami bahwa seluruh kehidupan ini adalah kosong. Dengan memiliki pemahaman Dharma seperti ini, hati kamu sudah memahaminya, apabila kamu tahu bagaimana sebenarnya hidup ini, tiada lagi kelahiran dan kematian, maka kamu tidak akan memiliki lagi deskripsi tentang kelahiran dan kematian, karena tanpa kelahiran dan kematian semuanya adalah kosong, ini adalah kesadaran spiritual tingkat Bodhisattva. Hari ini sekian wejangan untuk para murid.