wenda20150403 20:50
Sembarangan berikrar terhadap hal yang tidak dapat dilaksanakan termasuk kebohongan, dapat melukai akar fondasi pembinaan diri
Pendengar pria: Master, mau bertanya, bagaimana kita bisa menjamin setelah kita berikrar untuk memperkenalkan Dharma kepada sejumlah orang, niat awal kita tidak berubah? Ini karena banyak teman se-Dharma memiliki fenomena seperti ini: awalnya, dia berikrar untuk banyak memperkenalkan Dharma kepada umat yang berjodoh, tidak ada angka yang ditetapkan. Saat memperkenalkan Dharma kepada orang lain, dia merasa sukacita dalam Dharma, tetapi kemudian karena Master mengatakan “Ada batas waktu, harus ada permintaan, maka jasa kebajikan akan lebih besar”.
Setelah teman se-Dharma berikrar dalam waktu tertentu akan memperkenalkan Dharma kepada berapa banyak orang, mentalitasnya berubah. Karena khawatir tidak bisa menyelesaikan tugas. Jadi, saat memperkenalkan Dharma kepada orang, muncul niat menghalalkan segala cara. Hanya memikirkan jumlah dan target, tidak merasakan sukacita dalam Dharma. Para teman se-Dharma merasa sangat dilema. Mohon Master memberikan wejangan.
Master menjawab: Ya, sebenarnya ini adalah masalah “kuantitas” dan “batas kemampuan”. Misalnya, seberapa banyak kemampuan dan energimu maka kamu dapat menyelamatkan jumlah orang yang sesuai. Saat dia berikrar, demi Bodhisattva dapat segera membantunya untuk menyelesaikan masalah ini, maka dia berikrar besar. Akan tetapi, dia berikrar terlalu besar sehingga dia tidak dapat mencapainya, sebenarnya, itu adalah kebohongan.
Ini adalah salah satu penyebab dasar yang mengakibatkan kesehatan tubuh menjadi menurun, lesu, atau banyak stress di kemudian hari. Oleh karena itu, seorang praktisi Buddhis jangan sembarangan berikrar terhadap hal yang tidak dapat dilaksanakan. Lebih baik tidak bersumpah daripada bersumpah sembarangan, (oh) karena jika kamu tidak bisa melaksanakannya, itu akan melukai jiwa kebijaksanaan dirimu sendiri.
Hal yang tidak bisa kamu laksanakan, kamu berikrar, kamu pasti akan melukai akar fondasi pembinaan dirimu. Inilah sebabnya mengapa Master mengatakan bahwa seseorang tidak boleh sembarang berikrar, karena dirimu harus bisa melaksanakan baru boleh berikrar. Jika kamu tidak dapat melaksanakan dan kamu berikrar, ini sebenarnya adalah berbohong. Apakah kamu mengerti? (Sudah mengerti)
wenda20150403 20:50
做不到的事乱发愿属于妄语,会伤自己根基
男听众:师父,请问如何才能保证发愿度人数量以后发心不变?因为很多同修有这么一个现象:本来发愿广度有缘的,没有具体数字,度人的时候法喜充满,但是后来因为师父说“有限期、要有要求才功德更大”同修发愿一个期限度多少人以后心态就变了,因为害怕不能完成任务,所以度人时就功利心起,只想着进度,法喜都没了。同修们感觉很矛盾,请师父开示一下。
嗯,实际上这就是个“量”和一个“度”的问题了。比方说你有多少能力、能量你可以度多少人,他发心的时候为了让菩萨能够尽快地帮他解决这个问题,所以他发心发得很大。但是他发心发得很大他做不到,实际上就是妄语,这就是造成他后来身体不好、精神萎靡,或者有很大的压力的一个根基的原因。所以学佛人如果做不到的事情不要去乱发,如果乱发誓的话还不如不发誓(哦)因为你做不到反而会伤害你自己的慧命,你做不到的事情你去发愿,你一定会伤你的根基。这就是台长说为什么一个人不能乱发愿,因为要做得到才能发,做不到你去发愿实际上你就是在打妄语,明白了吗?(明白了)