Tidak Ada Perolehan dan Kehilangan, Keyakinan Benar dan Pikiran Benar, Memahami Arti Sebenarnya, Jiwa Kebijaksanaan Bertahan selamanya -- 无得无失正信正念了悟真谛慧命长存
Pertama-tama, terima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa Yang Maha Welas Asih dan Maha Penyayang. Terima kasih kepada Naga Langit Pelindung Dharma. Terima kasih kepada semua Pelindung Dharma dan para biksu/biksuni, serta semua umat Buddhis dari 13 negara di seluruh dunia. Terima kasih semuanya.
Bunga teratai melambangkan kesucian dan kebaikan. Hati para praktisi Buddhis adalah bunga teratai. Hanya bunga teratai yang murni dan baik hati yang dapat ditanam di atas langit. Biarlah bunga teratai yang ada di hati kita segera ditanam di atas langit. Semoga hati semua murid hari ini menjadi semakin murni! Berkumpul bersama Guan Shi Yin Pu Sa, hati kita harus suci. Alam surga dan manusia, meraih kesuksesan dalam belajar Buddha Dharma, bersama-sama merasakan manfaat dari Dharma, menjadi Bodhisattva di dunia secepatnya.
Praktisi Buddhis hendaknya memahami bahwa ilmu yang diterima seseorang membentuk moralitas seseorang, mengerti apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, ini adalah asal mula moralitas. Kualitas moral menentukan karakter, dan karakter menentukan nasib. Banyak orang ingin mengetahui apakah nasibnya baik atau tidak. Pikirkan dulu apakah moralitasmu baik atau tidak, apakah kamu telah mempelajari ilmu itu dengan benar atau tidak. Semakin kaya pengetahuan teoretis agama Buddha, semakin dalam pemahaman moralitas, maka semakin kuat kemampuan membedakan yang baik dan yang jahat. Jadi berharap kalian bisa banyak membaca Bai Hua Fo Fa, ini akan membantu kalian memahami kebenaran, mencegah kalian dari tertipu, dan yang paling penting adalah membuat kalian tidak lagi ada kerisauan.
Guru Zen Foyin dan Su Dongpo, mereka berdua sering berbalas bait. Suatu hari, mereka datang ke depan rupang Guan Shi Yin Pu Sa di Kuil Ling Yin Shi untuk menyembah Buddha. Su Dongpo berkata: “Mohon bertanya, biksu. Semua orang melafalkan Guan Shi Yin Pu Sa. Mengapa Guan Shi Yin Pu Sa juga memakai untaian tasbih? Guan Shi Yin Pu Sa melafalkan untuk siapa?” Guru Zen Foyin berkata: “Guan Shi Yin Pu Sa melafalkan Guan Shi Yin Pu Sa.” Su Dongpo berkata: “Mengapa Guan Shi Yin Pu Sa melafalkan Guan Shi Yin Pu Sa?” “Karena Guan Shi Yin Pu Sa lebih jelas dari kita. Lebih baik memohon diri sendiri daripada memohon kepada orang lain.” Hari ini, Master mengajari Xin Ling Fa Men kepada semua orang, terutama tetap mengandalkan pada kalian sendiri yang melafalkan paritta untuk mengubah karma dan kekurangan pada diri sendiri. Mengandalkan berkat dari Master adalah hal jangka pendek. Jika kalian memiliki pusaka Dharma, dan bisa melafalkan paritta serta berikrar dan melepaskan makhluk hidup setiap hari, maka akan dapat mengubah kehidupan kalian.
Orang sering membicarakan perolehan dan kehilangan. Sebenarnya, kehilangan dan perolehan berarti terbenam dalam keinginan egois. Praktisi Buddhis harus memahami bahwa tidak ada perolehan dan kehilangan. Jika kamu tidak memohon akan perolehan, maka kamu tidak akan merasakan sakitnya kehilangan. Saya tidak mendapatkannya, maka saya tidak akan pernah merasakan sakitnya kehilangan. Tidak ada perolehan dan kehilangan, kita harus menyingkirkan pikiran perolehan dan kehilangan. Jika kita tidak mendapatkan apa pun dalam hidup kita, maka kita tidak akan kehilangan apa pun dalam hidup kita. Kita tidak membawa apa pun ke dunia ini, mengapa kita harus mendapatkan begitu banyak. Ketika akan pergi, lalu ingin membawa barang-barang ini? Barang apa yang dapat kita bawa? Segalanya tidak dapat dibawa pergi, hanya karma yang menyertai kita. Berharap semua orang bisa melepaskan semua kerisauan, rintangan dan kekhawatiran yang tidak seharusnya ditinggal di dalam hati kalian. Melepaskan diri yang kecil untuk memiliki diri yang besar. Bodhisattva mengatakan bahwa semakin banyak yang kamu miliki di dunia ini, semakin banyak pula yang hilang di surga. Semakin sedikit yang kamu miliki di dunia, semakin banyak pula yang akan kamu dapatkan di surga.
Jika kamu sering bersama para praktisi Buddhis, kamu akan terbuka kebijaksanaan dan menyingkirkan ketidaktahuan. Berharap kalian baik-baik menekuni Dharma, biarkan kebijaksanaan berakar dan berkembang di dalam hati kalian. Sebenarnya ada dua metode untuk menekuni Dharma: yang pertama disebut metode bertahap, yaitu tersadarkan bertahap. Banyak orang yang belajar Buddha Dharma dan tersadarkan secara bertahap, mencapai prestasi secara bertahap, dan kemudian menjadi tercerahkan dan terbebaskan, memahami kebenaran sedikit demi sedikit. Satu lagi disebut metode seketika. Begitu ketika menghadapi masalah besar, tiba-tiba menjadi mengerti, tersadarkan, dan tercerahkan. Mengerti bahwa segala hal di dunia ini tidak dapat diperoleh, masa lalu tidak dapat diperoleh, masa depan tidak dapat diperoleh, dan masa sekarang tidak dapat diperoleh. Kemudian tersadarkan dalam seketika. Berharap semua orang, baik tersadarkan seketika maupun tersadarkan bertahap, kalian harus melepaskan segala belenggu. Orang yang ingin memperoleh pembebasan harus melepaskan semuanya. Orang yang bisa melepaskan akan terbebaskan.
Kebahagiaan dicari dalam kepuasan. Ada orang yang mencari kebahagiaan setiap hari, namun tidak dapat menemukannya, sehingga dia sedih setiap hari karena dia merasa tidak puas. Jika semua orang bisa merasa puas dalam hatinya, “Saya sudah cukup, saya cukup makan, saya cukup pakaian…” Mamandang segala materi di dunia ini dengan sederhana, tidak khawatir tentang apa pun, maka kamu tidak akan punya banyak kerisauan. Orang yang memiliki banyak kerisauan akan memiliki banyak nafsu keinginan, dan orang yang memiliki banyak nafsu keinginan akan memiliki banyak kerisauan. Jika kamu bangun setiap pagi dan menemukan bahwa dirimu masih bisa bernapas dengan normal, maka kamu jauh lebih diberkati dan beruntung dibandingkan satu juta orang yang meninggal dunia setiap minggunya. Beberapa orang yang demi memilih sepasang sepatu, dia mencoba satu pasang ini dan satu pasang itu. Coba pikirkan, lima atau enam juta orang di dunia ini yang tidak memiliki kaki. Kita harus berpuas diri dan selalu bahagia. Kita masih bisa makan dan tidur hari ini, betapa bahagianya kita. Coba pikirkan, masih ada banyak orang yang bertahan hidup dalam perang, kita masih bisa hidup dalam kedamaian, itu berarti kita memiliki kebijaksanaan Bodhisattva. Oleh karena itu, berharap dunia damai, masyarakat sejahtera, negara baru akan menjadi kuat, kita harus memiliki pikiran perdamaian, harmoni, dan welas asih.
Dalam menekuni Dharma dan berperilaku sebagai seorang manusia, kita harus memiliki kebijaksanaan. Kita harus memahami untuk terbebaskan, maka tidak akan berdebat dengan orang lain. Dalam kerisauan, kita harus menjadikan kesabaran sebagai kebijaksanaan. Ketika kerisauan datang, kita harus bersabar, karena sabar akan menghasilkan kebijaksanaan. Dalam dunia Buddhis, “sila” berarti kesabaran; “konsentrasi” berarti tenang dan tidak bertengkar; “sila”, “konsentrasi”, dan kemudian ” kebijaksanaan”, maka akan menghasilkan kebijaksanaan. Sebagai manusia, kita harus jadikan menaati sila sebagai kebahagiaan. Menaati sila adalah hal yang sangat membahagiakan.
Tubuh kita begitu kotor dan hidup kita begitu singkat. Kita datang ke dunia dengan tangisan, membawa kerisauan seumur hidup, dan akhirnya meninggalkan dunia tanpa daya. Inilah hidup kita. Lihatlah orang tua dan sesepuh kita, apa yang mereka bawa? Apa yang hilang? Mereka tidak membawa apa pun, dan tidak kehilangan apa pun, dan pada akhirnya meninggalkan dunia tanpa memperoleh apa pun. Apakah kita ingin seperti mereka yang hidup dalam kebingungan sepanjang hidup? Berharap semua orang memahami untuk menekuni Dharma, harus memahami bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, seperti tinggal di hotel di Taiwan, betapapun indahnya, itu hanya sementara, memberi kalian waktu beberapa hari. Berharap kalian dalam beberapa hari ini, baik-baik mengemasi barang kalian, merapikan pikiran, perkataan, dan tindakan diri sendiri, baru dapat benar-benar memulai perjalanan baru ketika sudah mempersiapkan diri. Sebuah kereta kehidupan yang tidak ada perjalanan pulangnya, ketika kamu menaikinya, maka kamu harus terus berjalan maju, tidak bisa melihat ke belakang. Ketika kita mencapai akhir kehidupan, berharap semua orang mengubah menaiki pesawat dan terbang menuju pelukan Guan Shi Yin Pu Sa.
Jangan terlalu perhitungan dalam hidup. Jika kamu marah karena hal sepele, maka akan muncul pikiran membenci. Jangan biarkan kesalahan orang lain menyakiti jiwa kebijaksanaan diri sendiri. Karena orang lain berbuat salah, lalu diri sendiri marah. Marah artinya menggali lubang untuk diri sendiri dan membiarkan diri sendiri jatuh ke dalam jebakan penderitaan dan kebodohan diri sendiri. Jadi tidak boleh marah, praktisi Buddhis tidak ada amarahnya, karena ketika marah sampai sakit, tidak ada orang yang menggantikannya. Kemarahan seperti ini adalah semacam angka. Ketika kamu marah, kamu mulai memiliki angka-angka. Ketika kamu sering marah, jantungmu akan memiliki angka-angka dan waktu. Ketika kamu terus-terusan marah, kehidupanmu akan mulai menghitung mundur, sehingga disebut “angka qi”. Jadi jangan marah, maka tidak akan pernah ada angka yang bisa mengurangi hidupmu.
Sebab dan akibat yang diciptakan oleh orang lain, kita tidak dapat mengendalikannya. Ketika orang lain sedang memarahi orang, melakukan hal buruk, kita tidak punya cara untuk mengendalikannya. Seseorang yang tidak mengerti ajaran Buddha Dharma, tidak membina pikirannya, sebelum akar kebaikannya digali keluar dan belum matang, kita akan sangat sulit untuk membuatnya tersadarkan. Jadi ketika seseorang tidak mendengarkan Dharma atau nasihat, kalian jangan marah atau membantah, jika tidak, kalian akan menanggung akibat karma ucapannya. Berharap kalian bisa menyelamatkan diri sendiri sebelum menyelamatkan orang lain. Biarkan diri sendiri mengerti untuk tidak marah, dan kemudian perlahan-lahan menasihatinya. Jangan karena dia tidak tersadarkan malah merusak jasa kebajikan diri sendiri.
Pihak yang marah, yang kebijaksanaannya telah matang, perlahan-lahan akan melalui pengalaman pembalasan yang panjang. Ketika seseorang marah maka dia akan mendapat balasan. Marah sehingga tidak bisa makan, tidak bisa tidur nyenyak, emosi, dan tidak senang terhadap apa pun, bukankah dia sedang mendapat balasan? Ini adalah tingkat kesadaran spiritual praktisi Buddhis. Jangan biarkan diri sendiri terluka. Cara terbaik adalah tidak marah, harus memahami kebenaran. Ketika mengetahui kebenaran, maka tidak akan marah. Untuk apa membencinya? Jangan memaksa jodoh, mundur selangkah laut masih luas dan kosong, mengikuti kodrat alam. Tidak marah, maka tidak akan ada kerugian apa pun. Hanya dengan mengurangi kesakitan pada diri sendiri, baru dapat meningkatkan kebahagiaan diri.
Hewan hidup dengan refleks yang terkondisi, sedangkan manusia hidup berdasarkan kebiasaan. Memiliki kebiasaan yang baik akan bermanfaat seumur hidup, jika memiliki kebiasaan yang buruk, maka akan mencelakai orang seumur hidup. Oleh karena itu, praktisi Buddhis harus mengganti kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik. Semakin banyak kebiasaan baik maka semakin sedikit kebiasaan buruk. Hidup akan menjadi lebih baik dan suasana hati akan lebih bahagia.
Praktisi Buddhis harus memahami tiada pikiran, bukan berarti kita tidak berpikir. Tiada pikiran berarti kita tidak terobsesi dengan suka dan duka. Jangan merasa bahwa segala hal di dunia ini sangat menyedihkan atau sangat membahagiakan. Terhadap suka dan duka di dunia, hatimu adalah tetap, ia terus mengenali dunia di sekitarmu. Hati manusia ibarat cermin, bila mencermin orang baik, maka hati adalah orang baik. Bila mencermin orang jahat, maka hati menjadi orang jahat. Bila mencermin kebaikan, maka hati menjadi baik. Bila mencermin yang jahat, hati menjadi jahat. Oleh karena itu, hati pada hakikatnya adalah baik. Berharap semua orang banyak mencermin hal-hal yang baik dan mengurangi mencermin hal-hal buruk. Jangan biarkan enam kekotoran duniawi mencemari hati yang bersih ini. Panca skhanda membawa kerisauan bagi manusia, dan enam kekotoran duniawi akan membawakan rintangan. Hanya dengan menjauhkan pikiran dari rintangan kita baru bisa lebih dekat dengan Buddha.
Master membabarkan Xin Ling Fa Men adalah menyebarkan budaya tradisional Tiongkok yang sangat baik, adalah pintu Dharma yang berkeyakinan benar dan pikiran benar! Orang-orang harus bersatu, harus menyingkirkan keserakahan, kebencian dan kebodohan. Jangan serakah pada uang yang tidak seharusnya milikmu, jadi tidak boleh melakukan penyelewengan dalam keuangan! Kita harus meningkatkan kebijaksanaan kita, mengikuti jalan yang benar, mematuhi aturan dan hukum, harus mencintai negara sendiri, menentang pembunuhan, pencurian, perbuatan asusila, berbohong dan minum minuman keras. Hati kita tidak boleh menyimpang dan tersesat. Kita harus menentang pikiran jahat dan aliran sesat. Kita harus baik-baik melafalkan paritta, melepaskan makhluk hidup, dan berikrar di rumah. Jangan pergi ke tempat yang ada sebab dan akibat, benar dan salah. Jangan menyebarkan pemikiran yang tidak sehat. Jangan menghadiri pertemuan yang buruk. Biarkan pikiran stabil, keluarga menjadi harmonis, penyakit berkurang, inilah keyakinan yang benar, inilah Dharma yang benar! Pembabaran Xin Ling Fa Men di seluruh dunia bergantung pada upaya semua umat Buddhis yang telah menjadi seribu tangan dan seribu mata Guan Shi Yin Pu Sa. Hati manusia baik dan buah kesucian akan selalu ada di dalam hati. Dengan berkat dari Guan Shi Yin Pu Sa, saya yakin Xin Ling Fa Men akan menjadi semakin baik!
Kalian semua adalah bunga teratai. Kalian semua adalah Guan Yin kecil. Kalian semua adalah Bodhisattva. Menekuni Dharma adalah menjadi Buddha masa depan. Jangan menghambat sifat Kebuddhaan diri. Jangan menghancurkan jiwa kebijaksanaan diri, harus menjaga jiwa kebijaksanaan diri dengan baik. Berharap jiwa kebijaksanaan kalian hidup selamanya!