14. Menyucikan Pikiran, Mengosongkan 5 Agregat
Master akan membahas tentang Xin Ling Fa Men. Xin Ling Fa Men pada masa periode akhir Dharma adalah Pintu Dharma yang terbaik. Saya sekarang memberi tahu kalian, Xin Ling Fa Men adalah: menyucikan jiwa – pikiran, meninggalkan penderitaan dan memperoleh kebahagiaan, terbebaskan dari kerisauan, menghilangkan buah karma buruk, menolong yang berjodoh, melunasi hutang karma, menyelamatkan kesadaran spiritual semua makhluk, bersama-sama mencapai Alam Sukhavati, terlahir di Empat Alam Brahma. Xin Ling Fa Men adalah menyucikan pikiran, meninggalkan penderitaan dan memperoleh kebahagiaan, saat penderitaanmu sudah tiada lagi, maka kamu akan merasa bahagia; Terbebas dari kerisauan, karena begitu kamu melafalkan paritta, maka kerisauan sudah tidak ada lagi; Menghilangkan buah karma buruk, karena setelah kamu melafalkan paritta, maka buah karma buruk di tubuhmu akan hilang; Menolong yang berjodoh, menyelamatkan kesadaran spiritual semua makhluk, berarti kamu bisa mendoakan – menolong maupun menyelamatkan kesadaran spiritual semua makhluk yang berjodoh, selain itu bisa juga melunasi hutang karma. Menurut kalian, Xin Ling Fa Men bagus atau tidak? Guan Shi Yin Pu Sa kali ini masih khusus mengatakan satu hal: “bersama mencapai Alam Sukhavati, terlahir di Empat Alam Brahma”, inilah definisi umum Xin Ling Fa Men. Betapa bagusnya! Coba kalian pikirkan, Empat Alam Brahma, sesungguhnya jika kamu sudah terlahir di Empat Alam Brahma, bukankah berarti memasuki tingkat tertinggi dari Alam Sukhavati? Benar tidak? Sebelumnya di Hong Kong, Master menggambar sebuah gambar untuk teman se-Dharma. Pada saat itu, ada seorang biksu, setelah melihatnya, dia merasa kaget sekali, dia mengatakan: “Saya tidak menyangka.” Pada saat itu, dia juga mengerti, dia berkata sebelumnya belum pernah ada seorang biksu tetua pun yang menjelaskan seperti ini kepadanya. Karena Master menggambarkan semua letak Alam Sukhavati dan Empat Alam Brahma, kemudian menjabarkannya kepada mereka. Biksu ini tidak menyangka kalau Master bisa mengetahuinya, sesungguhnya, ini Guan Shi Yin Pu Sa yang memberi tahu saya. Kalau begitu, tahukah kamu di manakah letak Empat Alam Brahma dalam Alam Sukhavati? Hari ini kalian sudah memahami Xin Ling Fa Men. Kamu bisa mendoakan para penagih hutang di rumahmu, juga bisa membantu orang lain untuk terlahir di Alam Sukhavati. Benar tidak? Jika kamu membina diri dengan baik, kamu bisa mencapai ke Alam Bodhisattva dan Alam Buddha. Dengan kata lain, kamu bisa pergi ke Alam Buddha dan Bodhisattva, selain itu kamu bisa menyelamatkan kesadaran spiritual banyak makhluk. Coba pikirkan, kalian sudah menyadarkan kesadaran spiritual berapa orang? Jika lebih banyak orang yang diselamatkan, maka kamu bisa segera membuat mereka meninggalkan penderitaan dan memperoleh kebahagiaan. Karena begitu kamu melafalkan paritta, akan segera memperoleh sukacita, yakni merasa senang, pikiran menjadi baik, hati senang. Menyucikan pikiran, belajar dan membina diri dalam Xin Ling Fa Men adalah menyucikan pikiran. Sudah berpikiran terbuka, mampu melepas, bukankah sama dengan menyucikan pikiran?
Selanjutnya, Master akan membahas tentang, kita harus bisa “mengobati” ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Ketamakan, kebencian, dan kebodohan di dunia ini adalah yang sangat merisaukan. Karena adanya ketamakan, kebencian, dan kebodohan, baru bisa menciptakan kerisauan duniawi bagi diri kita. Sesuatu yang diinginkan tidak bisa didapatkan; Sesuatu yang tidak disukai, sangat membencinya; Hal-hal yang bodoh, sudah jelas tidak mampu melakukannya namun bersikeras melakukannya, maka kerisauanmu akan semakin banyak. Kita harus bisa bersikap dan berperilaku baik, harus bisa melakukan kebajikan, karena kebajikan adalah suatu dasar bagi dirimu dalam menekuni Dharma. Karena hanya orang-orang yang melakukan kebajikan, baru bisa memasuki Pintu agama Buddha. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki hati yang baik, dia baru bisa menekuni Dharma. Jika orang ini memiliki hati nurani yang tidak baik, maka orang ini tidak akan bisa menekuni Dharma. Mengerti? Oleh karena itu, perwujudan yang terlihat dari hati yang baik adalah melakukan kebajikan – perbuatan baik. Karena orang yang berhati nurani baik dan sangat baik hati, dia baru bisa mulai melakukan perbuatan baik dari penampakan luar, lalu lambat-laun terlahir welas asih di lubuk hatinya. Kita tidak hanya harus melakukan kebajikan, kita juga harus mengajar dan membimbing orang-orang untuk saling berinteraksi, sesungguhnya berinteraksi ini adalah jodoh antara orang yang satu dengan yang lain. Kita harus bisa meneruskan jodoh yang baik, dan menguraikan jodoh yang buruk, harus bisa memperkokoh jodoh yang baik. Banyak orang yang hanya tahu dirinya sendiri, mengunci diri sendiri dalam kamar dan melafalkan paritta, “tidak memedulikan embun beku di genting orang lain, hanya tahu menyapu salju di depan pintu rumah sendiri.” Coba kalian pikirkan, jika seseorang yang bahkan tidak memiliki pemikiran untuk membantu orang lain, lalu orang ini bagaimana mungkin bisa menekuni Dharma? Hari ini murid menekuni Dharma mengikuti Master, kalian sudah belajar berapa tahun, coba lihat, sudah berapa orang yang kalian tolong? Kalian hanya memedulikan diri sendiri melafalkan paritta, apakah ini disebut menekuni Dharma? Seorang praktisi Buddhis yang sesungguhnya tidak hanya diri sendiri yang menekuni Dharma, selain itu juga harus membantu orang lain. Kalian sudah membantu berapa banyak orang? Bodhisattva selamanya akan membantu orang-orang. Oleh karena itu, hanya dengan membantu orang lain, kamu baru bisa selamanya terus memajukan diri dalam menekuni ajaran Buddha Dharma.
Kita harus bisa menyaksikan sifat Kebuddhaan. Apakah yang dimaksud dengan menyaksikan sifat Kebuddhaan? Dengan kata lain adalah melihat sifat dasar diri sendiri. Memiliki hati nurani yang sangat baik, “Saya ini sangat mau membantu orang lain”. Lalu mengapa kemudian tidak membantu? “Karena orang lain bersikap buruk terhadap saya, karena orang lain mempersulit saya, maka saya tidak membantu orang lain.” Sesungguhnya, ini bukanlah sifat dasarmu, juga bukan sifat Kebuddhaan kamu. Karena ini adalah kotoran duniawi yang kemudian ditambahkan dalam pikiranmu, karena pikiranmu sudah tidak bersih, makanya baru bisa muncul perilaku-perilaku yang tidak baik ini. Seorang praktisi Buddhis yang sesungguhnya harus bisa memahami psinsip kebenaran, harus bisa mengetahui sifat Kebuddhaan, sifat dasar, dan hati nurani diri sendiri adalah sangat baik hati. Segala kejahatan yang saya lakukan ini adalah karena saya sudah terpengaruh oleh kekotoran duniawi, asalkan saya bisa membersihkan enam kekotoran duniawi ini, maka sifat dasar dan hati nurani saya akan kembali seperti semula, lalu sifat Kebuddhaan saya akan kembali terlihat. Bai Hua Fo Fa bertujuan memberi tahu kalian apakah sifat Kebuddhaan itu. Yang di dunia ini disebut juga sebagai hati nuranimu. Ketika hati nuarnimu terlihat, maka kamu adalah seorang manusia; Namun jika kamu sudah kehilangan hati nurani, maka ia pun sudah bukan seorang manusia lagi, sudah menjadi binatang. Mengerti? Oleh karena itu, menekuni Dharma harus bisa melihat sifat dasarnya sendiri. Kita hidup di dunia ini harus bisa melihat hati nurani diri sendiri, kemudian harus bisa mengendalikan perilaku, ucapan, dan pemikiran diri sendiri dengan baik, dengan kata lain mengendalikan tubuh kita dengan tidak membiarkannya melakukan kejahatan, mengendalikan mulut kita supaya jangan melakukan karma ucapan, atau mengatakan kejelekan orang lain, mengendalikan pemikiran diri sendiri supaya tidak memikirkan pemikiran buruk. Ini yang dinamakan mengendalikan perilaku, ucapan, dan pemikiran diri sendiri. Jika seorang praktisi Buddhis yang menekuni Dharma dan mempelajari buku-buku Dharma dalam waktu lama, namun pada akhirnya masih suka berbicara sembarangan, berpikir sembarangan, dan tubuhnya sembarangan melakukan hal-hal buruk, apakah orang seperti ini mampu menekuni Dharma? Apakah bisa mempelajarinya dengan baik?
Selain itu, ajaran Buddha Dharma adalah kosong. Master sering mengatakan kepada kalian, bahwa ajaran Buddha Dharma adalah kosong, harus bisa menyebarluaskan ajaran Buddha Dharma kepada semua yang berjodoh adalah suatu cara yang baik. Apa maksudnya? Ajaran Buddha Dharma itu sendiri pada dasarnya adalah suatu dharma – fenomena, jika suatu hari dunia ini lenyap, maka Pintu Dharma ini pun juga akan hilang. Ini seperti banyak sekali Pintu Dharma yang sampai pada suatu waktu tertentu, ia akan lenyap. Dulu semasa kecil, kita mempelajari banyak hal, namun sekarang sudah tidak digunakan lagi; sempoa yang dulu kita pelajari semasa kecil, sekarang juga sudah tidak digunakan lagi, semuanya sudah menggunakan komputer. Dia sampai pada suatu waktu tertentu akan hilang, dharma menjadi kosong. Inilah mengapa bahkan berbagai Pintu Dharma dalam ajaran Buddha Dharma sekalipun, sampai pada suatu waktu tertentu, asalkan semua orang sudah mencapai penerangan yang paling sempurna, maka alam dharma ini pun akan lenyap. Sesungguhnya jika bumi ini sudah hilang, maka dharma ini pun akan hilang. Benar tidak? Dharma ini adalah kosong, akan tetapi kamu harus mengembangkan dan menyebarluaskan ajaran Buddha Dharma ini, kamu baru bisa memperoleh dharma yang luar biasa. Mengerti? Matematika yang dulu kita pelajari sewaktu kecil, sekarang sudah tidak bisa dipelajari lagi, sudah tidak bisa digunakan lagi, karena matematika yang dipelajari sekarang sudah tidak sama dengan yang dulu. Akan tetapi jika kamu terus memperbarui matematika ini di atas dasar yang sudah ada, mengubah-ubah persamaannya, maka matematika kamu ini akan selamanya ada di dunia ini. Benar tidak? Inilah prinsip kebenarannya. Jika kita menerapkan ajaran Buddha Dharma ke dalam kehidupan nyata, maka kamu ini adalah suatu cara yang tepat. Oleh karena itu, Guan Shi Yin Pu Sa dalam menyelamatkan orang lain, suka menggunakan cara yang tepat. Banyak orang tidak mengerti. Karena hal-hal ini hanya bisa dipahami namun tidak bisa dijelaskan, maka Master hanya bisa memberi tahu kalian melalui pemikiran Master. Saat kalian mendengarkan ceramah Dharma Master, maka kalian akan mampu memahami banyak makna sesungguhnya dari ajaran Buddha Dharma, dimana pada akhirnya Buddha dan Bodhisattva membuat kalian membina diri sampai mencapai tingkat yang mana, atau kesadaran spiritual yang mana? Jika dari sudut pandang dunia ini, bukan meminta kalian harus bisa belajar pelajaran ini dengan baik, melainkan agar kalian setelah selesai belajar, lalu bisa menerapkannya ke dalam kehidupan nyata. Bukan meminta kalian setelah lulus lalu masih terus memikul buku-buku pelajaran mahasiswa itu, sedangkan sama sekali tidak memahami penerapannya dalam kehidupan nyata. Mengerti? Ingin kalian bisa tersadarkan! Mengerti?
Oleh karena itu, harus menggunakan cara baik yang tepat dalam menekuni Dharma dan menolong kesadaran spiritual semua makhluk. Dalam menekuni Dharma dan menolong kesadaran spiritual semua makhluk, secara luar dan dalam, terdapat 2 cara, yakni, yang pertama, dari luar, harus bisa mengenali kebaikan dan kejahatan. Harus bisa memahami apa itu kebaikan, dan apa itu kejahatan. Jika seorang praktisi Buddhis bahkan tidak bisa membedakan kebaikan dan kejahatan, maka apakah orang ini mampu menekuni Dharma? Apakah bisa menolong orang lain? Sudah jelas melihat orang yang sangat jahat, namun kamu masih berlari memperkenalkan Dharma kepadanya, pada akhirnya kamu malah dipengaruhi olehnya, membuatmu mengikutinya. Ada tidak? Banyak orang yang mengajarkan orang lain, atau membantu orang lain, sampai pada akhirnya malah ikut dipengaruhi olehnya. Oleh karena itu, pertama-tama, dari luar, harus bisa memahami kebaikan dan kejahatan. Selain itu, dari dalam, harus bisa menenangkan tubuh dan melancarkan medan energimu. Seorang praktisi Buddhis harus memiliki tubuh yang tenang dan lancar. Apakah yang dimaksud dengan tenang dan lancar? Berarti harus harmonis, harus cukup lancar. Apakah tubuh kalian bisa memiliki ketenangan dan kelancaran? Tidak stabil, tidak lancar, peredaran energi chi tidak lancar, berarti orang ini tidak memiliki cara yang tepat, tidak menekuni Dharma dengan baik, dia tidak bisa menolong kesadaran spiritual orang lain. Karena di dalam pikirannya masih ada pembedaan baik dan jahat, mengerti? Maka banyak orang akan bertanya: “Kalau begitu, kita menekuni Dharma, lalu tidak lagi membedakan baik buruk? Tidak membedakan kebaikan dan kejahatan? Pokoknya semuanya adalah murid Buddha, setiap orang memiliki sifat Kebuddhaan.” Ini semua tergantung. Tergantung dari seberapa dalam ia terjerumus dalam kekotoran duniawi? Kamu bisa membersihkan dirinya berapa banyak? Jika menggunakan istilah sekarang, kamu memiliki berapa banyak tempelan baja baru bisa menjadi berapa banyak tembikar? Jika kamu adalah Bodhisattva Ksitigarbha, maka kamu bisa pergi ke Alam Neraka untuk menolong makhluk-makhluk di sana. Sedangkan kita sekarang hanya bisa menolong para arwah asing yang baik. Dengan kata lain, dalam masyarakat sekarang yang sudah menjadi orang baik, sedangkan orang-orang yang jahat, kita tidak mampu menyelamatkannya, karena kita tidak memiliki “tempelan baja” tersebut. Mengerti? Oleh karena itu, Master memberi tahu kalian, begitu medan aura lancar, dengan kata lain jika praktisi Buddhis ini bisa melancarkan medan auranya di dalam, membuat peredaran energinya lancar, maka segala kerisauan akan hilang. Karena begitu energi chi nya lancar, sesungguhnya berarti dia sudah berpikiran terbuka. Apa makna dari berpikiran terbuka? Berarti sudah tersadarkan. Jika sudah tersadarkan, maka kerisauan akan hilang, yaitu telah mengosongkan kelima agregat. Ketika seseorang sudah tidak memiliki kerisauan lagi, maka sesungguhnya berarti dia sudah tidak memiliki halangan. Karena manusia adalah perpaduan lima agregat yang membentuk tubuh yang palsu, ketika kamu sudah mengosongkan kelima agregat, sudah tidak ada apapun lagi, bahkan diri sendiri pun tidak ada lagi. Seperti orang lain yang akan memarahimu, bahkan dirimu pun sudah tidak ada, lalu dia sedang memarahi siapa? Jika orang lain memarahimu, lalu kamu bersikeras mengatakan bahwa yang dimarahi adalah dirimu, ini berarti seperti dalam banyak film, jangan sengaja “menempatkan” diri ke dalamnya, jangan sengaja menghampiri orang itu dan melawan marah, mengapa Master setiap kali selesai memberikan kelas Dharma kepada kalian, banyak orang mengatakan kalau Master sedang menasihati saya, itu karena kamu “menempatkan” dirimu ke posisi itu, karena kamu tidak mengosongkan kelima agregat sendiri, maka di dalam dirimu masih ada kesadaran akan keakuan, kamu masih memiliki satu “Aku” yang palsu. Jika kamu tidak bisa menghilangkan Aku yang palsu ini, maka selamanya kamu akan menghalangi keberadaan Aku yang sesungguhnya, karena jiwamu yang sesungguhnya adalah Aku yang sesungguhnya, apakah kalian mengerti?
Oleh karena itu, dalam menekuni Dharma harus memiliki kebijaksanaan, ini sangat tidak mudah. Asalkan kamu sudah mengosongkan kelima agregat ini, kamu baru bisa membuat cahaya dari dirimu menyatu dengan cahaya Buddha dan Bodhisattva. Karena cahaya Buddha dan Bodhisattva sangat terang, dan bening, dan sangat bersih, luar biasa dan tidak berbatas. Contoh sederhana, jika kamu ingin menerima gelombang cahaya ini, maka kamu harus bersih dan bening, kamu baru bisa sama bercahaya dengan sinar cahaya yang memancar kemari. Jika cahayanya sangat terang, namun cahayamu ditutupi oleh benda-benda kotor, maka kedua cahaya ini tidak akan bisa menyambung. Karena cahayamu ternoda, tidak bisa bersinar terang. Seperti Sungai Huang Pu di Shanghai, di tempat pertemuan air dari Sungai Su Zhou dengan air dari Sungai Huang Pu selamanya bisa terlihat bahwa air dari ini berlumpur dan tidak bersih, berwarna kekuningan seperti itu, sedangkan air dari sana berwarna biru, terlihat sangat jelas. Kamu tidak bisa menerima sinar Buddha, karena ada kotoran di tubuhmu, karena kelima agregatmu tidak kosong, maka kamu tidak bisa menerima cahaya Kebuddhaan dari Buddha dan Bodhisattva. Mengerti? Kalian berlutut di sini, lalu mengapa permohon kalian tidak dikabulkan oleh Bodhisattva? Karena ada banyak sekali kotoran pada tubuhmu, maka kamu tidak bisa menerima medan aura Bodhisattva. Jika kamu berlutut di sini, dan hatimu sangat tulus, maka kamu adalah Bodhisattva, dan kamu mampu menerima cahaya dari Bodhisattva. Saya akan beri kalian satu contoh masa kini, ada banyak negara ketiga yang ingin menyambung jalan rel kereta api dengan dunia luar. Apabila ingin menyambungkan jalan rel kereta api maka harus memiliki perlengkapan ini, harus bisa memiliki peralatan seperti di luar negeri, kamu baru bisa menyambungkan jalan rel ini, ini adalah syaratnya. Jika kamu bahkan tidak memiliki syarat-syarat ini, bagaimana mungkin kamu bisa menyambung relnya? Benar tidak?