Wenda20170728 20:48
Teori Dharma harus diterapkan dalam praktik, membina diri dan memperbaiki tabiat buruk dapat mengurai banyak malapetaka
Pendengar pria: Master, saya merasa membina diri dan pikiran sepertinya sangat sulit.
Master menjawab : Tentu saja sulit, apalagi orang seperti Anda. Anda tidak berbicara, saya sudah tahu sangat sulit bagi Anda (mengapa?) Coba dipikirkan maka Anda akan tahu, apakah Anda sukses dalam segi bisnis maupun karir? karena Anda adalah orang yang mengambil satu langkah dan melihat tiga langkah. Tahukah bahwa Anda tidak memiliki ketekunan? Selalu melihat dan berpikir terhadap segala hal. Jika hari ini Anda adalah sebuah tiang, maka orang harus berjalan disekitarmu. Mana ada orang yang tegar dalam membina diri tidak melewati segala macam kesulitan dan bahaya? Apakah Anda pernah menonton “Perjalanan menuju ke barat”? (pernah) Apakah sulit bagi Tang Seng dalam memperoleh kitab suci? (rasanya bisa mengerti terhadap apa yang Anda katakan, dan sangat setuju, tetapi tetap akan timbul kemarahan ketika menghadapi masalah, rasanya sulit untuk mengendalikan). Saya hanya bisa memberikan sebuah contoh supaya bisa lebih mudah di pahami. Hari ini Anda mengikuti kelas koki, dan mereka mengajari Anda bagaimana cara mengatur tingkat api dan berapa banyak minyak yang harus dimasukkan, sudah dikatakan dan Anda sudah mengerti.
Ketika panci sudah panas, Anda tidak tahu cara memasaknya. Jadi mengapa hal ini terjadi? Kurang praktek, kurang pelaksanaan terhadap tekad Anda. Anda harus selalu terapkan kekuatan tekad dan hal-hal yang Anda pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika Anda ingin marah, Anda harus benar-benar “saya adalah seorang Bodhisattva, saya adalah seorang Bodhisattva, saya harus menahan terhadap penghinaan, maka tidak boleh marah”, Anda harus benar-benar berlatih, (tetapi ketika dalam situasi seperti tersebut, pikiran menjadi kosong, semuanya jadi lupa). Jika seorang pengemudi yang sangat mahir dalam menghadapi keadaan darurat, ia akan menginjak rem; dan jika seorang pengemudi yang tidak begitu mahir , begitu menghadapi keadaan darurat, tangan dan kakinya akan sangat panik, pikirannya kosong dan menabraknya. Katakan kepada saya, kenapa? (Mungkin dia tidak mahir) iya, sekarang ini Anda tidak mahir dalam menerapkan dharma, Anda sudah memahami apa yang Anda pelajari tetapi tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, Anda mengira bahwa praktisi Buddhis seperti kita ini yang bisa menjelaskan tentang teori maka semuanya dapat dikendalikan? Banyak orang yang sama seperti Anda, sangat bagus dalam mempelajari teori, tetapi ketika menghadapi masalah langsung tidak dapat menahan diri.
Di mana pada awalnya dalam satu bulan akan meluapkan amarah dua kali, dan sekarang sudah belajar Buddha Dharma maka hanya satu kali, dan satu kali tersebut telah dikendalikan oleh Anda, tandanya sudah ada kemajuan; awalnya dalam satu bulan akan meluapkan amarah lima kali dan sekarang Anda hanya tiga kali, Anda dapat mengendalikan dua kali tersebut, maka Anda telah berada dalam tahap kemajuan. Tidak mungkin semuanya langsung teratasi. Anda harus melakukannya setiap hari, harus belajar untuk mengendalikan diri setiap hari hingga akhirnya lenyap semuanya (tetap ada kemajuan, seperti kita yang kurang kekuatan spiritual, setelah kejadian akan merasa sangat …) menyesal (merasa bersalah, akan merasa :”saya telah berbuat salah, mengapa saya tidak dapat mengendalikan?”) benar benar benar (jika memiliki kekuatan spiritual yang baik, maka seharusnya akan terpikirkan akibatnya sebelum kejadian) apa yang Anda katakan sekarang ini sepenuhnya benar. Apa yang dimaksud dengan kekuatan spiritual? Kekuatan spiritual adalah tingkat pembinaan diri, jika tingkat pembinaan diri Anda tinggi, maka tidak akan marah ketika menghadapi masalah. Anda baru mulai membina diri, langsung dapat merasa menyesal dan memiliki hati untuk bertobat ketika timbul amarah, berarti Anda masih dalam tahap pembinaan diri, dan ini juga lumayan (saya merasa bahwa diri saya ini dalam kemajuan atau….) kemajuan besar, mendengar perkataan dari Anda maka sudah mengetahui bahwa ini merupakan kemajuan yang sangat besar.
Anda jangan khawatir, kadang-kadang meluapkan amarah satu atau dua kali karena Anda bukan dewa juga bukan orang suci, Anda adalah manusia awam. Ada prosesnya dari manusia menjadi orang suci, hingga suatu hari ketika Anda sudah tua dan tidak akan emosi lagi maka Anda akan memberitahukan kepada orang lain : “dulunya saya tidak dapat menahan diri ketika belajar Buddha Dharma, tetapi sekarang sudah semakin mahir dan sempurna, saya tidak emosi lagi”. (Benar. Sebenarnya orang-orang cukup menyedihkan, banyak hal yang masih berjalan mengikuti takdir, karena sangat sulit untuk terlepas dari balutan takdir, banyak hal yang seharusnya terjadi tetap akan terjadi) benar (banyak hal yang sulit dihindari) benar. Ingat satu kalimat : Bodhisattva membantu kita meringankan masalah yang akan terjadi. Anda tidak dapat menghindari masalah yang akan terjadi tetapi akan lebih ringan. Saya pernah menceritakan sebuah kisah kepada kalian, ada yang meramalkan sepasang suami istri, dan mengatakan bahwa suatu hari pria ini akan menggunakan pisau untuk memotong wanita ini, karena wanita ini di kehidupan sebelumnya membacok pria tersebut sampai mati.
Karena percintaan mereka sangat dalam, hingga saling tidak terpisahkan, hubungan mereka sangat baik ketika bersama-sama. Wanita tersebut belajar Buddha Dharma, ketika suatu hari, pria itu memarahi dia, dan wanita tersebut tidak bisa menahan diri lagi, sebaliknya memarahi dia, lalu pria itu dengan mudah mengambil pisau menuju ke wanita tersebut, tetapi karena wanita tersebut sudah melafalkan paritta, maka pria itu pun melepaskan pisaunya, maka wanita tersebut telah menghindari satu rintangan. Ini adalah kisah nyata. Apakah menurut Anda rintangan ini ada? Ada, tetapi sudah berhasil lolos. Hari ini Anda marah dan bertengkar dengan istri, pasti karena ada satu rintangan, tetapi Anda belum lolos dari rintangan ini karena Anda masih bertengkar, jika Anda melafalkan paritta hingga akhirnya bagaimanapun dia bertengkar dengan Anda maka bersikaplah tidak membalas jika di pukul, tidak membalas jika di marah, dalam hati berpikir : “saya menekuni dharma, maka saya harus menahan amarah, saya akan menganggap kamu sebagai nenek yang memukul saya, anggap saja nenek sedang memarahi saya.” Dengan berpikiran seperti ini, mungkin saja Anda sudah terhindar dari rintangan ini, benar tidak? (ya benar) harus belajar
(Master, jika berpikiran buruk apakah termasuk dosa juga?) berpikiran buruk akan lebih baik daripada berperilaku buruk. (Maksud saya adalah, berpikiran buruk pasti akan mempengaruhi kita, bagaimana jika berpikiran baik tetapi tidak melakukan. Misalnya, saya melihat seseorang yang sedang mengemudi becak dengan kapasitas yang sangat berat di jalan raya, dia mau menanjak keatas, dan saya hanya “aiya, seharusnya saya turun untuk membantu dia dorong”, hanya memiliki pikiran ini, tetapi karena saya sedang mengendarai mobil, pikiran ini hanya melintas sesaat tetapi tidak berhenti untuk membantu dia, semacam ini….) sangat bagus, memiliki pikiran ini juga lebih bagus daripada tidak. Saya katakan kepada Anda, harus benar (saya ini orangnya aneh, sering melihat beberapa hal dan merasa mereka sangat kasihan, dan sangat ingin untuk membantu mereka tetapi yang benar-benar dilaksanakan sangatlah sedikit, secara pemikiran memang berpikir begitu dan pikiran ini benar-benar dari lubuk hati). Jika Anda hanya berpikir, apakah Anda tahu balasan karmanya? Ini juga memiliki buah karma yang baik. Anda sering berpikir, “aiya, saya akan membantunya, bantu dia untuk mendorong.” Nah, ketika Anda ada bencana, dan Anda cari bantuan ke orang lain, orang tersebut akan mengatakan kepada Anda : “saya benar-benar ingin membantu Anda, sungguh, tetapi saya tidak sanggup!” inilah balasan karma Anda. Banyak orang yang seperti ini, memohon kepada orang lain, “aiya, saya sungguh ingin membantu Anda, sungguh, tetapi saya tidak sanggup”. Ini adalah hukum sebab akibat dari Anda, hehe (ini sama dengan tidak berguna) iya, apa gunanya? Artinya Anda memiliki niat tetapi tidak melakukannya.
Percaya, niat dan tindakan, Jika ada niat maka harus dilaksanakan (ya), katakana kepada istri Anda “Saya benar-benar ingin mengajak Anda pergi makan malam”, tetapi tidak pernah mengajaknya; “Saya benar-benar ingin membelikan baju yang cantik untuk kamu” tetapi tidak pernah membelinya . Menurut Anda bagaimana istri Anda akan memperlakukanmu? Setiap hari Istri Anda akan berkata, “Saya benar-benar ingin memasak beberapa makanan untuk Anda, tetapi saya tidak punya waktu.” (Ya) baik-baik membina diri. Anda harus ingat bahwa tidak masalah jika Anda bertengkar satu kali di hari ini, karena Anda sudah menyesal dan Anda sudah ada kemajuan. Karena Anda telah bertobat, berarti Anda dalam tahap kemajuan. Karena banyak orang yang hanya berpikir untuk balas dendam, dia tidak pernah berpikir untuk bertobat, dan orang semacam ini adalah orang yang tidak membina diri (iya), Anda sudah membina diri berarti Anda sedang dalam kemajuan (ada orang yang hanya tahu melafalkan paritta, dan di dalam kehidupan sehari-harinya tetap bertindak sesuai kehendaknya, dia sama sekali tidak memperbaiki tabiat buruknya, dan juga tidak membina diri, orang semacam ini juga tidak begitu berguna, betul?) tidak ada gunanya (harus menyatukan pelafalan paritta, membina pikiran dan membina diri, berarti mendekatkan diri dengan Pu Sa) apakah sudah mengerti? Sudah tercerahkan, inilah disebut pencerahan, “orang yang tercerahkan”, jangan bertengkar lagi (terima kasih)
Wenda20170728 20:48
为何出现矛盾时很难控制自己;修心要落实在实践中
男听众:台长,我觉得修心修行好像很难的。
台长答:当然难,尤其像你这种人,你不要讲话,我就知道你很难(为什么啊?)你想想看,你生意上、事业上成功不成功你就知道了,因为你是走一步看三步的人。你没有精进心啊,你知道吗?你什么事情都想想啊、看看啊。你今天是一个柱子,人家就得绕着你走。坚强的人,哪一个人修心不经过千难万险的?你看过《西游记》吗?(看过)唐僧取经难不难?(您讲的这些感觉都能理解,而且非常认同,但是好像一到事情来了,该发火还是发火,感觉很难控制)我只能举例子,你比较容易理解。你今天去上厨师班,人家教你火要多旺,油要放多少,讲了你都懂了,等到锅子一热,你都不知道怎么炒菜了。那么为什么会这样呢?实践不够,行愿不够。你要经常把这种愿力,把自己学的东西要放在日常生活当中。比方说,要发火了,你要真的“我是菩萨,我是菩萨,我要忍辱,我就不能发火”,你要练的,真的(但是到了那个状况,脑子一片空白了,就什么都想不起来了)如果一个非常好的驾驶员,碰到突发事件他会踩刹车;一个不熟悉的驾驶员,碰到突发事件他慌了手脚,脑子一片空白就撞上去了。你告诉我,为什么?(可能他不熟练吧)好了,你现在运用佛法不熟练,你学的东西都懂了,但是你没有用在生活当中,你以为像我们学佛的人,自己会讲理论,个个都能克制的?很多人跟你一样,理论学得很好,碰到事情马上就爆发了。本来一个月爆发两次,现在学佛之后爆发一次,一次被你克制住了,那就在进步了;本来一个月爆发五次,你现在爆发三次,你能够克制住两次了,你已经在进步当中了。不可能全部解决的。你就要天天这么做,每天要学会克制,克制到最后就没了(进步还是有的。像我们功力不够的,感觉在事情发生过之后就很……)后悔(马上就会自责,就觉得:“这样做我不对,我为什么没有控制住?”)对对对(功力好的话,在发生之前就应该马上想到这一点)你现在讲的完全正确。什么叫功力?功力就是修心的程度,你修心程度高,碰到事情就不会发火。你刚刚开始,发完火之后,马上能够自己觉得后悔,有忏悔心,说明你还是在修,你也是不错(我觉得我现在进步还是……)很大,一听你讲话就知道进步很大了。你不要担心,偶然发一次两次,因为你不是神,你也不是圣人,你是凡人,从凡人走到圣人有个过程,等到你哪一天年纪大了,以后都不发火的时候,你就会告诉别人:“过去我学佛还克制不住,现在炉火纯青了,我才不发火了。”(是的。人其实也是蛮可怜的,很多事情都还是顺着命运在走,因为你很难摆脱命运的束缚,很多事情该发生的还是会发生)对啊(很多事情很难避免开的)对啊。你记住一句话:菩萨帮我们大事化小,小事化无。事情会出来,你避免不了,但是你会大事化小。我曾经给你们讲过一个故事,人家给夫妻两个算命,说这个男的有一天会拿刀剁这个女的,因为上辈子是这个女的把这个男的砍死的。因为他们两个人太爱了,爱得已经不离不弃了,他们在一起的时候是很好,感情太好了。那个女的学佛了,有一天,这个男的骂她,那个女的憋不住了,如果她反过来再骂他的话,这个男的顺手就抄起刀过去了,结果因为那个女的念经,那个男的拿起的刀放下了,她就躲过一劫了。这是真的事情。你说这个劫有吗?有的,但是躲过了。今天你跟太太发脾气吵架,肯定有这个劫,但是你现在没躲过,因为你还是吵了,如果你念经念到后来,她跟你怎么吵,你就打不还手、骂不还口,你就心里想:“我学佛,我就忍辱一下,我就把你当是外婆在打我,当是外婆在骂我。”你这么想,说不定你这个劫就过了,对不对啊?(是的)要学啊(台长,比方说意念犯罪也算犯罪吧?)意念犯罪总比你行为犯罪好(我的意思就是,你动不好的意念,肯定对你有影响,动好的意念呢,但是没有去做,比方说我在大街上看到有一个人骑着一辆很重的三轮车,他要上坡,然后我只是“哎呀,我应该下去帮他推一下”,就是动了这么一个意念,因为我在开车,我可能一瞬就过了,没有停下来去帮他,那这种……)很好,动了这个脑筋也比不动这个脑筋好。我就跟你说一句话,要真的(我这个人很奇怪,经常看到一些事情,就觉得他们很可怜,真的很想帮他们,但是我真正会去动手的很少,想是这样想的,确实是发自内心的)你想的话,回报是什么你知道吗?也有好善报的。你经常想:“哎呀,我去帮他,我帮他推一把。”好了,等到你有灾难的时候,你去找人家了,那个人会跟你说:“我真想帮你啊,真的,我帮不了啊!”这就是你的果报。很多人就是这样,跑去求人家,“哎呀,我真的想帮你,真的,我帮不了。”这就是你的因果,呵呵(那等于是没有用啊?)对啊,有什么用?就等于你有愿力没去行,信愿行,有愿力要行的(是的)你跟你老婆说“我真想请你去吃饭”,就永远不请;“我真想给你买件漂亮衣服”,永远不买。你说你老婆会对你怎么样啊?你老婆天天说“我真想给你多煮几顿饭啊,我没时间”(是的)你好好修。你要记住,你今天吵过一架没关系,因为你事后后悔了,你已经在进步了,因为你忏悔了,说明你在进步,因为很多人只想着报复,他根本没想过忏悔,那这种人就是不修的(是的)你已经在修了,说明你在进步了(有些人就只知道光念念经,生活中该怎么样还是怎么样,他一点也不去改自己的毛病,也不修心,像这种也没有什么大用处的吧?)没什么用的(念经、修心修行一定要结合起来,就是让自己真正地向菩萨靠近)现在明白了吗?觉悟了,这就叫觉悟。“觉悟者”,不要再吵了(感恩)