36. Ajaran Buddha Dharma Bertujuan untuk Membebaskan Kita dari Penderitaan Duniawi
Kemelekatan (keras kepala) adalah iblis besar dalam pembinaan diri. Apabila seseorang sangat melekat, maka orang ini pasti akan dirasuki oleh iblis dalam pembinaan dirinya. Kemarin ada seorang anak perempuan yang datang dan berpamitan dengan Master, dia berkata: “Master, terima kasih Anda telah membimbing saya memasuki Pintu Dharma Buddha, akan tetapi sekarang saya akan pergi membina diri di Pintu Dharma lain, maka saya harus bersembah sujud 3 kali kepada Anda.” Selain itu, dia mengatakannya dengan berlinang air mata. Mana ada seorang praktisi Buddhis yang sambil menangis dan tidak berdaya harus pergi mengikuti orang lain memasuki Pintu Dharma yang lain? Jika pada suatu hari nanti, kalian tidak ingin lagi belajar mengikuti Master, saya akan membuat kalian pergi dengan penuh senyum, jangan mengatakan “maaf” kepada Master. Karena saya menolong orang, dengan tujuan supaya orang itu bisa merasa bahagia. Dia pergi meninggalkan Master, dia merasa sangat sedih, dia merasa bersalah kepada Master, ini berarti jodohnya dengan Master tidak dalam. 84.000 Pintu Dharma, kamu ingin membina diri seperti apa, semua adalah pilihanmu. Kalian semua seharusnya memahami satu prinsip kebenaran, seseorang harus benar-benar membina dirinya dengan sungguh-sungguh, jika melekat menginginkan suatu hal, itu pasti dia sudah dikuasai oleh iblis. Jika diri sendiri tidak memiliki kemampuan ini, akan tetapi memaksakan diri harus melakukan hal ini, itu tandanya sudah kerasukan iblis. Misalnya hari ini saya tidak punya uang, tetapi saya harus melakukan suatu hal yang bisa dilakukan oleh orang yang punya uang, itu berarti sudah dirasuki oleh iblis. Hari ini saya tidak memiliki kemampuan ini, namun saya berusaha keras berpikir untuk melakukan hal ini, itu pasti sudah kerasukan iblis. Oleh karena itu, harus bisa meluruskan pikiran kita sendiri dengan benar.
Yang baru saja Master bahas dengan kalian adalah, sebisa mungkin berusahalah untuk tidak membiarkan iblis menguasai jiwamu, agar jiwamu bisa menjadi lebih bersih, supaya bisa memahami lebih banyak, kurangi kemelekatan. Sekarang kalian beritahu saya, siapa yang tidak memiliki kemelekatan di hatinya? Kalian para pengikut di sini, maupun murid-murid ini, coba kalian pikirkan, siapa yang tidak memiliki kemelekatan di hatinya? Kalau tidak demi anak, maka demi orang tua, atau demi suami, atau demi istri, atau demi diri sendiri, atau karena uang, karena nama baik – ketenaran, atau karena kekayaan, keuntungan, dan lain-lain. Kalian setiap orang memiliki kemelekatan dalam kehidupan kalian. Apakah yang dimaksud dengan kemelekatan? Hal-hal yang tidak bisa dilepaskan merupakan kemelekatan, sedangkan kemelekatan ini adalah iblis. Selain itu, kemelekatan yang ada dalam pikiranmu dalam waktu yang lama akan dikuasai oleh iblis, setelah dikuasai oleh iblis, maka kamu akan kehilangan lebih banyak, arah perjalananmu akan menyimpang, kamu akan merasa semakin putus asa. Orang yang melekat setiap kali melakukan satu hal, maka dia pasti akan menyesali satu hal, sedangkan seseorang yang benar-benar tidak memiliki kemelekatan di hatinya, setiap kali dia melakukan suatu hal, dia akan merasa berbahagia di dalamnya. Karena orang yang tidak melekat, setiap kali dia ingin melakukan suatu hal, dia tidak akan membawa pengaruh buruk dari sisi lainnya. Contoh sederhana, saya sangat suka makan kue, saya sadar kalau saya menderita diabetes dan tidak boleh makan makanan manis, namun saya tetap ingin makan, maka selanjutnya diabetes saya akan kambuh. Sedangkan orang yang tidak melekat akan begini, “Saya menderita diabetes, saya tidak boleh makan kue, saya makan sepotong roti saja”, dengan demikian, hal ini tidak akan membawa dampak buruk bagimu. Sedangkan seseorang yang dirasuki oleh iblis dan memiliki kemelekatan, “Saya harus melakukan hal ini”, maka selanjutnya akan melukai dirinya sendiri.
Selanjutnya, Master akan membahas, kesetaraan adalah makna ajaran Buddha Dharma. Dalam menekuni Dharma, kita harus memperlakukan orang lain dengan pikiran yang setara. Apakah yang dimaksud dengan pikiran yang setara? Yakni melihat orang lain secara sama rata, melakukan segala hal dengan adil, dan lainnya. Kesetaraan pikiran adalah Brahmavihara, yaitu cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kesetaraan pikiran adalah pikiran yang tidak melekat, dengan kata lain tidak ada apapun yang bisa diperbandingkan, tidak ada apapun yang bisa membuat saya marah, tiada suatu hal apapun yang bisa membuat saya cemburu, tiada suatu hal apapun yang tidak bisa saya lepaskan. Semua ajaran Buddha Dharma adalah setara, Buddha dan Dharma semuanya setara, dengan kata lain, Buddha dan Pintu Dharma semuanya sama rata. Mengapa Buddha Dharma yang kita pelajari hari ini tidak memiliki kesetaraan? Mengapa Dharma yang kamu babarkan harus membuat umatmu begini atau begitu? Sedangkan Master tidak menuntut umat untuk begini atau begitu, benar tidak? Master sekarang mendengar ada banyak orang yang menggunakan nama Master untuk mencari uang, lalu apa yang bisa Master lakukan? Apa hubungannya dengan Master? Sekarang mereka menanam bibit karma ini, maka nantinya pasti akan mendapatkan buah karmanya. Sedangkan buah karma ini bukan saya yang akan menanggungnya, melainkan dia sendiri yang akan menerimanya. Siapa yang menanam bibit karma, dialah yang akan menerima buah karmanya, benar tidak? Misalnya, terhadap hal yang kamu lakukan dulu, apakah kamu sudah menerima buah karmanya? Hal yang kamu lakukan sekarang, apakah sudah menerima buah karmanya? Jika sekarang yang kamu terima adalah buah karma baik, semua orang menghormatimu, bersikap baik terhadapmu, maka ini adalah buah karma baikmu, karena kamu sudah menanam bibit karma yang baik. Jika dulu kamu tidak mengerti, melakukan banyak bibit karma buruk, maka yang akan kamu terima adalah buah karma buruk. Sedangkan buah karma buruk ini, Master yang akan menanggungnya, atau dirimu sendiri yang menanggungnya? Tentu saja dirimu sendiri yang menanggungnya. Seperti sekarang, kalian para murid suka berpura-pura dan tidak menekuni Dharma dengan baik, lalu apa hubungannya dengan saya? Apa yang diri kalian lakukan sekarang, maka kalian sendiri yang akan menanggungnya nanti, saat kalian menerima balasannya, maka itu disebut dengan menanggung akibat perbuatan sendiri. Orang yang tidak mau berubah, selamanya akan menanggung akibat perbuatannya sendiri.
Master beritahu kalian, harus bisa memahami ajaran Buddha Dharma yang kalian bina sendiri. Harus diingat baik-baik, bahwa kita harus bisa memandang seluruh Pintu Dharma dan ajaran Buddha Dharma dengan setara. Jangan merasa Pintu Dharma yang dibina diri sendiri adalah yang paling mulia, adalah ajaran Buddha Dharma di Surga, adalah yang paling besar, yang paling benar. Ini namanya kemelekatan, mengerti? Ada sebagian orang yang setelah mempelajari sedikit ajaran Buddha Dharma, atau Pintu Dharma, lalu mengira apa yang dipelajarinya sudah banyak sekali, mengira buku yang dibacanya sudah sangat banyak, termasuk para pengikut dan murid Master, di antaranya juga ada beberapa orang yang dulu pernah membaca beberapa buku lainnya, kemudian merasa diri sendiri sangat hebat. Apa yang kalian pahami? Tahukah kalian kalau ajaran Buddha Dharma tidak terkira banyaknya dan tiada batasnya, sama seperti banyaknya pasir di Sungai Gangga, apakah ini prinsip kebenaran yang bisa kita manusia pahami? Hanya dengan menjabarkan ajaran Buddha Dharma dengan menggunakan bahasa sehari-hari, supaya orang-orang bisa merasakan dan memahaminya dalam kehidupan sehari-hari, ini baru disebut sebagai kesadaran spiritual tingkat tertinggi Buddha dan Bodhisattva. Para Buddha dan Bodhisattva menggunakan ajaran Buddha Dharma untuk membebaskan penderitaan semua makhluk di dunia ini, sedangkan penderitaan-penderitaan ini jika sudah ketemu sumbernya dan diketahui cara untuk mengatasinya, maka sesungguhnya Pintu Dharma ini pun sudah tidak ada gunanya. Seperti sebuah obat, ketika lambung kamu sakit, setelah kamu minum obat lambung, lalu lambungmu sembuh. Saat lambungmu sudah sembuh, maka obat-obat maag ini bagimu sudah tidak berguna lagi. Mengerti? Namun ada sebagian orang yang mengira, dengan meneliti dan menguraikan kandungan dan struktur susunan obat-obat lambung ini, setelah dia memahami prinsipnya, dan mengetahui ilmu dan pengetahuan umum dalam obat lambung ini, dia mengira obat-obat lambung ini bisa membantunya, namun sesungguhnya obat-obat ini sudah kadaluarsa. Sebenarnya, orang-orang seperti ini adalah orang yang paling kasihan. Tujuan makan obat lambung adalah supaya lambungmu sembuh, bukan agar kamu meneliti dan memperdebatkannya. Sekarang Master menggunakan bahasa sehari-hari, menggunakan cara yang begitu bagus dalam ajaran Buddha untuk menolong kesadaran spiritual kalian semua makhluk, supaya kalian memiliki kehidupan yang baik, tubuh yang sehat, karir yang bagus, supaya kalian bisa terbebaskan dari penderitaan dan kerisauan. Apalagi yang kalian butuhkan? Master beritahu kalian, harus bisa berpikiran logis, harus memahami logikanya. Tidak boleh bersikeras akan pemikiran sendiri, “Aduh, Pintu Dharma saya ini yang paling bagus. Aduh, ilmu yang saya pelajari yang paling bagus”, tidak boleh melekat pada pandangan diri sendiri dalam memandang seluruh Pintu Dharma di dunia ini. Jangan menilai orang lain, karena orang lain adalah baik.
Oleh karena itu, ketika anak perempuan ini sambil menangis bersembah sujud kepada Master, saya berkata kepadanya: “Pintu Dharma Master selamanya terbuka untukmu. Jika kamu senang belajar di sana, maka teruslah belajar di sana. Namun jika pada suatu hari kamu merasa tidak senang di sana, kamu tetap bisa kembali, Master tetap menyambutmu.” Terakhir, sambil menangis, dia berkata kepada Master: “Master, dari dulu Anda sudah pernah mengatakannya, pintu Xin Ling Fa Men selamanya terbuka.” Master berharap kalian jangan melekat – keras kepala, begitu melekat, maka kalian akan menyalahartikan makna dari “semua Dharma setara, semua Dharma tiada Aku.” Apa yang dimaksud dengan “semua Dharma setara”? “Semua Dharma setara”, dengan kata lain seluruh Pintu Dharma semuanya tidak ada pengecualian khusus, semuanya menasihati orang-orang untuk menjadi baik, supaya orang-orang tersadarkan, jadi tidak peduli di mana pun kamu membina diri dan belajar Dharma, semuanya adalah setara. Semua Dharma tiada Aku, tiada diri sendiri. Karena yang kalian pelajari adalah Dharma Buddha dan Bodhisattva, yang dipelajari adalah jalan pembinaan Buddha dan Bodhisattva, maka kalian mempelajarinya menggunakan sifat dasar kalian sendiri. Sesungguhnya, ini berarti tiada Aku di kehidupan ini, sedangkan yang digunakan adalah Aku dari kehidupan sebelumnya, Aku ini tidak ada, yang ada adalah sifat dasar dan hati nurani Bodhisattva. Maka, semua yang kamu lakukan selama ini adalah demi menemukan kembali hati nurani dan sifat dasar diri sendiri. Bukan kamu yang sedang mencarinya, melainkan Bodhisattva yang sedang mencari sifat dasar dirimu sendiri. Apakah kalian mengerti?
Kalian harus memahami bahwa, jika seseorang cenderung melekat atau keras kepala, maka dia akan melupakan makna dari “semua Dharma setara”, dengan kata lain, dia akan “menyanjung diri sendiri dan merendahkan yang lain”. Apa yang dimaksud dengan “menyanjung diri sendiri dan merendahkan yang lain”? Saya sangat keras kepala, saya pasti akan mengatakan kebaikan diri sendiri, mengatakan keburukan orang lain; saya pasti akan mengatakan betapa baiknya Pintu Dharma sendiri, dan betapa buruknya Pintu Dharma orang lain, oleh karena itu, kemelekatan atau sifat keras kepala ini pada akhirnya akan membuat dirimu menciptakan karma ucapan. Master sering mengatakan, kalau semua Pintu Dharma adalah baik adanya, Master sangat menghormati mereka. Apakah Pintu Dharma itu? Pintu Dharma adalah sebuah jalan, adalah sebuah jalan bagi kamu untuk mencapai tepian penerangan. Jalan yang ini sedikit berlumpur, jalan yang itu sedikit tidak rata, jalan yang ini lebih mudah dijalani, sesungguhnya dia hanyalah sebuah jalan. Kamu tidak bisa mengatakan, karena dia ingin naik kereta kuda, lalu berarti kereta kudanya buruk. Kalau begitu, jika orang mengatakan saya naik pesawat, namun mabuk udara, lalu bagaimana? Kalau naik kapal akan mabuk laut, bagaimana? Kalau dia ingin naik kereta kuda, biarkanlah dia naik kereta kuda. Dia ingin naik mobil, dia ingin menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Naik pesawat tidak bisa melihat apa-apa, hanya melihat awan, dia merasa tidak senang. Mengapa kamu harus memaksanya?
Master beritahu, “karakter Dharma tiada bedanya”. Ajaran Buddha Dharma dan sifat dasar pada dasarnya berasal dari satu tempat yang sama, maka disebut “karakter Dharma tiada bedanya”. Ajaran Buddha Dharma dan sifat dasar adalah satu. Coba pikirkan, kamu mempelajari ajaran Buddha Dharma begitu lamanya, pada akhirnya yang ada dalam pikiranmu bukankah ini? Maka disebut “karakter Dharma tiada bedanya”. Dalam satu Pintu Dharma, yang membedakan hanyalah jodoh dan keistimewaannya. Coba kalian dengarkan baik-baik, maksud dari kalimat ini adalah dalam satu Pintu Dharma yang sama, hanyalah jodoh keistimewaannya yang berbeda. Apa maksudnya? Kalian semua adalah orang-orang yang membina diri dalam Xin Ling Fa Men, semuanya belajar mengikuti Master, benar? Akan tetapi dari antara orang-orang yang menekuni Xin Ling Fa Men, mengapa ada orang yang membina diri dengan baik, dan juga ada orang yang pembinaan dirinya tidak baik? Karena jodoh dari kehidupanmu sebelumnya membuat kamu bisa bersama-sama membina diri mengikuti Master di kehidupan ini, baik atau buruknya pembinaan dirimu, inilah mengapa ada sebagian orang yang membina diri dengan baik, dan ada sebagian orang yang tidak bisa membina diri dengan baik. Mengapa ada orang yang membina diri lalu bisa terus hidup, namun ada juga orang yang membina diri namun tidak selamat? Mengapa ada orang yang membina diri lalu diperpanjang umurnya, namun ada juga orang yang membina diri tetapi umurnya tidak diperpanjang? Pertama, ini didasari oleh balasan buah karma yang ditanamkannya dari berkali-kali kehidupan sebelumnya, apakah jodohnya sendiri cukup atau tidak. Mengapa ada sebagian orang yang belajar di sisi Master, setelah beberapa waktu tidak bisa bertahan, namun ada sebagian orang yang bagaimana pun tetap tidak mau pergi, ini yang disebut sebagai keistimewaan jodoh. Karena kamu memiliki jodoh ini, kamu baru bisa menyempurnakan hal ini. Apabila bahkan jodoh ini pun, atau ajaran Dharma ini, atau keistimewaan jodoh Pintu Dharma ini pun tidak kamu miliki, coba pikirkan saja, bagaimana mungkin kamu bisa membina diri dengan baik? Bagaimana mungkin kamu bisa terus menyempurnakan jodoh ini? Bagaimana kamu bisa menemukan jodoh Kebuddhaan? Ini yang disebut dengan jodoh nidana – sebab musabab, juga dinamakan buah balasan karma. Mengertikah kalian?
Oleh karena itu, ingatlah bahwa keistimewaan jodoh dalam satu Pintu Dharma tidak sama, semakin besar kemampuannya, semakin besar tanggung jawabnya. Semakin besar kemampuan seseorang, maka semakin besar pula tanggung jawabnya. Sekarang kemampuan Master besar atau tidak? Tanggung jawab Master besar atau tidak? Sekarang saya bisa membuat jutaan orang di seluruh dunia belajar Xin Ling Fa Men. Meskipun Master memiliki kemampuan yang besar, namun tekanan yang Master terima besar atau tidak? Hampir setiap hari, saya harus memberikan wejangan, hampir setiap hari saya harus bekerja keras, setiap hari hanya tidur beberapa jam. Walaupun saya berada di rumah, saya pun tetap bekerja merevisi naskah. Dari mana tanggung jawab berasal? Dari kemampuan kamu. Jika kamu tidak memiliki kemampuan ini, bagaimana mungkin kamu memiliki tanggung jawab ini? Inilah falsafah hidup. Misalnya, hari ini kamu mampu menjalankan satu toko ini, karena sekarang kamu memiliki kemampuan ini, maka kamu baru bisa mengelola toko ini. Coba pikirkan, bukankah karena kamu memiliki kemampuan ini? Jika kamu tidak mampu, mana mungkin kamu memiliki tanggung jawab ini? Kalian sekarang menekuni Dharma, apakah memiliki tanggung jawab? Karena kalian adalah murid Master, jika kalian tidak bisa membantu Master menyelamatkan semua makhluk, maka kalian tidak memiliki tanggung jawab ini. Jika kalian ingin menjadi murid Master, maka kalian harus memiliki kualifikasi posisi ini, kalian harus keluar menolong orang-orang, maka kalian memiliki tanggung jawab ini. Kalian harus lebih jarang berada di rumah, lebih sering pergi menyebarluaskan ajaran Buddha Dharma, kalau tidak, untuk apa kalian menjadi murid pengikut saya? Master menerima begitu banyak murid, setiap orang adalah Bodhisattva? Tahukah kalian, sekarang mereka para Bodhisattva ini setiap hari menolong berapa orang? Sedangkan kalian sekarang setiap hari Rabu datang ke sini, biasanya apa yang kalian lakukan setiap hari, saya tidak tahu. Diri sendiri membina diri, diri sendiri juga yang mendapatkan hasilnya, jangan lagi menyia-nyiakan waktu!