Wejangan Master Lu Menjawab Surat Keraguan (8) 06-10-2011
Perihal tentang menabur abu setelah kematian
Tanya: Mengenai hal penguburan. Rekan se-Dharma ini membaca tentang bagaimana setelah kematian seorang biksu terkemuka. Ada yang abunya ditaburkan ke laut dan ada yang ke udara. Apakah karena mereka adalah Buddha dan Bodhisattva terlahir kembali dengan tekad, sehingga bisa melakukan ini. Tetapi kita adalah manusia biasa, jadi harus dikuburkan di dalam tanah?
Jawab: Pernyataannya hanya 30% benar. Meskipun ia adalah seorang biksu terkemuka, ia masih memiliki tubuh fisik, lalu abu tubuh raganya seharusnya ditaburkan ke laut atau ke udara, ia sendiri juga tidak tahu. Karena meskipun mereka datang dari Surga, setelah tercemar selama jangka waktu tertentu di dunia. Ada yang mungkin tidak benar-benar memahami suatu hal atau mengetahui apa yang harus dilakukan. Inilah sebabnya mengapa belajar Buddha Dharma harus mengikuti perkembangan zaman. Mengapa bertambah banyak pintu Dharma di Periode Akhir Dharma. Kadang-kadang pintu Dharma tidak muncul sebelum masa ini, seperti jika kanker tidak muncul, tidak ada obat untuk mengobati sel kanker akan dikembangkan. Jadi meskipun mereka memutuskan untuk menaburkan abunya, apakah hal tersebut benar di zaman sekarang ini? Setiap orang mempunyai kesadaran dan tujuan masing-masing dalam menekuni Dharma. Biksu agung dan terkemuka mungkin bersedia melakukannya, atau dia mungkin terpengaruh oleh perubahan ideologi tertentu yang membuatnya ingin melakukannya, atau mungkin ia mempunyai pesan dari Bodhisattva yang menyuruhnya melakukan hal itu.
卢台长开示解答来信疑惑(八)2011-10-06
关于往生后撒掉骨灰的问题
问:关于入土为安的问题。这位同修读到关于有高僧往生后,骨灰有的撒向海中,有的撒向空中。是不是因为他们是佛菩萨再来所以可以这么做,我们是凡夫所以要土葬?
答:她的说法只有30%是对的。就算是高僧大德,他还是有肉体,那这个肉体的骨灰应该撒入大海或空中,他自己也不知道。因为就算他们是天上下来的,在经过人间一段时间的染浊,有的也未必真正能对某一件事完全了解,未必知道应该怎么做。这就是为什么学佛要与时俱进,为什么到了末法时期多了很多法门,有的时候不到这个时间法门不出现,就像是癌症不出现就不会研究出治疗癌细胞的药啊。所以他们就算决定把骨灰撒掉,在这个时代而言究竟对不对呢?每个人学佛有自己的意识与旨意,高僧大德可能自己愿意这么做,可能是受到了某些意识型态的变化让他想这么做,或者有菩萨给他的信息让他这么做。