Mempertahankan Welas Asih, Hati Nurani akan Menyertai; Lepaskan Kebencian, maka akan Tersadarkan (Bagian 3) 留得慈悲心还在 舍去瞋恨悟还存(下)

Seminar Dharma Sydney, 25 Januari 2014 (Bagian 3)

Mempertahankan Welas Asih, Hati Nurani akan Menyertai; Lepaskan Kebencian, maka akan Tersadarkan

Di Negeri Savatthi, ada seorang wanita tukang kebersihan yang membersihkan jalanan setiap hari. Dia sangat rajin, namun pakaiannya sangat kotor. Banyak warga yang membencinya. Mereka lewat dengan menutupi hidung ketika melihatnya. Sang Buddha tahu ada seorang wanita seperti itu, jadi Beliau mengundangnya untuk mendengarkan Dharma, menyemangatinya untuk tekun. Banyak orang tidak setuju. Salah satu murid Sang Buddha berkata: “Sang Buddha, Anda sering mengatakan bahwa orang harus bersih. Dia sangat kotor, mengapa  membiarkannya berbicara bersama kita?” Sang Buddha berkata dengan serius: “Wanita ini, dia menyapu jalanan dengan sangat bersih, dia rendah hati dan bekerja keras, mengapa harus membencinya? Mengapa  tidak boleh berbicara dengannya?” Setelah wanita itu mandi dan menggantikan pakaian, dia bertemu orang-orang dengan wajah berseri-seri. Sang Buddha melanjutkan: “Meskipun kalian sangat bersih di luar, namun batin kalian sangat kotor, sombong dan tidak sopan, batin sangat kotor sekali. Perlu diketahui bahwa kekotoran di luar mudah dibersihkan, tetapi kotoran dalam batin sulit untuk diperbaiki.”

 

Metode pengetahuan yang kita pelajari harus diterapkan dalam perilaku, jika tidak maka tidak akan ada pengetahuan nyata yang dapat diwujudkan – yaitu pengetahuan dan kebijaksanaan yang dialami membuktikan bahwa ia benar-benar ada di dunia. Oleh karena itu, harus memahami bahwa setelah menekuni Dharma, kita harus belajar berpikir dan memahami. Hanya dengan mempraktikkannya sendiri baru bisa memperoleh pengetahuan yang sesungguhnya.

 

Menjelang Tahun Baru, Master akan menyampaikan kepada semua orang wejangan terbaru dari Guan Shi Yin Pu Sa. Total ada delapan kalimat, dengan makna mendalam: “Adanya bencana pada usus dan perselisihan karena gosip.” Artinya waktu alam untuk tahun 2014 sangat buruk bagi usus dan lambung. Mulut bergosip akan menyebabkan perkara.  Berharap semua orang memperhatikan kesehatan dan lambung di tahun ini. Jangan sembarangan berbicara. “Api dan banjir tiada ampun, karma bersama sangat dalam.” Akan ada banyak kebakaran dan banjir di tahun ini. Ini disebabkan oleh karma bersama.  “Mempertahankan welas asih, hati nurani selalu menyertai.” Orang yang welas asih berarti hati nuraninya masih ada di dalam hatinya; Mempertahankan welas asih, maka masih ada hati nurani. Jika tidak, bahkan hati pun hilang. “Lepaskan kebencian, maka akan tersadarkan.” Tidak boleh membenci orang lain lagi, karena membenci orang lain akan menyakiti diri sendiri. Hanya mereka yang tidak memiliki kebencian yang akan tersadarkan dan memahami kebenaran. Orang yang membenci akan melakukan hal-hal bodoh. “Pikiran tenang, dunia akan damai.” Jika pikiran seseorang bisa tenang, dunianya akan damai. Oleh karena itu, pikiran harus tenang, tidak boleh serakah, tidak boleh membenci, dan tidak boleh bersikap bodoh. “Api di hati bisa menimbulkan ratusan bencana.” Jika hati seseorang berkobar sepanjang hari dan selalu ingin berebut dengan orang, dia pasti akan memiliki bencana. “Orang bijak berkelana keliling dunia.” Jika kamu adalah orang bijak, kamu bisa terbang keliling dunia. “Orang yang menyelamatkan orang lain, dunianya akan merasa damai.” Jika kamu menyelamatkan orang lain dan membantu semua orang, kamu dapat membuat duniamu menjadi tempat yang lebih aman dan indah. Oleh karena itu, orang yang dapat membantu orang lain, dia akan memiliki keluarga yang lebih baik. Orang yang dapat membantu semua makhluk, dunia pasti akan damai.

 

Suasana hati kita terus berubah setiap hari seperti halnya di lapangan olahraga. Mengapa atlet perlu mengatur suasana hatinya? Sering terlihat beberapa atlet sangat bersemangat di lapangan dan diusir oleh wasit dengan kartu kuning. Begitu juga suasana hati orang-orang di rumah, jika tidak bisa mengendalikan suasana hati sendiri, istrimu akan mengeluarkan kartu merah dan menghukummu untuk keluar. Selama kamu tidak bisa mengendalikan hati dan emosi, kamu akan melakukan pelanggaran dalam hidup, begitu marah, kamu akan dikeluarkan. Di Australia, jika kamu memukul istri, polisi akan datang. Sama seperti di lapangan bola, meskipun ini adalah masyarakat yang kompetitif, kamu harus tetap stabil, baru tidak akan terbentur pagar atau dikeluarkan dari lapangan. Kita harus belajar bersabar, harus memahami konsentrasi dan kebijaksanaan – pikiran bisa tenang akan memiliki kebijaksanaan. Mampu mengatasi rintangan dalam hidup, ini barulah mentalitas seorang praktisi Buddhis sejati.

 

Dalam budaya tradisional Tiongkok, Konfusius mengatakan: “Seorang pria sejati mempunyai sembilan pemikiran: shì sī míng — melihat dengan pemikiran jernih, tīng sī cōng — mendengarkan dengan pemikiran cerdas, sè sī wēn — berpenampilan lembut, mào sī gōng — berpenampilan sopan, , yán sī zhōng — berbicara dengan jujur, shì sī jìng — bertindak penuh hormat,  yí sī wèn — bertanya jika ragu, fèn sī nán — pikirkan akibat ketika marah, dan  jiàn dé sī yì — pikirkan apakah yang kamu peroleh itu benar.” “shì sī míng — melihat dengan pemikiran jernih”, artinya sebagai manusia, ketika melihat masalah, pemikiran harus jernih, tidak boleh membuat kesalahan. “tīng sī cōng — mendengarkan dengan bijak” artinya mendengarkan perkataan orang lain, pemikiran kita harus cerdas, memahami maksud orang lain, gunakan kebijaksanaan untuk mendengar perkataan orang lain. Sebagian orang yang diadu domba orang lain akan langsung meloncat, ini berarti tidak ada “tīng sī cōng — mendengarkan dengan pemikiran cerdas”. “sè sī wēn — berpenampilan yang hangat,  “sè” ini mengacu pada rupa wajahmu. Kamu harus bersikap lembut saat melihat orang lain, harus bisa tersenyum. “mào sī gōng — berpenampilan sopan “, apakah penampilanmu memberikan perasaan hormat kepada orang lain? Anak yang berpakaian bersih dan rapi akan disukai semua orang. Ketika menghadiri pertemuan orang lain, berpakaian rapi adalah tanda hormat kepada orang lain. “yán sī zhōng — berbicara dengan jujur”, jangan berbohong atau membual. “shì sī jìng — bersikap hormat dalam melakukan segala hal”, artinya melakukan sesuatu dengan hormat. Banyak senior yang serius dan teliti dalam melakukan sesuatu. Saat ini, anak muda melakukan sesuatu dengan sembarangan. Berharap bisa bersikap hormat dalam melakukan segala hal. “yí sī wèn — bertanya ketika ragu.” Jika memiliki keraguan harus bertanya. Jika tidak bertanya, maka akan menambah kebodohanmu. Tidak bertanya dengan jelas akan berpikir sembarangan. Ada suami yang pulang larut malam, istrinya juga tidak bertanya. Dia pergi memeriksa tasnya, mencium apakah ada bau parfum di tubuhnya, memeriksa apakah ada rambut panjang di pakaiannya… Jika ada pertanyaan, harus tanyakan pada orang lain. Jangan menyimpannya dalam hati. Tanyakan dengan jelas, maka akan baik-baik saja. “fèn sī nán — pikirkan akibat ketika marah”,  kita harus mempertimbangkan bahwa setelah marah selanjutnya akan ada masalah. Memarahi orang, merusak sesuatu di tempat umum akan masuk penjara. “jiàn dé sī yì — pikirkan apa yang kamu peroleh itu benar.” Keuntungan apapun yang dilihat dan diperoleh, pertama-tama harus terpikir untuk membagikannya kepada orang lain. Master memperoleh Xin Ling Fa Men, saya membagikannya kepada kalian semua, agar semua orang dapat memiliki kesehatan yang baik, pekerjaan yang baik, studi yang baik, dan keluarga yang baik. Ini barulah arti “jiàn dé sī yì”. Master terkadang berpikir bahwa jika semua orang menekuni Dharma, lebih banyak orang yang menekuni Dharma di Sydney, banyak orang yang welas asih, dan banyak orang yang memiliki hati nurani, maka Sydney secara bertahap akan menjadi tanah suci.

 

Sebagai manusia, kita harus menekuni Dharma, dan mempelajari ajaran Buddha Dharma bukan sekedar mempelajari ilmu. Kita harus mempelajari keseluruhan sistem dalam membina ajaran Buddha, dimulai dari pemikiran, kemudian mempengaruhi perilaku kita. Pemikiran benar dan perilaku normal, maka mulut akan berbudi luhur. Perbanyak mengumpulkan jasa kebajikan dari segi ucapan. Jangan memarahi orang lain. Orang yang memarahi orang lain adalah memarahi dirinya sendiri. Jika kamu memberikan  sesesorang sebuah hadiah, dan dia tidak menerimanya, maka itu tetap milikmu. Kamu memarahi orang lain dan orang lain tidak menerimanya. Kamu tetap memarahi dirimu sendiri.

 

Kita harus dengan “pembinaan dalam kehidupan keduniawian”, namun dengan “mentalitas keluar keduniawian”, melakukan “karir dalam kehidupan keduniawian”.  Pembinaan dalam kehidupan keduniawian berarti kita membina diri di dunia ini. Mentalitas keluar keduniawian, harus memahami bahwa kita tidak akan berada di dunia ini di masa depan, jadi segala hal seperti ketenaran dan kekayaan tidak menjadi masalah; dan tidak dapat diperoleh. Yang seharusnya menjadi milik saya adalah milik saya. Yang tidak seharusnya milik saya, saya tidak akan memohonnya. Banyak orang sangat menderita jika memohon anak dan tidak mendapatnya, terus menerus memohonnya. Setelah  terkabulkan, anak yang lahir kelainan bentuk dan kelumpuhan otak, dan membuat keluarganya lebih banyak penderitaan, jadi berharap semua orang jangan serakah dan harus melihat melampauinya atau melihat kebenaran. Melakukan karir dalam kehidupan keduniawian, melatih diri jati diri dalam menghadapi orang lain, waspada setiap saat, dan selalu mengamati diri sendiri: Apakah hati nurani saya baik? Apakah saya memarahi orang hari ini? Apakah saya berpikir sembarangan? Apakah saya telah membaca informasi buruk di Internet? Sering merasakan apakah diri sendiri melakukan kesalahan, apakah mengamati hati nurani diri sendiri. Oleh karena itu, harus mengamati lubuk hati diri sendiri, harus memahami diri sendiri. Orang yang sering bisa merasakan apakah sikapnya terhadap orang lain itu baik atau buruk pasti akan memahami orang lain dan akan sangat peduli dan perhatian terhadap orang lain. Orang seperti ini adalah praktisi Buddhis.

 

Terakhir, Master akan menyampaikan beberapa kalimat yang bermanfaat untuk meningkatkan tingkat kesadaran spiritual dalam hidup di tahun baru. Kalimat pertama adalah setiap orang jangan terlalu yakin dengan pendapatnya sendiri, maka penyesalannya akan lebih sedikit. Jika kamu yakin dirimu adalah benar, kamu pasti akan menyesalinya. Berharap semua orang tidak terlalu yakin dengan pendapat sendiri di tahun baru. Kalimat kedua adalah pergaulan antar orang adalah yang paling sulit. Master akan mengajari kalian bagaimana mendapatkan kasih sayang dari orang lain di dunia, dan cara bergaul dengan orang lain, agar mereka akan memperlakukanmu dengan baik. Sangat sederhana, lima kata: “wúxiàn de róngrěn — toleransi tanpa batas.” Dalam bergaul dengan orang lain, kamu harus memahami untuk menoleransi tanpa batas, maka akan mendapatkan kasih sayang dari orang lain. Selamanya harus bertoleransi terhadap orang lain, selamanya harus merasa diri sendiri masih memiliki kekurangan, dan selamanya harus merasa apa yang saya lakukan masih kurang. Dengan begitu, mentalitasmu akan tenang. Masing-masing dari kita harus meneladani Buddha, menganggap orang yang lebih tua sebagai orang tua kita, menganggap yang sebaya sebagai saudara-saudari kita, dan menganggap semua anak di dunia sebagai anak kita sendiri. Welas asih dan kasih sayang kita baru akan muncul. Kita harus peduli terhadap semua orang. Setiap orang harus belajar bersabar di rumah, di tempat kerja, dan di masyarakat, karena orang yang bersabar baru akan tekun. Ingin mempertahankan kedamaian dan aman dalam keluarga, maka harus belajar bersabar. Kesabaran adalah suatu tingkat kesadaran spiritual. Konsentrasi Zen adalah sejenis toleransi dan daya tahan. Praktisi Buddhis harus memahami bahwa saya datang ke dunia di kehidupan ini bukan untuk bersenang-senang, tetapi untuk menerima balasan. Seperti yang dikatakan banyak orang tua, “Kami datang ke dunia untuk membayar hutang anak-anak. Sekarang belum selesai melunasinya. Kami membesarkan anak-anak di Tiongkok dan mengantar mereka ke Australia. Tidak diduga, kami harus datang ke Australia untuk menjaga cucu-cucu kami dan melanjutkan untuk membayar hutang.” Hutang di dunia ini tidak bisa dilunasi. Semua orang harus berpikiran terbuka, menerima apa adanya. Sebagai manusia, kita harus memahami untuk memberi tanpa batas. Kita datang ke dunia ini, kita harus menggunakan hati kita yang paling murni untuk memberikan pengorbanan kita pada dunia ini, memberi pengorbanan kepada kerabat kita. Kita bekerja keras dan menerima kritikan, belajar dari semangat Lei Feng, harus lebih banyak membantu orang lain. Menekuni Dharma adalah harus memahami untuk berwelas asih dan toleransi. Berharap semua orang harus  menekuni Dharma dengan baik, sehingga dunia ini baru akan menjadi lebih indah dan baik. Harus memahami orang lain, lebih menyayangi orang lain, dan yang terpenting adalah membalas budi kebaikan dan bersyukur!

 

Terima kasih kepada orang tua yang telah membesarkan kita. Terima kasih kepada anak-anak yang membuat kita menjadi senior. Terima kasih kepada semua orang yang telah mendidik kita. Terima kasih kepada semua orang yang bijak karena telah memberikan kita pengalaman menjadi manusia. Kita harus bersyukur! Hari ini kita telah mengenal ajaran Buddha Dharma, tingkat kesadaran spiritual kita terbuka, kita bisa berpikiran terbuka terhadap banyak hal. Agama Buddha mengajarkan tentang tersadarkan. Apa itu tersadarkan? Bisa berpikiran terbuka dan mengerti itu adalah tersadarkan. Orang yang masih tidak dapat berpikiran terbuka dan mengerti adalah belum tersadarkan. Karena ketika kamu tidak bisa berpikiran terbuka, itu seperti berjalan di jalan buntu, kamu pasti akan menabrak tembok atau menabrak mobil. Jika kamu bisa berpikiran terbuka, jalan selalu ada di bawah telapak kakimu!

 

Mohon bertanya dimanakah jalan? Ajaran Buddha Dharma ada di bawah telapak kakimu! Belajarlah dengan baik! Terima kasih semuanya!