Ketika Jodoh dan Karma Matang,
Kerisauan akan Lenyap (Bagian 1)
待因缘成熟时 烦恼就消除 (上)
Pertama-tama, Selamat Tahun Baru! Praktisi Buddhis berkumpul bersama-sama, menyambut keberuntungan di tahun baru. Mari kita sekali lagi berterima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa Yang Maha Welas Asih dan Maha Penyayang. Semoga di tahun baru, Guan Shi Yin Pu Sa dapat memberkati kita, serta para Naga Langit dan pelindung Dharma, dan para Bodhisattva dapat memberkati kita, semua makhluk hidup aman dan sejahtera, agar pekerjaan kita lancar dan memiliki tubuh yang sehat!
Banyak orang tahu, karena hari ini mengadakan Seminar Dharma, Master telah berkomunikasi dengan Bodhisattva, memohon Bodhisattva untuk memberikan semua orang beberapa wejangan dan informasi baru. Sebentar lagi Master akan menyampaikan wejangan baru ini kepada kalian. Semua orang tahu, tahun lalu, juga saat Seminar Dharma diadakan pada bulan Januari, Master menyampaikan banyak ramalan tentang tahun 2011, termasuk penurunan ekonomi pada 6 bulan terakhir di tahun itu, termasuk banyak gempa bumi, semuanya telah terbukti kebenarannya satu per satu. Namun terbukti itu bukanlah hal yang baik, Master berharap di periode akhir Dharma ini, kalian bisa memperbaiki diri sendiri adalah yang terpenting.
Dalam satu tahun kemarin, kehidupan banyak orang sangat tidak memuaskan, banyak perubahan terjadi dalam kehidupan keluarga. Dimanakah masalahnya? Apakah itu hambatan psikologis? Atau hubungan antar sesama? Apakah karena kita tidak menangani berbagai hal dengan sempurna? Sebenarnya, banyak dari kalian di sini yang sangat pandai dalam menangani masalah. Tetapi mengapa telah berusaha keras, namun masih tidak sesuai dengan sebagaimana yang diharapkan? Ini adalah masalah waktu, tempat, kondisi dan kerja sama manusia yang baik.
Jadi, jangan berpikir kamu sangat pintar dalam masyarakat ini, kamu hanya manusia biasa. Ada banyak orang yang sangat pintar, tetapi dia tidak bisa sukses dalam melakukan hal apapun. Itu karena dia tidak terhubung dengan langit dan bumi. Mengapa? Sebagai manusia, pertama-tama kamu harus memahami hukum langit dan hukum bumi. Harus tahu bahwa hidup di dunia ini hal-hal apa yang boleh kita lakukan dan tidak boleh kita lakukan. Artinya, meskipun banyak orang sangat berkemampuan, tetapi dia tidak tahu hukum langit, dia telah melanggar banyak hukum langit, dan juga banyak orang yang melanggar banyak hukum alam akhirat di dunia.
Sebagai contoh sederhana, seseorang yang sangat baik, dia sering mempermainkan orang lain di belakang, mengadu domba, orang seperti ini telah melanggar hukum alam akhirat. Dan ada banyak orang yang melakukan hal-hal kotor di belakang, hantu-hantu di alam akhirat bisa melihatnya semua! Kalian sangat kasihan. Ketika Master masih kecil, Master sama seperti kalian, juga tidak dapat melihatnya, tetapi begitu dapat melihatnya, benar-benar sangat terkejut! Apakah kalian tidak dapat melihat begitu banyak hantu di sekitar kita? Dulu ketika kita lahir, kita juga tidak tahu ada begitu banyak bakteri di udara, apakah para ilmuwan mengatakan kepada semua orang bahwa banyak sekali bakteri di udara yang dapat menular, kamu juga tidak percaya?
Master melihat memang benar ada banyak arwah asing di sekitar kalian, beri tahu kalian, kalian harus tahu untuk berubah. Banyak orang tidak mau berubah. Inilah mengapa rencana manusia tidak sebaik rencana langit. Pada akhirnya, terlalu licik malah mengorbankan nyawa sendiri. Ada berapa banyak orang yang sangat licik, ada berapa banyak orang yang sangat pintar, tetapi pada akhirnya mereka tidak punya apa-apa. Ini karena dia tidak mengerti hukum langit, hukum dunia, dan hukum alam akhirat. Jadi, pada dasarnya menurut ajaran Buddha Dharma, mengapa kita tidak lancar, mengapa kita akan sakit, semuanya dapat dikaitkan dengan dua kata – 孽障 nie zhang — karma buruk.
Kita lahir karena ada karma buruk. Kita datang ke dunia ini adalah untuk membayar karma dari kehidupan sebelumnya. Kita melakukan dosa, melakukan hal-hal yang salah, kita telah mencelakai orang lain, sehingga kita akan menderita, ini adalah hukum di dunia, hukum langit dan hukum alam akhirat. Jika seseorang ingin benar-benar bisa lancar, memiliki pikiran yang baik, hubungan asmara yang baik, keluarga yang baik, ekonomi yang baik, dan lainnya, maka dia harus memiliki kesadaran yang sangat kuat, yaitu harus memahami – halangan karma buruk.
Jika kamu melakukan hal buruk hari ini, kamu akan memiliki karma buruk pada dirimu. Jika kamu melakukan hal yang baik hari ini, kamu akan memiliki karma baik pada dirimu. Karma apa ini? Itu adalah karma baik. Jadi kita harus melepaskan karma kita dan melihatnya, dan menganggap serius kesalahan kita, bahkan hal kecil, seperti barusan membual, saya tidak boleh membual. Membual juga melanggar hukum alam Dharma.
Hari ini saya mencelakai orang lain, saya merasa bersalah. Ini adalah memiliki sila di dalam hati. Ini adalah syarat dasar yang harus kamu miliki untuk menekuni Dharma. Ini juga merupakan syarat dasar yang sangat penting agar kamu tidak menciptakan karma buruk. Kamu harus melihatnya dengan jelas di dalam hatimu. “Oh, saya telah melakukan begitu banyak perbuatan buruk saat masih muda, saya pasti akan mendapatkan pembalasannya di hari tua nanti. Saya sangat takut. Saya berharap ketika saya meninggal di hari tua nanti, saya jangan terlalu menderita, berharap saya tidak menderita kanker…” Ketika kamu memikirkannya seperti itu, kamu baru akan memahami kebenaran. Oleh karena itu, Master mengajari semua orang, harus menganggap serius terhadap karma buruk diri sendiri.
Ajaran Buddha Dharma mengajarkan tentang “ketidakkekalan” – tidak ada hal yang bertahan selamanya. Apa yang dimaksud dengan halangan karma buruk? Dalam istilah modern, karma adalah hasil dari apa yang telah kamu lakukan di kehidupan ini dan di kehidupan sebelumnya. Sebagai contoh sederhana, mengapa kamu terkena kanker lambung? Karena kamu tidak pernah tahu untuk menghargai tubuh dirimu sendiri, kamu juga tidak tahu dingin, hangat, lapar dan kenyang, kamu sendiri yang melakukan dan menderita sendiri, sehingga terjadilah kanker lambung.
Master mengatakan kebenaran ini, bagaimana karma itu berasal? Itu adalah hasil perbuatan diri sendiri. Jadi kita harus mengerti untuk tidak menciptakan karma buruk. Itu sebabnya orang tua sering mengatakan sepatah kata, “berbuat dosa”, itulah alasannya. Lalu mengapa orang tua mengatakan itu adalah “berbuat dosa” ketika dia melihat sebuah mobil menggilas seseorang sampai mati? Kalian lihat Xiao Yueyue dari Guangdong ditabrak mobil sampai mati. Saat itu, banyak orang di samping berkata “berbuat dosa”. Apakah kalian tahu apa artinya? Makna perkataan mereka sangat jelas, yaitu karena berbuat dosa baru ada buah akibat ini.
Lalu bagaimana karma ini dibuat oleh seorang anak kecil itu? Yaitu karma buruk yang dia lakukan di kehidupan sebelumnya. Jadi jangan mengira berbuat dosa di kehidupan ini, saat meninggal semuanya akan hilang. Ini sama sekali salah. Di kehidupan berikutnya masih akan datang ke Alam Manusia, dan masih harus menerima balasan ini.
Berharap semua orang ingat bahwa “segala hal diciptakan oleh pikiran”. Kita menekuni Dharma, hal apa pun disebabkan oleh pikiran. Pikiran itu seperti air. Master sering memberi tahu semua orang bahwa air bisa membawa perahu, dan juga bisa membalikkan perahu. Pikiranmu dapat membawamu ke arah yang baik, membuatmu bahagia. Pikiranmu juga dapat membuatmu derita, menyebabkan luka padamu, menyebabkan penderitaan yang selamanya. Jadi membina pikiran adalah mengendalikan pikiranmu ini, sehingga kamu dapat mengendalikan hidupmu dengan baik.
Kamu memiliki terlalu banyak kecemburuan, terlalu banyak kebencian, terlalu banyak keserakahan, kamu tidak dapat melepaskan apa pun, kamu menginginkan segalanya. Coba kamu pikiran, apakah kehidupan orang ini bisa baik? Semua orang yang di sini hari ini, jika kamu datang hari ini, kamu masih sangat membenci, masih membenci ayah, ibu, dan semua orang di unit kerja yang memperlakukanmu dengan buruk, serakah akan rumah besar, menginginkan mobil bagus, serakah akan anakmu bisa diterima di SMP elit, serakah akan segalanya, kemudian kamu sakit-sakitan di sekujur tubuh. Apa akibatnya? Kamu akan gelisah. Hari ini kamu datang, namun tidak bisa duduk dengan tenang.
Tadi malam di Guan Yin Tang saat memberikan wejangan tahunan, saya mengatakan sepatah kata, tahukah kalian, kalian duduk di sini hari ini, tubuh tidak ada sedikitpun rasa sakit, sangat nyaman, ini sebenarnya adalah suatu berkah. Jika kamu hari ini duduk di bawah dengan sakit gigi, apakah perasaan itu? Oleh karena itu, harus menghargai berkah, jangan menciptakan karma buruk lagi. Sudah baik masih ingin lebih baik. Tidak mendapatkan, masih ingin mendapatkannya. Ini adalah menciptakan karma.
Menekuni Dharma adalah berperilaku baik sebagai manusia, harus memahami “pikiran ini dapat diciptakan, maka pikiran ini juga dapat dilenyapkan”. Sekarang pikiran ini sudah sangat buruk, serakah, iri hati, membenci orang lain, pikiran kita sangat gelisah. Pikiran ini telah menyebabkan kerusakan pada tubuh dan pikiranmu, maka kita harus mengatasinya, kita harus melenyapkannya.
Itu sebabnya Bodhisattva mengatakan bahwa pikiran ini dapat diciptakan, maka juga dapat dilenyapkan. Jadi Master memberi tahu semua orang, harus melanjutkan jodoh baik diri sendiri. Banyak orang tidak tahu untuk menghargai jodoh baik yang mereka miliki. Misalnya, orang tua datang ke Australia untuk membantumu menjaga anak, memasak untukmu. Awalnya, kamu sangat senang, ” Ayah, terima kasih!” “Ibu, terima kasih!” Setelah waktu yang lama, “Ah, orang tua ini!” Wajah pun berubah. Oh manusia, tidak menghargai jodoh, tidak menghargai berkah! Tidak menghormati orang lain berarti tidak menghargai diri sendiri.
Berapa banyak orang yang bisa memikirkan perasaan orang lain? Tidak peduli bagaimana pun orang tua kita, mereka telah menderita begitu banyak demi keluarga di sepanjang hidup mereka. Sekarang umurnya sudah tua, rambut sudah beruban, dan masih harus datang ke sini untuk terus melayanimu. Pikirkanlah, kebajikan apa dan kemampuan apa yang kamu miliki? Berkah dari berapa banyak kehidupan yang telah kamu bina? Master memberi tahu semua orang, jika sering membiarkan orang tua untuk melayani anak kecil, sebenarnya berkah anak itu akan berkurang dengan sangat cepat, ini adalah mengurangi berkah.
Oleh karena itu, bagi orang yang pintar, cukup membiarkan orang tua melakukan sedikit pekerjaan rumah saja, jangan memperlakukan mereka sebagai pembantu. Anak muda dalam keluargamu akan berkurang berkahnya, dan kamu akan berkurang umurmu. Sebagai contoh sederhana, siapa di antara kalian yang dapat menerima orang tua berlutut? Jika seorang tetua berlutut kepada seorang junior, maka junior itu akan berkurang umurnya! Seorang anak yang memukuli dan memarahi kakek-neneknya, dan kakek-neneknya masih harus melihat wajahnya. Pulang ke rumah, dia masih takut orang tua dari anak tersebut tidak bahagia.
Ini semua adalah mengurangi berkahmu! Jangan lakukan ini, kamu harus mengerti! Tidak ada yang berbicara kepada kalian tentang hal-hal ini. Menekuni Dharma harus mempelajari hal-hal ini, karena Bodhisattva sering berkata “Berhasil menjadi orang berarti berhasil menjadi Buddha”. Jika kamu berperilaku seperti seorang Bodhisattva, maka kamu adalah Bodhisattva; Jika kamu tidak berperilaku seperti seorang Bodhisattva, bagaimana kamu bisa membina diri menjadi seorang Bodhisattva?
Master memberi tahu semua orang: “Ketika jodoh dan karma matang, kerisauan akan lenyap” Jika kamu memohon satu hal, tetapi tidak mendapatkannya, itu karena jodoh dan karmanya belum matang. Kamu ingin membeli perabot untuk keluarga, karena uang tidak cukup, jodoh dan karma belum datang, sehingga tidak dapat membelinya. Suatu hari, Sang Buddha memberikan wejangan kepada murid-muridnya di Shravasti. Seorang petani, seperti yang kita semua tahu, seorang petani harus bercocok tanam, menanam padi, harus menabur benih, menyiram, dan membajak tanah.
Setelah tiga prosedur ini selesai, petani tidak pernah memohon untuk bisa memanen padi di esok hari. Mengapa? Karena benih yang baru ditanam tidak akan langsung berbuah. Sebenarnya, benih yang ditaburkan itu berakar, bertunas, dan tumbuh setiap hari. Demikian pula, Sang Buddha dan Bodhisattva mengajarkan kita bahwa perbuatan buruk yang kalian lakukan hari ini tidak dapat langsung dibalas, karena waktunya belum tiba; demikian pula, kalian memohon suatu hal, kalian telah melafalkan paritta hari ini, melafalkan Xiao Fang Zi, baru saja menanam benih, membajak tanah, dan menyiram. Ini tidak berarti bahwa permohonan kalian akan terkabulkan besok. Mengabulkan permohonan artinya saya telah memohon dan pasti akan terkabulkan, akan tetapi kapan mengabulkannya, ini harus berdasarkan waktu, tempat, kondisi dan kerja sama manusia yang baik.
Orang telah berusaha keras, tetapi kesempatan belum datang, itu adalah waktu alam. Orang telah berusaha keras, tetapi keadaan lingkungannya tidak bagus, karena kamu masih berhutang banyak, hantu kecil masih mengganggumu, jadi keluargamu tidak akan lancar. Jadi, Master memberi tahu kamu, jika kamu memohon suatu hal dan manjur, itu berarti karma buruk dalam dirimu sangat sedikit.
Jika kamu memohon suatu hal dan tidak manjur, maaf, itu karena karma buruk dalam dirimu sangat banyak. Kamu jangan salahkan Bodhisattva. Lihatlah ada berapa banyak di antara kalian yang manjur? Lihatlah orang-orang yang baru saja memberikan kesaksian, mengapa mereka manjur? Berapa banyak orang yang manjur? Bukan tidak manjur, tetapi karena kalian tidak tulus, karma buruk kalian terlalu banyak, pemikiran liar dan kerisauan kalian terlalu banyak, aura kalian tidak dapat terhubung dengan Bodhisattva. Kesalahan yang kalian lalukan di masa lalu, hingga sekarang kalian belum mengakuinya, bagaimana bisa manjur? Begitu juga dalam satu unit kerja, kamu telah melakukan kesalahan, kamu belum mendapatkan pengampunan dan izin dari bos, bagaimana mungkin memberikan kamu untuk melakukan hal yang lain? Logikanya sama.
Demikian pula, kita manusia harus belajar tiga jenis: belajar sila yang baik, kita harus pandai dalam sila; belajar pikiran yang baik, kita harus pandai dalam memiliki pikiran yang baik; belajar kebijaksanaan yang baik, kita memiliki sila yang baik dan pikiran yang baik, kebijaksanaan kita akan semakin baik.
Oleh karena itu, memiliki kerisauan hari ini tidak berarti bahwa akan memiliki kerisauan di hari esok. Jika suasana hati buruk dan memunculkan kerisauan, maka pikiranmu tidak bisa terbebaskan. Oleh karena itu, orang yang terbebas dari kerisauan adalah mereka yang meningkatkan pembelajaran dalam sila, pikiran, dan kebijaksanaan. Apa itu meningkat, yaitu setiap hari beranjak menuju ke atas, membuat kemajuan setiap hari. Pikiran, setiap hari memikirkan hal-hal yang baik. Belajar kebijaksanaan, meningkatkan kebijaksanaan setiap hari, kamu juga membuat kemajuan, apakah sudah mengerti?
Wejangan kali ini mengubah gaya wejangan Master yang sebelumnya. Dulu, ketika saya memberikan wejangan kepada kalian, setiap kali ada orang-orang yang baru datang. Mereka mendengar bahwa Master memiliki kekuatan supernatural, dapat melihat langit, bumi, dan segalanya. Mereka ingin melihat Master. Tetapi hari ini, ada banyak orang yang sudah lama belajar dengan Master. Saya harus memberi tahu kalian tentang ajaran Buddha Dharma. Jadi, bagi mereka yang ingin melihat bagaimana kemampuan Master, kalian harap bersabar sejenak.
Saya akan menyisihkan waktu di sesi kedua dari seminar Dharma, saya akan menerawang totem di tempat, membuat kalian tertegun. Tujuannya bukan untuk membuat kalian tertegun, tetapi tujuannya untuk membuat kalian belajar bagaimana untuk memperbaiki diri sendiri. Oleh karena itu, kita harus memahami waktu, tempat, kondisi dan kerja sama manusia yang baik, maka baru bisa berhasil. Kita harus mencari penyebab di dalam sebab, bukan mencari penyebab di dalam akibat! Apakah kalian mengerti? Saat memohon kepada Bodhisattva, kalian harus mempertimbangkan buah akibatnya.
Saya sudah melakukan hal ini, mengapa pemimpin masih memperlakukan saya dengan buruk? Saya sudah mengakui kesalahan saya kepada istri, mengapa istri masih memperlakukan saya dengan buruk? Kamu harus memikirkannya dengan baik-baik, jika masih belum baik, itu adalah buah karma. Kamu harus mencari penyebabnya, apa itu sebab? Karena kamu telah melakukan hal ini berkali-kali, telah melihat melampauimu, karena istrimu tidak lagi percaya padamu. Mencari penyebab pada benih sebab, bukan mencarinya di buah akibat.