14. Hidup ini Adalah Hasil dari Khayalan, Bisa Diubah Dengan Mengendalikan Akar Keyakinan & Akar Pemikiran Kita 生命是妄想的产物,管住信根、念根来改变它

14. Hidup ini Adalah Hasil dari Khayalan, Bisa Diubah Dengan Mengendalikan Akar Keyakinan & Akar Pemikiran Kita

Saya akan membahas tentang konsep pemikiran, apakah konsep pemikiran itu? Konsep pemikiran adalah pemikiran yang muncul di dalam pikiran Anda dengan didasari oleh prinsip atau logika yang benar. Apabila hanya murni satu pemikiran saja, seperti “Apa yang ingin saya lakukan?”, itu namanya pemikiran, tidak didasari oleh prinsip yang benar. Contohnya, karena merasa lapar, maka saya ingin pergi makan, namun ia tidak memiliki konsep pemikiran. Apakah yang dimaksud dengan konsep pemikiran? Sama halnya ketika merasa lapar, seseorang yang memiliki konsep pemikiran akan berpikir seperti ini: Hari ini saya makan jam berapa? Sekarang memang sudah waktunya saya seharusnya makan. Pemikiran yang terbentuk dari pikiran kita yang sudah dikembangkan, disebut sebagai konsep pemikiran. 

Dalam menekuni dan mempraktikkan Ajaran Buddha Dharma, Anda harus memiliki konsep pemikiran dan keyakinan yang teguh terhadap Dharma, karena Anda mempercayai Pintu Dharma Master, maka Anda baru bisa terbebas dari pemikiran mengganggu yang Anda miliki. Hanya dengan memiliki keyakinan dalam menekuni Dharma, Anda baru bisa terbebaskan, Anda baru bisa menapaki jalan Kebuddhaan. Apabila seseorang tidak bisa membebaskan dirinya dari hal-hal duniawi, maka dia tidak akan bisa menjadi Buddha. Dalam mempraktikkan Dharma, kita harus teguh mempertahankan konsep pemikiran diri sendiri, hari ini saya menekuni Dharma, maka saya harus mempelajarinya dengan baik, tidak peduli apapun yang terjadi, saya akan terus bertahan, tidak peduli apapun yang dikatakan orang lain, saya tidak akan mendengarkannya, saya hanya perlu memusatkan pikiran untuk membina diri dengan baik, dengan memiliki konsep pemikiran seperti ini, Anda baru bisa sukses dalam pembinaan diri.

Ketika kekuatan karma mendatangi kita, maka kita harus mengingat tujuan pembinaan pikiran, apa tujuan kita membina pikiran? Demi mencapai kesadaran spiritual – pencerahan, demi memahami sifat dasar hati nurani kita yang sesungguhnya, apabila Anda lupa akan tujuan pembinaan pikiran, maka Anda akan terseret kembali. Menghentikan pembinaan di tengah jalan, merupakan kebodohan spiritual yang sering terjadi. Oleh karena itu, kita harus mempertahankan kekuatan pemikiran sendiri, yakni kekuatan dari keyakinan kita, asalkan kita percaya, maka kita akan memiliki kekuatan.

Kita harus mengendalikan akar keyakinan dan akar pemikiran diri sendiri. Akar keyakinan adalah sumber dari keyakinan kita, dasar dari pemikiran kita disebut sebagai akar pemikiran. Jika seseorang tidak mampu mengendalikan keyakinannya, maka dia akan kehilangan arah hidupnya, segala yang dilakukannya akan selalu dikendalikan oleh orang lain, tidak lagi menjadi keputusannya sendiri. Mengapa perasaan sebagian orang bisa dikendalikan orang lain? Itu karena mereka terlalu bodoh. Ingatlah untuk mengendalikan akar keyakinan dan akar pemikiran sendiri, terutama akar pemikiran, Anda harus bisa mengontrolnya. Akar pemikiran itu seperti, jika dalam hidup ini saya tidak bisa berpikiran terbuka, atau merasa sedih, maka akar pemikiran ini harus bisa dikendalikan, kita harus menggunakan kekuatan ketekunan untuk membinanya. Kekuatan ketekunan adalah melakukan sesuatu hal dengan sungguh-sungguh tanpa terhalangi oleh apapun, maka itu akan melahirkan suatu kekuatan, yang tersimpan di dalam pikiran kita sendiri, yang merupakan kekuatan yang sangat alami. Mengendalikan pemikiran, sama dengan mengendalikan akar pemikiran seseorang, begitu memiliki akar pemikiran yang benar, ditambah dengan melafalkan paritta, maka suatu kesadaran spiritual yang sangat nyata akan terlahir di dalam pemikiran Anda, sedangkan pemikiran ini adalah pemikiran Buddha.

Sebab kecil akibat besar, jangan melakukan kejahatan sekecil apapun, jangan mengacuhkan kebaikan sekecil apapun. Jangan pernah Anda mengira, hanya melakukan kejahatan kecil, menciptakan bibit karma buruk yang kecil, lalu tidak mengindahkannya, ketahuilah bahwa balasan karmanya sangat besar, dan seiring dengan berjalannya waktu, penyebab karma buruk akan berubah menjadi buah karma buruk, ini seperti ketika kita bertengkar dalam kehidupan sehari-hari, jika kedua belah pihak tidak mau berkomunikasi dan saling memahami, maka dendam di antara mereka akan semakin dalam, inilah mengapa asalkan ada kejahatan, pasti akan menjadi bibit karma buruk; asalkan ada sedikit kebaikan, pasti akan menuai hasil baiknya. Jangan mengira kebaikan ini sangat mudah dan sangat kecil, tetapi asal Anda melakukannya, berarti Anda telah menanam sebuah bibit karma baik, di dalam kesadaran alaya Anda akan tumbuh satu buah karma baik.

Berdana yang sesungguhnya adalah mampu melepaskan semua kerisauan, kekhawatiran, pemikiran diskriminatif, dan kemelekatan. Lalu mengapa semua ini disebut sebagai berdana? Karena saat Anda sudah melepaskan kerisauan, Anda akan membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Contoh, hari ini Anda merasa tidak senang, raut wajah Anda dipenuhi dengan kecemasan dan kerisauan (penderitaan), setelah orang lain melihatnya, bukankah juga akan membuat mereka menjadi tidak senang? Ini berarti menambah kekhawatiran dan kerisauan bagi orang lain, karena apa yang “dinikmati” oleh orang lain adalah kecemasan dan kerisauan Anda, sebaliknya, jika Anda merasa senang, tidak ada kecemasan, menyambut semua orang dengan senyuman, maka Anda membuat orang lain juga merasa senang, bukankah ini adalah suatu bentuk berdana?

Apabila Anda tidak memiliki pemikiran benar-salah dalam pikiran Anda, maka setiap saat merupakan waktu yang baik bagi Anda. Seperti jika di dalam hidup Anda tidak ada benar salah, maka setiap saat Anda akan hidup dengan sangat bahagia. Contohnya, sudah jelas orang lain yang melakukan kesalahan, namun Anda sudah memaafkannya, maka Anda akan hidup dengan bahagia. Kita hidup di dunia ini jangan sengaja menciptakan perselisihan, jangan ada benar-salah, karena kesalahan merupakan hasil dari segala perubahan di dunia ini. Anda harus bisa memahami kebenaran dari segala perubahan di dunia ini, melihat melampauinya, bisa melihat hasil akhirnya. Misalnya, Anda tahu, setelah Anda menyantap semangkuk makanan ini akan menyebabkan hasil yang tidak baik bagi Anda, maka Anda tidak akan menyantapnya, dan Anda tidak akan memiliki “ganjalan” di hati, “ganjalan” bisa terbentuk karena Anda belum bisa melihat dengan jelas kebenaran dari sesuatu hal, yang akan menyebabkan ganjalan pada diri Anda.