wenda20141116B 58:53
Perihal tentang “Niat Pikiran”
Pendengar pria: Terima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa, terima kasih kepada Master! Izin mengajukan pertanyaan tentang niat pikiran, dan mohon Master menjelaskannya.
Master menjawab: Niat pikiran adalah hati awal, niat awal. Misalnya, hari ini kamu ingin melakukan hal ini, apa tujuanmu? Ini adalah niatmu. Jika kamu ingin membantu orang lain hari ini, sepenuhnya murni, berbelas kasih tanpa memandang jodoh. Saya tidak memiliki tujuan untuk membantu mereka, itu disebut niat pikiran yang baik. Jika saya membantunya hari ini, dan saya ingin mendapatkan sesuatu darinya sebagai balasan, maka ini disebut “berniat karena ikatan jodoh”, niat ini tidak semurni yang tadi. Kamu membantu teman sekelas hari ini, berharap mendapatkan suatu imbalan dari dia, maka kamu ini tidak bersih (oh. Apakah berniat/bertekad juga harus disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan diri sendiri, kemudian baru bertekad untuk membantu orang lain?) Tentu saja.
Kamu tidak punya uang hari ini, dan kamu mengatakan saya ingin berdana, lalu apakah kamu tidak perlu makan lagi? (Ada satu kasus lain, seorang teman se-Dharma sangat berniat dalam membantu teman se-Dharma lainnya. Dia berpikir bahwa dia akan membantu sampai semaksimal mungkin, bantu sampai tidak sanggup membantunya. Apakah dalam hal ini juga harus memiliki kebijaksanaan dalam membantu orang lain, namun dengan sekilas?) Membantu dengan bijak, bukan membantu sampai tidak sanggup membantu lagi. Kamu sudah merasa tidak bisa membantu lagi, tetapi kamu bersikeras membantunya, apakah dirimu sendiri memiliki kemampuan ini? Kemampuan orang dalam bertahan hidup…
Master menceritakan sebuah kisah kepadamu, ada seorang pria yang menyelamatkan orang di dalam air es dan berhasil menyelamatkannya. Hal ini diterbitkan di surat kabar dan mengatakan bahwa dia adalah seorang pahlawan. Wartawan pergi mewawancarainya dan dengan susah payah menemukannya, dia terus menggelengkan kepalanya. Wartawan bertanya kepadanya, “Mengapa kamu menggelengkan kepala? Apa yang kamu pikirkan ketika kamu pergi untuk menyelamatkan orang?” Dia berkata: “Ketika saya sedang berenang ke sana, saya berpikir bahwa saya tidak mau menyelamatkan orang lagi, karena saya tidak menyangka begitu bahayanya, apalagi ketika melihat dia menangkap saya, saya merasa bahwa nyawa saya bakal hilang, dan kali ini kebetulan saya berhasil menyelamatkannya, maka saya bersumpah tidak akan menyelamatkan orang lagi.
Inilah hasil wawancara dari wartawan kepada dia. Pelajaran yang begitu mendalam dan jawaban yang begitu nyata dan alami, ini menunjukkan hati manusia! Karena dia membantu orang lain secara tidak sadar, dia tidak memiliki energi ini, tidak memiliki kekuatan yang melampaui perasaannya. Apabila kamu merelakan diri dengan sepenuhnya, ketika“Saya hanya mau menyelamatkan orang”, maka kemungkinan kamu tidak akan mengatakan perkataan ini, kamu tidak akan memiliki rasa takut. Tergantung pada dirimu apakah memiliki kemampuan ini, jika kamu tidak memiliki kemampuan dan tidak memiliki kekuatan tekad namun pergi menolong orang lain, bagaimana kamu bisa menolong orang? (Baik)
wenda20141116B 58:53
有关“发心”的问题
男听众:感恩观世音菩萨,感恩台长!请教一个关于发心的问题,请台长开示一下。
台长答:发心就是起源心、初始心。比方说你今天想做这件事情了,你到底目的是什么,这就是你的发心。你今天想帮别人,完全很纯洁的,无缘大慈,我没有目的地去帮他,那就是善的发心。如果今天我帮了他,我想从他身上得到一点什么回报,那这个叫“有缘发心”,这个发心就不如前面那个纯洁。你今天去帮了一个同学,希望从这个同学身上能够拿回一点什么东西,那你这就不干净(哦。发心是不是也要量力而行,也要结合自己的情况,然后再去发心帮助人家?)那当然了。
你今天没钱,你说我要布施,那你家里饭不要吃啦?(还有一个情况,同修很发心帮助其他师兄,他觉得他是帮到不能帮为止,这个是不是还是要智慧地去帮助人家,点到为止?)智慧地帮,不是说帮到帮不了,你已经觉得帮不了你还去帮他,那你自己有没有这个能力?人的生存能力……台长告诉你一个故事,有一个人到了冰冷的水里去救人,把人家救上来了,大家报纸一登,说他是英雄。记者去采访他了,好不容易找到他,他一直在摇头。
记者问他:“为什么摇头?去救人的时候你在想什么?”他说:“我游泳的时候游过去,我在想我再也不救了,因为我没想到这么危险,而且看见他在抓我的时候,我已经觉得我命没有了,所以这次好不容易偶然地把他救上来了之后,我发誓再也不去救人了。”这就是记者采访他的话。这样一个深刻寓意、实实在在比较自然的一种回答,就说明人的心!因为他无意识地去帮了人家,他就没有这种精力、没有这种能力去超脱自己的情感。
如果当你完全把自己舍去了,“我就是要救人”的时候,那么你可能就不会讲这些话,你就不会有惧怕感。就要看你自己有没有能力了,如果你没有能力,你去帮助别人,又没有自己的愿力,你怎么帮得了人家呢?(好的)