28. Mengetahui Yang Baik Dan Yang Jahat, Karma Tercipta Dari Pikiran 知善知恶,业由心造

28. Mengetahui Yang Baik Dan Yang Jahat, Karma Tercipta Dari Pikiran

Selanjutnya, Master akan membahas tentang orang yang memiliki kebodohan. Kebodohan di sini bukan berarti orang ini tidak berpengetahuan. Seseorang bisa dikatakan sangat bodoh, walau dia mungkin sudah lama bersekolah, namun bukan berarti dia memiliki kebijaksanaan. Sebanyak apapun ilmu yang sudah dipelajari seseorang, tidak menandakan bahwa orang ini memiliki pembinaan yang baik; Sebanyak apapun buku yang sudah dipelajari seseorang, tidak melambangkan kalau dia memiliki kesadaran spiritual yang tinggi. Sebaliknya, orang yang memiliki kebodohan, tidak berarti dia tidak berbudaya, kebodohan di sini merujuk pada dia menggunakan suatu titik tertentu untuk menutupi suatu titik molekul duniawi. Apakah yang dimaksud dengan titik molekul? Dengan kata lain, yang dilihat olehnya hanyalah sejauh apa yang ada di depan matanya, dia tidak bisa memandang secara menyeluruh, makanya dia menjadi bodoh. Contohnya, dia melihat orang lain yang membeli sebuah lotre lalu memenangkan hadiah. Dia melihat orang lain menang lotre, mengapa dirinya sendiri tidak bisa menang? Maka dia pun setiap hari membeli lotre, inilah sumber yang menjadi penyebab kebodohannya, benar tidak? Master barusan berkata bahwa orang yang bodoh pada kenyataannya berpendidikan, namun di tengah kebaikan, kejahatan, dan jodoh nidana, dia tidak mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang dinamakan dengan kebodohan. Tidak memahami prinsip kebenaran, tidak mengetahui baik dan buruk, inilah yang disebut bodoh. Hal yang sudah jelas benar, namun dia mengatakan kalau itu salah, sedangkan hal yang sudah jelas salah, dikatakan benar. Coba kalian beri tahu saya, apakah ini ada hubungannya dengan sekolah? Misalnya, kamu belajar fisika, atau kimia, atau kedokteran gigi, apakah kamu mampu membedakan kebaikan yang sesungguhnya? Atau jika kamu adalah seorang pasca sarjana, dan kamu meneliti tentang rudal, atau meneliti bom atom, apakah kamu mampu mengetahui sebab dan akibat di dunia ini? Mereka tidak akan bisa membedakannya. Maka harus bisa memahami prinsip kebenaran.

Master mengatakan kepada kalian, harus mengetahui yang baik dan yang buruk / jahat. Apabila seseorang bisa mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk, berarti orang ini memiliki akar dari karma sebelumnya. Apakah maksud dari karma sebelumnya? Karma sebelumnya bukan merujuk pada karma yang buruk, melainkan merujuk karma yang dibina pada kehidupan sebelumnya dan kehidupan-kehidupannya yang lalu, sedangkan dalam karma ini, terdapat karma yang baik dan juga karma yang buruk. Dia bisa mengetahui kebaikan dan kejahatan di kehidupan ini, sesungguhnya berarti dia memahami apa itu kebaikan dan kejahatan, berarti di kehidupan sebelumnya dia adalah seseorang yang memiliki pembinaan diri. Sedangkan seseorang yang tidak mengetahui kebaikan dan kejahatan, lalu di kehidupan ini, dia juga tidak mengetahui apakah hal ini baik atau buruk, maka sesungguhnya karma buruk yang dilakukan orang ini di kehidupan sebelumnya telah menyebabkan dia tidak memiliki potensi kesadaran, berarti dia adalah orang yang tidak membina diri di kehidupan sebelumnya. Apakah kalian mengerti? Oleh karena itu, orang yang melakukan kejahatan, itu bodoh; Yang melakukan kebaikan, itu bijaksana; Yang menekuni Dharma, itu sudah tersadarkan. Harus bisa memahami bahwa hanya dengan menekuni Dharma, baru bisa membuka kebijaksanaan. Apabila ada orang yang mengatakan bahwa, saya sudah tersadarkan, maka “tersadarkan” di sini mungkin hanyalah kesadaran sebagian, dia mampu mengetahui baik dan buruk dalam suatu titik tertentu, namun tidak berarti dia mengetahui baik dan buruk atas segala hal. Semua halangan karma buruk dari kehidupan sebelumnya adalah semua yang dirasakan dari karma yang diciptakan di kehidupan sekarang. “Semua yang dirasakan dari karma yang diciptakan di kehidupan sekarang”, berarti kebaikan dan kejahatan kamu di kehidupan sebelumnya bagaikan sebuah sumbu penyulut api, kebaikan kamu di kehidupan sebelumnya, meskipun membuat kamu menjadi kaya raya pada suatu saat tertentu di kehidupan ini, akan tetapi jika kamu tidak melakukan perbuatan baik di kehidupan ini, maka kekayaanmu ini pun akan hilang; Karma burukmu di kehidupan sebelumnya, saat seharusnya tiba waktu pembalasannya, jika kamu melakukan perbuatan baik sebanyak-banyaknya, maka balasan karma buruk ini pun mungkin tidak akan dibalaskan. Oleh karena itu, yang benar-benar harus dikendalikan adalah adalah kekuatan karma di kehidupan ini, yakni kekuatan panggilan. Dengan kata lain, seperti kamu melihat suatu sumbu penyulut dari sebuah ranjau, kamu bisa tidak menyulutnya, maka dia tidak akan “meledak”; Sama saja, jika kamu melihat sebuah bola warna-warni yang indah, kamu pun bisa menerimanya. Semua ini berada di dalam semua karma yang kamu lakukan di kehidupan ini, maka ini sudah tidak ada hubungannya dengan kehidupanmu yang sebelumnya. Mengerti? Oleh karena itu, kesimpulannya bisa dikatakan, yang terpenting adalah menjalani saat ini sebaik-baiknya, dalam ajaran Buddha Dharma pun dikatakan, jalani saat ini baik-baik.

Menekuni Dharma benar-benar tidak mudah, maka harus memiliki pandangan yang bijaksana. Dengan kata lain, harus memiliki mata yang bijaksana. Dengan memiliki mata yang bijaksana, baru bisa melihat apakah orang ini adalah orang baik atau orang jahat. Dari dulu sampai sekarang ada satu perkataan yang berbunyi, “Tidak mengenal huruf tidak masalah, namun tidak mengenal orang itu masalah besar”. Apabila diri sendiri tidak tahu bahwa orang ini adalah orang baik atau orang jahat, maka kamu pasti akan dibohongi olehnya. Ada banyak orang yang bercerai mengatakan: “Pada saat itu, mata saya buta, sekarang baru menyesal.” Mata kamu “buta”, karena tidak memiliki mata yang bijaksana, kamu tidak memiliki kebijaksanaan, maka baru bisa tertipu. Terhadap bualan dan kebohongan yang dikatakannya, kamu mengira semua itu benar, maka kamu menjadi seseorang yang bodoh. Karena kamu dulu tidak menekuni Dharma, makanya baru bisa menciptakan karma dan balasan yang seperti ini, karena yang tidak dimiliki seluruh makhluk adalah mata kebijaksanaan. Oleh karena itu, jangan menilai dengan keras kepala, dengan kata lain adalah dengan keras kepala menilai suatu hal, juga jangan memutuskan suatu hal dengan keras kepala. Mengapa banyak orang suka melekat atau keras kepala? Karena bibit karma buruk yang ditanamkan di kehidupan sebelumnya, maka dia baru bisa menerima buah karma buruk ini. Saat Raja Akhirat mengadilinya, bisa menghukumnya terlahir di sebuah keluarga dengan orang tua yang galak dan jahat. Orang tua dalam keluarga ini sering bertengkar, berkelahi, dan membuat keributan. Anak ini semenjak kecil menerima pendidikan seperti ini, maka pembinaan dirinya menjadi sangat tidak baik, sedikit-sedikit memarahi orang, atau sebentar-sebentar bertengkar. Karena ayah ibunya di rumah sangat galak dan bengis, mereka sering bertengkar, maka tunggu sampai si anak dewasa nanti, pasti akan menjadi orang yang bertemperamen buruk, atau terlepas dari bersifat jahat, dia akan menjadi bersifat aneh, yakni orang yang berwatak aneh. Inilah bibit karma yang diciptakan orang tua yang menyebabkan anak harus menanggung balasan karma ini. Ini seperti yang dikatakan seseorang, “Mengapa saat kalian mengatai saya, harus sampai mengatai ibu saya?” Karena kamu dilahirkan oleh ibumu, ada banyak kebiasaan dalam dirimu adalah keturunan dari sel genetik orang tuamu. Jika kamu memiliki kebiasaan baik, maka orang-orang akan mengatakan kalau orang tuamu baik; Namun jika ada banyak kebiasaan buruk pada dirimu, maka orang-orang akan mengatai orang tuamu. Inilah mengapa orang-orang sering mengatakan, “anak yang tidak dididik oleh orang tuanya.” 

Karma tercipta dari pikiran, dengan kata lain semua karma yang kamu lakukan tercipta dari pikiranmu. Karena perilaku berubah mengikuti pikiran, dengan kata lain, semua perilaku kamu dan tindakanmu, seluruhnya tercipta dari pikiranmu. Orang yang luar biasa jahatnya, maka nantinya dia akan menjadi ular. Dari dulu sampai sekarang ada satu perkataan, “Racun yang paling beracun di dunia ini sekalipun tidak lebih jahat daripada pikiran manusia”, maka dinamakan “hati bagaikan ular berbisa dan kalajengking”. Master mengajarkan kalian, bahwa yang terlahir di dunia ini pada umumnya adalah manusia, sedangkan binatang adalah binatang. Dengan kata lain, jika di kehidupan ini terlahir sebagai binatang, maka di kehidupan selanjutnya masih akan terlahir sebagai binatang, karena perilakumu berubah mengikuti pikiran. Orang yang sangat jahat akan menjadi ular. Orang yang sangat temperamental dan mudah marah, yakni orang yang sebentar-sebentar mudah marah, sedikit-sedikit marah-marah, maka di kehidupan selanjutnya dia akan terlahir sebagai macan. Inilah mengapa banyak orang yang bertemperamen buruk dijuluki dengan sebutan “macan”? mengerti? Semua ini bukan Master yang mengatakannya, semua ini sudah dijabarkan orang-orang dari dulu sampai sekarang. Kalian jangan menunggu sampai diri kalian sendiri yang menghadapinya atau melakukannya, baru menyadarinya, “Oh, ternyata yang dikatakan orang-orang dulu memang benar. ” Apa kebenarannya? Karena kamu tidak belajar, maka kamu  tidak mengerti. Jika kamu belajar lebih awal, lebih dahulu memahami, siapa orang yang bisa dijadikan teman, dan siapa yang tidak; Orang seperti apa akan bertumimbal lahir menjadi apa; Orang seperti apa yang berhati baik dan seperti apa yang berhati jahat; Apa hal yang boleh dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan; Maka kesulitan dan halangan yang akan kamu hadapi akan berkurang. Namun justru karena kamu bodoh, tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk dengan jelas. Akan tetapi ini tidak ada hubungannya dengan sekolah. Apakah seorang dokter yang baik pasti bisa membedakan baik dan buruk? Apakah seorang ilmuwan bisa membedakan yang baik dan yang buruk? Terkadang mereka masih tidak lebih baik dari pada seorang nenek tua dalam membedakan kebaikan dan kejahatan. Oleh karena itu, kita mengatakan, jika kekuatan karma terlalu berat, maka bisa segera mengubah wujudnya luarnya, dengan kata lain, kekuatan karma yang dimiliki orang ini terlampau besar. Jika orang ini setiap hari marah-marah, setiap hari kesal, maka orang ini bagai seekor macan di dunia ini; Jika orang ini jahat sekali, bagaikan seekor ular berbisa di dunia ini. Oleh karena itu, jika kekuatan karma terlalu besar, terlalu berat, terlalu kuat, maka sesungguhnya walau belum meninggal, orang ini sudah menjadi seperti binatang. Apakah kalian mengerti? Lagipula kekuatan karma bisa berubah, dengan kata lain, kekuatan karma dalam keadaan yang berbeda akan memiliki transformasi yang tidak sama. Perbuatan jahat yang dilakukan dulu belum tentu tetap tergolong sebagai kejahatan di masa sekarang, sedangkan perbuatan baik yang dilakukan sebelumnya jika kamu lakukan lagi sekarang dalam masyarakat ini, belum tentu merupakan perbuatan baik, karena kekuatan karma bisa berubah mengikuti waktu alam, keadaan geografis, dan manusia. Coba pikirkan, di banyak negara dulu dikatakan, bahwa berkendara setelah minum minuman keras tidak melanggar hukum, namun sekarang berkendara setelah minum minuman keras adalah pelanggaran hukum. Selain itu, di banyak negara, sudah sejak awal menentukan bahwa berkendara setelah minum minuman keras adalah tindak kriminal. Benar tidak? Sudah seharusnya dari dulu menghentikan perilaku yang tidak baik ini. Berkendara setelah minum minuman keras sama dengan tidak menghargai nyawa manusia, karena orang yang minum minuman keras – mabuk, tidak mengetahui apa yang benar, dan apa yang salah, dia tidak tahu betapa cepatnya mobil yang dikendarai dirinya sendiri.

Oleh karena itu, “bencana, bukan diturunkan dari langit”. Ada banyak bencana di dunia ini, namun semua ini bukan diturunkan dari langit. Menurut kalian, apakah perkataan ini benar? Banyak bencana yang diciptakan oleh diri manusia itu sendiri, banyak juga bencana alam yang disebabkan oleh manusia, benar tidak? Seperti efek rumah kaca saat ini, pembuangan limbah gas, telah menyebabkan ketidakstabilan cuaca, bukankah manusia yang menyebabkannya? Radiasi atom juga bukankah diciptakan oleh manusia? Buddha dan Bodhisattva pada awal beribu-ribu tahun sebelumnya sudah mengatakan bahwa bencana bukan diturunkan dari langit, hanya manusia yang menciptakannya sendiri, semua ini “diundang” oleh diri manusia itu sendiri. Sama seperti banyak orang, tidak mau menjalani hidup yang tenang dan damai, namun sepanjang waktu mulutnya suka membicarakan yang ini dan yang itu, melakukan hal ini dan itu, pada akhirnya dijebloskan ke penjara. Benar tidak? Harus bisa memahami prinsip kebenaran. Langit – Surga, hanya saja karena karma yang dilakukannya, dengan kata lain kekuatan karma dan karma yang dilakukan setiap orang, akan memengaruhi perubahan langit. Jika semua orang sedang melakukan karma buruk, maka waktu alam akan memburuk dengan cepat; Jika semua orang melakukan perbuatan baik, maka waktu alam pun akan membaik dengan cepat. Maka kalian harus bisa memahami bahwa semua perbuatannya memengaruhi perubahan lingkungan alam. Contoh sederhana, jika ingin membuat medan aura seseorang memburuk sangat mudah. Kalian hari ini bersama-sama beberapa orang menjadi satu kelompok, atau beberapa orang menjadi satu grup, lalu hari ini kalian datang ke Dong Fang Tai, siapa yang akan saling peduli? Saya tidak senang melihat kamu, dan kamu pun tidak senang melihat saya, bukankah medan aura ini telah dirusak? Apakah kalian masih bisa tertawa di sini? Jika di dunia ini, kalian hari ini membunuh orang, besok membuat kebakaran, bukankah berarti kalian telah merusak medan aura dunia ini? Ini seperti kebakaran hutan besar di Sydney, kalian yang berada di pusat kota Sydney bukankah juga merasa sangat panas? Bukankah suhu udara jadi naik? Logika apakah ini? Inilah bukti bahwa perilaku atau perbuatan manusia bisa mengubah medan aura langit dan bumi.