Pikiran adalah Buddha, Menyesuaikan Jodoh Dalam Keadaan Baik Maupun Buruk, Kembali ke Sifat Dasar yang Semula -- 即心即佛顺(逆随缘返本归元
Kita akan menemui berbagai macam permasalahan dalam menekuni dan mempraktikkan ajaran Buddha Dharma, seperti halnya mendaki gunung, akan ada tinggi dan rendah, ada orang yang tidak mampu mendakinya. Ada orang yang akan menemui berbagai masalah seperti masalah kesehatan, hubungan asmara, dan keuangan. Ada orang yang berjalan di jalan yang salah, dan ada orang yang akan jatuh dari gunung. Yang dibabarkan oleh Master adalah ajaran Buddha Dharma. Tidak boleh ada praktisi Buddhis yang tertinggal. Master tidak akan pernah meninggalkan praktisi Buddhis mana pun dan akan berusaha sebaik mungkin untuk menarik mereka ke atas.
Harus membantu semua orang menemukan jati diri sendiri, yakni menemukan jati diri sendiri dalam penderitaan. Sebenarnya, di dunia ini, jika kita tidak menanggung kesulitan, kita masih belum tahu untuk menekuni Dharma. Jika kita tidak menanggung kesulitan, kita masih tidak tahu untuk menemukan jalan keluar dari penderitaan. Jadi, ada manfaatnya bagi diri kita sendiri untuk menanggung sedikit penderitaan di dunia ini. Hanya dengan menanggung penderitaan, kita baru dapat memperoleh kebebasan. Menanggung penderitaan berarti mengikis karma. Jika ingin mengikis karma diri sendiri, maka harus menanggung penderitaan. Jadi jika ingin mencari jalan keluar dari penderitaan, maka harus menanggung penderitaan terlebih dahulu, dan perlahan mulai menikmati manisnya. Menemukan arah hidup, menemukan diri dari kepedihan hidup, dan kembali ke sisi Guan Shi Yin Pu Sa mama. Ini adalah harapan semua praktisi Buddhis. Kita harus kembali ke sisi Guan Shi Yin Pu Sa mama, agar hati kita bersama Guan Shi Yin Pu Sa selamanya.
Ajaran Xin Ling Fa Men berfokus pada satu hati. Sang Buddha berkata bahwa Dharma tertinggi adalah hati. Belajar ajaran Buddha Dharma berarti membina pikiran ini. Semua niat dan pikiran manusia adalah karma. Pikiran menciptakan Tathagata, pikiran dapat mewujudkan Buddha, pikiran adalah Buddha, sifat diri menyatu, akan menjadi sifat Kebuddhaan. Manusia menghabiskan seluruh hidupnya sibuk untuk tubuh ini, ingin makan, minum, setiap gerak gerik, setiap hari sibuk untuk tubuh. Tubuh adalah tamu, dan hati kita adalah tuannya. Banyak orang melupakan tuannya demi tamu. Kita harus menemukan tuan. Tamu kita adalah setiap gerak gerik (perilaku), jangan terlalu perhitungan, tubuh manusia harus bergerak demi hati, dan tamu harus menyesuaikan tuan. Apa sumber akar dari manusia? Hati manusia adalah akarnya, dan perilaku serta ucapan adalah sumbernya. Hanya dengan menemukan akarnya, memanfaatkan jodoh Kebuddhaan, yaitu hati adalah Buddha, dan melampaui enam alam, kita baru dapat kembali ke sifat dasar yang semula.
Menurut angka yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan PBB pada tanggal 7 Mei, antara tahun 2011 dan 2012, kelaparan di Somalia menewaskan 258.000 orang per tahun, dimana 138.000 di antaranya adalah anak-anak. Kita hidup di dunia saat ini tanpa kelaparan atau masalah fisik, bisa duduk di sini dan mendengarkan Dharma, ada orang yang memberi kita makan dan minum, ada orang-orang yang merawat kita. Kita harus merasa puas dan selalu bahagia, tidak boleh tidak mengerti prinsip-prinsip kebenaran di dunia.
Ada lima macam berkah dalam hidup seseorang:
Yang pertama adalah umur panjang. Tubuhmu di dunia ini bisa menopang berapa lama, maka segitulah panjang umurmu. Oleh karena itu, jika praktisi Buddhis ingin berumur panjang, mereka dapat memperpanjang umurnya dengan menyesuaikan jodoh, memperpanjang umur berarti umur panjang. Harus belajar untuk menyesuaikan jodoh, jangan marah, jangan bersedih. Bisa berpikiran terbuka terhadap hal apapun berarti dapat menyesuaikan jodoh.
Yang kedua adalah kekayaan dan kemuliaan. Kekayaan artinya mempunyai harta kekayaan, dan kemuliaan mengacu pada tingkat kepribadian, ada orang yang kaya tapi tidak mulia, dan ada orang yang mulia tapi tidak kaya. Oleh karena itu, sehat jasmani dan rohani serta tidak serakah pada hal-hal duniawi adalah pribadi yang mulia. Orang di dunia ini yang tidak menginginkan atau memikirkan kepemilikan orang lain adalah orang yang mulia. Orang yang sehat jasmani dan rohani tidak membutuhkan uang, jika sehat jasmani dan rohani maka ia adalah orang kaya. Terakhir kali Master pernah memberikan contoh pada Seminar Dharma di Malaysia, seorang dokter di Amerika memberi tahu orang-orang bahwa dibutuhkan biaya 250.000 dolar AS untuk mengganti ginjal, 550.000 dolar AS untuk mengganti liver, lebih dari 30.000 dolar AS untuk mengganti bola mata, bahkan memasang mesin jika paru-parunya rusak, biayanya juga 130.000. Dokter Amerika ini juga seorang praktisi Buddhis. Dia berkata: “Jika seseorang memiliki jantung, paru-paru, liver, dan mata yang baik… dia adalah seorang jutawan. ” Untuk apa punya uang banyak? Punya uang lalu ke dokter lebih buruk daripada tidak punya uang. Punya uang dan terkena kanker juga membuat orang menderita.
Yang ketiga adalah kesehatan dan ketenangan. Kesehatan dan ketenangan berarti umur panjang. Jika badan tidak sehat maka pikiran tidak bisa tenang. Orang yang tidak beruntung, tubuhnya pasti tidak sehat dan pikirannya pasti tidak sehat. Oleh karena itu, harus mengubah mentalitas. Tidak serakah, tidak membenci maka akan mendapatkan kedamaian.
Yang keempat adalah kebajikan. Moralitas sangatlah penting. Praktisi Buddhis harus memiliki moralitas. Praktisi Buddhis harus memiliki dasar moral kebajikan dan berkah kebajikan, baru akan memiliki kebajikan Buddha. Untuk memperoleh kebajikan-kebajikan ini, pertama-tama kita harus melakukan jasa kebajikan. Welas asih dari dalam hati adalah jasa, dan kerendahan hati di luar adalah kebajikan. Oleh karena itu, orang yang dengan tulus berkontribusi kepada orang lain adalah orang-orang yang berbudi luhur. Seorang praktisi Buddhis, jika membenci orang ini atau orang itu di rumah, itu berarti dia tidak cukup berbudi luhur. Berharap semua orang memiliki moral kebajikan, baru akan memiliki berkah kebajikan. Memiliki berkah kebajikan baru bisa mencapai kebajikan Buddha.
Yang kelima adalah kematian yang baik. Berapa banyak orang yang bisa meninggal dengan baik sekarang? Mati terbakar, mati tenggelam, mati mendidih, mati terjatuh, mati kesakitan… semua ini menunjukkan bahwa orang yang menginginkan nirvana yang normal pun tidak dapat mencapainya, itu karena tidak ada berkah kebajikan di dunia ini. Benih sebab yang diciptakan sendiri dan buah akibat yang didapatnya telah membuat dirinya tidak memiliki kematian yang baik. Siapa yang bisa mengatakan bahwa dia pasti akan mati dengan baik, siapa yang bisa mengatakan bahwa dia pasti akan meninggal dalam ketiduran dengan damai? Merupakan suatu berkah untuk meninggal tanpa penyakit. Memiliki kematian yang baik adalah karena diri sendiri memiliki pembinaan dalam seumur hidupnya. Kita harus mengikis rintangan karma buruk, menyingkirkan arwah asing, dan mengumpulkan jasa kebajikan, ada awal dan akhir, jiwa kita baru bisa terbebaskan ketika di masa tua. Pikiran kita baru dapat bersama-sama menuju Empat Alam Suci dan pergi ke Alam Sukhavati.
Kami di Australia memiliki seorang pria Dongbei. Dia memiliki temperamen yang sangat buruk dan selalu memukuli istrinya. Dia baru saja mulai menekuni Dharma. Untuk menyemangatinya, Master memberinya seuntai tasbih Buddha untuk dipakai di tangannya. Suatu hari dia ingin memukul istrinya lagi, ketika dia mengangkat tangannya, dia melihat tasbih Buddha, dia berpikir: Saya adalah seorang praktisi Buddhis, mana boleh memukul istri? Dia perlahan-lahan menarik kembali tangannya yang terulur dan berkata kepada istrinya: “Maaf, saya tidak akan memukulmu lagi.” Istrinya bukan seorang praktisi Buddhis. Dia merasa sangat aneh, dan berkata kepada orang lain mengapa suami saya tiba-tiba tidak memukul saya lagi? Betapa pentingnya menekuni Dharma, betapa baiknya hati manusia, praktisi Buddhis harus menggali dan mengembangkan sifat dasar diri sendiri untuk mengatasi kekurangan-kekurangan diri. Hanya orang-orang seperti inilah yang perlahan-lahan dapat menempuh jalan yang benar dalam menekuni dan mempraktikkan ajaran Buddha Dharma. Berharap kita di dunia ini, di rumah harus mulai mempelajari ajaran Buddha Dharma. Master menganjurkan konsep keluarga yang menjunjung ajaran Buddha Dharma, setiap orang harus menganggap rumah sebagai medan pembinaan Bodhisattva, karena hanya rumah yang bersih dan rumah yang memiliki medan pembinaan, Bodhisattva baru akan sering datang. Bodhisattva baru akan sering pulang ke rumah dan melihat-lihat. Mampu berpikir dari sudut pandang orang lain adalah welas asih, menurunkan nafsu keinginan ke titik terendah dan meningkatkan rasionalitas ke titik tertinggi adalah orang suci.
Kita harus menjadi orang yang bebas dari kekhawatiran. Kita harus menyesuaikan jodoh dan berpikiran terbuka. Kita sebagai manusia dalam menekuni Dharma harus tiada kekhawatiran. Kita adalah orang yang benar-benar tidak mementingkan diri sendiri. Karena tanpa rasa khawatir, kita baru bisa tidak egois dan tidak takut, kita barulah orang yang bijaksana. Oleh karena itu, kita harus melepaskan kekhawatiran. Hanya dengan melepaskan kekhawatiran, kita baru bisa bebas dari kekhawatiran. Setiap hari melafalkan paritta Xin Jing tetapi tidak tahu harus berkata apa. Berharap semua orang dapat memahaminya dengan baik. Ada banyak sekali kebijaksanaan dalam kitab suci Bodhisattva. Berharap kita dapat memahami bagaimana menjadi orang baik dan menjadi orang bijak di dunia, maka itu adalah praktisi Buddhis. Jika kamu memiliki kebijaksanaan setiap hari, maka kebodohan akan meninggalkanmu; Jika kamu bodoh setiap hari, maka kebijaksanaan akan meninggalkanmu. Sering mendengarkan ceramah Bodhisattva dan sering mempelajari kitab suci Bodhisattva akan membuka kebijaksanaanmu, membuatmu memperoleh kebijaksanaan dan energi yang tak terbatas. Berharap semua orang memiliki energi Bodhisattva, maka kamu akan memiliki kekuatan supernatural Bodhisattva. Orang yang dapat mengetahui apa yang dipikirkan orang lain dan dapat membantu orang lain menyelesaikan masalahnya, maka dia akan memiliki hati Bodhisattva dan kekuatan supernatural Bodhisattva.
Baru-baru ini bertemu dengan beberapa biksu tua. Perkataan mereka sangat menyentuh hati saya. Ada seorang biksu berkata, pintu Dharma apa pun, jika ia dapat menghilangkan penderitaan manusia, maka saya akan membabarkan pintu Dharma ini. Kita praktisi Buddhis harus menyingkirkan penderitaan manusia. Masyarakat saat ini menjunjung kenikmatan, namun mengabaikan pengayaan dunia spiritual masyarakat, sehingga membawakan terlalu banyak distorsi jiwa, menyebabkan kebingungan, kekosongan dan penderitaan dalam hidup. Praktisi Buddhis harus belajar untuk melepaskan dan tidak boleh mempunyai keinginan yang tiada habisnya terhadap materi. Jika memiliki keinginan yang kuat terhadap materi maka akan sulit untuk menjelajahi tingkat kehidupan yang sempurna. Jika kita ingin memperoleh kebahagiaan sejati, jika kita ingin memperoleh kegembiraan yang sesungguhnya, kita harus mengerti untuk belajar Buddha Dharma, menggunakan kebijaksanaan Buddha Dharma, agar kita penuh kebahagiaan dalam Dharma di dunia.
Hari ini banyak orang tahu untuk melafalkan Xiao Fang Zi, namun ada sebagian orang yang melafalkan dengan sembarangan, melafalkan dengan sangat cepat, begitu mulutnya bergerak, lalu mengira telah melafalkan 1 kali Da Bei Zhou, tahukah apa buah akibatnya? Sembarangan melafalkan Xiao Fang Zi adalah membohongi langit, bumi dan arwah asing. Seorang ibu dari Chong Qing melafalkan Xiao Fang Zi selama 1 tahun untuk anaknya yang mengalami anemia, penyakit anaknya bukan hanya tidak sembuh, malah bertambah parah. Di akhir tahun kemarin, tangan anaknya tumbuh tumor dan harus diamputasi. Setelah bertanya baru diketahui bahwa selama 1 tahun ini, dia melafalkan 1 lembar Xiao Fang Zi dengan kecepatan 20 menit, 1 lembar dalam 20 menit lho, ini terlalu cepat, maka semakin melafalkan semakin parah! Pada akhirnya ia bertobat dengan tulus hati, dan Master pun memberikan berkat kepadanya, setelah dia baik-baik melafalkan paritta, sebelum operasi, tumor di tangan anaknya berubah menjadi benjolan nanah, dan anak ini telah sepenuhnya sembuh sekarang! Ada orang yang melafalkan paritta Da Bei Zhou dalam Xiao Fang Zi dengan tidak bagus, lalu malam hari bermimpi ada orang yang dari Alam Akhirat memperingatkan kepadanya bahwa ada masalah pada Xiao Fang Zi, Alam Akhirat tidak menerimanya! Sekarang di Alam Akhirat memiliki kesamaan dengan kita, yakni bersama-sama menyeberangkan makhluk yang berjodoh.
Dalam agama Buddha mengatakan bahwa kelahiran dan kematian sebenarnya tidak ada, justru karena kita hanya memiliki konsep kelahiran dan kematian, lalu kita meyakininya sebagai kebenaran, sehingga menimbulkan ilusi kuat bahwa orang tersebut telah meninggal dan orang tersebut telah dilahirkan. Coba pikirkan nenek moyang kita, kita tidak pernah melihat mereka, pernahkah mereka dilahirkan, pernahkah mereka meninggal? Ilusi inilah yang membuat kita sangat menderita. Sangat menderita kehilangan ibu kita, sebenarnya orang yang benar-benar berpikiran terbuka, bermimpi ibu bersamanya dengan penuh kasih sayang. Dalam mimpi, ibu menggosok tangannya dan mencium pipinya. Mengira dia tidak kehilangan ibunya. Ibu selalu bersamanya. Itu juga merupakan sebuah pemikiran. Sebenarnya, ibu hidup di hati kita. Selamanya hidup di dalam hati kita. Itu barulah jiwa yang abadi. Jiwa abadi inilah yang dikejar oleh para praktisi Buddhis.
Jika tidak datang ke dunia, tidak tahu penderitaan hidup; jika tidak hidup, bagaimana bisa tahu perolehan dan kehilangan? Kita tidak pernah membawanya, bagaimana bisa kehilangannya? Ada seorang ibu tua di Australia, putrinya sangat kejam. Dia merampas rumah yang telah dia beli dengan susah payah. Ibu ini menelepon dan menangis di telepon, “Master Lu, tolong selamatkan saya. Anak saya merampas rumah saya .” Rumah itu diambil.” Master mengatakan kepadanya: “Anakmu telah merampas rumahmu? Coba pikirkan, apakah kamu punya rumah ketika kamu datang?” “Tidak.” “Sebelum kamu lahir, dan setelah kamu dilahirkan. Apakah kamu punya rumah?” “Tidak.” “Sekarang juga tidak ada. Ibu tua, kamu kehilangan apa? Kamu tidak kehilangan apa pun. Karena kamu tidak mendapatkannya, sebenarnya kamu tidak kehilangannya.” Ibu tua itu berpikiran terbuka dan berkata sambil tersenyum: “Rumah ini kasih dia saja. Anggap saya membayar hutangnya! Setelah selesai menagih hutang di kehidupan ini, saya tidak memiliki hutang di kehidupan berikutnya.”
Kita di dunia ini, harus menerima apa yang kita miliki dan menanggung apa yang tidak kita miliki. Kita tidak pernah memiliki apapun ketika kita datang ke dunia ini, maka kita tidak akan kehilangannya. Jika kamu berpikir dirimu memiliki materiil, begitu kamu memiliki pemikiran ini, begitu kehilangannya, maka kamu akan menanggung penderitaan atas kehilangannya. Jangan menganggap serius terhadap semua yang kamu miliki, maka tidak akan menderita, ini adalah keadaan yang baik, yaitu menyesuaikan keadaan. Orang yang mengerti menghargai adalah berjalan dalam keadaan yang baik. Orang yang mengerti untuk bersikap tenang baru mengerti untuk menanam berkah. Menanam berkah itu seperti menanam pohon. Ketika kita menghadapi kesulitan, kita harus tahu untuk menenangkan diri. Kita harus memahami bahwa kebenaran di dunia ini adalah penderitaan, kekosongan, dan ketidakkekalan, sehingga kita tidak akan pernah mengalami penyiksaan mental dan segala macam penderitaan di dunia.