Acara Pertemuan Umat Buddhis Sedunia di Malaysia, 05 Maret 2014
Lautan yang Menangungi Ratusan Sungai; Metode Baik untuk Menyelamatkan Semua Makhluk (Bagian 2)
Setiap orang memiliki rasa cinta terhadap keluarganya. Semuanya akan mencintai keluarganya ketika mencapai usia tertentu. Ketika Master menerima murid, banyak ibu tua berkata: “Master, tolong bawa saya pergi! Tolong bawa saya pulang!” Master sangat sedih dan berkata kepadanya: “Master belum pulang, Mengapa kamu mau pulang begitu awal ? Jika tidak ada Master, bagaimana kamu bisa pulang? “Jangan takut menanggung penderitaan, harus hidup dengan kuat. Menanggung penderitaan adalah mengikis karma. Jika tidak mengikis karma, bagaimana bisa pulang? Hadapi hidup dengan berani, hadapi kenyataan dengan berani, dan harus hidup dengan tegar, karena semua orang akan menanggung penderitaan, siapa suruh kita terlahir di Alam Manusia? Terlahir di Alam Manusia maka harus menanggung derita. Walaupun Alam Manusia termasuk tiga alam baik. Namun, di dalam alam yang baik juga ada kejahatan. Kita harus menyambut yang baik dan menghilangkan yang jahat. Ketika hal baik datang, kita harus menyambutnya. Jika hal buruk datang, kita harus menyingkirkannya, sehingga hati kita akan selalu cerah. Melihat wajah kalian yang welas asih, hati Master benar-benar dipenuhi dengan welas asih dan sukacita! Melihat wajah kalian yang telah tercerahkan atau akan tercerahkan, Master juga dipenuhi dengan sukacita Dharma! Berharap kalian dapat mempelajari empat kata tentang penderitaan dan kesulitan di dunia, yaitu yang sering diajarkan oleh Sang Buddha kepada kita “ru ru bu dong — tidak tergoyahkan”! Menanggung penderitaan bukanlah apa-apa, suatu saat akan berlalu. Kenikmatan bukanlah apa-apa, itu juga akan segera berlalu. Jadi penderitaan dan kenikmatan itu sama, tidak ada yang istimewa bagi kita. Kita hanya menempuh jalan kita sendiri, sama seperti kita berjalan di jalan yang cerah, terkadang berangin, terkadang hujan, terkadang cerah, tetapi tidak ada yang bisa menghentikan keyakinan kita dalam menekuni Dharma, tidak ada yang bisa membuat kita mundur. Hanya dengan tekun membina diri, kita baru bisa mencapai tepian pencerahan.
Seseorang harus menggunakan setiap organnya dengan baik. Gunakan suaramu untuk menyelamatkan orang. Gunakan matamu untuk membuat orang merasa welas asih. Gunakan hidungmu untuk mencium Dharma. Gunakan telingamu untuk mendengar Dharma. Gunakan otak dan pikiranmu untuk mempelajari Dharma yang menakjubkan. Gunakan lehermu untuk bergerak dan melihat sekelilingmu apakah ada orang yang butuh diselamatkan. Gunakan hatimu untuk menerima semua orang yang berbeda pendapat denganmu. Lautan yang menaungi ratusan sungai, itu bergantung pada lapang dadamu.
Apa yang diandalkan orang untuk bertahan hidup? Banyak orang yang mengandalkan pada keinginan materi, tetapi mereka gagal dalam hidup. Banyak orang yang mengandalkan pada pengejaran, tetapi semangat mereka belum mencapai tingkat tertentu, dan mereka segera kehilangan semangat. Orang bergantung pada suatu tingkat kesadaran spiritual, dan tingkat kesadaran spiritual ini membuat kita menyadari bahwa dunia ini bukanlah tempat kita. Tingkat kesadaran spiritual ini membuat kita merasa bahwa saudara-saudari kita sedang menderita di dunia. Penderitaan apa yang mereka tanggung? Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, kesehatan yang buruk… semuanya menderita. Oleh karena itu, jika ingin menyelamatkan mereka, maka harus membina diri meninggalkan keduniawian, harus mengerti bahwa berdiri di posisi yang tinggi baru bisa melihat jauh. Berdiri dalam posisi Bodhisattva hari ini, kamu baru bisa melihat betapa kecilnya dunia ini, dan betapa menyedihkan segala sesuatunya yang kamu dapatkan di dunia ini. Semuanya di dunia ini hanyalah ilusi. Jika kamu memahami prinsip-prinsip ini, kamu tidak akan melekat. Pikirkanlah sanak saudara kita, ada yang bersama kita, ada yang meninggalkan kita, beberapa orang sangat melekat dengan segala sesuatu yang mereka kejar dan mohon dalam hidup, namun pada akhirnya mereka kehilangannya dengan cepat. Master berkata kepada wartawan tersebut hari ini: “Mengapa praktisi Buddhis tidak pernah kehilangan? Karena kita tidak memohon. Tidak memohon mana ada kehilangan?” Sungguh menyakitkan jika kita kehilangannya. Selamanya jangan memohon, maka tidak akan pernah merasakan sakitnya kehilangan.
Saat terjadi gempa bumi di Wenchuan, kami mempunyai seorang teman se-Dharma dari Perkumpulan Buddhis Tiongkok Australia yang merupakan seorang psikiater. Dia pergi ke Wenchuan untuk menjadi sukarelawan. Ada sepasang suami istri muda yang menyaksikan anak mereka yang berusia tiga tahun ditindih hingga meninggal dunia dalam gempa bumi. Perasaan mereka tidak saya katakan, kalian pun akan tahu, sangat menyakitkan dan ingin bunuh diri. Teman se-Dharma ini berkata kepada mereka: “Harus kuat, tidak masalah, terkadang kita kehilangan, maka akan ada lagi.” Mereka tidak mempercayainya dan ingin bunuh diri. Teman se-Dharma terus berkata kepada mereka: “Kalian coba melafal paritta dan lihatlah, belajar Xin Ling Fa Men. Baik-baiklah melafalkan paritta. Anak kalian yang hilang, Bodhisattva akan memberikan lagi untuk kalian.” Mereka sangat sedih. Beberapa tahun kemudian, ketika dia menghubungi mereka lagi, seorang putra lahir di rumah. Mereka sangat bahagia sekali. Perlahan mereka melupakan putri mereka yang telah meninggal itu. Master akan mengajari kalian lagi, jangan pernah melupakan masa lalu. Ingatlah kepedihan masa lalu dan jangan lupakan niat awal pada semulanya. Karena penderitaan saat itu, kamu barulah menekuni Dharma. Jadi ketika ada perubahan dalam keluargamu, seperti melahirkan anak laki-laki, kamu harus terus melafalkan paritta dengan baik, barulah bisa menjamin kesehatan anak laki-laki tersebut, baru bisa memberimu cucu. Tidak ada anak laki-laki dari mana datangnya cucu?
Guan Shi Yin Pu Sa menyelamatkan makhluk yang berjodoh. Apakah kalian berjodoh? Harus menjadi makhluk yang berjodoh. Manusia hidup di dunia ini dengan mengandalkan jodoh. Terkadang jodoh datang dan pergi, ketika hilang, maka tidak ada lagi, ketika berakhir, maka sudah berakhir. Ketika kamu tidak menghargai jodoh ini, maka akan segera hilang. Ketika kamu menghargai anak, kamu akan mempunyai anak. Ketika kamu tidak memedulikan anak-anak, anak-anak akan meninggalkanmu. Ketika kamu menghargai pasanganmu, pasanganmu akan menghargaimu. Ketika kamu tidak menghargainya, dia mungkin akan meninggalkanmu suatu hari nanti. Kita harus selalu memahami untuk menghargai, karena kita telah mengenal Buddha Dharma. Jika kita tidak menghargai Dharma, kita akan meninggalkan Buddha. Cintai semua makhluk, cintai hidup diri sendiri, cintai semua orang yang telah baik kepada kita, orang yang telah membantu kita. Cintai semua makhluk, inilah Bodhisattva, inilah Buddhisme Mahayana! Menyelamatkan semua makhluk berarti menyelamatkan orang-orang yang sedang berjuang di lautan penderitaan, sehingga semua orang di lautan penderitaan dapat menjulurkan kepala, meraih tangan mereka, dan menarik mereka ke atas. Yang ditarik bukan tangan kalian, yang ditarik adalah semangat kalian, yang ditarik adalah jiwa kalian.
Ketika seseorang sudah berpikiran terbuka, dia akan memahami segalanya. Ketika dia tidak bisa berpikiran terbuka, dia tidak memahami apa pun. Sudah hidup dalam seumur hidup ini, namun masih melekat, apa yang harus melekat? Apa yang tidak bisa dilepaskan? Ada orang yang tidak rela membuang obat-obatan lama di rumah, dengan alasan bahwa akan menggunakannya lagi di saat sakit nanti. Kita harus melepaskan, harus bisa melepaskan segalanya, tidak menjadi masalah. Tidak menjadi masalah, baru bisa tidak takut.
Mengapa Master mampu membantu begitu banyak orang menghilangkan ketersesatan dan tersadarkan? Bukan Master, tetapi karena saya memiliki kebijaksanaan Guan Shi Yin Pu Sa. Mengapa kalian bisa menyelamatkan begitu banyak orang? Saya kenal banyak bibi dan ibu-ibu tua yang memperkenalkan Buddha Dharma kepada semua orang yang mereka temui, menyelamatkan banyak orang. Ini benar-benar sebuah keterampilan, juga suatu tekad, ini juga merupakan kebijaksanaan Bodhisattva. Selalu menggunakan niat diri sendiri untuk mempengaruhi orang lain. Selalu menggunakan welas asih diri sendiri untuk menerangi orang lain. Biarkan obor menerangi semua pelita, dengan begitu, jalanmu baru akan bersinar terang!
Orang tidak bisa terlibat dalam perasaannya sendiri. Hari ini awalnya sangat senang, tetapi tiba-tiba menjadi tidak senang karena ada panggilan telepon dari seseorang. Bukankah ini disebut terbawa arus oleh orang lain? Jadi ada orang berkata bahwa orang-orang selalu diarahkan oleh orang lain seperti boneka. Kita tidak boleh diarahkan oleh orang lain di dunia, dan hidup kita juga tidak bisa dikendalikan oleh orang lain. Kita harus menjadi penguasa dunia. Setelah kita menekuni Dharma, kita harus mempunyai kebijaksanaan. Kita harus mengerti untuk menghargai jiwa kebijaksanaan diri sendiri, dan meningkatkan kebijaksanaan diri sendiri. Dari mana datangnya kebijaksanaan? Pertama, kamu dapat memperoleh kebijaksanaan dengan terus-menerus menyelamatkan orang; kedua, harus terus belajar dan membaca lebih banyak “Bai Hua Fo Fa” dari Master. “Bai Hua Fo Fa” jilid 4, 5 dan 6, semakin dijelaskan semakin dalam, semakin menakjubkan. Kemarin, seseorang berkata kepada saya: “Master, bisakah Anda berdiri dalam waktu yang lama? Kami berdiri sebentar saja pinggang tidak tahan.” Master mengandalkan suatu kegigihan, dengan melihat kalian, saya dipenuhi dengan sukacita Dharma. Melihat kalian, saya merasa bahwa ajaran Buddha Dhar,a memiliki harapan dan bisa terselamatkan! Jadi saya semakin meningkatkan energi positif diri sendiri. Banyak ibu yang demi anak-anaknya berpikir “Saya harus menyekolahkan anak, harus membuatnya masuk perguruan tinggi.” Dia tidak merasa lelah ketika bangun pagi setiap hari untuk memasak karena dia memiliki energi positif. Jika ingin mendapatkan energi positif, maka harus lebih banyak membantu orang lain, lebih mencintai orang lain, lebih peduli pada orang lain, dan menganggap orang lain baik. Diri sendiri memiliki banyak kesalahan. Orang lain selalu benar dan diri sendiri yang salah, maka selamanya tidak akan memiliki musuh, tidak ada permusuhan.