23. Menyempurnakan “Akar-akar”, Berdana Tanpa Rupa
Yang akan Master bahas adalah kita harus bisa terbebaskan, jika seseorang ingin terbebaskan, harus memiliki akar kebaikan yang sempurna, di sini Master akan menambahkan 2 kata, menyempurnakan “akar-akar”. Apakah “akar-akar” di sini? Dengan kata lain, memiliki semua akar dasar yang sempurna, yaitu kamu harus memiliki hati nurani, harus memiliki kebijaksanaan, harus memiliki akar kebaikan, harus memiliki hati yang baik, kamu harus memiliki segala akar yang diperlukan. Semua ini adalah akar dasarmu, mengerti? Mengamalkan sepuluh jalan kebaikan, berarti harus melakukan perbuatan baik, menjadi orang baik, sesungguhnya semuanya adalah akar dasarmu.
Contoh, dalam meludah, jika kamu adalah orang yang memiliki akar kebaikan yang sempurna, maka kamu akan mengeluarkan tisu dari kantong dan meludah di sana; Namun jika kamu tidak memiliki akar kebaikan yang sempurna, maka kamu akan sembarangan meludah, benar tidak? Hari ini saya melihat sebuah berita, 500 ribu orang dilanda kebanjiran, sangat parah sekali. Sesungguhnya kalian pun tahu, setiap hari ada bencana alam dan malapetaka yang terjadi. Kalian masih bisa duduk di sini, masih bisa mendengarkan wejangan Dharma, ini juga disebut sebagai berkah keberuntungan. Kalian setiap malam Rabu bisa menyempatkan waktu untuk duduk di sini, mendengarkan wejangan Dharma dari Master, itu adalah pahala kebajikan. Benar tidak?
Tubuh dan rupa (wajah) kita harus sopan dan berwibawa. Apakah tubuh dan rupa? Mengapa saya tidak suka kalian anak-anak perempuan matanya berkedip-kedip? Seorang praktisi Buddhis jangan menyipitkan matanya, juga jangan sembarangan melihat, saat memandang orang lain, harus menatap lurus. Terutama anak-anak perempuan, anak laki-laki juga sama. Jika matanya menyipit saat melihat orang lain, ini sama sekali tidak boleh, mengerti? Harus menjadi orang yang baik dan berupa anggun, harus sopan berwibawa. Sebagai seorang praktisi Buddhis, saat melihat orang lain ya lihatlah dengan benar, saat memandang orang lain, mata jangan berkedip-kedip.
Kalian lihat saja wanita-wanita yang ada di dalam film-film itu, mata mereka berkedip-kedip, sudah jadi seperti apa? Saya beri tahu kalian, kalian yang menjadi murid saya jangan sampai terlihat saya, kalau saya melihatnya akan langsung saya tegur saat itu juga. “Tubuh dan rupa yang sopan dan berwibawa”, dengan kata lain tubuh dan wajah kita harus sopan berwibawa. “Terjauhkan dari segala bencana mendadak”, karena orang yang berwajah sopan berwibawa, yang bertubuh sopan berwibawa, orang-orang yang tidak melakukan perilaku atau bersikap tidak senonoh, dia akan terhindarkan dari segala bencana mendadak. Apakah yang dimaksud dengan “bencana mendadak”? Dengan kata lain, hal-hal yang tidak kamu duga, tiba-tiba muncul. Coba lihat saja, orang-orang yang sering bersikap tidak senonoh, orang-orang yang tubuhnya sering berhubungan dengan hal-hal yang tidak baik, maka dia pasti akan tertimpa bencana mendadak.
Coba kalian lihat saja, banyak orang setelah melakukan perzinahan mudah sekali mengalami kecelakaan lalu lintas, ini disebut sebagai bencana mendadak. Orang dulu mengatakan: “Yang tertawa sebelum berbicara, dianggap tidak senonoh.” Seorang anak perempuan jika sebelum berbicara dengan orang lain, tertawa terlebih dahulu, ini tidaklah baik. Jika melihat seorang pria yang tidak dikenal, yang saya tekankan di sini adalah orang yang tidak dikenal, begitu melihat pria lalu tersenyum-senyum kepadanya, “Halo”. Maka tidak lama kemudian, pasti akan bermasalah. Kalian harus lebih sering berhati-hati.
Seseorang harus bisa memasuki kebebasan. Apakah yang dimaksud dengan “memasuki kebebasan”? Dengan kata lain, tingkat kesadaran spiritualmu harus pelan-pelan memasuki kondisi terbebaskan, yakni setiap hari kamu perlu berpikir, apa yang mau saya lepaskan hari ini? Apa yang akan saya lepaskan besok? Maka sampai menjelang ajal, kamu baru bisa benar-benar melepas. Jika hari ini kamu tidak bisa melepaskan ini, juga tidak bisa melepaskan itu, maka kamu akan menjadi bodoh.
Misalnya, ibu tua ini mulai sekarang harus menetapkan satu ketentuan bagi dirinya sendiri: “Saya mulai hari ini, apa yang putra saya katakan, saya sudah tidak peduli lagi, apa yang menantu saya katakan, saya akan menganggapnya sebagai tamu.” … Baik, sudah melepas sedikit. “Hari ini makanan yang saya makan, asalkan mengandung sedikit gizi dan bisa makan kenyang, itu sudah cukup, saya tidak mengejar apapun.” … Baik, sudah melepas lagi sedikit. “Soal pakaian tidak masalah bagi saya, yang penting bersih dan tidak dingin.” Berarti kamu kembali melepas sedikit.
Tunggu hingga sedikit demi sedikit kamu melepas, sampai terakhir saat dirimu pergi meninggalkan dunia ini, maka kamu bisa dengan mudah melepaskan semuanya. Ibu tua ini mengatakan kalau sekarang dia sudah melepas semuanya. Saya beri tahu kalian, saya bisa melihat kalau dia sudah benar-benar melepas. Dia pernah bertanya kepada saya, “Master coba bantu terawang, kapan saya akan meninggal?” Dia sudah tidak takut lagi. Akan tetapi kalian para praktisi Buddhis yang duduk di sini, ada berapa orang yang tidak takut mati? Walau mulut kalian berkata-kata manis, “Saya ingin pergi ke Alam Sukhavati”. Namun jika saatnya benar-benar tiba, lalu memberi kamu kesempatan ini, malah kaget dan segera pergi meminta pertolongan darurat ke rumah sakit. Jika benar-benar sudah melepas, maka saat meninggal tidak akan menderita. Karena dia memiliki keyakinan, dia tahu setelah meninggal, ke mana dirinya akan pergi. Dia tahu bahwa dirinya pasti akan pergi ke Alam Surga, maka dia tidak akan menderita.
Oleh karena itu, kita harus mempelajari prinsip kebenarannya. Sekarang umat-umat di seluruh dunia yang mendengarkan acara radio Master, membaca blog Master, semuanya sangat tekun, karena dulu tidak pernah ada orang yang membahas prinsip ajaran Buddha Dharma secara jelas dan mendalam, bisa menjabarkan kebenaran di alam semesta ini dengan jelas dan mudah dimengerti, maka itu dinamakan Bai Hua Fo Fa – ajaran Buddha Dharma dalam bahasa sehari-hari. Beberapa kalimat yang baru saja saya bahas, belum tentu bisa kalian pahami sepenuhnya. Master sudah mengatakannya, setelah tekadmu sempurna maka bisa mencapai Kebuddhaan. Master sekarang sudah berikrar, maka kalian juga seharusnya berikrar. Jika kekuatan tekadmu sudah terwujud, maka kamu akan menjadi Buddha dan Bodhisattva; Namun jika kekuatan tekad kalian masih belum sempurna, maka kalian tidak akan bisa menjadi Buddha dan Bodhisattva.
Selanjutnya, saya akan membahas tentang harus menggunakan kebijaksanaan Buddha dan Bodhisattva untuk memasuki tahap berdana tanpa kemelekatan rupa. Apakah yang dimaksud dengan “berdana tanpa kemelekatan rupa”? Berdana tanpa kemelekatan rupa berarti tidak melekat pada rupa luar. Berdana dengan uang, berdana melalui Dharma, berdana dengan ketidaktakutan, saat melakukan ketiga dana ini, saya tidak melekat pada rupa. Dengan kata lain, hari ini saya menolong orang ini, bukan karena saya menyukainya, maka saya baru menolongnya, ini yang disebut dengan tidak melekat pada rupa; Bila karena kamu menyukainya lalu kamu baru menolongnya, ini namanya kemelekatan rupa. Mengerti?
Akan tetapi orang-orang yang sekarang kalian tolong semuanya adalah sanak saudara, atau teman kalian sendiri, ini pun namanya kalian masih melekat pada rupa. Yang kalian tolong sana – sini adalah jodoh-jodoh buruk dari kehidupan sebelumnya. Yakni yang di kehidupan sebelumnya adalah saudara laki-lakinya, atau musuh bebuyutannya, atau neneknya, atau istrinya …Yang kamu tolong bolak-balik adalah sekumpulan orang yang berjodoh buruk denganmu, berarti kamu masih belum bisa membebaskan diri dari konsep “keluarga”, karena kamu masih melekat pada rupa. Mengapa saya mengatakan paman-paman yang sudah berumur jangan memperkenalkan Dharma kepada anak-anak perempuan yang muda itu, karena kamu akan melekat pada rupa.
Saat kamu berbicara dengannya, maka akan terlahir perasaan hormat dengan sendirinya dari teman bicaramu, sedangkan perasaan ini sangat sulit dikendalikan supaya tidak menyimpang, kalau tidak, dia akan melahirkan suatu perasaan cinta yang egois, dengan begitu kamu bukan hanya tidak akan mendapatkan jasa kebajikan, sebaliknya malah akan membuat diri sendiri terjerumus ke dalam tumimbal lahir enam alam. Ingatlah, yang terbaik adalah jangan berhubungan dengan hal-hal ini, kalian tidak memiliki kekuatan konsentrasi. Maka saya sudah mengatakan, kalau para pria di grup murid dengan para wanita di grup muda-mudi juga harus menjaga jarak. Karena tingkat kesadaran kalian masih belum sampai ke sana, sangat sulit mengendalikan diri sendiri.
Mengapa bapak-bapak tua ini yang sudah berusia lanjut, saya tetap melarang mereka untuk berhubungan dengan teman se-Dharma lawan jenis manapun? Memangnya mereka tidak memiliki kekuatan konsentrasi? Kekuatan konsentrasi mereka jauh lebih bagus dari kalian para anak muda. Mengapa saya tidak membenarkan mereka berhubungan? Karena seperti pepatah, “Sering berjalan di pinggir sungai, sepatunya pasti akan basah.” – jika sering melakukan hal-hal yang berbahaya atau beresiko, pasti akan mudah melakukan kesalahan. Kalian sama sekali tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun, segala bentuk perilaku yang salah bisa menyebabkan hilangnya jasa kebajikan kalian, membuat kalian bertumimbal lahir di dalam enam alam. Ini sangat menakutkan.
Di sini saya mengatakan kepada kalian, jika memang pengikut Master atau murid Master, pria dan wanita harus dipisahkan dengan jelas, jangan menguji mentalitas diri sendiri, jangan menguji keteguhan hati dan kekuatan spiritual diri sendiri. Tidak ada orang yang mampu melampaui kerisauan duniawi, cara yang terbaik adalah menghindar, kurangi berhubungan, kurangi telepon, selain membina pikiran, teruslah melafalkan paritta. Jangan mengira, saat kamu membicarakan suatu masalah dengannya, lalu sudut pandangnya sama denganmu, tidak lama kemudian, dia akan mencurigai taraf kamu dalam menekuni Dharma dan membina pikiran. Jika kamu terus berbicara di depan orang lain mengenai pandangan dirimu, apakah pembinaan dirimu ini baik? Kamu hanya akan direndahkan oleh orang lain. Ini yang namanya “melekat pada rupa”
Kita menekuni Dharma dan menyelamatkan kesadaran spiritual semua makhluk, maka kita harus bisa berdana tanpa kemelekatan rupa. Dengan kata lain, tidak ada perasaan berdana dalam hati. Karena kamu adalah teman atau sanak saudara saya, karena kamu memiliki banyak uang, sedangkan dia hanya memiliki sedikit uang, karena saya menyukainya, karena saya berhubungan erat dengannya, dan lain sebagainya, maka saya akan lebih banyak membabarkan Dharma kepadanya.
Sesungguhnya dalam berdana, semuanya itu sama. Sesungguhnya, asalkan itu adalah ajaran Buddha Dharma, maka kita boleh membicarakannya, lalu membina pikiran baik-baik; Namun tidak membicarakan hal lain selain ajaran Buddha Dharma, jadi segala topik selain ajaran Buddha Dharma tidak kita perbincangkan, bersikeras tidak memperbincangkan hal-hal yang tidak diperlukan. Ingatlah kalau membina pikiran sangat sulit, bahkan pasangan suami istri pun harus saling menghormati layaknya tamu, tidak boleh sembarangan bicara atau saling mengatai.
Jika membahas topik tentang Dharma boleh lebih sering diperbincangkan, namun kurangi bicara mengenai hal-hal lainnya, karena banyak bicara malah akan menimbulkan masalah. Mulut ini bisa “membawa bencana”, maka dikatakan “bencana keluar dari mulut”. Jika ingin dihormati orang lain, maka kurangi bicara. Kalian harus lebih banyak melafalkan paritta, menyisihkan lebih banyak waktu untuk mengikuti kelas Master (atau mendengarkan wejangan Master). Jika kalian tidak mendengarkannya, bagaimana bisa mempelajarinya dengan baik?
Jangan bercanda dengan diri sendiri. Pada masa periode akhir Dharma, waktu yang tersisa sudah tidak banyak lagi, kamu datang kemari untuk melakukan jasa kebajikan, jika kamu tidak mendapatkan jasa kebajikan malah memiliki “kebocoran”, itu berarti pembinaanmu sia-sia saja, guru sebaik apapun juga tidak akan bisa menyelamatkanmu. Oleh karena itu, harus menggunakan kebijaksanaan untuk bisa memasuki tahap berdana tanpa kemelekatan rupa. Apabila seseorang tidak memiliki kebijaksanaan, maka dia tidak akan mampu berdana dengan ketiadaan rupa. Misalnya, hari ini saya pergi ke kuil dan menyumbangkan uang sebesar 100 Yuan, lalu biksu di sana berkata: “Mohon tuliskan nama Anda.” Orang-orang pada umumnya tidak akan ada yang tidak menuliskan namanya.
Sedangkan orang yang bijaksana baru akan menyadari bahwa: “Pada dasarnya, saya tidak menginginkan nama baik, saya datang untuk membantumu, lalu mengapa saya harus menuliskan nama saya?” Ini yang disebut dengan berdana tanpa kemelekatan rupa. Jika saya memapah seseorang, saya tidak akan memberitahukannya kepada orang-orang. Ini namanya berdana dengan ketidaktakutan. Jika saya membeberkannya kepada orang-orang, ini namanya melekat pada rupa. Apakah kalian mengerti? Di antara para pengikut dan murid-murid, Master memiliki standar yang sangat tinggi, asalkan Master mendengar siapapun yang bermasalah, saya akan segera menegur kalian. Dalam membabarkan Dharma, Master harus mampu mempertanggungjawabkannya kepada Guan Shi Yin Pu Sa.
Jika Master tidak mengatakan kekurangan kalian, itu merupakan keteledoran Master; namun bila Master sudah mengatakannya, namun kamu tidak mau berubah, maka kamu pasti akan tertimpa masalah. Seperti orang tua yang mengingatkan anaknya, “Hati-hati ya, jangan sampai melakukan kesalahan.” Mengerti? Karena kalau kamu sudah memasuki berdana dalam kemelekatan rupa, maka akan membuatmu menjadi melekat.
Contoh sederhana, kamu menyumbangkan uang sebesar 1000 Yuan, kemudian menuliskan nama sendiri, lalu berlutut di hadapan Bodhisattva, “Bodhisattva, saya sudah menyumbangkan uang 1000 Yuan, mengapa saya masih belum mendapatkan uang? Bukan dikatakan kalau menyumbangkan di sini, maka akan datang dari tempat lain? Mengapa saya tidak punya uang? Hari ini saya sudah membantu 5-6 orang, mengapa kondisi keluarga saya masih buruk?” Ini namanya kemelekatan. Bukan berarti kamu sudah membantu orang lain, lalu akan segera mendapatkan balasannya. Mengerti?
Puluhan ribu dharma – fenomena di dunia. Yakni segala hal yang kalian lihat, segala hal yang kalian kerjakan, segala benda yang kalian gunakan, ini yang disebut “semua benda adalah dharma”. Kebijaksanaan kita pun terlahir dari dharma. Dari mana kebijaksanaan itu datang? Dari dharma terlahir kebijaksanaan. Karena kamu memiliki dharma ini, maka baru bisa terlahir kebijaksanaan ini dalam dirimu.
Contoh sederhana, jika kita umpamakan dharma menjadi suatu hal, karena kamu mengalami hal ini, kamu baru bisa memiliki pengalaman ini dan menjadi lebih pandai. Karena dulu kamu pernah dicampakkan oleh orang lain, maka selanjutnya kamu baru tahu bagaimana supaya tidak dicampakkan orang lain; Karena Anda pernah ditipu orang melalui telepon sebesar 6000 Yuan, maka selanjutnya saat ada orang yang menelepon, menurut kamu, apakah kamu masih akan tertipu? Inilah logikanya. Begitulah kebijaksanaan maupun kepandaian ini terlahir. Segala makanan yang kita makan, tempat yang ditinggali, semua perilaku kita di dunia ini disebut sebagai dharma.
Jika kamu memandang diri sendiri layaknya seorang Bodhisattva di dunia ini, maka segala benda yang kamu miliki, dan seluruh kebijaksanaan yang kamu miliki, dan segala cara penyelesaian masalah yang kamu ambil, semua ini adalah dharma, maka kamu akan merasa kalau ia adalah dharma. Apakah dharma itu hebat? Sangat luar biasa. Seperti semangkuk nasi yang biasanya kita makan, jika itu bukan dharma, karena kamu tidak membina pikiran, maka seperti orang awam yang makan semangkuk nasi, “Oh, lumayan, saya sudah kenyang.” Akan tetapi jika kamu adalah Bodhisattva, maka setelah kamu menyantap semangkuk nasi ini, pada saat itu kamu akan merasa, “Semangkuk nasi yang saya miliki ini, ditumbuhkan oleh masyarakat dengan disirami 7 ember air, sekarang jika dipikir, bisa menjadi semangkuk nasi ini melalui proses yang sangat sulit.
Begitu harumnya, setelah saya memakannya, ia bisa membuat tubuh saya mendapatkan banyak nutrisi (energi), membuat otak saya bisa berputar, membuat jantung saya bisa berdetak.” Jika kamu berpikir demikian, maka semangat dirimu akan menjadi berbeda. Sama-sama makan semangkuk nasi, namun setelah kamu menyantapnya, kamu menjadi segar bersemangat, sedangkan orang lain yang satunya mungkin hanya seperti melakukan aktifitas keseharian dengan asal-asalan. Mengerti? Oleh karena itu, orang-orang mengatakan, separuh dari kebanyakan suplemen memiliki fungsi yang kurang lebih sama, sedangkan separuh lainnya membawa efek baik dari “ucapan orang-orang”. Karena pada dasarnya, di dalam alam kesadaran manusia, tersimpan suatu energi, sedangkan energi ini muncul berdasarkan ke arah mana pemikiranmu pergi, lalu energi ini pun akan bersinar di sana.
Maka banyak orang yang mengatakan betapa bagusnya suatu suplemen tertentu. Dulu saya pernah bertemu dengan seorang dokter, dia datang dari Amerika untuk menengok nenek saya, dia membawa suatu vitamin tertentu dan memberikannya ke nenek. Dia memberi tahu nenek saya, “Setelah kamu mengonsumsinya, bagusnya sampai kamu bisa melompat.” Dengan kata lain, vitamin ini sangat bagus sekali sampai bisa begitu. Sedangkan nenek saya adalah orang yang berdaya khayal tinggi. Sebelum makan, dia membacanya berulang kali dan sepenuhnya mengikuti petunjuk cara makannya. Setelah meminumnya, dia merasa, wah bagus sekali, benar, sama seperti yang dikatakan orang itu.
Pada saat itu, rasanya sedikit kesemutan, lalu selanjutnya begini dan begitu, karena semua ini sudah dikatakan oleh si dokter tadi, kemudian setelah meminumnya, lalu di hari ketiga pasti bisa melompat. Dan nenek saya di hari ketiga benar-benar bisa melompat. Mengapa? Dia sendiri yang mencoba melompat. Dia berpikir, sudah hari ketiga, seharusnya sudah bisa melompat bukan? Lalu mengapa dia tidak berpikir untuk melompat? Maka dia mencoba melompat di rumah. Bukankah ini yang namanya semangat? Inilah benda yang berubah menjadi kekuatan semangat. Mengerti? Asalkan kamu membayangkan, betapa baiknya benda ini, maka benda ini akan menjadi bagus; Jika kamu membayangkan kalau benda ini tidak baik, maka ia akan menjadi buruk.
Jika hari ini saya membayangkan kalau paman tua ini sangat baik, maka semakin lama saya akan merasa kalau ia semakin lucu dan menyenangkan. Namun jika saya melihat paman tua ini dan merasa kalau dia tidak baik, merasa kalau dia sangat menyebalkan, “Aiya, mengapa orang ini begini ya?” Lalu melihatnya bisa membuat saya merasa tidak senang. Sesungguhnya, ini berarti terjadi perubahan pada kesadaran kita. Yang perlu kalian bina adalah hal-hal yang berhubungan dengan kejiwaan dan kesadaran kalian. Mengerti?
Segala makanan yang dimakan, tempat yang ditinggali, semua perilaku kita di dunia ini disebut sebagai dharma. Dengan kata lain, kamu melihat segala kondisi di dunia ini melalui pandangan setingkat kesadaran spiritual Bodhisattva, maka kamu adalah segala dharma di alam semesta ini. Saya bahas begitu mendalam, apakah kalian bisa memahaminya? Dengan kata lain, ini adalah energi alam semesta, kalian mampu menyerap energi dari alam semesta. Sederhana saja, seperti banyak suplemen yang berpromosi, “Aiya, ini bagus sekali, setelah meminumnya, kamu bisa menyerap kekuatan besar ini dan itu…” Sesungguhnya, ini sangat sederhana, karena alam semesta yang menciptakan dharma ini, misalnya gula, gula ini diciptakan oleh alam semesta. Kita hidup di tengah alam semesta, benar tidak?
Lalu setelah kamu memakan dharma alam semesta ini, apakah kamu merasakan sesuatu? Ya. Setelah merasakan sesuatu, lalu sesuatu itu kembali hilang. Setelah sesuatu itu hilang, lalu kamu makan lagi, lalu kembali merasakan sesuatu. Harus benar-benar bisa merasakan keberadaannya, mengertikah? Dharma alam semesta, dengan kata lain adalah seluruh dharma – fenomena di dunia ini. Segala dharma di dunia ini tercipta dari pikiran, karena semuanya diciptakan oleh pikiranmu.
Jika hari ini kamu memikirkan kalau hal ini baik, maka ia akan baik; Namun bila kamu berpikir kalau hal ini buruk, maka ia pun akan menjadi buruk. Contoh sederhana, hari ini saya memberimu makan semangkuk bubur. Setelah kamu usai menyantapnya, saya bertanya: “Apakah enak? Apakah kamu merasa senang?” “Enak sekali.” Kemudian saya memberitahumu, kalau di dalamnya saya menaruh sesuatu yang kotor, kemudian kamu akan langsung memuntahkannya. Padahal, saya sama sekali tidak memasukkan benda kotor apapun. Kalian harus belajar baik-baik, membina diri baik-baik. Kalian sudah memiliki Guan Shi Yin Pu Sa yang begitu baiknya, namun masih tidak mau belajar dan membina diri baik-baik, maka kalian sungguh mengecewakan Guan Shi Yin Pu Sa.