19. Lahir dan Lenyap Menyebabkan Perubahan, Sebab Akibat Menyebabkan Tumimbal Lahir
Selanjutnya Master akan membahas, saat dirimu hampir akan marah, pertama-tama mengatasinya dengan kata “tenang”, yaitu ketenangan; lalu jangan berbicara untuk mengendalikan diri sendiri, sama sekali jangan bicara. Karena jika berbicara saat sedang marah, maka sesungguhnya perkataan yang diucapkan pasti bukan perkataan dari dalam hatimu sendiri, pasti akan menyakiti orang lain, juga akan menyakiti dirimu sendiri. Karena ucapan yang disertai dengan amarah, dia akan melambung tidak menentu, dia adalah ucapan yang tidak tenang, maka perkataan yang terlontar keluar pasti akan disesalinya. Seperti saat seorang sopir tidak bisa menemukan jalan, maka ke mana pun dia menyetir mobilnya, pasti salah. Saat seseorang sedang marah, perkataan yang diucapkannya pasti salah; karena dia bertutur kata tanpa pemikiran yang rasional, pada saat itu dia sudah tidak memiliki ucapan baik apapun. Maka ketika seseorang sedang marah, jangan pernah berbicara, harus diam. Sewaktu seorang sopir tidak bisa menemukan jalan, menyetir ke sini salah, ke arah mana pun tetap semuanya akan salah. Karena dia sama sekali tidak tahu ke mana seharusnya dia mengarah, menyetir sampai lama juga tidak ketemu, lalu menyetir ke arah balik membuatnya lebih marah. Lebih baik duduk dan pikirkan baik-baik. Sekalipun tidak ada peta, namun duduk di sini dan berpikir bagaimana saya bisa mengambil jalan ini, tetap lebih baik dari pada menyetir sembarangan.
Saat ingin marah, saya tidak akan bicara, diam lebih baik daripada sembarangan bicara – karena sembarangan bicara bisa menyakiti orang lain. Oleh karena itu, saat marah, harus berpikiran dingin, setelah direnungkan biarkanlah masalahnya berlalu, memikirkan kedepan untuk masalah ini. Master sekarang sedang mengajari kalian bagaimana menjadi orang. Apa yang dimaksud dengan memikirkan kedepan? Saat merasa tidak senang, pikir-pikir, “Sudahlah, setelah beberapa hari juga sudah tidak masalah. Masalah ini sudah terjadi juga, tidak usah dipermasalahkan lagi, beberapa hari kemudian semoga dia bisa memahami saya.” Banyak orang yang begitu, pada saat itu rasanya tidak bisa dilalui, namun setelah direnungkan, satu cara penyelesaian masalah segera muncul. Misalnya, guru hari ini memarahi saya, lalu bagaimana? Renungkanlah, “Beberapa hari kemudian, saya akan menulis surat ke guru, atau beberapa hari lagi, titip teman untuk memberi salam kepada guru, atau beberapa hari lagi begini begitu …” Setelah kamu memikirkan beberapa cara penyelesaian, maka “simpul” di hatimu ini pun akan lenyap, maka kamu pun tidak akan merisaukan masalah ini lagi di hati, mengerti? Yang Master ajarkan semuanya adalah cara-cara yang sangat penting dalam bersikap dan berperilaku, jika tidak bisa menjadi orang yang baik, lalu bagaimana bisa baik-baik menekuni Dharma? Oleh karena itu, kadang-kadang dengan memikirkan ke depan, maka masalah ini akan berlalu. Dengan berpikir diri sendiri sudah berusia sekian, pasti akan tiba saatnya pergi meninggalkan dunia ini, aih, jangan marah, biarkan saja. Misalnya, “Saya seumur hidup ini tidak tahu sudah berapa banyak kali ditipu orang, masih kurang satu kali inikah? Sudah tertipu ya sudah.” Memangnya kalian tidak pernah ditipu orang? Kalian juga tidak pernah membohongi orang lain? Mungkinkah? Di rumah, suamimu membohongimu seumur hidup, kamu juga membohongi suami seumur hidup. Coba pikirkan, dalam hati ada berapa banyak hal yang kamu tidak beritahu kepadanya, kamu pernah menjahatinya di belakang, namun dia pun juga pernah menjahatimu di belakang, bukankah kalian berdua saling berbohong juga? Orang lain membohongimu, lalu kamu bersedih sedalam-dalamnya. Saat kamu membohongi orang lain, kamu masih merasa, “Hehe, biarkan dia pergi, tidak lagi membicarakannya.” Ada tidak? Sekalipun terhadap orang yang paling kalian sukai, tunggu sampai dia bertengkar denganmu, maka kamu tetap akan mengakalinya. Inilah karakter manusia. Demikian pula di antara suami istri. Kamu baru saja bertengkar dengannya, dia membuatkan kamu sup, sangat panas. Jika dia baik padamu, “Panas ya, minum pelan-pelan”, karena dia tahu dengan sifat suaminya, dia akan langsung ambil dan meminumnya. Jika dia tidak mengatakannya, maka begitu suaminya minum, wah, panas sekali. Selanjutnya dia di pinggir berkata, “Aduh, kamu ini memang orangnya tidak sabar, siapa suruh kamu begitu tidak sabar?” Namun dalam hati berpikir: hehe, dasar, siapa suruh tadi kamu bertengkar dengan saya? Biar keseduh saja!
Kita harus mengatasi berbagai halangan rintangan seperti ini, pemikiran menyimpang atau pemikiran buruk seperti ini, lalu memajukan diri di antaranya. Dengan kata lain, kita harus bisa mengatasi pemikiran yang sesat ini. Jika kamu membina diri, maka walaupun orang lain bersikap buruk terhadapmu, namun kamu tetap baik kepadanya, ini namanya “membalas kejahatan dengan kebaikan”. Jangan membalas kebaikan dengan kejahatan. Orang zaman sekarang, meskipun orang lain baik kepadanya, dia tetap bersikap buruk kepadanya, ini namanya membalas kebaikan dengan kejahatan.
Dalam melakukan segala hal, harus memikirkan dan mempertimbangkan keuntungan orang banyak. Dengan kata lain, dalam mengerjakan segala hal, kamu harus memikirkan kalau orang lain melakukannya begini, maka kamu turut melakukannya begini. Misalnya, semua orang bersedia menekuni Dharma, maka kamu harus lebih banyak membantu orang lain menekuni Dharma. Di rumah ada 3 orang suka makan sayur ini, maka kamu lebih sering memasak sayur ini, logikanya sama saja. Karena semua orang berbuat demikian, maka kamu berbuat demikian baru benar. Selain itu, Master beritahu kalian, jangan berpikiran dan melakukan segala sesuatu dengan pikiran diri sendiri, karena Bodhisattva tidak pernah memikirkan atau mengerjakan segala sesuatu dengan pikiran diri sendiri, Bodhisattva tidak akan mengatakan, “Saya ingin melakukan apa, kalian harus mengikuti saya”, Bodhisattva selalu menjadikan pikiran semua makhluk sebagai pikiran diri sendiri. Kalian semua makhluk berharap melakukan apa, Bodhisattva baru melakukan itu. Kalian semua makhluk demi bisa hidup lebih baik di dunia ini lalu memohon kepada Guan Shi Yin Pu Sa, bukankah Guan Shi Yin Pu Sa pun memberikan kelancaran kepada kalian? Baru-baru ini ada orang yang baru saja membina Pintu Dharma Master, bukankah kakaknya sekarang sudah hamil? Dia selama 8 tahun tidak bisa punya anak, maka ini tidak bercanda. Jika sudah beberapa tahun tidak bisa hamil, biasanya berarti sudah “divonis hukuman mati”, yakni tidak akan bisa punya anak. Coba lihat bukankah dia bisa punya anak? Kenapa demikian? Sederhana saja, karena Bodhisattva selalu menjadikan permohonan kalian sebagai permohonan diri sendiri; karena apa yang kalian butuhkan, itu yang Bodhisattva lakukan. Sama seperti dalam berbisnis, mengapa bisnis orang lain bisa bagus? Karena apa yang pelanggan butuhkan, itulah pelayanan yang dia berikan, makanya dia bisa berhasil. Logikanya sama saja. Barang yang tidak dibutuhkan oleh pelanggan, maka saya tidak akan menjualnya. Apa yang kalian semua makhluk butuhkan, maka itulah yang akan Bodhisattva bantu kalian, bukankah ini yang dinamakan segala permohonan pasti terkabul? Oleh karena itu, Master beritahu kalian, asalkan kamu sering berpikir untuk orang lain, apa yang orang lain butuhkan, itulah yang kamu butuhkan, dengan begitu kamu akan satu hati dengan Buddha, pikiranmu akan bersama dengan pikiran Bodhisattva. Maka, Buddha dan Bodhisattva selalu menjadikan pikiran semua makhluk sebagai pikiran diri sendiri. Segala benda materiil di dunia ini, dia memiliki kelahiran dan kelenyapan. Segala benda yang kelihatannya ada di hari ini, setelah beberapa hari akan hilang, ini yang dinamakan memiliki kelahiran dan kelenyapan, pada akhirnya akan kembali menjadi kosong. Dengan kata lain, benda ini walaupun hari ini memiliki kelahiran dan kelenyapan, akan tetapi pada akhirnya dia akan menjadi tidak ada. Contoh sederhana, televisi kita dulu bagaikan sebuah kotak besar, seiring dengan perkembangan waktu ia berubah, sekarang televisi menjadi lebih tipis, dan sekarang muncul lagi yang lebih tipis. Seperti perubahan komputer, dulu komputer yang besar sama seperti televisi, namun sekarang menjadi tipis sekali. Segala benda pasti akan terlahir dan akan lenyap, ia berada dalam perubahan, dalam transformasi. Akan tetapi, kalian harus memahami, bahwa pada akhirnya semuanya akan hilang. Bagi manusia dikatakan, saat kamu sudah meninggal, maka kamu tidak akan memiliki apapun. Bagi televisi ini, apakah model kotak besar seperti dulu itu masih ada? Sekarang siapa di rumah yang masih akan menonton televisi sebesar itu? Dibuang di pinggir jalan pun tidak akan ada orang yang mengambilnya. Inilah yang dinamakan kemajuan, inilah yang disebut sebagai kelahiran dan kelenyapan. Sampai pada akhirnya, televisi seperti ini akan tersingkir, akan hilang, sesungguhnya adalah menjadi kosong. Pakaian yang dulu kalian kenakan, apakah sekarang masih ada? Baju-baju yang sangat kalian sukai dan dikenakan sewaktu kecil, setiap hari dipakai, setelah dicuci digosok, lalu digosok dan dicuci lagi, sampai pada akhirnya, apakah baju ini masih ada? Bukankah sudah kosong? Oleh karena itu segala benda di dunia ini pada akhirnya akan kembali menjadi kosong. Walaupun hari ini ada, namun besok menjadi tidak ada, akan tetapi sampai pada akhirnya akan hilang semua, seperti sebuah mimpi, maka dikatakan bagaikan ilusi bayangan gelembung sabun. Oleh karena itu, dalam ajaran Buddha Dharma dikatakan, “bagaikan ilusi bayangan gelembung sabun”, sama seperti mimpi, sama seperti gelembung sabun, sama seperti bayangan, hari ini ada, namun besok bisa menjadi tidak ada.
Master terus lanjut mengatakan kepada kalian, hanya dengan terus menjalani pembinaan dalam Buddha Dharma, kita baru bisa menghilangkan kelahiran (kemunculan) dan kemusnahan. Karena seorang praktisi Buddhis memandang suatu masalah, maka dalam pikirannya tiada lagi kemunculan dan kemusnahan. Dengan kata lain, kamu mengetahui bahwa segala yang kamu lakukan hari ini tidak akan lenyap atau hilang. Oleh karena itu, saya memberitahu kalian, orang yang berpandangan jauh, baru bisa menghilangkan kemelekatan di hatinya. Tiada kerisauan, tiada kemelekatan dalam pikiran kita. Dengan kata lain, tidak ada lagi masalah apapun dalam pikiran kita, apa yang sudah dibicarakan ya biarkan saja berlalu. Apa yang dimaksud dengan “tiada kemelekatan”? Berarti tidak menjadi masalah lagi, memangnya apa hebatnya? Sudah tertipu ya sudah, sudah dijual ya sudah, sudah dilahirkan ya sudah, sudah mati ya sudah… tiada lagi kemunculan dan kemusnahan – semuanya kosong. Hari ini terjadi gempa bumi di Turki, terhitung hampir 500 orang yang meninggal; sekarang Bangkok sedang dilanda bencana banjir, lalu apa yang bisa kamu lakukan? Ini terjadi karena dosa perbuatan manusia sendiri di dunia ini, balasan karma diri sendiri. Contohnya, jika seseorang tidak memperhatikan diet makanan dan kebersihan dirinya secara jangka panjang, maka lambungnya pasti tidak sehat. Ini karena dosa kesalahan yang dilakukannya dalam waktu lama, maka dia pasti akan mendapatkan balasannya. Karena selama ini kamu tidak memperhatikan kesehatan, maka kamu akan menua dengan cepat. Lalu ketika seseorang sudah tua, apakah kamu boleh tidak menerimanya? Sudah tua ya sudah, jelek ya biarkan saja, tidak punya uang ya sudah, bodoh ya memang bodoh, apa masalahnya? Saya berharap dia menjadi bodoh dengan lebih pelan, menua lebih lambat, semuanya terjadi dengan lebih lambat, karena walaupun saya tidak bisa sepenuhnya mengubahnya, tetapi saya bisa memperlambat perubahan ini. Misalnya, mobil rongsokan kamu ini sudah tidak bisa dikendarai lagi. Seperti mobil produksi tahun saat kalian dilahirkan. Jika kamu lahir tahun 1942, maka mobil ini adalah keluaran tahun 1942. Kalau kamu masih bisa mengendarainya sampai saat ini, masih bisa menyetirnya di jalan raya, itu sudah bukan hal yang mudah. Kamu sendiri harus sering melakukan perawatan, mengganti olinya, mengganti rodanya, bahkan jarang-jarang mengendarainya, dengan begitu mobil tua kamu ini baru bisa dikendarai di jalanan seperti mobil-mobil lainnya. Kalau tidak, ya maaf saja, dia pasti akan tersingkir. Sudah tua begitu, masih mempersaingkan apa lagi? Ketika kamu melihat mobil balap yang dikendarai orang lain, lalu berkata “Apa hebatnya? Mobil saya juga bisa melaju cepat”. Kemudian, begitu menginjak gas, “tung…tung…tung”, lalu mobilmu mogok, sedangkan mobil-mobil lain sudah melesat jauh ke depan. Ketika orang lain memiliki uang dan saya tidak punya uang, ini tidak menjadi masalah bagi saya, yang penting saya hidup dengan senang; orang lain terkenal dan saya tidak terkenal, tidak apa-apa, yang penting saya hidup dengan leluasa; saya tidak peduli pada apapun yang dimiliki orang lain. Pikirkan apa yang saya miliki sendiri lebih baik daripada orang lain. Saya memiliki kesadaran spiritual, apakah kamu punya? Saya memiliki kebahagiaan, apakah kamu punya? Saya mendapatkan apa yang saya inginkan, apakah kamu bisa? Jika kamu punya uang namun tidak bisa mengejar apa yang kamu inginkan, maka kamu akan merasa risau sepanjang hari. Kamu berparas cantik, namun tidak ada yang menyukaimu; wajah saya jelek, tetapi tetap ada yang menyukai saya. Inilah perbedaannya. Jika kita mengejar hal-hal yang tidak bisa kita dapatkan, maka yang diperoleh adalah kerisauan dan penderitaan.
Apabila kamu terlalu menggebu-gebu dalam mengejar (menginginkan) sesuatu hal, kamu mengerahkan segenap jiwamu ke dalam hal ini, maka kekecewaan yang akan kamu terima pasti sangat besar. Jika kita tidak memiliki kerisauan dan kemelekatan, berarti tidak perlu memikirkan banyak hal dengan serius, itu berarti kamu sudah memahami kebenaran dan menemukan sifat dasarmu sendiri. Pikiranmu sudah mengerti, ketika pikiran ini sudah tidak memuat apapun lagi, maka kamu akan memahami segalanya, pikiranmu menjadi bersih. Tiada masalah yang merisaukan dan tiada kemelekatan di hati, memahami kebenaran dan menemukan sifat dasarnya sendiri, maka seseorang akan mencapai buah Kebuddhaan. Apakah buah kesadaran dari Buddha dan Bodhisattva? Itu adalah sesuatu yang mulia, suci, sempurna tidak bercacat. Ketika pikiranmu sangat bersih, tidak ada lagi kerisauan di dalamnya, maka buah kesadaran yang akan kamu peroleh akan sangat bersih. Oleh karena itu, kita harus memahami kebenaran dari kelahiran dan kematian. Melihat kebenaran yang sesungguhnya dari kelahiran dan kematian artinya, jangan memandang kelahiran dan kematian sebagai sesuatu yang terlalu penting. Akan tetapi kita tetap menghargai hidup ini, namun bukan berarti saya tidak memahami kebenaran dari kelahiran dan kematian. Karena mengetahui bahwa hidup ini berharga, sangat penting, karena tidak mudah untuk memperoleh hidup ini, itulah mengapa harus bisa membina kebenaran dalam kepalsuan. Apabila kamu sudah mengetahui bahwa kondisi tubuhmu sudah tidak bagus, namun kamu masih merusaknya, bukankah ini berarti kamu sengaja menyusahkan diri sendiri? Jika kamu mengetahui bahwa nyawamu sangat lemah, namun kamu masih bersikeras mengikuti permainan ekstrim seperti perlombaan motor, lalu merokok dan minum alkohol. Coba dipikirkan, bukankah berarti kamu sedang merusak diri sendiri? Sudah tahu kalau diri sendiri tidak tahan godaan akan berjudi, tidak bisa menahan diri, “Saya harus berjudi”, maka hasil dari kamu berjudi adalah kehilangan seluruh harta keluarga. Maka Master beritahu kalian, harus bisa menyadari pentingnya pembinaan diri. Apakah yang dimaksud dengan “menyadari”? Yakni harus bisa memahami dan menyadari nilai kebenarannya. Apakah nilai kebenaran? Yakni sifat dasar sesuatu yang sebenarnya. Apakah itu sifat dasar sesuatu yang sebenarnya? Yakni kebaikan hati manusia, sifat dasar manusia adalah baik hati, segala hal yang kita lakukan harus berdasar baik hati.
Karma menyebabkan tumimbal lahir (reinkarnasi). Karma sangat luar biasa, jika orang ini akan bertumimbal lahir, pasti karena karma yang dia lakukan sendiri. Bibit karma apa yang dia tanam, maka itulah buah karma yang dia peroleh. Karena dia sudah menanamkan banyak bibit karma, maka buah karma ini baru membuatnya bertumimbal lahir. Misalnya orang lain memarahimu, mencaci-maki leluhurmu, lalu kamu benar-benar tidak bisa menahan diri lagi, dan kamu memukulnya, selain itu memukulnya sampai mati, maka buah karma yang kamu lakukan ini membuatmu divonis tembak mati, kemudian di kehidupan selanjutnya kamu bertumimbal lahir lagi, mungkin saja kamu tidak bisa terlahir sebagai manusia lagi. Ini yang disebut sebagai tumimbal lahir karma. Hari ini kamu melakukan sedikit kebaikan, lalu kamu mendapatkan balasan karma baik, ini pun dinamakan tumimbal lahir – perputaran kembali. Kamu merasa senang sekali, jiwamu naik ke Surga. Kamu hidup di dunia ini, kamu membantu orang lain melakukan satu kebajikan, kamu merasa senang atau tidak? Xiao Zhu hari ini pergi menghadiri rapat, membantu Master menyelesaikan banyak masalah, setelah dia pulang, dia merasa senang sekali. Dia sedang membantu Dong Fang Tai, sedang membantu semua orang menyelesaikan masalah. Kesadaran spiritualnya naik ke atas. Jika hari ini kamu bertengkar, memarahi dan memukul orang lain, menimbulkan masalah, coba lihat saja, segera terlahir ke Alam Setan. Karena muncul akal setan di dalam dirimu: “Saya harus bagaimana? Saya diam-diam mengakalinya, bagaimana menjahatinya..” ya sudah, sisi buruk kamu semuanya muncul keluar, kamu akan masuk ke Akhirat dan menerima hukuman. Ini yang disebut karma menyebabkan tumimbal lahir.