shuohua20130215 03:15
Pemahaman tentang “menyesuaikan jodoh” dan “mengikuti takdir”
Pendengar wanita: Saya mohon petunjuk satu pertanyaan lagi tentang ”menyesuaikan jodoh” dan “menerima nasib”. Sebelum belajar Buddha Dharma, kita sering menerima nasib, tidak terpikirkan untuk menyesuaikan jodoh, karena tidak memiliki kesadaran spiritual yang tinggi.
Yang saya pahami tentang“menyesuaikan jodoh” adalah setelah memahami hukum sebab akibat, lalu memandang hal tersebut dengan tingkat kesadaran spiritual yang tinggi, dan“menerima nasib”mungkin adalah menerima suratan takdir. Setelah belajar Buddha Dharma, bahkan sudah berada didalamnya, mungkin juga tidak bisa membedakan apakah menerima nasib atau menyesuaikan jodoh.
Jelas-jelas ini adalah jalinan jodoh buruk, bisa membawa dia ke situasi yang sangat buruk, bahkan Bodhisattva memberinya mimpi, dia masih mau berpikir seperti itu. Saya tidak tahu bagaimana memberi saran kepada pihak lain dalam hal ini?
Master menjawab: Kamu sangat bijaksana dalam menyatakan hal ini. “menyesuaikan jodoh” dan “mengikuti takdir” adalah 2 konsep. Apakah “mengikuti takdir” itu? Misalnya hari ini kamu sudah melakukan suatu hal, ini adalah sesuatu yang seharusnya ada dalam hidupmu, namun kamu belum belajar Buddha Dharma, hanya bisa membiarkannya saja.
“Menyesuaikan jodoh” adalah kamu sudah menyadari keseriusan hal ini, sudah mengetahui sebab akibatnya, kemudian melakukannya seperti apa adanya. Dalam menyesuaikan jodoh masih ada satu struktur, mengubah karma baik, dan menghapus karma buruk; Dan “mengikuti takdir” tidak ada perubahan dan penghapusan (Bagaimana seharusnya memberi saran kepada pihak lain?)
Yang tidak belajar Buddha Dharma tidak memahami hal ini, tidak memahami seluruh konteks dan hubungannya dengan hukum sebab akibat, hanya“mengikuti takdir” (Dia sudah belajar Buddha Dharma, bahkan sangat pintar dalam berbicara) Saya melihat dia sudah menyimpang (Begitukah?) Tujuan akhir mempelajari Buddha Dharma adalah agar kita mengubah nasib, dan bukan menerima nasib. Orang yang tidak mengalami perubahan adalah orang yang tidak tekun belajar Buddha Dharma, orang yang tidak tekun tidak akan mengalami kemajuan.
Shuohua20130215 03:15
对“随缘”和“认命”的理解
女听众:我再请教一个“随缘”和“认命”的问题。没学佛之前,我们很多时候都会认命,想不到随缘,因为没那么高的境界。我理解的“随缘”是了解这个因果之后,站在一个比较高的境界看待这件事情,而“认命”可能就是任自己的命运摆布。学佛之后,即便自己身在其中,可能也搞不清楚到底是认命还是随缘。明明这个缘分是恶的,会把他带到一个特别不好的境地,而且菩萨都给他梦示了,他还要那样想。我不知道这件事情应该怎么劝对方?
台长答:你讲这个问题非常有智慧。“随缘”和“认命”是两个概念。“认命”是什么?比方说你今天做了某一件事情,这是你命中该有的,但你没有学佛,只能任它摆布。“随缘”就是你已经认识到这个事情的严重性,知道它的因果了,然后随着它去做。随缘当中还有一个分子结构,改变善缘、去除恶缘;而“认命”是没有改变也没有去除的(应该怎么劝对方呢?)没学佛的人不理解这个事物,不懂得整个来龙去脉和因果关系,就是认命(他已经学佛了,而且讲出来一套一套的)我看他已经走偏了(这样啊?)学佛最终的目的是让我们改变命运,而不是认命。实没改变的人就是学佛不精进,不精进的人是不能进步的。