Seminar Dharma
Master Jun Hong Lu,
Melbourne - 19 Des 2010 (3
Melafalkan paritta untuk mengubah takdir, menjalani hidup dengan menyesuaikan jodoh
Ada medan aura di antara orang-orang di dunia ini. Apa itu medan aura? Kalian tidak dapat melihatnya, Master akan memberi tahu kalian sekarang. Misalnya, dia memarahimu, kamu tidak bisa melihatnya, bukan? Jika kamu marah, kamu telah memakan auranya. Dia mengatakan hal yang baik tentangmu, kamu tidak bisa melihatnya, bukan? Kamu merasa senang. “Oh, Nenek Wang, mengapa kamu semakin muda, kerutan di wajahmu hilang.” Kamu menerima aura baik, kamu akan senang. Mengapa pada saat Imlek, semua orang mengatakan Gong Xi Fa Cai dan kesehatan yang baik, yaitu untuk memiliki aura yang baik. Hari ini kalian menerima aura Master, kalian merasa senang setelah mendengarnya, maka kalian telah menyatu bersama dengan aura Master.
Energi qi di antara orang-orang tidak terlihat, contoh lain, sepasang suami istri saling memandang, mereka tidak menyukai satu sama lain, hatinya muncul aura, yaitu medan auranya tidak benar. Mengapa? Karena ini adalah hal internal, itu adalah benih sebab yang tertanam di dalamnya pada kehidupan sebelumnya, dan buahnya akan dituai pada kehidupan ini. Master telah melihat sebab dan akibat, beri tahu kalian, jangan mengganggunya, teguh melafalkan paritta, dia berselingkuh di luar juga tidak masalah.
Meskipun sudah bercerai, dia masih bisa kembali dengan melafalkan paritta. Ada beberapa pasangan yang cerai di Sydney, mereka bersatu kembali melalui pelafalan paritta. Pihak wanita berusaha keras untuk melafalkan paritta, awalnya suaminya berhubungan baik dengan pihak ketiga. Akibatnya mereka bertengkar, membawa selimut pulang.
Semua orang harus ingat, melafalkan paritta dapat mengubah banyak hal, tetapi takdir tidak dapat diubah. Oleh karena itu, banyak orang suka meramal nasib, tetapi belum pernah mendengar tentang meramal takdir keberuntungan. Takdir adalah rintangan kehidupan sebelumnya yang sudah ditetapkan, misalnya ada rintangan pada usia 39 tahun, 58 tahun, dan 77 tahun. Namun, keberuntungan dalam takdir bisa diubah. Umumnya, nasib berubah setelah usia 45 tahun. Secara fisiologis, ini disebut menopause. Ketika seseorang mencapai menopause, otaknya mulai gagal, kepribadiannya juga berubah, setelah pensiun tidak punya apa-apa lagi, hatinya merasa marah, dia akan meninggal dalam beberapa tahun.
Semua orang harus memahami prinsip-prinsip ini. Orang tidak selamanya baik dan juga tidak selamanya buruk. Mengapa? Nasib keberuntungan seseorang berubah setiap 5 tahun, jika cepat, berubah setiap 3 tahun, jadi ketika kalian sedang menderita, saat tidak lancar, kalian harus bertahan. Harus berpikir bahwa penderitaan saya hari ini sebenarnya adalah sedang mengikis karma buruk dari kehidupan sebelumnya. Hari ini saya menikmati kebahagiaan adalah menggunakan tabungan saya dari kehidupan sebelumnya.
Oleh karena itu, banyak orang akan bahagia setelah penderitaan berakhir, dan ada banyak juga orang yang sangat sedih ketika bahagia. Banyak orang yang bertahan sampai mati pun tetap menderita, mengapa begitu? Karena dia tidak tahu memohon kepada Bodhisattva untuk membantunya, menyelamatkannya.
Coba pikirkan, mengapa Dharma yang telah diwariskan selama ribuan tahun masih dapat diteruskan? Di negara maju, seperti Amerika Serikat, gereja ada di mana-mana, yang mereka sembah itu juga tidak terlihat, mengapa masih banyak orang yang berdoa? Karena benar-benar ada hal yang nyata itu. Ketika kita naik pesawat terbang, begitu pesawat berguncang, kita berpikir akan jatuh. Saat itu, hati kita sangat ketakutan, sangat kasihan. Kita hanya bisa berdoa kepada Tuhan dan Bodhisattva. Inilah alasannya. Di antara para tamu hari ini, ada beberapa pendengar yang baru mengenal Buddha Dharma, Master akan menjelaskan beberapa kebenaran dasar kepada mereka, kemudian mengajari mereka cara untuk mengubah takdir mereka.
Dalam menekuni Dharma, seseorang harus memiliki mentalitas yang baik. Mentalitas seseorang sangatlah penting. Bodhisattva mengajarkan kita untuk memaafkan orang lain, harus maha welas asih dan maha penyayang kepada orang lain, harus mengendalikan mentalitas diri. Jika kamu merasa sedih saat melihat orang lain baik, ini berarti mentalitas kamu buruk, sehingga akan muncul keserakahan, kebencian, dan kebodohan.
Mentalitas menentukan masa depan seseorang. Seseorang yang sepanjang hari tidak berebut dengan orang lain, tidak bertengkar dengan orang lain, sepanjang hari tersenyum gembira, orang seperti ini pasti akan hidup dengan bahagia. Memiliki mentalitas yang baik akan memiliki masa depan yang baik. Orang yang sedih dan cemburu setiap hari adalah orang yang memiliki mentalitas yang buruk.
Ada seorang filsuf di Jepang yang menganalisis beberapa kata, Master akan memberi tahu semua orang. Dia mengatakan bahwa orang-orang sudah berubah sekarang. Di masa lalu, jika seseorang berkata, “Keluarga saya bagaimana dan bagaimana baiknya?” Orang yang mendengar akan turut berkata, “Bagus sekali, sungguh bahagia.” Orang-orang sekarang, ketika mendengar keluarga orang lain baik, ada hal baik, orang yang mendengar akan ada kesengsaraan dalam perkataannya, “Saya beri tahu kamu, anak saya diterima di SMP elit. Saya menang lotere.” Pihak lain berkata, “Bagus ah, selamat.” Nadanya penuh kesedihan, karena dia cemburu. Mendengar hal-hal buruk seperti, “Saya sial sekali, rumah saya diambil alih bank, mobil saya ditabrak lagi, anak saya sakit, tulang saya sakit.” Pihak lain langsung berkata, “Benarkah? Mana mungkin?”
Di antara pertanyaan dan jawaban, mentalitas orang bisa dilihat secara sekilas. Orang-orang sekarang, jika kamu baik, dia akan sedih, tetapi jika kamu tidak baik, dia akan senang. Kita meneladani Bodhisattva harus mengubah mentalitas orang, membuat orang lebih baik hati, lebih welas asih, harus turut merasa sedih atas penderitaan dan kesakitan orang lain. Inilah yang dianjurkan oleh Bodhisattva. Artinya, lukamu sama dengan lukaku. Jika kamu sedih, saya akan lebih sedih darimu. Orang zaman sekarang, kalau kamu sedih, saya akan lebih bahagia darimu.
Seorang pendengar memberi tahu kepada Master, “Master Lu, keluarga di seberang rumahku menghadap ke rumah kami dengan cermin, apa yang harus saya lakukan?” Master bertanya kepadanya apa yang ingin dia lakukan? Dia berkata akan pergi membeli cermin yang lebih besar untuk memantulkan kembali. Coba kalian katakan, mentalitas seperti apa ini? Sebenarnya, cermin menghadap ke orang lain itu tidak baik, memantulkan di rumah juga tidak baik.
Yang terbaik adalah tidak menggunakan cara Feng Shui untuk mengubahnya. Hari ini, banyak orang ingin mendengar pengetahuan Feng Shui dari Master, tetapi saya tidak dapat mengatakannya terlalu banyak, karena pendengar hari ini ada yang sudah mempelajari Buddha Dharma, dan ada yang belum, kebutuhan setiap orang berbeda, hanya bisa netral sedikit. Singkatnya, cermin bukanlah hal yang baik, cermin termasuk energi yin. Cermin dapat membuat jiwa seseorang terpencar.
Jika anak belajar di rumah tidak bisa berkonsentrasi, kamu harus periksa apakah ada cermin di kamar tidur anak. Banyak juga orang yang punya keset di depan pintu, kalau keset ditaruh di dalam rumah pasti sial, karena menaruh barang kotor di dalam rumah. Sebenarnya, memahami sedikit Feng Shui juga baik, tetapi hal mendasar adalah harus memahami ajaran Buddha Dharma, hanya ajaran Buddha Dharma yang benar-benar dapat mengubah segalanya darimu.
Master memberi tahu semua orang, seseorang harus tahu cara untuk mengendalikan suasana hatinya, karena suasana hati dapat memengaruhi fungsi kekebalan seseorang. Banyak orang yang dalam keadaan sehat tiba-tiba didiagnosa menderita kanker, karena dia tidak bisa berpikiran terbuka ketika menghadapi masalah, dia akan merasa sedih. Seorang kakek memberi tahu Master bahwa cucunya menindasnya, tidak ada aturan hukum, menantu perempuannya juga tidak dapat mengendalikannya.
Orang tua itu menyimpan hal-hal ini di dalam hatinya, dan akhirnya mengumpulkan depresi menjadi penyakit, meninggal karena kanker. Orang-orang benar-benar akan mati karena marah. Suasana hati yang buruk dapat memengaruhi fungsi kekebalan tubuh. Pikirkan bagaimana Lin Daiyu meninggal? Depresi hingga menjadi penyakit. Bagaimana Zhou Yu meninggal? Mati karena marah dengan Zhuge Liang. Berapa banyak orang yang mati karena marah selama masa Revolusi Kebudayaan. Setelah kita belajar Buddha Dharma dan melafalkan paritta Xin Jing, kita akan melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Selain itu, marah dapat menciptakan zat seperti racun di dalam tubuh kita. Ketika orang marah, jantungnya akan sakit.
Master memberi tahu semua orang, banyak suami istri yang jodohnya telah berakhir, berakhir ya berakhir, tidak berdaya. Jika jodoh telah berakhir, dan kamu bersikeras ingin menariknya kembali, terkadang ini akan menyebabkan luka yang lebih besar. Jika kamu merasa sudah tidak memiliki jodoh dengan seseorang, cara terbaik adalah menjauhinya, harus menyesuaikan jodoh. Tetapi jangan memutuskan jodoh atau memaksa jodoh. Bodhisattva mengajari kita untuk menyesuaikan jodoh.
Tetapi menyesuaikan jodoh bukan berarti suamimu punya wanita di luar, jadi kamu menyesuaikan jodoh. Menyesuaikan jodoh yaitu kamu harus melafalkan paritta agar suami yang berselingkuh itu bisa kembali. Selain itu, anak-anak belajar dalam Feng Shui ada posisi Wen Chang. Wen Chang Pu Sa secara khusus membantu anak-anak untuk belajar dengan baik. Sejak dulu berapa banyak orang yang lulus ujian negara? Dan berapa banyak orang yang gagal? Ada unsur keberuntungan di dalamnya. Dari mana datangnya keberuntungan? Keberuntungan mengharuskan kita untuk melafalkan paritta dengan baik dan memohon berkat dari para Bodhisattva dengan sungguh-sungguh.
Apakah kalian tahu di manakah posisi Wen Chang? Jika kalian dapat menghubungi hotline Master dan membiarkan Master untuk melihatnya, itu adalah yang terbaik. Jika tidak dapat terhubung ke panggilan, Master, mengajari kalian satu metode. Posisi Wen Chang biasanya berada di sebelah kiri kamar tidur anak. Jika kamu mengatur tempat ini dengan baik, anakmu akan menjadi lebih pintar dan cerdas dalam belajar. Selain itu, jika ingin anak belajar dengan baik, kamu harus melafalkan paritta Zhun Ti Shen Zhou.
Master memberi tahu semua orang, yang ditakdirkan ada pasti ada, yang ditakdirkan tidak ada, maka jangan memaksakannya. Hal yang datang dengan sendirinya adalah yang baik. Hal yang tidak datang dengan sendirinya adalah tidak baik. Sebelum bercerai, pasangan mana yang tidak baik ketika mereka menikah? Saat menikah, mereka saling mencinta, mengapa mereka bisa bercerai pada akhirnya? Master memberi tahu semua orang satu kalimat, hal yang tidak dapat diperoleh, kita akan berpikir itu selalu indah, karena pengetahuan kamu terhadapnya sangat sedikit, tidak punya waktu untuk berkontak, memahami, dan hidup bersama.
Suatu hari ketika kamu telah memahaminya secara mendalam, kamu akan menyadari bahwa ternyata dia tidak seindah yang kamu bayangkan, sehingga kamu tidak akan serakah. Hal yang kamu serakah itu adalah palsu. Coba kalian beri tahu Master, hal manakah yang benar? Rumah sudah dibeli, tetapi setelah beberapa tahun kamu tidak mampu membayar cicilan kredit dan diambil alih oleh bank. Meskipun jika itu adalah rumahmu, itu akan diwariskan kepada anak-anakmu setelah beberapa tahun nanti. Orang tua bekerja sangat keras untuk membesarkanmu, ketika mereka berumur tua, mereka juga akan meninggal. Kamu membesarkan anakmu, dia pergi melanjutkan pendidikan di luar negeri, kamu akan kehilangannya. Dia adalah istrimu hari ini, tetapi dalam beberapa tahun orang lain akan membawanya pergi, juga tidak ada lagi.
Semuanya adalah palsu, tetapi kita mengira hal-hal palsu ini adalah benar. Lihatlah ibu tua dan kakek tua yang duduk di bawah. Mereka semua adalah talenta yang tampan ketika mereka masih muda. Sama sekali bukan penampilan seperti sekarang, namun masa muda tidak dapat dipertahankan. Tubuh adalah hal yang palsu, jangan dikejar. Kita harus mengejar jiwa, yang harus kita wariskan kepada anak-anak adalah kebajikan, bukan uang.
Sering ada pendengar bertanya kepada Master bagaimana keadaan almarhum di keluarganya, “Master, Anda lihatkan nenek saya baik tidak?” Setelah melihat totem, Master berkata, “Nenekmu memiliki mulut yang jahat, dia dulu suka berbicara buruk tentang orang lain.” “Ya, ya. Nenek saya memiliki masalah ini. “Kamu lihat, orang sudah meninggal masih dikatakan keburukan oleh orang lain. Setiap tindakan yang kita lakukan selama hidup di dunia ini harus bertanggung jawab untuk generasi mendatang. Harus banyak mewariskan kebajikan. Kebajikan dapat menaungi anak cucu kita.