46. Menyelaraskan Hidup, Berpikiran Terang
Master membahas tentang {Bai Hua Fo Fa} masa kini, membahas tentang kesehatan. Kesehatan sangat penting. Dengan memiliki tubuh yang sehat, kita baru bisa membabarkan Dharma dan membawa kebaikan bagi semua makhluk, baru bisa menyelamatkan kesadaran spiritual orang-orang. Oleh karena itu, kesehatan adalah “harta kekayaan” yang sesungguhnya dalam kehidupan ini. Banyak orang bisa mengatakan kalimat ini, namun melupakan kalimat di belakangnya. Sekarang Master memberitahu kalian, bahwa “Pendidikan adalah pelita peradaban dalam kehidupan”. Master sekarang menggunakan ajaran Buddha Dharma untuk mendidik kalian. Pendidikan adalah pelita peradaban dalam kehidupan, maka pendidikan sangat penting, kemakmuran suatu negara ditentukan oleh pendidikannya. Pendidikan termasuk aspek psikologis, adalah pelita peradaban. Pendidikan adalah sebuah pelita yang menerangi seluruh kehidupan seseorang. Bisa atau tidaknya pelita ini dinyalakan, tergantung dari apakah kamu sudah menerima pendidikan atau tidak. Kalian sekarang duduk di bawah sini menerima pendidikan ajaran Buddha Dharma, jika kalian bisa mempelajarinya, maka hidup kalian akan menjadi bermakna, kalian akan mampu memahami pengamalan sila. Seseorang yang mampu menerima ajaran Buddha Dharma, berarti ia sudah memiliki tekad yang sangat tinggi. Seseorang yang mampu mempraktikkannya, berarti orang ini sudah memiliki kesadaran spiritual yang sangat tinggi. Mengerti? Oleh karena itu, Master meminta kalian setelah mendengarkannya, harus berusaha semaksimal mungkin untuk memahaminya. Jika setelah mendengarkan namun tidak bisa memahaminya, maka harus sering direnungkan berulang kali, jangan setelah didengar lalu melupakannya. Kalau tidak, maka walaupun kamu duduk di sini, kamu tetap tidak akan mengalami kemajuan, tidak ada gunanya.
Pahamilah, untuk bisa belajar menyelaraskan hidup. Apakah yang dimaksud dengan “menyelaraskan hidup – tiao yang sheng xi”? Berarti harus bisa merawat atau menjaga kesehatan tubuh dengan baik. Apakah maksud dari kata “息-xi”? Itu artinya informasi kehidupan. Menyelaraskan hidup berarti mengatur informasi jiwa dalam otak kita dengan baik, psikologis dan tubuh kita pun harus dirawat dengan baik. Harus bisa menyelaraskannya sampai tubuh kita sendiri menjadi tembus pandang, maka pada saat inilah yang disebut dalam agama Buddha sebagai menjadi tubuh yang terang, berarti tubuh seseorang menjadi terang. Apakah “terang” di sini? Dengan kata lain, tidak akan ada noda kotoran yang tersimpan di dalam tubuh. Contoh sederhana, jika nafasmu teratur dengan baik, berarti otakmu bersih, dan tubuhmu tidak akan sakit. Benar tidak? Apabila kamu tahu kalau makanan ini tidak boleh dimakan terlalu kenyang, kalau tidak akan mengganggu kesehatan lambung, begitu informasi ini tersimpan di dalam otakmu, maka kamu akan menyelaraskannya dengan baik, kamu tidak akan makan terlalu banyak, maka lambungmu akan baik-baik saja. Bukankah berarti kamu sudah menyelaraskan hidup? Setelah memiliki tubuh yang terang, maka orang ini bisa menerima terang cahaya. Mengapa dia bisa menerima terang cahaya? Karena jika tubuhmu sudah menjadi terang, maka kamu baru bisa menerima terang cahaya Bodhisattva. Cahaya Bodhisattva sangat terang benderang, karena kamu sudah bersih, maka cahaya Bodhisattva baru bisa menyinari tubuhmu.
Pemikiran bisa menentukan tempat yang akan kamu pergi setelah kamu meninggal. Maka pemikiran seseorang sangat penting. Mengapa dikatakan jika menjelang ajalnya, begitu seseorang menyebut nama “Amitabha” lalu bisa terlahir di Alam Surga Sukhavati? Sedangkan pemikiran ini ditentukan oleh latihan sehari-hari.
Dalam wejangan untuk murid-murid sebelumnya, Master membahas sesuatu yang sangat menarik, saya rasa kalian sekarang mungkin sudah lupa. Yaitu, harus membangun sebuah “tembok” di dalam pikiran kalian, apakah “tembok” ini? Yakni jawaban yang harus ada ketika sering terjadi tanya-jawab dalam pikiranmu sendiri. Dengan kata lain, saat menghadapi masalah apapun, saya terlebih dahulu berpikir baik-baik bagaimana cara mengatasinya. Misalnya, kamu tahu kalau suamimu sering pergi minum minuman keras, maka kamu sudah memikirkannya dengan baik, begitu dia minum-minum, apa yang seharusnya saya lakukan? Atau misalnya dia marah-marah kepada saya, begitu memikirkannya, maka saya segera tahu apa yang harus dilakukan. Sedangkan “apa yang harus dilakukan” ini bukan berarti apa yang harus kamu lakukan untuk menghadapinya, melainkan menggunakan suatu cara penguraian dalam ajaran Buddha Dharma dan membangunnya di dalam delapan alam kesadaran diri sendiri, jadi begitu dia memarahimu, lalu kamu segera terpikir, “Aduh, kasihan sekali.” Maka, begitu dia bertengkar denganmu, selanjutnya kalimat ini akan segera terlintas dalam pikiranmu, dan kamu tidak akan bertengkar. Sama saja dalam menghadapi anak. Misalnya, anak berkata: “Mama, hari ini ujian saya tidak bagus.” “Tidak apa-apa, lain kali berusahalah lebih baik.” Karena kamu sudah memikirkannya, bahwa anakmu juga sudah berusaha. Dengan berpikir begini dan begitu, berarti kamu sedang membangun sebuah “tembok Buddha” di dalam pikiranmu, berarti tembok Buddha dan Bodhisattva untuk menghalau dan menguraikan segala kerisauan yang kamu hadapi di dunia ini. Yang Master katakan sama seperti tembok pelindung api – “firewall” di komputer. Kamu sudah memiliki persiapan, maka kamu tidak akan marah. Benar tidak? Seperti banyak orang tahu kalau pulang ke rumah, istri suka berceloteh, dan dia sudah memiliki persiapan dalam hati. Maka saat istrinya bicara tanpa henti, dia hanya tersenyum-senyum saja. Karena dia sudah memiliki “tembok” dalam pikirannya, dia tahu bahwa istrinya memiliki kekurangan ini, yakni suka berceloteh, maka biarkan saja dia bicara panjang lebar, dan si suami ini tidak akan marah, karena dia sudah memiliki suatu pola pikir. Master ingin supaya kalian memiliki pola pikir Buddhis, bukannya memiliki pola pikir duniawi. Mengerti?
Pemikiran seseorang bisa melahirkan suatu frekuensi, yakni saat memikirkannya lalu terlahir suatu frekuensi. Apakah frekuensi ini? Yakni dalam otakmu terlahir suatu getaran, sedangkan getaran ini terjadi saat pemikiranmu mulai bereaksi. Misalnya, saat muncul satu pemikiran jahat, mengapa jantungmu akan berdetak sangat cepat? Coba pikirkan saja, saat mencuri, mengapa hatimu bisa berdetak sangat cepat? Saat kamu melihat Bodhisattva, lalu tahu kalau dirimu melakukan kesalahan, mengapa hatimu bisa berdetak sangat cepat? Sesungguhnya ini adalah frekuensi dan getaran. Kalian sekarang tahu kalau komputer memiliki gelombang magnetik, sesungguhnya hal-hal ini terlahir berdasarkan penelitian terhadap gelombang listrik komputer. Dia adalah suatu elemen magnetik dan elemen kimia dalam diri seseorang. Ketika kamu memikirkan hal-hal yang baik, maka jantungmu akan berdetak dengan lancar dan stabil. Ketika kamu ingin marah, atau ingin melakukan perbuatan jahat, maka hatimu ini akan berdetak dengan sangat cepat, otakmu pun akan berpikir dengan sangat cepat, pada saat itu, matamu akan menjadi merah, hidungmu menjadi panik, ada dahak dalam tenggorokanmu, dan lain-lain, semua ini membuat dirimu kejang dan menimbulkan suatu getaran, secara psikologis akan muncul suatu getaran. Oleh karena itu, ketika kamu ingin melakukan kejahatan, peredaran darahmu akan bertambah cepat, kakimu tidak bisa berdiri dengan tenang atau gemetaran dan lain-lain, sesungnguhnya ini adalah suatu kesadaran dalam diri seseorang. Ketika kamu memikirkan pemikiran buruk, maka hidung, mata dan indra kamu lainnya akan menunjukkan keberadaan pemikiranmu.
Oleh karena itu, pemikiran ini harus bisa dikendalikan dengan baik, dengan mengendalikan pemikiranmu dengan baik, bisa membuatmu mencapai Alam Bodhisattva, kamu bisa naik ke Surga; jika pemikiranmu tidak baik, ada orang yang sangat kamu benci, maka dalam tubuhmu akan terlahir suatu frekuensi negatif, kamu akan turun ke bawah. Mengerti? Ketika pemikiran seseorang, misalnya saya kelak ingin pergi ke mana, maka frekuensi kehidupanmu juga akan menuju ke sana. Karena saya barusan mengatakan tentang gelombak listrik dan frekuensi pemikiran, sesungguhnya ini semua disebut sebagai frekuensi kehidupan. Sedangkan frekuensi kehidupan ini, ketika kamu terus memikirkan bahwa “Saya ingin pergi ke mana”, maka kamu benar-benar akan ke sana. Walau kamu tidak bisa pergi ke sana, namun rohmu tetap akan pergi. Inilah mengapa, banyak orang yang tidak berhasil melakukan hal-hal di pagi hari, lalu bermimpi di malam hari bisa berhasil, karena frekuensi dari gelombang otaknya sudah mencapai kesediaannya dan tempat yang ingin dipahaminya. Kalau begitu, tunggu sampai menjelang ajal, otak kita berpikir, “Guan Shi Yin Pu Sa, saya ingin pergi ke tempat Anda”, terus-menerus memikirkannya, dia benar-benar memikirkannya, lalu dia benar-benar naik ke sana. Masalahnya, ketika tiba saat itu seluruh tubuhmu dijangkiti penyakit, tidak ingat akan hal ini lagi, tidak bisa memikirkannya lagi, maka berakhir mengenaskan. Benar tidak? Oleh karena itu, harus diingat, jika pemikiran kita memikirkan Alam Sukhavati, atau Empat Alam Brahma, maka kita akan bisa segera pergi ke sana. Sedangkan kita, semua makhluk karena tidak bisa melepas, kita memiliki banyak sekali kekurangan dan tidak memperbaikinya, maka pemikiranya tidak bisa fokus, dia tidak bisa melahirkan frekuensi kehidupan; tidak ada frekuensi ini, maka tidak bisa terlahir suatu medan aura, suatu gelombang elektromagnetik pada dirinya, maka Bodhisattva tidak bisa menerimanya. Contoh sederhana, kamu sedang minum-minum, apakah kamu memiliki medan aura? Jika sepanjang hari kamu berdisko, di tempat seperti itu apakah kamu bisa menerima medan aura Bodhisattva?
Oleh karena itu, tubuh kita sakit juga karena terlahirnya khayalan palsu yang bertolak belakang dengan kenyataan pada tubuh kita, dengan kata lain, asalkan kita setiap orang sakit, maka sesungguhnya ini disebabkan oleh khayalan palsu yang bertolak belakang dengan kenyataan. Jangan mengira, saya hari ini sudah sakit, itu adalah masuk angin, itu adalah flu. Saya beritahu kalian bahwa itu adalah khayalan palsu kalian yang bertolak belakang dengan kenyataan. Banyak orang tidak memahaminya, itu karena kalian memutarbalikkan kebenaran dan kesalahan, kalian sendiri memikirkan banyak logika-logika yang salah, karena banyak pemikiran yang tidak benar, pemikiran yang tidak karuan, maka bisa menyebabkan kekacauan pada jiwamu; kekacauan jiwa bisa menyebabkan ketidakstabilan hormon kamu, kemudian membuat tubuhmu menjadi tidak normal, pada saat itu, kamu akan sakit. Contoh sederhana, banyak anak-anak di saat musim panas suka tidur di tempat berangin, ayah dan ibu selalu mengatakan jangan tidur di tempat berangin, bisa membuat persendian sakit, dia tidak percaya. Pada saat tidur, rasanya nyaman sekali, ya sudah, setelah berusia lanjut, maka persendian di seluruh tubuhmu akan mulai pegal dan sakit. Inilah kesalahan pemikirannya yang menyebabkan dia tetap tidak peduli, dia memutarbalikkan kebenaran, dia berpikiran liar, maka dia akan sakit. Ada dua macam penyakit: yang pertama adalah penyakit badaniah, yang satu lagi adalah dari pemikiran.
Kita setiap orang harus memahami untuk bisa menerima penderitaan. Sesungguhnya penderitaan hanyalah suatu perasaan, setelah perasaan ini berlalu, bukankah tidak ada lagi? Kalian setiap orang pernah pergi periksa ke dokter, pernah disuntik, pernah minum obat, benar tidak? Saat menderita apakah merasa sedih? Sakit dan penyesalannya luar biasa sekali. Akan tetapi kita harus bisa menerima penderitaan ini, karena menerima pada dasarnya adalah mengikis halangan karma buruk, ini adalah suatu perasaan, saat halangan karma buruk ini sudah terkikis habis, maka perasaan ini sudah tidak ada lagi. Mengerti? Oleh karena itu, setelah seseorang meninggal dunia, masih merasa dirinya sakit. Dengan kata lain, setelah seseorang meninggal, maka sesungguhnya roh orang ini belum sepenuhnya meninggalkan tubuhnya, walaupun baru saja putus napas, namun tubuhnya masih bisa merasakan kalau dirinya sedang sakit. Karena dia sudah sakit terlalu lama, maka walaupun sudah meninggal, kesadarannya sudah berada dalam jiwanya di kesadaran kedelapan, oleh karena itu walau sudah meninggal, tetap masih belum sepenuhnya terbebas dari penderitaan. Misalnya, ketika seseorang terus sedang menderita, setiap hari dipukuli atau dimarahi orang lain, maka tunggu sampai pada suatu hari dia sudah dilepaskan, orang lain memberitahu dia bahwa kamu sudah bebas, seperti dalam film, orang Yahudi dikurung oleh orang Jerman di kamp konsentrasi, saat tentara Rusia memasuki kamp konsentrasi dan berkata kepada orang-orang Yahudi itu bahwa kalian sudah terbebaskan, sedangkan orang-orang Yahudi itu masih tertegun di dalam, mereka tidak merespon. Seperti seseorang yang sudah sakit dalam waktu yang terlalu lama, dalam kesadaran mereka sudah terjangkit perasaaan “tidak bisa terbebaskan”. Maka kalian harus ingat, jika terdapat kebahagiaan di dalam pikiran kalian, maka walaupun kalian menghadapi penderitaan, kalian tetap akan merasa bahagia, lalu bisa menyelesaikan masalah-masalah ini. Namun jika di dalam pikiran kalian terpenuhi dengan penderitaan, maka sesungguhnya walaupun kebahagiaan menghampiri, kamu masih akan menampar diri sendiri, “Apakah ini benar-benar nyata?” Di dalam film, paling banyak adegan seperti ini.
Penderitaan dalam jangka panjang bisa menyebabkan kesadaranmu terjerumus ke dalam pemikiran yang kacau-balau. Pahamilah bahwa setiap saat harus bisa terbebas dari penderitaan. Seperti saat salah satu bagian dari tubuhmu sakit, harus segera diselesaikan, kalau tidak sakit yang berkepanjangan pada akhirnya pasti akan menjadi penyakit yang serius. Kita setiap hari memikul beban halangan karma buruk dengan arwah asing, terus-menerus menderita seumur hidup, mohon tanya, apakah masih bisa pergi ke Alam Surga Sukhavati? Oleh karena itu, Xin Ling Fa Men bertujuan supaya kamu bisa melenyapkan penderitaan di dunia ini, melunasi halangan karma buruk. Tiada hutang, maka keseluruhan tubuh akan terasa ringan, gunakan kesadaran untuk mengontrol jiwa kita, baik-baik masukan Alam Sukhavati dan Empat Alam Brahma ke dalam kesadaran kedelapan kamu. Dengan demikian, kita tidak akan lagi memiliki kerisauan, tunggu sampai menjelang ajal nanti, maka ke mana pun kamu ingin pergi, pasti bisa terwujud. Inilah pentingnya menyelaraskan hidup.