Sedikit Keinginan dan Tiada Pengejaran, Terbebaskan dan Melepaskan, Selamanya Terlepas dari Reinkarnasi (Bagian 2) 少欲无求 解脱放下 永脱轮回(下)

Seminar Dharma Kuala Lumpur, 2 Maret 2014

Sedikit Keinginan dan Tiada Pengejaran, Terbebaskan dan Melepaskan, Selamanya Terlepas dari Reinkarnasi (Bagian 2)

Saya melihat sebuah berita bulan lalu. Pada Hari Valentine di Thailand, ada tujuh pasangan berbaring di dalam peti mati untuk mengadakan pernikahan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa orang zaman sekarang kurang pengetahuan, mentalnya depresi, mengejar kegirangan, kurang keyakinan yang teguh, dan tenggelam ke dalam kekosongan spiritual. Dua bulan yang lalu, ketika Master melakukan program “Xuan Yi Zong Shu”, seorang pendengar menelepon Master dan bertanya: “Bolehkah saya membeli beberapa peti mati untuk ditaruh di rumah?” Saya merasa sangat aneh, mengapa mau membeli peti mati? Dia berkata: “Kayu yang sangat bagus sekarang lagi diskon besar-besaran, diskon 25%.” Saya berkata: “Mengapa kerakusanmu akan harga murah hingga rakus ke peti mati? Kamu harus membeli beberapa lagi dan menaruhnya di rumah, pada biasanya ditegakkan dan jadikan lemari, dan setelah meninggal jadikan peti mati. Bukankah ini lebih hemat uang?” Kita sebagai manusia harus rasional, karena kita generasi muda tidak rasional, sehingga melakukan banyak hal yang konyol. Kita harus mempunyai air yang jernih di dalam hati kita. Jangan membiarkan pencemaran dan nafsu keiginan duniawi mencemari diri kita. Hanya dengan demikian sifat dasar kita akan terpancar. Kejernihan dan kemurnian pikiran seseorang menentukan keabadian hidupnya. Praktisi Buddhis mempunyai keyakinan, cita-cita, dan tujuan mereka sendiri. Keyakinan kita adalah welas asih. Tujuan kita adalah pergi ke Alam Sukhavati dan Empat Alam Brahma, maka kita akan dipenuhi dengan sinar matahari. Mengarah ke matahari, menuju ke jalan welas asih, kita akan kembali ke sisi Guan Shi Yin Pu Sa.

Pada masa Dinasti Qing, seorang pria dari Jiaxing, Provinsi Zhejiang, berasal dari keluarga kaya dan mendapat juara pertama dalam ujian negara, mendapat gelar pejabat. Dia menceritakan kisah kakeknya. Kakeknya mempunyai empat putra yang semuanya cacat mental. Meskipun sangat disesalkan, tetapi kakek tidak pernah meninggalkan anak-anaknya. Suatu tahun terjadi kekeringan parah di kota, mayat-mayat kelaparan ada di mana-mana. Kakeknya percaya pada Guan Shi Yin Pu Sa. Dia muncul perasaan simpati, membuka lumbungnya dan memberikan beras dan berdana uang, menyelamatkan banyak orang. Kebaikannya terkenal di daerah setempat dan orang-orang mengaguminya. Setelah melakukan kebaikan yang besar ini, keempat anaknya meninggal satu per satu. Penduduk desa berkata: “Mengapa orang yang baik hati seperti itu tidak bisa ditoleransi oleh hukum langit, dan menerima balasan seperti itu?” Setelah menahan kesakitan kehilangan anak, kakek terus melakukan perbuatan baik, tidak menyerah. Dia menulis sebuah naskah untuk memohon anak, itu yang kita sebut permohonan, memohon Bodhisattva untuk memberikan anak lagi. Guan Shi Yin Pu Sa memberikan mimpi malam itu: “Kamu tidak perlu terlalu sedih, karena nenek moyangmu telah mengumpulkan kejahatan, anak-anak yang meninggal itu datang untuk menagih hutang. Tujuannya untuk menghabiskan seluruh harta keluargamu. Karena kamu welas asih dan berdana, menjual harta leluhur untuk membantu orang miskin, menyelamatkan nyawa banyak orang. Kamu telah mengumpulkan jasa kebajikan dan membina karma baik. Tentu saja kamu akan memiliki cucu yang baik dan anak yang berbakti, serta akan menikmati pahala yang bertahan lama.” Tidak lama kemudian istrinya hamil, dan kemudian melahirkan lima orang anak, semuanya berbakat dan tampan. Kakeknya sendiri menjadi penjabat dan menjadi orang yang mulia sepanjang hidupnya. Orang jangan terobsesi oleh perolehan dan kehilangan yang ada di hadapannya. Yang didapat di hadapan tidaklah nyata. Terkadang Bodhisattva memberi kita petunjuk, Bodhisattva menyelamatkan kita dengan melihat masa depan. Pembinaan saat ini menciptakan karma masa depan, dan yang kita derita sekarang adalah hutang karma yang terakumulasi di masa lalu. Oleh karena itu, jika efek dari melafalkan paritta belum keluar sekarang, Itu karena halangan karma buruk terlalu berat, hati belum tulus, dan terlalu banyak kemelekatan. Selamanya harus memahami bahwa hanya bekerja keras tanpa memikirkan apa yang akan ditual, niscaya langit, bumi dan orang-orang akan memberimu balasan yang baik. Selama kita sungguh-sungguh menekuni Dharma dan membina pikiran, dengan teguh membabarkan ajaran Buddha Dharma dan menyelamatkan semua makhluk, suatu hari nanti kita akan menerima berkah duniawi dan surgawi. Ini tidak penting. Yang paling penting adalah kita bisa mencapai tujuan akhir — sisi Guan Shi Yin Pu Sa, Empat Alam Brahma dan Alam Sukhavati!

Bagi praktisi Buddhis, kita harus selalu memberikan kebahagiaan kepada orang lain dan kurangi meminta dari orang lain, maka akan mulai mendapatkan kegembiraan dan kebahagiaan terbesar. Kita harus menyumbangkan kekuatan spiritual diri sendiri kepada orang lain dan membiarkan kehidupan orang lain menjadi lebih indah dan cemerlang karena kamu membabarkan Dharma.

Kekayaan paling berharga dalam diri seseorang adalah kebijaksanaan yang dimilikinya, bukan ketenaran dan kekayaan di dunia, kepuasan adalah kekayaan yang dianugerahkan Bodhisattva kepada kita, keserakahan adalah kemiskinan yang diciptakan oleh manusia. Praktisi Buddhis harus menjauhi perbuatan jahat, hal-hal buruk, dan kebiasaan buruk. Kita mengembangkan kebiasaan buruk pada awalnya, pada akhirnya akan membuat kita terkendali oleh kebiasaan buruk. Oleh karena itu, kita tidak boleh memiliki perilaku buruk dan kebiasaan buruk. Pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur di Tiongkok, ada seorang pria karena tetangganya sangat galak, jadi dia ingin menjual rumahnya untuk menghindarinya. Seseorang berkata: “Tetanggamu akan segera mendapatkan balasan karma, karena dia penuh kejahatan, kamu bersabarlah. ” Pria itu berkata: “Saya takut padanya, saya takut dia akan mempergunakan saya untuk memenuhi kejahatannya.” Dia segera pindah, dan akhirnya tetangga lain semuanya menderita karenanya. Han Feizi pernah berkata: Kita sama sekali tidak boleh mendekati orang atau benda berbahaya. Mohon semua praktisi Buddhis ingat: segala keserakahan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan kecurigaan yang merugikan diri kita sendiri, segala keinginan yang menurut kita tidak sesuai aturan dan ajaran Dharma, serta keinginan yang kita anggap merupakan akibat dari keegoisan, kita harus menjauhinya, menyingkirkannya.

Jika manusia tidak menerima pelajaran, kesalahan dalam hidup ibarat mengancingkan kancing, satu salah semua salah. Kita tidak boleh salah satu langkah, jika satu langkah salah, maka setiap langkah akan salah. Harus kembali ke tepian pencerahan. Apa yang membuat diri sendiri tidak menyesal dan tidak melakukan kesalahan? Yaitu harus sering bertobat. Hanya dengan sering bertobat, kita baru tidak akan salah jalan. Oleh karena itu, harus perbanyak melafalkan paritta Li Fo Da Chan Hui Wen.

Kita manusia tidak boleh membiarkan sedikit pun noda yang menetap di dalam hati. Seperti halnya sebuah apel, asalkan sedikit saja yang busuk, maka keseluruhan apel tersebut akan membusuk. Jika ada noda di dalam hati kita, ia akan menjadi semakin besar, semakin banyak noda yang dihasilkan, sama seperti sel kanker. Yang ditakutkan seseorang dari penyakit kanker adalah penyebarannya, karena sekali menyebar pada dasarnya tidak ada harapan lagi. Oleh sebab itu, jika tidak menghilangkan sumber sel, ia pasti akan menyebar. Pikiran buruk yang mengganggu dalam hati kita – kecemburuan, kebencian dan pikiran serakah lainnya, jika tidak dihilangkan, maka akan segera menyebar. Dalam menekuni Dharma, kita harus menghindari orang-orang yang menciptakan karma mulut, menjauhi orang-orang yang menciptakan karma tubuh, dan tidak mendengarkan mereka yang menciptakan karma pikiran. Dengan kata lain, kamu adalah seorang praktisi Buddhis, jika seseorang berbicara omong kosong atau gossip, dia bukanlah seorang praktisi Buddhis yang murni. Kita harus menjauhi mereka, jika tidak, kita akan memikul karma. Di antara ketiga karma tersebut, karma pikiran adalah yang paling penting, karena pikiran akan menimbulkan kejahatan di dalam hati. Kejahatan di dalam hati akan menimbulkan kejahatan dalam perkataan dan perbuatan. Oleh karena itu, orang yang melakukan karma pikiran harus menjaga setiap pikiran. Jangan mendengarkan kepadanya, jagalah kesucian hati sendiri, maka tidak akan membiarkan noda merusak sifat dasar diri sendiri. Orang-orang zaman sekarang tidak berpikir untuk menjadi lebih baik dan tidak belajar dengan cara yang benar. Mereka sering berkata: Hidup itu seperti menelepon, jika bukan dirimu yang menutup telepon duluan maka adalah saya yang menutup telepon duluan”; Ketika berpacaran mengucapkan kata-kata cinta, mengatakan hal-hal yang bahkan diri sendiri pun tidak percaya, tetapi berharap pihak lain percaya, karena dulu terlalu sepenuh hati, jadi sekarang bisa melakukan hal-hal tanpa hati dan perasaan. Ini adalah pemikiran hidup kaum muda. Kita harus membuat mereka memahami bahwa harus memiliki Buddha di dalam hati, harus menekuni Dharma. Orang harus memiliki ketekunan dan cita-cita, harus memahami kebenaran hidup, agar kehidupan diri yang singkat bisa berlangsung. Jangan biarkan kebodohan memperpendek umur kita.

Jangan memenuhi hati dengan pendapat diri sendiri. Jika hati seseorang terpenuhi dengan pendapat dirinya sendiri dan mempunyai pemikirannya sendiri, dia akan selalu menganggap dirinya benar dan tidak bisa mentolerir suara orang lain. Seseorang tidak boleh terlalu yakin dengan pendapatnya sendiri, maka akan sedikit penyesalan dan kerisauan. Alasan utama mengapa orang memiliki kerisauan adalah karena mereka menganggap dirinya pintar. Orang selalu berpikir bahwa orang lain adalah yang paling bodoh dan dirinya yang paling pintar, namun itu justru sebaliknya. Kita praktisi Buddhis tidak berebut dan tidak bersaing. Orang lain berkata, “Mengapa kamu begitu bodoh?” Praktisi Buddhis adalah orang yang memiliki tingkat kesadaran spiritual yang tinggi dan kebijaksanaan yang tinggi. Apakah kita bodoh? Kebijaksanaan kita membuat kita memahami bahwa hidup itu seperti sebuah drama, hidup itu seperti sebuah panggung. Semua orang sedang memainkan peran yang berbeda-beda di atas panggung, dan peran ini menentukan arah yang kita tuju di masa depan. Jika peran yang kita mainkan di atas panggung adalah orang benar, kita akan bisa pergi ke Surga di masa depan. Jika kita melakukan semua hal buruk di atas panggung, kita adalah orang jahat. Jangan pernah mengira orang lain adalah bodoh. Selamanya harus ketahui: semua makhluk adalah saya, dan saya adalah semua makhluk. Membuat semua makhluk bahagia, saya akan bahagia. Membuat semua makhluk bijaksana, saya pasti akan memiliki kebijaksanaan.

Seorang tunawisma yang bodoh sering diejek oleh orang lain. Ia diminta memilih antara koin lima yuan dan sepuluh yuan yang di tangan orang lain. Dia selalu mengambil yang lima yuan. Tidak pernah memilih yang sepuluh yuan. Ada seorang ibu tua yang merasa sangat kasihan padanya. Ketika dia melihat orang lain mengolok-oloknya dengan cara ini setiap hari, dia tidak dapat menahan diri dan berkata: “Nak, apakah kamu sungguh tidak bisa membedakan antara lima yuan dan sepuluh yuan? Tidak diduga, si bodoh ini berkata: “Ibu tua, jika saya mengambil sepuluh yuan, mereka tidak akan membiarkan saya memilih lain kali, saya bahkan tidak akan mendapat lima yuan lagi.” Orang yang mengerjai orang bodoh, mengira dirinya pintar, malah dibodohi oleh orang bodoh.

Kita berada di dunia ini, jangan karena perselisihan kecil lalu menjauh dari saudara. Jangan karena sedikit kebencian lalu melupakan kebaikan besar orang lain. Kekurangan kita manusia adalah ketika orang lain menolong kita, kita sangat berterima kasih, namun ketika berselisih paham, kita akan melupakan segala kebaikan besar, bahkan orang tua sendiri pun. Orang tua telah membesarkan kita sejak kecil, namun kita berselisih paham dengan orang tua demi orang yang kita cintai, pada akhirnya bisa meninggalkan ibu dan ayah kita, ini adalah hal yang sangat tercela, sangat tidak berarti. Terima kasih kepada semua orang yang membantu kita. Terima kasih kepada orang yang menyelamatkan kita. Terima kasih kepada orang yang memberi kepada kita. Terima kasih kepada semua orang yang menyempurnakan hidup kita. Hari ini kita adalah praktisi Buddhis, kita harus memiliki hati yang bersyukur. Rasa syukur adalah berkah di dunia, dan juga merupakan landasan Surga. Orang yang memiliki hati yang bersyukur adalah landasan dalam menekuni Dharma. Orang yang memiliki rasa syukur akan memiliki welas asih agung.

Banyak orang tidak tersadarkan dan melakukan tiga hal sepanjang hidup mereka: pertama, menipu diri sendiri. Menipu diri sendiri sepanjang hidupnya, “Tidak apa-apa, saya melakukan hal buruk ini, orang lain tidak akan mengetahuinya.” Diam-diam, mengira orang lain tidak tahu. Kedua, menipu orang lain. Mengatakan ini tidak baik dan itu tidak baik, menindas rekan baru, menindas anak muda, karena dia tidak punya kebijaksanaan, saya akan menindasnya. Ketiga, ditipu orang lain. Orang lain lebih hebat dari dirimu, mempunyai kekuasaan dan uang lebih darimu, maka akan ditindas. Tidak belajar Buddha Dharma berarti menipu diri sendiri, menipu orang lain, dan ditipu oleh orang lain.

Harus meninggalkan semua kemelekatan. Jangan menyalahkan langit dan orang lain. Segala yang ada di dunia ini bukanlah milikmu. Jangan mengatakan tinggalkan dunia, harus mengerti bahwa segala sesuatu di dunia ini hanya bisa saya gunakan, tetapi tidak bisa saya miliki. Karena tidak bisa membawanya pergi, maka harus bisa melepaskannya. Karena tahu bahwa segala hal pada akhirnya harus dilepaskan, lebih baik melepaskan kemelekatan dan keserakahan diri lebih awal daripada melepaskannya nanti. Carilah kehidupan yang nyata, lepaskan masa lalu, maka akan abadi!

Praktisi Buddhis harus selalu tekun, selalu bergerak maju, harus meneladani welas asih Guan Shi Yin Pu Sa, menyelamatkan lebih banyak orang di dunia, lebih banyak memperkenalkan Dharma kepada orang-orang. Diri sendiri membina diri dan diri sendiri yang mendapatkan hasilnya, membawa lebih banyak umat, membawa lebih banyak teman se-Dharma, dan membawa lebih banyak Bodhisattva masa depan bersama-sama bertemu dengan Guan Shi Yin Pu Sa!

Welas asih dapat mengubahmu. Kita hidup di dunia ini. Menekuni Dharma adalah harus menjalin jodoh baik secara luas, harus mengubah orang lain. Kita tidak menyakiti siapa pun, maka akan memiliki sebuah jodoh. Berharap semua orang ketika berjumpa Guan Shi Yin Pu Sa, memberi tahu kepada Bodhisattva bahwa saya telah menyelamatkan berapa banyak orang. Ketika kalian di Surga melihat orang-orang yang telah kamu selamatkan semuanya berada di Alam Sukhavati, itu betapa menyenangkannya! Perjalanan hidup ini hanya puluhan tahun saja, apa lagi yang kita serakah, apa lagi yang kita mohon? Semuanya adalah palsu, semuanya tidak bisa dibawa pergi, kosong ketika datang, dan kosong ketika pergi. Karena kosong, maka kita benar-benar kosong, karena rumah kita yang sebenarnya bukanlah di dunia ini melainkan di Surga. Lepaskan semua keserakahan, lepaskan semua kemelekatan, anggaplah semua makhluk sebagai saudara kita, dan anggaplah semua makhluk sebagai Buddha masa depan. Kita harus memiliki cinta kasih karena Bodhisattva memiliki cinta kasih. Mengapa banyak orang yang permohonannya tidak efektif? Karena hatinya terlalu jauh dari Buddha. Selama pikiranmu menyatu dengan Buddha, permohonanmu pasti akan terkabulkan.

Pikirkan, apakah hati Buddha? Buddha memiliki hati yang tak kenal takut. Buddha memiliki hati yang welas asih. Buddha memiliki hati semua makhluk hidup. Kita tidak hanya harus membina diri dengan baik, namun kita juga harus membuat semua orang yang memiliki akar yang baik di seluruh dunia ini untuk membina dirinya dengan baik. Setelah membina diri dengan baik, lalu pergi bersama. Sama seperti berpartisipasi dalam seminar Dharma hari ini, sungguh membahagiakan dan menggembirakan. Kita harus menaiki perahu Dharma terakhir Guan Shi Yin Pu Sa dan pulang bersama Guan Shi Yin Pu Sa. Kita sudah lama tidak pulang, kita kehilangan terlalu banyak kita terlalu menderita. Kita tidak boleh menderita lagi, dan kita juga tidak ingin datang lagi di kehidupan selanjutnya. Berharap semua orang meminjam kepalsuan untuk membina kebenaran, berhasil membina diri dalam satu kehidupan!

Saya percaya selama semua orang memutar talinya, bunga teratai akan mekar di seluruh dunia. Master sekarang ada murid Buddha di setiap negara di dunia, termasuk negara-negara Timur Tengah. Ada praktisi Buddhis di semua negara. Ajaran Buddha Dharma tidak terbatas dan mendalam. Filosofi yang begitu baik, teori yang begitu baik, dan ajaran Buddha Dharma yang begitu baik, kita harus tidak mengecewakan Sang Buddha. Di kala itu, Sang Buddha datang ke dunia untuk membabarkan ajaran Buddha Dharma, menanggung semua penderitaan di dunia, dan membawakan ajaran Buddha Dharma kepada kita sehingga kita dapat memperoleh manfaat. Kita harus meneladani semangat Buddha, menggunakan welas asih Guan Shi Yin Pu Sa untuk menerangi sifat dasar, hati nurani, hati yang baik dan welas asih, untuk terus membantu orang lain, menggunakan aliran Hinayana sebagai dasar untuk menekuni Dharma, dan menggunakan aliran Mahayana untuk membuat semua makhluk berlindung di Tanah Suci.