wenda20141219 01:09:46
Mengapa tidak bisa memimpikan Master; Harus mengubah perasaan manusiawi menjadi perasaan Buddha
Pendengar wanita: Ada seorang teman se-Dharma yang telah membina dirinya lumayan baik. kadang kala, dia sangat ingin memimpikan Master, tetapi dia tidak bisa memimpikannya, tetapi teman se-Dharma lain sering bermimpi dia bersama Master. Dalam mimpi, perasaannya dia cukup dekat dengan Master. Dia ingin bertanya mengapa dia sendiri tidak bisa memimpikannya?
Master menjawab: Sangat sederhana. Di alam bawah sadarnya, dia merindukan Master itu sudah pasti, jadi orang lain bisa memimpikan. Dalam kesadarannya sendiri, dia sudah sangat ingin banyak berkomunikasi dengan Master, ingin memiliki lebih banyak kontak, ingin Master memberi dia lebih banyak cahaya Buddha. Ini semua sangat normal. Tetapi mengapa dia sendiri tidak bisa memimpikannya? Karena dia memiliki perasaan ini di alam bawah sadarnya, tetapi dia tidak memiliki jodoh dengan Master di kesadaran yang dalam (Oh, begitu…)
Sebagai contoh sederhana, jika kamu ingin melakukan sesuatu, kamu harus memikirkannya terlebih dahulu, baru kamu bisa melakukannya. Sebenarnya, itu berarti sudah memikirkannya, dan orang yang telah membina diri dengan baik dapat merasakan. Akan tetapi, kenyataannya apakah kamu sudah melakukannya? Kamu tidak melakukannya (Oh, begitu? Saya kira itu karena dia terkadang terlalu merindukan Master, memiliki perasaan manusiawi, sehingga Bodhisattva tidak membiarkannya bermimpi) Bukan, Bodhisattva tidak akan begitu. Perasaan manusiawi juga ada, dan sangat banyak. Kamu cukup untuk mengubah perasaan manusia menjadi perasaan Buddha. Hal ini berarti harus mengetahui cara untuk mengurai, karena orang memiliki perasaan satu sama lain.
Jangankan teman se-Dharma, orang mengatakan bahwa di zaman kuno, “Berpapasan lewat saja membutuhkan lima ratus tahun”, benar tidak? Bagaimana bisa orang tidak memiliki perasaan satu sama lain? Harus memiliki perasaan yang lebih mulia. Tidak boleh menganggap semua perasaan manusia sebagai perasaan asmara. Misalnya, ibu menyayangi anak, apakah itu termasuk kasih sayang? Guru menyayangi siswa, Master menyayangi murid, ayah menyayangi kakek dan nenek, di unit kerja menyayangi rekan-rekan kerja, apakah ini tidak termasuk kasih sayang? Hanya saja jangan berlebihan saja, harus mengambil jalan tengah.
Saya beri tahu kamu, kadang-kadang jika kamu tidak menyayangi secara mendalam, kamu masih bisa melihat dan menyayangi dia selamanya; Jika kamu menyayanginya secara mendalam, maka selanjutnya kamu akan berjalan ke titik semula, kamu tidak dapat melihatnya lagi (Sudah mengerti. Lalu bagaimana dia bisa memasukkan ini ke dalam kesadarannya yang dalam? Harus lebih tekun, bukan?) Dia sendiri harus tekun, misalnya, kamu merasa, “Oh, saya harus mendengarkan kata-kata Master, saya harus mengikuti Master. Membaca “Bai Hua Fo Fa” Master setiap hari, sering mendengar rekaman Master.” Dengan begitu, kamu akan segera memimpikan Master. Inilah konsepnya (Sudah mengerti, Terima kasih Master)
wenda20141219 01:09:46
为什么梦不到师父;要把人间的感情化成佛情
女听众:有一个同修修得也挺好的,他有时候挺想梦到师父,但是梦不到,但其他的同修会经常梦到他和师父在一起,梦境中他跟师父还挺亲近的感觉。他就问为什么自己梦不到?
台长答:很简单,在自己的潜意识里面,他想师父是肯定的,所以人家可以梦到。他在自己的意识当中已经想跟师父多多地沟通,多多地接触,想让师父的佛光给他多一点,这个都是很正常的。但是为什么他自己梦不到?因为他在潜意识里边有这种感觉,但是他在深层意识里边还没有跟师父的缘分(这样啊……)举个简单例子,你一个人想去做一件事情,首先要先去想,你才能去做。事实上就是说想了,其他修得好的人就能感觉到,但是实际上你去做了吗?你没有去做啊(是这样啊?我还以为是因为他有时候太想师父了,有点人间的感情,所以菩萨不让他梦到呢)不是,菩萨不会。人间感情也有,多呢,这种要把人间的感情化为佛情就可以了嘛。这个事情就是说一定要懂得怎么样来化解,因为人跟人都有感情的。不要说佛友了,人家说古代讲起来“擦肩而过五百年”啊,对不对?人跟人怎么会没感情呢?要稍微高尚一点的感情,不能把人间的感情都作为爱情来说。比方说妈妈爱孩子,算不算有爱啊?老师爱同学、师父爱弟子、爸爸爱爷爷爱奶奶、单位里爱同事,这不叫爱吗?不要过分就好了,中庸之道就好了。我告诉你,有时候不爱到底,你还能一直看到他,一直能爱下去;爱到底了,那接下来就走回头路了,看都看不到了(知道了。那他怎么样才会把这种进到深层意识当中呢?好好精进是吧?)自己精进了,比方说你觉得“哎呀,我要听师父的话,我要照着师父走。师父的《白话佛法》天天看,师父的录音经常听”,那很快就做梦做到师父了,是这个概念啊(懂了,谢谢师父)