41. Memahami Ajaran Buddha Dharma secara Menyeluruh Menerapkannya dan Terbuka Kesadarannya
Sejauh mana seseorang mempraktekkan Ajaran Buddha Dharma ditentukan dengan seberapa banyak ia sudah memahami dan menerapkannya, tidak peduli seberapa baik Dharma yang sudah dipelajarinya, namun jika tidak dipahami dan dipraktekkan dengan baik, semuanya sia-sia saja. Ada sebagian orang yang kelihatannya menekuni Dharma, namun tidak menerapkannya ke dalam pikiran dan perilakunya, maka dalam praktek pembinaannya, dia tetap tidak akan tersadarkan. Bagaimana cara memahami dan menerapkan Buddha Dharma secara total? Dengan menggunakan “kesadaran kosmik – alam semesta”, yang dimaksud dengan kesadaran kosmik di sini, adalah ketika ruang pemikiran Anda menjadi sebesar jagat raya, maka yang akan Anda pikirkan adalah penderitaan seluruh umat manusia. Pikiran Anda sebesar alam semesta, perasaan dan apa yang Anda rasakan bagai alam semesta, segala penderitaan yang terjadi bagaikan sakit yang Anda rasakan, seperti filosofi “Orang lain yang terluka, saya yang sakit”, maka Anda akan dipenuhi dengan perasaan welas asih. Kalian harus memiliki kesadaran seperti ini, baru bisa menyatukan Ajaran Buddha Dharma ke dalam pemikiranmu, kalian baru bisa memahami dan mengamalkan inti pengajaran Bodhisattva ke dalam hatimu, kalian baru bisa merasakan kepuasan dan kebahagiaan.
Namun jika tidak mempraktekkan Ajaran Dharma, maka sedikit sekali orang yang memiliki hati selapang ini. Manusia adalah makhluk tingkat tinggi yang memiliki pemikiran, perbedaan terbesar manusia dengan binatang adalah, manusia memiliki pemikiran (akal). Kita harus meneladani pemikiran Buddha, yakni dengan menggunakan konsep pemikiran kosmik, menyatukan pemikiran Buddha dan Bodhisattva ke dalam keseharian kita, dengan mentolerir dan memaafkan semua orang, bahkan menaungi seluruh alam semesta ini, pemikiran seperti ini adalah pemikiran seorang Buddha. Setiap hari Master memberikan wejangan Dharma, menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia. Setiap orang yang asalkan berjodoh, maka mereka bisa mengetahui website Master, atau orang-orang yang bisa menggunakan internet, maka mereka pasti bisa melihat dan mendengar Master, inilah jodoh menekuni Dharma. Ini terbentuk karena kebijaksanaan Buddha dan Bodhisattva menaungi semua makhluk yang berjodoh di dunia ini, telah membantu mereka agar bisa mengenal dan menekuni Ajaran Buddha Dharma, sekaligus memaafkan dosa kesalahan yang pernah mereka lakukan dulu, membuat mereka mengetahui kebenarannya, semua ini bisa mengurangi penderitaan dan kerisauan mereka, mengajarkan mereka bagaimana cara memahami dan menerapkan Dharma dengan baik, memahami perputaran dan kebenaran dari alam semesta, juga kebenaran dari bumi dan langit (surga). Contohnya, siapa yang suka membunuh orang? Siapa yang suka berperang? Semua orang mencintai perdamaian, mereka yang tidak cinta damai, berarti telah menyalahi etika atau prinsip moral yang seharusnya, melawan prinsip perputaran alam semesta yang semestinya.
Kita harus bisa menyatukan (menyamakan) pemikiran kita sendiri dengan kesadaran setingkat Buddha dan Bodhisattva, menggunakan kebenaran sejati ini untuk mencari arah tujuan dan jalan kehidupan kita di dalam alam semesta yang begitu luas ini, dengan demikian maka Anda tidak akan salah berjalan. Kita harus bisa memahami dan mentolerir segalanya, bisa mentolerir masalah apapun, bisa tetap bersabar. Contohnya, ada orang yang melakukan kesalahan, maka Anda harus bisa memahaminya, memaafkannya, dan mentolerirnya. Yang Master tegaskan di sini adalah “meleburkannya”, memahami dan menerapkannya ke dalam pikiran kita, bukan hanya mentolerirnya, karena “mentolerir” hanya satu bagian saja, bisa mentolerir tidak menandakan Ajaran Buddha Dharma sudah sepenuhnya menyatu ke dalam hati Anda, ia hanyalah sebuah syarat, sedangkan dengan memahami seutuhnya, kita baru bisa memiliki potensi kesadaran Buddha yang sesungguhnya.
Kita harus bisa menerima cahaya Buddha yang berasal dari Surga. Cahaya Buddha yang berasal dari Surga harus bisa kita terima, ada satu perkataan yaitu “Cahaya Buddha Menyinari Semuanya dengan Merata”, setiap hari ada Cahaya Buddha, hanya saja kalian tidak bisa melihat dan menerimanya. Bagaimana cahaya Buddha bisa menyinari semuanya? Cahaya Buddha yang menyinari semuanya bagaikan sinar matahari, cahaya ini bisa menyinari seluruh sudut, namun karena karma buruk kalian terlalu dalam, kotoran batin terlalu berat, maka kalian tidak akan bisa merasakannya. Noda kotoran batin yang terlalu banyak, bagaikan Anda bersembunyi dalam sebuah kamar, lalu menutup semua pintu dan jendela, apakah pada saat itu Anda masih bisa melihat sinar matahari? Apakah masih bisa terlihat cahaya Buddha dalam hati kalian? Lalu apakah yang Bodhisattva katakan “Cahaya Buddha menyinari semuanya dengan setara” itu bohong? Cahaya Buddha yang menyinari semuanya itu memang nyata, namun karena kalian menutup semua “jendela”, makanya kalian tidak bisa menerima cahaya dari Bodhisattva. Oleh karena itu, ingatlah baik-baik, ketika cahaya dari Buddha dan Bodhisattva datang, kita harus menerimanya, kita harus memiliki tubuh yang bersih dan jiwa yang suci, kita baru bisa menerima cahaya Buddha. Jika cahaya Buddha menyinari namun Anda tidak menerimanya, itu namanya tidak berjodoh. Bagaikan sinar matahari, ke mana pun tempat yang disinarinya, maka tempat itu akan menjadi terang, tetapi karena Anda bersembunyi di dalam kamar, maka Anda tidak terkena sinar matahari, sedangkan orang yang bersembunyi di kamar melambangkan karma buruk di hatimu, membuatmu tidak bisa melihat sinar matahari, tidak melihat terang harapan, dikenal dengan sebutan makhluk yang tidak berjodoh.
Cahaya Buddha yang menyinari semuanya dengan setara, cahaya ini bersinar melewati seluruh titik darah dan jalur peredaran energi di seluruh tubuhmu, menerangi ragamu. Ketika cahaya ini sudah menyinari tubuhmu, maka jika Anda sakit, maka cahaya ini bisa perlahan-lahan mengobati dan menyembuhkannya. Titik-titik akupuntur dan aliran energi pada tubuh kita lambat laun akan menjadi lancar. Master sering menasihati kalian untuk berjemur sinar matahari (pagi), biarkan sinar matahari menyinari punggung Anda, ini bagus sekali bagi kalian, dan akan terasa sangat nyaman. Apabila sakit di tubuh Anda sudah sembuh, dan Anda tidak lagi melakukan kejahatan atau membuat karma buruk, maka tubuh badaniah Anda pelan-pelan akan berubah menjadi tubuh Dharma. Tubuh Dharma adalah raga yang sangat bersih (suci). Tubuh Dharma ini memang seharusnya dimiliki oleh manusia. Namun tubuh Dharma bisa diperoleh dari membina diri, tubuh Dharma yang didapatkan setelah membina diri, harus bebas dari segala karma buruk di tubuhnya dan harus bersih, ia baru bisa memiliki medan aura yang baik dan welas asih, segala hal yang dilakukannya baru bisa tercapai, oleh karena itu, tubuh Dharma disebut juga sebagai raga yang suci.
Tubuh manusia pasti memiliki “kebocoran” (atau kekurangan), namun kebocoran ini belum tentu berasal dari organ dalam tubuhnya, karena semangat atau kesadaran pikiran juga bisa bocor, contohnya: ketika kita memikirkan hal-hal yang buruk, maka jasa kebajikan akan bocor keluar. Jika saat melafalkan paritta, pikiran kita tidak terpusat, maka semangat kesadaran kita akan terbocorkan. Kebocoran pada tubuh kita terjadi saat seseorang melakukan kejahatan. Lagipula kebocoran pada tubuh seseorang tidak hanya berasal dari organ tubuhnya, seperti: ketika telinga mendengarkan perkataan yang buruk, maka mulutnya mulai memarahi orang, ada juga dari segi kejiwaan atau pikiran, semuanya bisa terjadi kebocoran. Kebocoran pada pusat kesadaran kita akan menyebabkan kebocoran pada organ tubuh kita, sedangkan kebocoran pada organ tubuh kita sama dengan kebocoran pada pikiran kita. Kesadaran jiwa kita mempengaruhi tubuh kita, jika kalian sering tidak bisa memusatkan pikiran, sering memikirkan hal-hal yang buruk, atau bersedih, maka akan terjadi kebocoran pada jiwa kita, dan tubuh kita akan merasakan sakit, seperti sakit lambung, sakit jantung dan lain-lainnya, sedangkan tubuh yang tidak sehat juga akan mempengaruhi kesadaran seseorang, sama seperti kesadaran atau semangat seseorang yang mempengaruhi tubuhnya.
Oleh karena itu, seseorang yang sudah mencapai kesadaran spiritual akan menyatukan kedua faktor ini, yang disebut sebagai satu tubuh dengan dua kebijaksanaan. Di dalam tubuhnya terdapat jiwa (roh) dan raga. Dua kebijaksanaan adalah nyawa kebijaksanaan dan tubuh kebijaksanaan. Nyawa kebijaksanaan adalah roh atau jiwa anda, sedangkan kebijaksanaan di sini adalah persatuan dengan kehidupan Anda yang lalu. Tubuh kebijaksanaan, adalah tubuh Anda, yakni perpaduan dengan kekuatan karma masa lalu Anda. Membina kedua kebijaksanaan ini, berarti harus membina raga atau tubuh ini sampai bersih, tidak melakukan kejahatan dengan tubuh ini, itulah kebijaksanaan tubuh; selain itu kita juga harus membersihkan roh atau jiwa Anda sampai bersih, itulah yang dimaksud dengan satu tubuh dua kebijaksanaan, atau satu tubuh pembinaan ganda.