wenda20130915A 16:01
Praktisi Buddhis harus belajar untuk tidak memberikan penjelasan ketika menghadapi masalah
Pendengar wanita: Beri saya beberapa teguran lagi Master. Uang yang banyak tidak dapat membeli pelatihan Master.
Master menjawab: Jika kamu benar-benar menerima pendapat orang lain, maka kamu tidak perlu bicara, “Baiklah, silahkan kamu bicara, saya akan bertahan.” Apakah orang ini disebut sabar? Disebut menerima pendapat orang lain? (Tidak, maksud saya…) Jika kamu masih menjelaskannya, kebiasaan burukmu tidak akan pernah berubah! Apakah kamu membaca blog Master kemarin? (Sudah membaca) Sia-sia kamu membacanya! Kamu baik-baiklah membacanya, kebiasaan buruk manusia adalah “menjelaskan”, “tidak hanya…tetapi…”, selalu mau menjelaskan. Sepanjang hidupmu, penjelasan yang kamu berikan di masa lalu, apakah berguna di sekarang ini? Berapa banyak yang kamu jelaskan kepada gurumu di sekolah ketika kamu masih kecil? Berapa banyak yang kamu jelaskan kepada teman sekelasmu? Apakah berguna sekarang? Cukup perbaiki kebiasaan burukmu dengan baik-baik. “Menjelaskan” berarti mengelirukan diri sendiri, yang artinya membiarkan konsep buruk diri sendiri mempunyai kesempatan untuk terus bertahan, ini yang disebut “penjelasan”.
Apa yang harus dikatakan? Jika mengatakan sesuatu yang salah, cukup tiga kata “saya minta maaf” (baik, saya minta maaf). Tidak perlu melakukan penjelasan apapun. “Saya melakukan kesalahan, saya minta maaf!” Maka segala masalah tidak ada lagi. Artikel saya kemarin mengatakan bahwa “beberapa hal dari orang Barat masih bisa dipelajari.” Jika mereka melakukan kesalahan, mereka tidak akan pernah membicarakan lagi aspek yang salah, karena semakin banyak kamu menjelaskan, semakin buruk jadinya! Karena itu sudah merupakan hal yang buruk, semakin kamu menjelaskannya, semakin menyebalkan jadinya (benar. Orang lain menjelaskan, saya juga pasti tidak mau mendengarnya…)
Misalnya, jika seseorang memarahimu, kamu berlari kepadanya dan berkata, “Hei , mengapa kamu memarahi saya?” Oh, bukan itu. Saya benar-benar tidak bermaksud memarahimu. Hari ini saya bagaimana bagaimana…” Orang lain menjadi semakin marah karena orang lain mendengar kamu menyebarkan rumor dan juga berbohong, dan masih memarahi saya, serta masih mencari alasan tapi menolak untuk berubah dan tidak mengakuinya, betapa menyebalkannya orang seperti ini! (Benar) Jangan katakan apa pun. “Maafkan saya” (baik) memangnya kenapa? Jangan katakan apapun lagi! Konsep ini harus diperbaiki.
Mengapa para biksu / biksuni di kuil lain tidak mengatakan apa pun kepadamu, kamu menemui mereka untuk mendapatkan penjelasan, terakhir mereka akan memberi kamu empat kata “Amitabha”. Berbicara harus pelan, seperti makan, kunyah perlahan baru bisa mencernanya. Siapa yang bisa mendengarkan jika bicara “ji ji ji…”? Sia-sia kamu bicara, kamu menyia-nyiakan auramu. Lebih baik kamu pergunakan aura ini untuk melafalkan satu kali Da Bei Chou dan satu kali Xin Jing! Perbaikilah kebiasaan buruk!
Tidak ada orang yang menasihati orang lain dengan begitu lugu dan tulus seperti Master, dan masih dimarahi oleh orang lain setelah mengatakannya (tidak, kami berterima kasih). Kamu memang tidak, namun ada orang masih memarahi Master, ada orang yang mengajari kalian supaya diri sendiri menjadi semakin bijaksana… Oleh karena itu, ada beberapa orang yang saya tidak ingin menasihati, apa yang perlu dikatakan, walaupun dia adalah murid Master, saya pun tidak ingin menasihatinya. Karena dia tidak bisa menerimanya, seperti kamu sekarang bisa menerima, masih baik.
i kemudian hari, kamu harus belajar, apapun masalahnya, cukup 3 kata: “saya minta maaf.” Begitu kamu mengatakan “Saya minta maaf”, semua masalah akan selesai dan semuanya berakhir (baik, saya akan mengingatnya, terima kasih Master). Begitu juga di rumah. Anak berkata kepadamu: “Mama, mengapa masakanmu hari ini…” “Oh, maafkan saya”, itu saja., tidak ada lagi, sudah berakhir. “Bukan, air terlalu banyak hari ini. Lalu air yang digunakan untuk cuci beras, bagaimana dan bagaimana? Tahukah kamu? Kebetulan apinya hari ini… Saya terburu-buru masak untuk kalian makan, dan suasana hati saya sedang buruk. Hasil masakan sangat parah….” Apakah orang lain akan senang setelah mendengar ini? Kamu katakan saja “Saya minta maaf.” Belajar untuk tidak menjelaskan, belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang telah kamu lakukan, mencari alasan untuk diri sendiri mengulangi kesalahan di masa depan, alasan ini tidak benar (terima kasih Master atas pencerahannya, terima kasih atas pelajarannya).
Oleh karena itu, meminta banyak orang untuk mendengarkan, bukan hanya kamu saja yang mendengarkan (benar) “gua, gua, gua…” Bikin orang yang mendengar menjadi darah tinggi dan sakit kepala (saya punya kebiasaan buruk ini. Pertanyaan yang saya tulis juga mengatakan “Pelan-pelan, jangan merebut pembicaraan, tunggu Master lanjut pembicaraan, saya lupa lagi, saya menulisnya untuk mengingatkan diri sendiri) masih menjelaskan lagi! Kata-katamu ini adalah omong kosong. Apakah kamu sudah pelan? Kalau salah jangan dibicarakan lagi (saya minta maaf) barusan menyuruhmu jangan menjelaskan, tapi dia mau menjelaskan lagi. Hahaha… Lihatlah betapa sulitnya mengubah sedikt saja kebiasaan buruk seseorang? ! Apakah kamu mengerti sekarang? Bagaimana bisa naik ke surga? Jika Bodhisattva sama sepertimu, bagaimana bisa naik ke surga? Perbaikilah!
Banyak biksu datang ke kuil, beberapa biksu agung, biksi tua, bagaimana kepala biara meminta mereka memperbaiki kebiasaan buruk? Mereka ingin menjelaskan tetapi tidak membiarkan mereka menjelaskan, mereka ingin berbicara tetapi tidak membiarkan mereka bicara, hanya bisa duduk saja di samping dan bermeditasi, duduk bermeditasi, tercerahkan oleh diri sendiri. Para biksu tidak akan mendidik mereka seperti Master, dan meminta mereka untuk tersadarkan sendiri. Saya terus membicarakannya seperti ini, apakah para biksu tua tidak akan muncul penyakit jika membicarakannya? (Lelah) Baiklah, jika kamu tahu, sekarang saya sedang menasihatimu, apakah saya lelah tidak? (Sangat lelah, sangat lelah) Sampai sekarang masih tidak bisa memperbaikinya! Setelah berbicara lama “Oh, saya akan memperbaikinya, saya akan memperbaikinya,” mengira dia sudah tidak akan menjelaskan lagi, tetapi tidak sampai beberapa patah kata dia kembali untuk menjelaskan.
Jika salah, maka cukup mengucapkan saja tiga kata: “saya minta maaf”. Baik-baiklah memperbaikinya! Kamu tidak dapat mengubah dirimu sendiri dalam hidupmu, dikarenakan kamu tidak dapat memperbaikinya! Orang yang memperbaiki dirinya sendiri, orang yang perbaiki dengan cepat, orang ini bisa sukses! Orang tidak dapat memperbaiki kesalahannya, maka tidak akan berhasil dalam hidupnya! Apakah kamu adalah murid saya? (Malu, saya adalah murid tuamu) Murid tua, bersembah sujud, ingin diberkati, tidak ada yang lain (tidak, saya angkatan pertama…) Penjelasan dimulai, saya sudah siap, silakan menjelaskan (karena pada saat itu …) Lihatlah betapa sulitnya memperbaiki kebiasaan buruk!
wenda20130915A 16:01
学佛人要学会遇事不解释
女听众:再给师父骂两句吧,千金难买师父训。
台长答:你要真的接受人家意见的话,你就讲都不要讲,“好,你讲吧,我忍受着”,这个人叫有忍耐心?叫接受人家意见?(不是,我是说……)你再解释,你的毛病永远改不掉!昨天台长的那篇博客看了吗?(看了)白看了!你好好看一看,人的毛病就是“解释”,“不但……而且……”,总是要解释。你的一生当中,过去的解释,现在有没有用?你小时候学校里给老师解释了多少?给同学解释了多少?现在有没有用?好好地改毛病就好了。“解释”就是在歪曲自己,就是让自己不好的理念继续能够有生存的机会,这就叫“解释”。有什么讲啊?讲错了,“对不起”三个字(好,对不起)什么都不要解释的。“我做错了,对不起!”什么事情就没了。
我昨天文章说“西方人有些东西还是可以借鉴的”,他们什么事情做错了,他们永远不会在错的方面再去讲,因为你越解释越糟糕!因为已经是不好的东西,你越解释人家越觉得这个事情讨厌(对。人家解释肯定我也不愿意听的……)比方人家骂了你一句,你跑过去“哎,你为什么骂我啊?”“哎呀,不是这个,我真的不是要骂你呢,这天我怎么怎么……”人家心里越气,因为人家又听见你在造谣、又在撒谎,还要骂我,而且还要找理由,还不肯改、还不承认,这种人多讨厌啊!(对)什么话都不要讲,“对不起”(好的)有什么关系啊,不要讲了!这个理念一定要改正过来。为什么人家庙里的法师、和尚什么话都不跟你讲,你去找他讲理由,他给你最后“阿弥陀佛”四个字。讲话要慢慢地,就像吃饭一样,慢嚼细咽才能消化。讲话“叽叽叽……”谁听得进啊?你白讲了,你浪费气场,还不如这点气场可以念1遍大悲咒、1遍心经呢!改毛病啊!没有人像台长这么傻傻地、真心地这么讲人家,讲了还要被人家骂(没有没有,我们感恩)你是没有,有的人还要骂台长,有人教导你们,能够让自己越来越变得智慧……所以有些人我根本不愿意讲他,有什么好讲的,他是我的弟子我都不愿意讲他。
因为他不能接受,像你现在能够接受还好,你以后要学会,什么事情三个字:“对不起”。一“对不起”什么事都没有了,结束了(好,我会记得,谢谢师父)家里也是的,孩子跟你说:“妈妈,你怎么饭今天烧得……”“噢对不起”,好了,没有了,结束了。“不是啊,今天水放得多了,今天这个水洗米的时候又怎么样,你知道吗?这火今天又正好……给你们吃我又着急,我的心情又不好,烧出这么烂……”人家听了会开心吗?你就说“对不起”。学会不解释,学会不要把自己已经做错的事情再拿出来错上加错,为自己今后再做错寻找一个理由,这个理由是不成立的(谢谢师开示,谢谢师父教训)所以叫很多人都要听的,不是你一个人听啊(对)“呱呱呱……”听得人家血压高、头痛(我是这个毛病,我写的问题上面还写着“慢,不抢话,等师父讲下去”我又忘记了,我还上面写着提醒自己了)又讲了!你这些都是废话。你慢了吗?错了不要讲了(对不起)刚刚叫你不要解释,她又要解释。哈哈哈……你看看人的毛病要改一点多难啊?!现在知道了吧?怎么上天啊?!菩萨都跟你一样你能上天啊?改啦!很多法师到了庙里,那些大法师、老法师、住持叫他们怎么改毛病啊?想解释不让他们解释,想讲不让他们讲,就在边上坐着、打禅、坐禅,自己开悟。法师还不会像师父这么教育他们,叫他们自己去悟的。
我这么讲讲讲,人家老和尚不要讲出毛病出来的?(累死咧)你知道就好了,我现在讲你,我累不累?(很累很累)改到现在还改不了!刚刚讲了半天“哎哟,我改,我改”以为她不讲了,没几句话她又来解释了。错了就说:“对不起”三个字。好好改了!你一辈子不能改变自己,就是因为你改不了啊!改变了自己的人,改得快的人,这个人能成功啊!一个人一辈子改不了毛病,成功不了啊!你是不是我的弟子啊?(惭愧,我还是你的老弟子)老弟子,磕个头,想加持,其它没了(没有,我第一批……)解释开始,我已经准备好了,解释吧(因为那时候……)你看看要改点毛病多难啊!