Menyalakan Cahaya Hati dan Menerangi Sepuluh Alam Dharma (Bagian 2) 点亮光明心灯 照遍十方法界 (下)

Seminar Dharma Singapura, 8 Maret 2014

Menyalakan Cahaya Hati dan Menerangi Sepuluh Alam Dharma (Bagian 2)

Tragedi seseorang terkadang diciptakan oleh dirinya sendiri. Tragedi dalam sebuah keluarga disebabkan oleh karakter dan mentalitas, mengapa banyak orang kehilangan keluarga? Karena tidak pernah puas. Melihat istri diri sendiri, merasa dia sudah tua dan tidak berguna lagi, lalu meremehkannya. Ketidakpuasan dengan cepat membuat mereka tidak peduli, dan ketidakpedulian akan menghadapi kehilangan. Oleh karena itu, harus mengerti untuk menyeimbangkan mentalitas kita. Ketika melihat istri menjadi tua, lihatlah juga dirimu di cermin, apakah kamu masih tetap muda? Keseimbangan adalah kebijaksanaan.” Hati manusia terdiri dari dua bagian, yang satu adalah hati yang dalam dan satu lagi adalah hati yang luar. Ketika banyak hal terjadi, misalnya suami istri bertengkar, merasa lelah dan tidak ingin bersamanya, ini adalah hati luarmu. Saat ini, sifat dasarmu akan berkata: “Dia tidak mudah. Dia telah bersamaku selama bertahun-tahun, menanggung begitu banyak penderitaan. Tidak masalah jika bertengkar, beberapa hari lagi akan kembali baik.” Hati yang benar akan muncul. Orang harus mengandalkan sifat dasarnya untuk menyeimbangkan. Dengan istilah modern, ketika menghadapi hal apa pun, gunakan hati nurani sebagai penjagamu. Semakin banyak menggunakan hati nurani sendiri, maka dapat mendorong sifat dasarmu. Semakin banyak menggunakan sifat dasarmu, maka akan memunculkan sifat Kebuddhaanmu.

Kita harus belajar memaafkan, belajar bertoleransi, dan belajar menggunakan welas asih ajaran Buddha untuk menyesuaikan jodoh. Segala sesuatu di dunia ini adalah kosong, menyesuaikan jodoh saja. Jika saya memilikinya hari ini, itu adalah milik saya. Jika saya tidak memilikinya hari ini, meskipun saya mendapatkannya, saya juga akan merasa tidak nyaman. Hal yang dirampas pasti akan diambil kembali oleh orang lain. Yang dirampas bukanlah milikmu, yang datang sesuai jodoh, barulah milikmu. Yang bisa membuatmu merasa nyaman di dunia ini, barulah yang benar-benar menyesuaikan jodoh dan takdir.

Sang Buddha berkata, satu pemikiran bodoh adalah akhir dari prajna. Selama masih ada satu pemikiran bodoh dalam pikiran seseorang, maka kebijaksanaannya akan hilang. Orang yang bodoh, kebijaksanaan tidak akan selalu mengikutinya. Satu pemikiran kebijaksanaan adalah lahirnya prajna. Ketika seseorang memiliki kebijaksanaan, maka akan lahir Prajnanya. Kebijaksanaan duniawi akan memunculkan Prajna ajaran Buddha Dharma. Berharap semua orang selalu memiliki niat baik dan pemikiran baik, maka akan selalu melahirkan Prajna. Kebaikan dan kebodohan seseorang semuanya terletak pada hatinya sendiri. Orang yang bisa terus-menerus membantu orang lain adalah orang yang bijaksana. Karena kamu membantu sepuluh orang, imbalan dari sepuluh orang jauh lebih besar daripada yang kamu berikan. Dedikasikan cinta kasihmu kepada semua makhluk di seluruh dunia, agar semua orang hidup dalam ajaran Buddha Dharma dan mampu berpikir jernih, memahami, dan berpikiran terbuka, agar orang tercerahkan, tersadarkan dan selamanya tidak akan melakukan kesalahan. Memikirkan semua makhluk berarti semua makhluk ada di dalam hatimu. Semua kebebasan berasal dari pilihan. Jika kita memilih kejahatan, kita akan menghadapi banyak kejahatan; jika kita memilih cinta, kita akan menghadapi berbagai jenis cinta. Semakin banyak kamu melepaskan, semakin banyak yang kamu miliki. Hari ini melepaskan, hari ini akan mendapatkannya. Langsung melepaskan langsung memilikinya.

Jangan ada kebiasaan. Banyak orang yang tidak mau mengubah tabiat buruknya. Mereka sering berkata: “Saya sudah terbiasa, saya sering melakukan ini. Saya sudah terbiasa sepanjang hidup saya, bisakah saya mengubahnya?” Kebiasaan adalah sesuatu yang sudah lama dilakukan, dan tidak tahu bahwa itu adalah salah, dan terus melakukannya. Kamu mengira itu kebiasaan, tetapi kebiasaan ini akan meledak begitu karma nidana dan pembalasannya sudah matang. Ibarat orang yang terbiasa merokok, paru-parunya tidak rusak setelah merokok lebih dari sepuluh tahun, tetapi suatu hari nanti paru-parunya akan menjadi buruk. Kita harus mengembangkan kebiasaan baik. Kebiasaan yang tidak baik akan menjadi kebiasaan buruk, dan ketidaktahuan (kebodohan) akan muncul. Jika seseorang bersikeras dengan kebiasaannya sendiri dan tidak mau berubah, lambat laun ia akan melahirkan ketidaktahuan, yakni tidak mengerti, tidak memahami kebenaran. Seorang praktisi Buddhis sejati yang ingin melenyapkan ketidaktahuan, pertama-tama dia harus menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam hidupnya. Kebiasaan buruk terkadang seperti tali yang tidak terlihat dalam pemikiran kita. Banyak orang tidak suka makan sayuran berdaun hijau, maka mereka memiliki penglihatan yang buruk, ini disebabkan oleh kebiasaan. Kita harus melepaskan kebiasaan buruk yang mengikat kebebasan kita. Pandanglah dunia dari sudut pandang berbeda, maka kamu akan memiliki perjalanan hidup yang berbeda!

Kita duduk di sini hari ini, bisa melewati hari dengan aman dan damai, itu merupakan berkah. Kita tidak boleh merasa tidak puas. Pikirkan berapa banyak orang yang menderita penyakit kritis hari ini dan tidak bisa melihat hari esok? Berapa banyak orang yang menjadi cacat hari ini, berapa banyak orang yang keluarganya hancur hari ini? Ketika seseorang mensyukuri kehidupan dan segala sesuatu di dunia, itu berarti dia telah memiliki segalanya di dunia.

Sebuah desa kecil telah mengalami kekeringan selama beberapa bulan tanpa hujan. Penduduk desa pergi ke kuil untuk berdoa memohon hujan. Biksu berdoa untuk mereka dan mengajari mereka melafalkan paritta, banyak orang memohon Bodhisattva memberkati. Biksu melihat seorang gadis yang sangat kecil memegang payung di tengah kerumunan. Biksu berkata: “Anak ini adalah orang yang paling berwelas asih dan penuh kasih sayang. Dia datang untuk berdoa hari ini, memohon hujan kepada Guan Shi Yin Pu Sa. Dia datang membawa payung, karena dia percaya bahwa Guan Shi Yin Pu Sa pasti akan memberi kita hujan. “Keesokan harinya hujan benar-benar turun. Perasaan anak-anak adalah murni dan polos. Praktisi Buddhis harus memiliki perasaan yang murni dan keyakinan yang kuat, sehingga pasti akan berhasil dalam menekuni ajaran Buddha Dharma.

Sang Buddha berkata bahwa takdir diciptakan oleh diri sendiri, dan rupa berasal dari hati. Nasib kita disebabkan oleh diri kita sendiri. Penderitaan kita serta semua aspek kehidupan lainnya juga disebabkan oleh diri kita sendiri. Segala sesuatu di dunia ini adalah wujud rupa, yaitu tidak nyata dan ilusi. Apa itu ilusi? Kamu berada di sini sekarang, dan orang di rumah dapat melihatmu dengan fotomu. Foto ini adalah tubuh transformasimu. Maka kita harus memahami bahwa jika pikiran kita tidak tergerak, maka segala sesuatu akan menjadi tidak bergerak. Jika kita tidak tergerak oleh segala kebutuhan dan nafsu keinginan di dunia, maka segala hal di dunia ini akan tetap seperti sedia kala. Jika hatimu tidak bergerak, perasaanmu tidak akan berubah. Kekurangan manusia adalah hari ini berubah, besok tidak berubah. Besok tidak berubah, lusa berubah lagi. Anak muda sekarang saat berpacaran, emosi mereka berubah dengan cepat.

Dalam membina pikiran, kita harus memahami bahwa segala hal diciptakan oleh pikiran. Dunia ini diciptakan oleh hatimu. Hanya ketika kamu melihatnya barulah kamu tahu keberadaannya. Tidak melihatnya maka akan menganggapnya tidak ada. Kamu memikirkan hal ini di dalam hati, maka hal itu akan ada. Ketika kamu tidak memikirkannya, maka itu tidak ada. Kita memikirkan Bodhisattva di dalam hati kita, harus baik-baik memohon kepada Buddha dan melafalkan paritta, maka Bodhisattva akan ada. Kita harus menghilangkan rintangan karma. Kita tidak melihat rintangan karma masa lalu, karena kita melafalkan paritta Li Fo Da Chan Hui Wen, telah melenyapkan rintangan karma, mungkin tidak ada halangan karma lagi.

Mulailah dari hati dan pikiran. Hati dan pikiran adalah organ terpenting yang mengubah hidup manusia. Pikiran harus berubah, diri sendiri baru bisa tersadarkan. Jika pikiran tidak dapat terbebas dari kerisauan duniawi, maka akan menderita selamanya. Orang yang dapat berpikir jernih akan tercerahkan. Orang yang tercerahkan baru dapat terbebaskan. Kebebasan spiritual baru dapat mencapai pencerahan sempurna. Dalam membina pikiran, yang menimbulkan kerisauan bukanlah halnya, juga bukan hal itu sendiri, melainkan sikap kamu terhadap hal tersebut. Misalnya, kamu sedang berbaring di pantai, dengan gembira memejamkan mata, dan tiba-tiba seseorang menginjakmu. Kamu baru saja hendak melompat dan memarahi orang, tetapi tiba-tiba kamu menyadari bahwa itu adalah orang buta yang kesepian. Dia menginjakmu, kamu tidak akan memarahinya, dan tidak akan berdebat dengannya. Pandangan seseorang terhadap sesuatu menentukan sikapnya terhadapnya. Ketika kerisauan datang, kita harus menggunakan kesabaran dalam Sad Paramita, baru bisa menjauhi kerisauan. Kita harus bersabar, harus menjauhi kerisauan dan ketidakpuasan dalam hidup, harus berpikir: setiap orang akan menghadapi masalah, dan beberapa orang memiliki lebih banyak masalah daripada saya. Kita harus berpikir: Ini adalah ujian bagi karakter saya sebagai seorang praktisi Buddhis. Jika dia bisa mengatasinya hari ini, saya juga bisa mengatasinya! Dengan begitu, kamu tidak akan lagi merasa risau. Jika kamu menyikapi semua kerisauan di dunia dengan pemikiran positif dan energi positif, maka kamu selamanya tidak akan merasa risau lagi.

Orang akan memiliki beberapa perspektif ketika melihat masalah apa pun di dunia. Setiap orang di dunia ini tidak sempurna dan semuanya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kita harus selalu melihat kelebihan orang lain dan jangan melihat kekurangan orang lain. Ketika memandang seseorang, selalu lihat kelebihannya dan kecilkan kekurangannya. Karena dia tidak sempurna, barulah kamu tahu bahwa seseorang adalah pribadi yang sempurna dan utuh. Jika kamu melepaskan kekurangannya, kamu akan memiliki kelebihannya. Kelebihannya akan selalu membuatmu bahagia. Orang yang sering melihat kelebihan orang lain, baru akan lebih tekun dalam belajar Buddha Dharma, dan merasa bahwa manusia adalah begitu sempurna. Orang harus belajar menerima kelebihannya sendiri, tetapi juga harus belajar menerima kekurangannya sendiri. Kita harus menerima kelebihan orang lain, dan juga harus menerima kekurangan orang lain, sama seperti menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Dalam menerima kelebihan dan kekurangan ini, kamu akan mendapatkan pelepasan dan kebebasan terbesar. Saat istrimu memarahimu, kamu merasa sangat sedih. Kekurangan manusia adalah ketika orang lain memberimu sesuatu, kamu berterima kasih sebesar-besarnya kepada mereka. Ketika tidak berjalan sesuai dengan keinginanmu, kamu akan melupakan semua kelebihan orang lain. Oleh karena itu, praktisi Buddhis harus mengerti untuk menerima kekurangan orang lain. Istri melampiaskan amarah, namun terus mencuci piring di dapur. Pikirkan betapa susahnya istrimu, maka kamu tidak akan menerima kata-kata amarahnya. Pikirkanlah dalam hatimu: sekarang dia sambil memarahi orang, sambil semangat, bisa terus mencuci dan menggosok. Berterima kasih kepadanya, saya menonton TV, sedangkan dia sedang mencuci dan menggosok. Jangan bertengkar dengan orang lain, miliki kasih sayang di dalam hatimu, lebih banyak kasih sayang dan pengertian. Ini adalah mentalitas seorang praktisi Buddhis.

Sebagai manusia, mundur selangkah dalam segala hal, kamu akan merasa sangat nyaman di dalam kehidupan. Selalu biarkan orang lain melakukan hal mereka terlebih dahulu dan diri kita belakangan. Meskipun jika orang lain mendapatkan keuntungan, saya juga tetap di belakang, karena saya selalu memiliki kebijaksanaan. Tidak bersaing, tidak berebut adalah Prajna.

Di dunia ini, kebahagiaan dan kesulitan datang tanpa bisa diprediksi, menahan amarah sesaat, maka tidak akan memiliki kekhawatiran selama seratus hari. Mengapa ada ketakutan dan teror? Karena kamu bersaing dengan orang lain, maka kamu akan merasa takut. Suatu saat saya sedang berkendara menuju tempat parkir dan hendak memasuki tempat parkir. Tiba-tiba sebuah mobil masuk dan menempati tempat parkir tersebut. Master berkata kepada sekretaris di sebelah: “Jangan cemas. Maser akan menunjukkan kepada kalian bagaimana membuatnya takut dan teror. Dia akan menjadi ketakutan ketika dia berebut.” Lalu saya parkir di samping dan tidak pergi, akibatnya dia duduk lama di dalam mobil dan tidak berani keluar. Pada akhirnya dia keluar namun tidak berani pergi. Karena dia mengambil tempat parkir saya, dia takut saya akan merusak mobilnya setelah dia pergi, jadi dia tidak berani pergi. Ini artinya tidak ada persaingan dan perebutan maka tidak akan ada ketakutan. Begitu kamu bersaing dan berebut, maka akan ketakutan.

Terkadang orang miskin, tetapi yang dia butuhkan adalah kebebasan. Begitu orang menjadi kaya, dia akan mengalami banyak kerisauan dan kesedihan. Segala sesuatu di dunia ini adalah perwujudan, jika pikiran tidak bergerak, segala hal tidak akan bergerak. Jika pikiran tidak berubah, segala hal tidak akan berubah. Hadapi segala hal di dunia ini dengan senyuman, jangan mengeluh, harus menyesuaikan jodoh.

Hidup di dunia ini, jika seseorang tidak dapat memahami arti hidup yang sebenarnya, menganggap hidup adalah suatu hukuman baginya, dan tidak mengerti mengapa dia begitu sengsara di dunia ini, mengapa anak-anaknya tidak patuh, mengapa perusahaan begitu perhitungan terhadap saya, mengapa istri menindas saya… semua ini karena dia tidak mengerti kehidupan. Sekarang kita menekuni Dharma, kita memahami arti hidup yang sebenarnya dan mengetahui bahwa itu adalah hukum sebab dan akibat, adalah utang di kehidupan lalu dan dibayar di kehidupan ini, maka tidak akan ada kerisauan dan kesedihan. Setelah melunasi semua utang, baru bisa terbebas dari utang dan merasa ringan. Menekuni Dharma adalah kehidupan nyata. Hidup ini tidak kekal. Tidak mengejar, tidak memohon, Prajna muncul di hadapan. Jika pikiran tenang, baik atau buruk akan sama saja. Jika memiliki Buddha di dalam hati, perolehan dan kehilangan tidaklah masalah. Tidak peduli perolehan atau kehilangan, itu adalah ujian. Ketenaran, keuntungan, dan kekayaan di dunia bagaikan awan di langit, semuanya akan segera berakhir. Kita tidak punya cara untuk mempertahankan kebahagiaan di dunia, kita lebih tidak berdaya untuk mempertahankan kerisauan dan kesedihan di dunia. Jika memahami bahwa kesedihan di dunia itu ibarat awan yang melayang dan akan berlalu, maka jangan bersedih, jangan risau. Jangan kecewa ketika hal yang diinginkan tidak tercapai. Jika tidak ingin kecewa, maka jangan mengejarnya. Tidak memohon adalah harta. Tiada permohonan, tidak memohon hal apa pun di dunia ini, itu berarti memiliki sebuah permata di hati, karena jika tidak memohon apa pun, kamu tidak akan memiliki kerisauan dan penderitaan. Bukankah itu adalah harta karun di hatimu?

Terakhir, Master memberi tahu kalian satu kalimat, yang dikatakan Master: seseorang yang sudah tidak memiliki nafsu keinginan apapun dengan sendirinya akan memiliki moralitas yang mulia. Seseorang yang membina sampai ketidakakuan akan memiliki tingkat pencerahan yang baik.

Sekali lagi terima kasih kepada Sang Buddha yang agung karena telah membawa ajaran Buddha Dharma ke dunia. Terima kasih kepada Guan Shi Yin Pu Sa karena telah mengintegrasikan welas asih ke dalam hati kita. Terima kasih kepada semua orang yang telah melahirkan saya dan membesarkan saya. Memiliki rasa syukur dan welas asih, hari esok akan lebih baik.