39. Belajar Menghilangkan Keakuan Membangkitkan Kepercayaan Diri 学会无我,启用自信

39. Belajar Menghilangkan Keakuan Membangkitkan Kepercayaan Diri

Hari ini kita membahas tentang: melafalkan paritta harus dengan sepenuh hati, harus disertai dengan keyakinan, tekad, yakni harapan yang tulus dan nyata, selain itu juga harus memiliki jodoh untuk melafalkan nama Buddha. Ketika melafalkan paritta, sesungguhnya adalah untuk menyelaraskan pikiran kita. Ketika melafalkan nama Buddha adalah bibit sebab dari kekuatan spiritual diri sendiri. Lalu ketika kamu melafalkan nama Buddha dan Bodhisattva, sesungguhnya adalah merujuk pada dirimu sendiri, karena pada dasarnya kamu adalah Bodhisattva. Oleh karena itu, dengan kesungguhan hati ditambah dengan bibit sebab, dengan kata lain, kamu bisa melafalkan nama Buddha dengan segenap hati, yaitu dengan hati yang tulus melafalkan paritta, maka “faktor sebab”ini akan muncul keluar karena ketulusan hatimu dalam melafalkannya, dengan kata lain, setelah kamu melafalkan nama Buddha, karena kamu menggunakan hati yang tulus dalam melafalkannya, maka Buddha dan Bodhisattva akan muncul dalam hatimu, yakni sifat Kebuddhaan sesungguhnya akan muncul di dalam hatimu. Harus menggunakan segenap hati yang mampu melafalkan untuk mendekati Buddha, walaupun kalimat ini  kedengarannya sangat janggal, namun jika kalian memikirkannya baik-baik, maka akan mengetahui artinya. Jika kamu menggunakan segenap hati melafalkan paritta dengan baik-baik dan sungguh-sungguh, maka lambat laun akan muncul Buddha di dalam hatimu. Sesungguhnya yang muncul di dalam hatimu adalah cahaya Buddha, yakni terang atau sinar dari Buddha, maka hati dan pikiranmu akan menjadi tenang dan damai.

Kekuatan spiritual dari diri sendiri saat melafalkan paritta, ditambah dengan respon dan hubungan yang terjalin dengan Buddha karena kamu melafalkan paritta, disebut sebagai persatuan nidana – sebab dan musabab, dengan kata lain, ketika kamu melafalkan paritta, kamu bisa mengundang Buddha dan Bodhisattva untuk mendatangimu, maka nidana kamu  sudah bersatu, dan kamu nanti pasti bisa pergi ke Alam Surga Sukhavatti atau terbebas dari tumimbal lahir enam alam dan pergi ke Alam Bodhisattva. Harus melafalkan paritta dengan sungguh-sungguh, melafalkan sampai sifat Kebuddhaan diri sendiri muncul keluar, dengan kata lain, melafalkan paritta sampai“bunga lotus” kamu muncul, yang merupakan respon jalinan antara pikiran kamu dengan Buddha dan Bodhisattva, maka kamu bisa naik ke Surga. Apabila kamu melafalkan paritta sepanjang waktu, namun tetap tidak terjalin respon dengan Buddha dan Bodhisattva, maka kamu tidak akan bisa naik ke alam atas. Jika ingin pergi ke Alam Sukhavati, maka menjelang ajal, kamu harus memiliki nidana atau sebab dan musabab yang memadai, “sebab” di sini adalah kesungguhan hatimu, harus benar-benar percaya dan memiliki tekad yang kuat, yakni kekuatan tekad yang nyata, sedangkan “musabab” atau jodoh adalah jodoh Kebuddhaan, kamu mampu menggunakan hati yang paling tulus untuk menanam jodoh dengan Buddha dan Bodhisattva, agar bisa menyatu denganmu, maka kamu bisa pergi ke Alam Sukhavati atau alam Dharma di luar enam alam, Buddha dan Bodhisattva akan merespon dan datang menjemputmu.

Ketidakakuan, berarti sudah tidak ada diriku sendiri. Ketidakakuan terbagi menjadi 2 jenis:

  1. Ketiadaan aku pada diri seseorang, berarti orang lain memang tidak mementingkan dirimu, “orang lain meremehkan saya, tidak mementingkan saya”, maka di mata orang lain memang tidak ada dirimu, maka pada akhirnya dia mampu menghilangkan seluruh kerisauanmu. Ketidakakuan, bisa menghilangkan halangan dan kerisauan, yakni menghilangkan halangan dari kerisauan. Saya akan menjelaskan mengapa ketidakakuan bisa menghilangkan halangan kerisauan? Karena kamu tidak akan mempermasalahkan, walaupun orang lain tidak mementingkanmu, ketika orang-orang tidak memikirkanmu, maka kamu tidak akan mengkhawatirkan mereka, maka kamu tidak akan memiliki kerisauan. Contoh, anak mengacuhkanmu, maka kamu juga akan mengacuhkannya, kamu tidak akan memiliki kerisauan. Jika anak terus memikirkanmu, maka kamu juga akan selalu mengkhawatirkan anak, maka akan muncul halangan dan kerisauan. Jangan ada keakuan, maka kamu tidak akan mempermasalahkannya, dan tidak akan ada lagi kerisauan.

  2. Ketiadaan aku dalam dharma. Dharma di sini adalah dharma atau fenomena di dunia, segala hal di dunia ini disebut sebagai dharma. Ketiadaan aku dalam dharma, akan menghilangkan halangan pengetahuan, yakni bisa menghilangkan segala halangan dalam kebijaksanaan. Jika kamu mampu mempertahankan ketidakakuan dalam segala hal, maka ini merupakan ketiadaan aku dalam dharma. Ajaran Buddha Dharma mengatakan puluhan ribu dharma semuanya kosong, dengan kata lain, tiada dharma, juga tiada aku. Segala hal yang terjadi di dunia ini, semuanya tidak ada kamu, maka kamu barulah orang yang sesungguhnya memiliki kebijaksanaan. Segala halangan dalam kebijaksanaan harus dihilangkan, dengan kata lain, kita harus menganggap kecerdasan intelektual seperti ini di dunia ini sebagai suatu halangan karma buruk yang harus dihilangkan semua, tidak ada pintar atau tidak pintar, tidak ada kecerdasan intelektual apapun. “Saya memiliki kecerdasan intelektual yang sangat tinggi, saya bisa melakukan ini dan itu …”, semua ini adalah palsu, asalkan kamu mampu memahami bahwa segala dharma atau fenomena adalah kosong, semuanya itu kosong, maka tidak akan terlahir pemikiran-pemikiran seperti ini.

Mengapa banyak orang yang membina dirinya dengan baik akan mendapatkan suatu respon perasaan spiritual, sedangkan kamu tidak merasakan respon spiritual apapun? Darimanakah respon perasaan spiritual berasal? respon perasaan spiritual ini berasal dari karma baik seseorang, ada banyak orang yang pergi ke Guan Yin Tang untuk menyembah Buddha dan Bodhisattva, ketika memohon, masih ada banyak sekali pemikiran yang mengganggu di dalam pikirannya, dan dia mengira Buddha dan Bodhisattva tidak bisa melihat dan mengetahuinya. Jika pemikiran buruk kamu jauh lebih banyak daripada pemikiran baik yang kamu mohon sekarang, maka permohonan ini pasti tidak akan terkabul, malah mungkin saja akan ada balasan karma buruknya, namun balasan karma ini juga mungkin akan mengecil karena kamu memohon kepada Buddha, akan tetapi besar kecilnya balasan ini dibedakan berdasarkan karma yang kamu lakukan di kehidupan sebelumnya dan di kehidupan saat ini, walaupun tidak bisa dikatakan berapa besarnya karma ini, namun tunggu sampai balasan karma datang, maka dengan sendirinya kamu akan mengetahui besar atau kecilnya balasan ini. Contoh, seorang tua yang tubuhnya tidak sehat, dia terjatuh, sampai tulang kakinya patah. Ada juga orang yang tumbuh tumor di tubuhnya, ada anak yang tiba-tiba menderita penyakit kritis, dan lain-lain, semua ini tergolong sebagai balasan karma, akan tetapi besar kecilnya balasan karma ini tergantung dari karma yang kamu lakukan. Ketika seseorang memiliki banyak pikiran yang baik, maka dia akan mendapatkan respon perasaan spiritual dalam segala hal.

Apakah yang disebut dengan jodoh yang ternoda? Contoh, saya menggunakan jodoh yang ternoda untuk mencemari orang lain, tadinya orang ini memiliki jodoh yang sangat bagus semasa kecil, namun jika dia bersama-sama anak-anak yang tidak baik, maka jodoh baiknya akan dinodai oleh orang lain, jodoh baik orang ini pelan-pelan akan berubah menjadi tidak baik. Setelah keberadaan jodoh yang ternoda muncul, maka jodoh baik orang ini akan hilang, karena dia sudah dinodai oleh jodoh yang tidak baik, membuat jodoh baik meninggalkannya; jika ternodai dengan jodoh yang baik, maka jodoh baik akan datang; jika ternodai dengan jodoh buruk, maka jodoh buruk akan datang. Dalam Ajaran Buddha Dharma dikatakan dengan sangat jelas, bahwa jodoh ternoda adalah jodoh kamu yang sangat baik, dan jodoh ini bisa diubah, jodoh yang ternoda harus dihilangkan.

Ajaran Buddha Dharma mengajarkan bahwa harus berhati-hati dalam mendengarkan paritta, mengenal dan menekuni Dharma, karena pada zaman periode akhir Dharma, ada berbagai macam agama yang berbeda, Pintu Dharma yang berbeda, paranormal yang tidak sama, biksu besar yang tidak sama, yang semuanya akan datang untuk menyelamatkan orang-orang. Akan tetapi seluruh jodoh yang datang untuk menyelamatkan orang-orang, dia akan terbungkus oleh sesuatu, yang membuat kamu tidak bisa melihat kebenaran dari jodoh ini. Contoh, ada banyak suami istri yang berjodoh buruk, namun sewaktu berpacaran, mengapa bisa saling mencintai sampai sehidup semati, karena dalam jodoh buruk mereka terbungkus oleh jodoh yang ternoda, sedangkan jodoh yang ternoda ini membuat kamu tidak bisa melihat jodoh yang sesungguhnya, sebelum menikah, siapapun tidak akan terpikirkan bahwa nantinya mereka akan bertengkar atau bercerai, hanya saja sampai akhirnya semuanya akan berubah. (kualitas jodohnya telah berubah)

Master sering mengatakan kepada kalian, yang paling penting adalah respon perasaan spiritual, respon perasaan spiritual seseorang itu sangat penting, respon ini berasal dari jodoh baik dan perbuatan baikmu, jika kamu tidak memiliki kebaikan hati, bagaimana mungkin kamu memiliki perasaan seperti ini? Saya beritahu kepada semuanya, bahwa harus hati-hati dalam mendengarkan dan mengenal Dharma, nidana atau sebab-musababnya lambat, dengan kata lain nidananya untuk menekuni Dharma datangnya lebih lambat, dan juga lebih pelan dalam menekuni Dharma, walau begitu juga tidak apa-apa, yang paling ditakutkan adalah salah jalan, karena hidup kita sangat terbatas, jika kamu salah jalan dan tersesat ke jalan yang tidak benar, maka kamu sudah terlambat, tidak akan memiliki banyak waktu untuk kembali benar-benar menekuni Ajaran Buddha Dharma yang sesungguhnya. Contoh, kamu dihasut orang lain untuk pergi berjudi atau pergi ke tempat-tempat yang tidak baik, jika kamu ingin kembali ke tempat yang baik, maka itu akan sangat sulit.

Seorang praktisi Buddhis harus bisa bersabar dan bertahan menghadapi cobaan di luar batas kesabaran orang biasa, melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan orang biasa, inilah seorang praktisi Buddhis, harus memiliki hati yang penuh dengan kesabaran, harus bisa bertahan menghadapi hal-hal yang tidak bisa diterima orang lain, harus mampu melakukan hal-hal yang tidak mampu dilakukan orang biasa. Harus belajar untuk menenangkan diri dan memikirkan kembali kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan, duduk tenang dan sering memikirkan di manakah kita telah melakukan kesalahan; meskipun sedang bergurau santai, kita tetap tidak bergosip masalah orang lain, yaitu jangan membicarakan benar atau salahnya orang lain, jangan membicarakan keburukan orang lain; seorang praktisi Buddhis seharusnya lebih sering menunjukkan bodhicitta (hati yang welas asih untuk mencapai Kebuddhaan), yakni sering memiliki tekad bodhicitta; lampu kebijaksanaannya harus sering ditambahkan minyak, jika kamu tidak sering “menambahkan minyak” ke dalam lampu kebijaksanaanmu, maka kamu akan kehilangan kebijaksanaan, jika tidak memiliki kebijaksanaan, maka tidak akan bisa membina pikiran dengan baik, seseorang yang tidak memiliki kebijaksanaan, baru akan bersedih saat melihat orang lain membaik, dan bergembira sewaktu melihat orang lain susah. Penambahan “minyak” ini bisa dilakukan dengan lebih banyak melafalkan paritta, lebih banyak mempraktikkan tekad bodhicitta (welas asih untuk mencapai Kebuddhaan), lebih banyak melakukan perbuatan baik, lebih banyak melakukan jasa kebajikan.

Keyakinan adalah pelita cahaya, keyakinan ini adalah dirimu sendiri, bukan orang lain, apakah kebaikan dari keyakinan? Karena setelah kamu memiliki keyakinan, maka kamu akan merasa dirimu sendiri yang paling bisa diandalkan. Kalian sudah pernah melihat banyak film, ketika ada orang yang sedang merasa kebingungan, maka akan muncul dua tokoh, yang satu adalah dirinya sendiri, yang satu lagi adalah penampakan hatinya, kemudian dia akan bertanya ke hatinya: “Apakah saya boleh melakukan hal ini?” Kemudian dia akan mendapatkan jawaban: “Kamu tidak boleh melakukan hal ini.” Ini adalah percakapan dengan jiwa sendiri. Sedangkan jiwa ini adalah kepercayaan diri kalian, yakni diri kalian sendiri, harus bisa menggenggam hati ini, karena kepercayaan diri kalian sendiri sangatlah penting.

Ada satu orang tua yang mengatakan: “Saya percaya Guan Shi Yin Pu Sa pasti tidak akan membiarkan saya mati, saya ingin melunasi seluruh hutang karma saya, saya ingin pergi ke Alam Sukhavati, saya percaya Guan Shi Yin Pu Sa pasti akan datang menjemput saya.” Menurut kalian, keyakinan ini bagi orang tua ini penting atau tidak? Satu pemikiran, satu keyakinan, bisa mengubah nasib seseorang seumur hidupnya. Asalkan memiliki kepercayaan diri, merasa diri sendiri memiliki satu andalan yang sangat kuat, sedangkan andalan yang paling kuat itu adalah Guan Shi Yin Pu Sa, percaya bahwa Guan Shi Yin Pu Sa pasti akan membantu saya, bukankah berarti kamu memiliki pegangan? Tidak perlu  mengandalkan orang lain, hanya perlu mengandalkan keyakinan diri sendiri, daripada memohon kepada orang lain, lebih baik mengandalkan diri sendiri.

Di dalam keyakinan seseorang terpendam harta karun yang tiada taranya, maka kita harus menggali harta karun dalam jiwa kita, mengeluarkan seluruh hal-hal baik dan kebaikan hati kita, dan menerapkannya ke dalam kehidupan kita, maka hidupmu akan dipenuhi dengan sukacita yang tiada taranya.