14. Segala Dharma yang Terkondisi (samskrta-dharma), Semua Dharma Tidak Bersifat
Seorang praktisi Buddhis harus ingat: saat orang lain berbicara denganmu, kamu harus benar-benar tulus hati. Seorang praktisi Buddhis jika suka tertawa-tawa tidak serius, diri sendiri tidak bersikap sopan, saat orang lain berbicara denganmu, asalkan hatimu tidak tulus menerima nasihat orang lain, maka dari wajahmu akan terpancar seringai yang mengejek. Tulus atau tidaknya, sepenuhnya bisa terlihat jelas. Oleh karena itu, seorang praktisi Buddhis harus mendisiplinkan dirinya sendiri, sepenuhnya menempatkan diri sendiri di luar kesadaran duniawi. Saat seseorang sedang menekuni Dharma, maka tingkat kesadaran spiritualnya sudah tidak sama, karena tingkat kesadaran spiritualnya tidak sama, maka baru bisa membuatnya melampaui kesadaran spiritual manusia biasa, dan menjadi orang suci. Ada sebagian orang yang hari ini begini, besok begitu; hari ini belajar dengan sangat baik, lalu besok kembali tidak belajar lagi. Sesungguhnya ini adalah suatu masalah dalam tingkat kesadaran spiritualnya, saya harap kalian bisa memahami prinsip ini. Kita dalam menekuni Dharma maupun dalam bersikap dan berperilaku harus belajar dimulai dari dalam hati, dari dalam sifat dasar sendiri. Tulus atau tidaknya seseorang, rendah hati atau tidaknya dia, semua orang bisa melihatnya. Master berkali-kali mengatakannya kepada kalian, seseorang tidak akan bisa membohongi orang lain, kalian sudah sibuk menghabiskan waktu begitu lama, sesungguhnya hanyalah membohongi diri sendiri, oleh karena itu, kita harus benar-benar tulus, segala hal-hal yang palsu, setelah lama berlalu, selamanya tidak akan bisa disembunyikan. Semua para murid pertama-tama harus bisa memperhatikan masalah ini, jika para murid tidak tulus hati bertobat, maka Master beritahu kalian, balasan karma yang kalian terima akan menjadi lebih besar. Master pernah mengatakan kepada kalian, seperti jika kamu masuk ke dalam Partai Buruh Australia, organisasi akan memperhatikanmu, bersikap baik terhadapmu; akan tetapi jika kamu melakukan kesalahan, maka hukuman yang kamu terima akan menjadi lebih berat, logikanya sama saja. Kelompok orang-orang biasa tidak akan menerima perhatian dari organisasi; namun jika kamu adalah anggota partai buruh, maka kamu akan menerima banyak perhatian dari organisasi; jadi jika kamu melakukan kesalahan, balasan yang kamu terima juga akan menjadi lebih besar. Semoga kalian baik-baik mawas diri. Master hari ini saat mengajar di kelas, berharap kalian semua bisa menyadari kebenaran-kebenaran di dalamnya.
Hari ini Master akan melanjutkan pembahasan materi dengan kalian. Sebelumnya, kita membahas tentang puluhan ribu dharma di dunia ini, manusia adalah dharma, barang juga adalah dharma, kebijaksanaan juga adalah dharma, segala hal di dunia ini semuanya bisa disebut sebagai dharma. Pakaian, makanan, tempat tinggal, tindakan kita, sesungguhnya ini semua juga merupakan dharma. Ini adalah dharma di Alam Manusia (dharma duniawi), mungkin dia bisa ada di hari ini, namun lenyap di hari esok. Oleh karena itu, menekuni Ajaran Buddha Dharma adalah menekuni dharma alam semesta ini, dharma duniawi sesungguhnya merupakan salah satu jenis dari dharma di alam semesta. Kalau begitu sekarang Master akan memberi tahu kalian, dharma ini bukanlah sesuatu yang diciptakan oleh manusia, karena dharma ini bukan milik kalian. Sebagai contoh, seperti rumah di dunia ini, yang juga termasuk dharma benda (yaitu dharma dari benda, karena segala hal dalam ruang alam semesta ini disebut sebagai dharma). Pada hari ini, rumah ini adalah milikmu, dan dirimu pun merasa kalau rumah ini milikmu, tetapi setelah seratus tahun berlalu, menjadi milik siapakah rumah ini? Mungkin saja kamu belum meninggal, namun rumah ini sudah menjadi milik orang lain; atau karena kamu tidak sanggup membayar cicilan rumah, pada akhirnya rumah ini dijual. Bukankah berarti dharma ini bukan milikmu? Jika pada hari ini hatimu ada pada diri orang ini, lalu setelah lewat beberapa waktu, mungkin hatimu akan berpindah ke diri orang lain, kalau begitu dharma hati ini juga bukanlah milikmu. Mengapa menekuni Dharma hingga pada akhirnya banyak orang yang bolak balik tidak menemukan arah atau saling mencari masalah? Sesungguhnya logikanya sama saja. Karena segala dharma di dunia ini bukanlah milikmu pribadi, oleh karena itu segala dharma atau hal yang kamu miliki juga hanya bersifat sementara, juga tidak bisa kekal.
Coba kalian pikirkan, kalian sebagai murid Master, bagaimana seharusnya kalian membina diri? Dulu Master juga memiliki seorang murid, Master memintanya untuk memperbaiki kekurangannya, namun dia tidak mau berubah, dan pada akhirnya dia kehilangan Master. Jika seseorang yang benar-benar membina dirinya dengan baik, maka dia pasti bisa mendapatkan welas asih dari Guan Shi Yin Pu Sa. Coba kalian lihat, ada berapa murid di antara kalian yang bisa memimpikan Master membawanya pergi ke Surga? Coba kalian lihat di internet, sekarang ada berapa orang yang pernah dibawa Master ke Surga? Dan ketika mereka sampai di Surga, mereka bahkan melihat Guan Shi Yin Pu Sa bersama Master memberikan wejangan kepadanya, itu karena dia adalah orang yang memiliki berkah. Bukan berarti kalian yang berada di Sydney lalu bisa menjadi Buddha atau Bodhisattva, meskipun kalian berada di sisi Master, namun jika kalian tidak membina diri dengan baik, kalian juga tidak akan mendapatkan dharma yang sesungguhnya di dunia ini. Dharma yang sesungguhnya berada di Alam Manusia, tetapi bagaimana cara menemukannya? Pertama, kita harus bisa menguraikan dharma-dharma duniawi. Pahamilah, bahwa segala dharma atau segala hal ini bukanlah milikmu, dia mungkin bisa ada di hari ini, namun akan lenyap di hari esok. Setelah kalian bisa memahami kebenaran ini, maka kalian pasti bisa menguraikan dharma duniawi. Uang yang kamu miliki di hari ini, mungkin bisa hilang dua hari kemudian. Ada juga banyak orang yang memiliki uang yang sangat banyak, namun pada akhirnya karena harga saham anjlok, lalu melompat dari gedung. Ini adalah dharma duniawi, yang palsu, yang merupakan gabungan dari lima agregat, karena semuanya tercipta dari perpaduan kepalsuan, oleh karena itu dikatakan dharma tidak memiliki sifatnya sendiri. Dengan kata lain, dharma apapun, dia tidak memiliki sifatnya sendiri. Contohnya, kita sebagai manusia memiliki sifat sendiri, kita datang dengan memiliki sifat dasar, ketika mengerjakan hal apapun, jika kita memiliki sifat dasar atau hati nurani yang sangat baik, maka hal ini bisa dikerjakan dengan baik, namun bisa juga tidak dikerjakan dengan baik, tetapi intinya dia memiliki sifat dasar di dalamnya. Sedangkan segala benda dan materiil serta segala hal yang kamu lihat di dunia ini, segala hal yang kamu miliki, semuanya tidak bersifat. Dengan kata lain, yang kamu miliki hari ini bisa hilang di hari esok. Sebaliknya, sama juga dengan putra dan putrimu. Hari ini kamu memiliki seorang putri, tetapi beberapa hari kemudian, dia menikah, dan semenjak itu dia putus hubungan dengan ibunya; begitu juga dengan putramu, coba lihat saja berapa banyak anak-anak sekarang ini, jika kabur dari rumah, maka hilanglah sudah. Ini yang disebut dengan tidak memiliki sifatnya sendiri. Karena pada dasarnya dia tidak memiliki suatu kesadaran maupun potensi untuk tersadarkan, oleh karena itu kamu tidak akan pernah bisa menguraikannya, juga tidak akan pernah bisa mengendalikannya. Kamu hanya bisa melihat dan menggunakannya, dan penggunaan dharma duniawi ini hanya bersifat sementara dalam waktu yang singkat.
Harus memahami bahwa, dharma pada dasarnya tidak bersifat, dharma terlahir karena nidana – sebab musabab. Dengan kata lain, karena adanya jodoh ini baru bisa melahirkan dharma ini. Misalnya, saya memiliki hubungan asmara yang baik dengannya, karena kamu memiliki jodoh dengannya, baru bisa memiliki hubungan asmara yang baik. Jika kamu tidak memiliki jodoh ini dengannya, apakah kamu bisa memiliki hubungan asmara dengannya? Dengan kata lain, hari ini saya menyukai anak ini, karena kamu menyukai anak ini, baru bisa terlahir jodoh, baru bisa terlahir dharma ini. Karena kamu yang melahirkannya, karena dia datang ke dalam perutmu, lalu kamu hamil sepuluh bulan baru melahirkannya, karena ada bibit sebab ini, karena ada jodoh ini, baru bisa melahirkan dharma ini. Jika kamu tidak melahirkannya, kamu tidak akan mengetahui dharma ini. Mengapa cinta ibu kepada anak lebih besar dibandingkan cinta ayah kepada anak? Karena ibu yang mengandung selama sepuluh bulan, kesakitan saat melahirkannya, sedangkan ayah tidak mengalaminya, maka karma dan jodohnya tidak dalam.
Menekuni ajaran Buddha Dharma harus benar-benar belajar dari dalam hati, harus memahami bahwa nidana – sebab musabab terbentuk dari penyatuan. Apakah yang dimaksud dengan penyatuan? Seperti satu tambah satu sama dengan dua. Jika satu ditambah nol masih tetap satu. Perasaanmu kebetulan bertemu dengan jodoh ini, baru bisa menjadi “dua”. Jika dalam asmara kamu tidak terjadi penyatuan perasaan ini, maka tidak akan menjadi satu buah karma. Oleh karena itu, segala dharma di dunia ini tidaklah kekal, inilah logikanya. Kita hidup di alam dharma, semua benda yang kita lihat, sesungguhnya terlahir menyesuaikan jodoh. Karena mengikuti jodoh ini, kita baru bisa berada bersama-sama di dunia ini. Jika tidak begitu, bagaimana mungkin kamu bisa bersatu bersama? Saat kalian berada di Tiongkok, siapa yang kenal satu sama lain? Karena Guan Shi Yin Pu Sa, maka kita semua baru bisa bersama, ini namanya jodoh.
Selanjutnya, Master akan membahas tentang “membina diri secara tersendiri, mempraktikkannya sendiri”. Yakni diri sendiri membina diri, lalu diri sendiri mempraktikkannya. Dengan kata lain, sembari melatih diri, sembari praktik, diri sendiri membina diri, dirimu sendiri yang mengendalikan perilakumu sendiri. Karena saat kamu melakukan segala hal di dunia ini, kamu tidak akan bisa melihat hasilnya, kamu harus bisa membina jiwamu sendiri, melatih tubuh ragamu sendiri, kamu baru bisa memiliki tubuh Dharma sendiri, baru bisa memahami karma. Karena jiwamu masih belum dibina dengan baik, tubuhmu masih belum dilatih dengan baik, maka yang kamu dapatkan adalah satu tubuh Dharma yang kosong di dunia ini. Bisa melihat tubuh Dharma diri sendiri sangatlah penting, karena bisa melihat tubuh Dharma diri sendiri yang sesungguhnya sama dengan melihat sifat dasar diri sendiri. Manusia hidup di dalam alam dharma, sedangkan alam dharma dunia ini sesungguhnya palsu tak berwujud, dia adalah wujud palsu perpaduan dari kelima agregat, jika kamu memandangnya sebagai sesuatu yang nyata, maka kamu ini bodoh. Contoh, sekarang perutmu terasa sangat lapar, kamu terus-menerus makan satu makanan yang sama, ketika kamu sudah habis memakannya, bukankah kamu akan merasa kenyang? Ini adalah kenyang yang palsu. Karena setelah satu atau dua jam berlalu, banyak orang akan kembali merasa lapar. Bukankah ini adalah palsu? Sama seperti kita menjadi manusia di dunia ini, banyak orang yang mengira dirinya sudah melakukan banyak sumbangsih, banyak orang mengira dirinya telah melakukan banyak kesalahan, dan mengira habislah sudah seumur hidupnya ini. Jika kalian pergi berjalan-jalan di pantai, kalian akan meninggalkan jejak-jejak kaki di pasir, akan tetapi ketika ombak datang, apakah jejak kakimu masih ada? Setelah ombak datang menyapu, jejak kakimu pun sudah tidak ada lagi. Manusia juga merupakan wujud palsu perpaduan kelima agregat.
Segala hal yang semua orang pelajari, segala benda yang dilihat, sesungguhnya semuanya adalah palsu. Hari ini matamu terbuka melihatnya, kamu melihat dirinya, atau kamu melihat orang lain, sesungguhnya begitu kamu memejamkan mata, kamu kembali tidak kelihatan. Oleh karena itu, Master beritahu kalian, kita harus bisa melihat tubuh Dharma sendiri, yakni melihat hati Kebuddhaan dalam diri sendiri – yakni hati sejati diri sendiri, ada satu Buddha dan Bodhisattva yang berada di dalam hati kita. Oleh karena itu, kita harus bisa melihat hati Kebuddhaan dirinya sendiri, yakni melihat sesuatu yang berada di lubuk hati terdalam dirinya sendiri. Menurut ilmu filsafat, ini sama dengan melihat konsep pemikiran yang ada di dalam lubuk hatimu yang terdalam, harus bisa menyentuh jiwamu. Jika seseorang tidak bisa menyentuh atau terhubung dengan jiwanya sendiri, maka apa pun yang dilakukannya tidak akan dikerjakan dengan sepenuh hati. Ingatlah, sangat tidak mudah untuk melihat Buddha yang sesungguhnya di dalam hati sendiri, sama sulitnya seperti melihat sifat dasar diri sendiri. Sama halnya, seperti tidak bisa melihat hati nurani diri sendiri, banyak orang yang sekarang ini mencari uang tanpa mempedulikan hati nuraninya sendiri, berbicara tanpa hati nurani, inilah sisi terburuk manusia. Karena dia sudah dikotori dengan kekotoran duniawi, maka dia tidak bisa melihat sifat dasarnya sendiri, juga tidak bisa melihat hati nuraninya sendiri. Ketika seorang jahat sedang melakukan kejahatan, apakah dia bisa mengetahui apa yang dilakukan dirinya sendiri? Jika dia bisa menyadarinya, maka dia dia tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan jahat tersebut. Oleh karena itu, kita harus bisa menyadarkan diri sendiri dan mendisiplinkan diri sendiri, yakni bisa membangkitkan kesadaran spiritual diri sendiri, juga harus bisa berpegang pada sila-sila sendiri, yakni harus bisa mengendalikan diri sendiri, menjalankan sila, tidak boleh melakukan hal-hal sesuai keinginan sendiri. Saat diri sendiri ingin melakukan suatu hal, pertama-tama renungkan, apakah boleh melakukan hal ini? Hal yang tidak boleh dilakukan, maka harus teguh untuk tidak melakukannya. Saya suka melakukannya, walaupun tidak bisa mengendalikan diri, tetapi tetap tidak boleh melakukannya. Kita semua harus bisa menaati sila dengan baik, ini adalah manusia; sedangkan berbuat sembarangan sesuai dengan kemauan sendiri, itu adalah binatang.
Seseorang harus bisa menjalankan sila, harus bisa menyadarkan dirinya sendiri. Kita sendiri pertama-tama harus bisa menyadarkan diri sendiri dengan baik, berperilaku baik sesuai aturan, kemudian ditambah dengan sila yang dijalankan sendiri, maka orang ini baru bisa disebut sebagai seorang manusia yang sejati. Oleh karena itu, kita harus bisa menyadarkan diri sendiri, menjaga sila dengan sendiri. Pertama-tama, bagaimana caranya untuk menyadarkan diri sendiri terlebih dahulu? Seringlah berpikir: bahwa saya adalah seorang praktisi Buddhis, saya harus menekuni Dharma dengan baik, saya harus menyadarkan diri sendiri dengan baik, saya tidak boleh membuang-buang waktu, saya harus melafalkan paritta. Apakah yang dimaksud menjaga sila dengan sendiri? – Aduh, saya tidak boleh melakukan hal ini, saya harus begini dan begitu, saya tidak boleh minum minuman keras, saya tidak boleh merokok, saya tidak boleh sembarangan berhubungan dengan wanita … Dalam setiap hal, kamu harus berpikir bahwa diri sendiri harus menjaga sila, dengan begitu kamu baru bisa bertanggung jawab pada diri sendiri. Karena “diri sendiri” ini sudah bukan dirimu sendiri yang sudah ada di alam dharma ini, melainkan diri sendirinya kamu yang sudah kembali ke semula. Diri sendiri yang semula adalah sifat dasar dirimu sendiri, sesuatu yang ada dalam hati sendiri. Oleh karena itu, yin dan yang serta lima unsur – Hukum Surgawi ini, sesungguhnya kamu berjalan mengikuti yin-yang dan kelima unsur. Jika bisa berjalan mengikutinya, maka kamu akan menerima kelancaran. Dengan kata lain, jika kita berjalan mengikuti perkembangan zaman ini, maka kita tidak akan tereliminasi oleh zaman. Inilah pembahasan Dharma dalam bahasa sehari-hari yang Master katakan kepada kalian. Jika ada banyak orang yang masih berpegang pada konsep pemikirannya sendiri yang lama, seperti tidak mau menggunakan komputer di zaman sekarang, “Saya mau menggunakan sempoa yang kuno untuk berhitung”, maka dia pasti akan dieliminasi oleh zaman. Demikian pula dalam menekuni ajaran Buddha Dharma, jika bersikap kolot, menghadapi 84.000 Pintu Dharma, ada banyak Pintu Dharma yang belum sampai ke dunia ini. Coba saja ada biksu agung mana atau siapa yang bisa menyebutkan 84.000 Pintu Dharma? Ada kitab suci mana yang menyebutkan 84.000 Pintu Dharma? Ada banyak kerisauan yang belum terlahir. Ada banyak penyakit apakah sudah ada sejak dulu? Misalnya kanker. Saya sering mengatakan pada kalian, jika kamu ingin menggunakan cara pengobatan tradisional Tiongkok zaman kuno dulu untuk mengobati orang-orang pada zaman sekarang, juga tidak bisa. Ada banyak penyakit, yang dulu tidak ada, bagaimana kamu bisa mengobatinya?