36. Menggunakan Hati Yang Murni Baik Menyatu Dengan Hati Bodhisattva
Berikutnya, Master akan melanjutkan pembahasan, ketika sudah memasuki sesuatu yang bersifat kekosongan. Master akan mengumpamakannya sebagai sebuah awan putih, saat awan putih ini bersih, yakni sesuatu yang bersifat kekosongan ini, sewaktu merabanya, apakah kamu bisa merasakan benda apa ini? Tidak akan terasa apa-apa, akan tetapi bisa terlihat, ini seperti saat kita berdiri di atas gunung Lu (Lu Shan)dan melihat ada sebuah awan putih melayang datang, maka kamu tidak bisa melihat sesama lagi, kamu ingin menghalaunya, namun tidak bisa dihilangkan. Tunggu sampai awan ini berlalu, maka semuanya akan menjadi jelas, inilah sesuatu yang bersifat kekosongan. Akan tetapi sesuatu yang bersifat kekosongan ini terbentuk dari titik cahaya, lalu darimanakah begitu banyak titik cahaya ini berasal? Itu adalah perbuatan baik yang kamu lakukan, serta jasa kebajikan yang kamu kumpulkan. Semakin banyak jasa kebajikanmu, maka sesuatu yang bersifat kekosongan ini akan semakin bersih. Apabila di luar jiwa kita, tidak ada banyak jasa kebajikan untuk dimasukkan ke dalam “awan” kamu ini, maka “awan” ini tidak akan bisa terlihat di langit. Dengan melakukan perbuatan baik, jasa kebajikan, dan menyelamatkan kesadaran spiritual semua makhluk, maka titik cahaya akan terus terkumpul ke dalam “awan” milikmu, maka pada saat itu, “awan” milikmu ini akan menjadi sebuah awan yang sangat indah, bisa terlihat, namun tidak bisa merabanya, akan tetapi bisa dirasakan. Oleh karena itu, roh atau jiwa kita pada akhirnya tidak akan lagi memiliki raga atau tubuh badaniah, seperti dalam kisah {Perjalanan ke Barat}, saat siluman datang, maka yang akan muncul adalah awan hitam. Ketika Bodhisattva datang, akan menginjak awan ajaib, di dalam drama {Perjalanan ke Barat}, sebelum Bodhisattva muncul, terlebih dahulu akan muncul awan ajaib, tidak lama kemudian di atas awan ini baru nampak Bodhisattva, yakni kumpulan awan-awan pelangi.
Master ingin kalian belajar bagaimana cara mengumpulkan titik-titik cahaya ini, agar bisa menyatukannya dengan titik cahaya alam semesta. Titik cahaya alam semesta kita bersifat alami, karena sesungguhnya ia dimiliki oleh alam semesta ini dan menyatu dengan titik cahaya ini, keadaan seperti ini adalah cahaya dan cahaya yang saling menyinari. Contoh, Guan Shi Yin Pu Sa memiliki hati yang sangat baik, kita juga memiliki hati yang sangat baik, maka hati kamu akan terhubungkan dengan hati Guan Shi Yin Pu Sa, maka kamu mampu menerima medan aura Guan Shi Yin Pu Sa. Jika hati kamu begitu kotor, nurani kamu begitu jahat, apakah kamu bisa menerima medan aura baik dari Guan Shi Yin Pu Sa? Oleh karena itu, cahaya dan cahaya harus setara baru bisa semakin terkumpul semakin indah, orang-orang yang sering mempersiapkan panggung semuanya tahu, bahwa ketika sinar berwarna putih menyorot panggung, jika ada lagi salah satu sinar lain yang berwarna gelap juga menyinari tempat yang sama, maka tempat ini akan segera berubah menjadi gelap dan tidak bercahaya.
Kalian semua harus ingat, cahaya ini adalah bersatunya cahaya Kebuddhaan yang kita bina dari dalam hati kita dengan cahaya alam semesta, maka selanjutnya akan muncul fenomena unik, seluruh Buddha dan Bodhisattva akan muncul di langit, dan langit ini ada di dalam hatimu, karena sewaktu cahaya sifat dasarmu cahaya Kebuddhaan kamu, dan cahaya alam semesta dari langit bersatu, maka mata dan pikiran kamu bisa melihat Buddha dan Bodhisattva di langit, karena sinar cahaya mereka menyinari hatimu.
Contoh yang sudah sering Master berikan kepada kalian: kamu sekarang baru mencapai tingkatan SD, bagaimana mungkin bisa bertemu dengan profesor? Tunggu sampai kamu sudah lulus dari universitas, lalu lanjut belajar dan mendapatkan gelar yang lebih tinggi, maka tentu saja kamu akan bersama dengan profesor setiap hari. Dengan kata lain, sewaktu kamu sudah mencapai tingkat kesadaran Bodhisattva, maka dengan sendirinya kamu akan mampu melihat Bodhisattva. Logikanya sangat sederhana, jika setiap hari kamu bersama dengan orang yang memiliki kesadaran spiritual yang sangat tinggi, maka kesadaran pemikiranmu juga akan meningkat. Sebaliknya, jika kamu selalu bersama dengan orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan tidak bisa apa-apa, maka apa yang bisa kamu pelajari?
Memasukkan cahaya dari Buddha dan Bodhisattva ke dalam tubuhmu, ketika cahayamu bersatu dengan cahaya Buddha dan Bodhisattva di langit, dengan kata lain memasukkan Buddha dan Bodhisattva ke dalam tubuhmu, bagai sebuah hujan meteor yang memasuki roh batinmu. Apakah roh batin itu? Pemikiran yang tersembunyi di dalam batinmu, disebut sebagai roh batin. Apakah yang dimaksud dengan roh luar? Roh luar adalah pemikiran yang terlihat di permukaan. Satu demi satu garis cahaya bagaikan hujan meteor yang akan memasuki tubuhmu dan roh batinmu, dengan begitu roh batinmu baru bisa menjadi terang, setelah roh batin kita menjadi terang, baru bisa membuat roh luar kita turut menjadi terang. Contohnya, sebuah sumbu pelita kecil, saat kamu baru menyulutnya, maka itu adalah roh batin atau roh dalammu, ketika api sudah tersulut, itu adalah roh luar, pelita ini sudah dinyalakan, yang terlihat di luar adalah cahaya api. Oleh karena itu, setelah cahaya Buddha memasuki roh batinmu, maka kamu akan berubah menjadi cahaya yang kosong, tubuhmu akan berubah menjadi kosong, ini adalah tingkat kesadaran spiritual Alam Arupaloka.
Yang sekarang Master bahas dengan kalian hanyalah benda-benda materiil di Alam Arupaloka, Master masih belum membahas sampai ke intinya. Jika kesadaran spiritualmu sudah mencapai tingkat Arupaloka, setelah memiliki dasar ini, maka kamu bisa membina diri menuju Pratyekabuddha dan Arahat, kemudian terbebas dari tumimbal lahir enam alam, ini berarti mencapai Nirvana. Para Buddha dan Bodhisattva yang memiliki tingkat kesadaran spiritual yang tinggi baru bisa mencapai Nirvana. Mencapai Nirvana berarti langsung memasuki Alam Buddha, yakni Alam Dharma kesepuluh, Buddha-datu.
Meneladani Buddha dan Bodhisattva, adalah meneladani Buddha dan Bodhisattva dengan buah kesadaran yang berbeda. Jika kalian khusus membina diri untuk menjadi Bodhisattva tingkat ketiga – Prabhakari-bhumi, maka ketika kamu meninggalkan dunia ini, kamu bisa langsung memperoleh buah kesadaran dari Bodhisattva tingkat ketiga. Bukan kamu harus mencapai buah kesadaran Bodhisattva tingkat kesepuluh – Dharmamega-bhumi, namun kalian harus membina diri setingkat demi setingkat sampai ke atas. Apabila yang kamu bina di dunia ini adalah Prabhakari-bhumi Bodhisattva, maka ketika kamu meninggal, jika kesadaran spiritual kamu sudah mencapai Bodhisattva tingkat ketiga, maka kamu bisa langsung memperoleh buah kesadaran Bodhisattva tingkat ketiga. Seperti sekolah prajurit dan sekolah militer di dunia ini, jika kamu belajar menjadi pejabat militer, maka setelah lulus, kamu akan menjadi pejabat militer, jika kamu belajar menjadi prajurit, maka setelah lulus, kamu hanya akan menjadi prajurit, semuanya kembali lagi pada hasil pencapaian pembinaan dirimu di dunia, bagaimana kalian membina diri kalian.
Sebelumnya, saya pernah membahas tentang Bodhisattva tingkat kedua – Vimala-bhumi, hari ini saya akan menambahkan sedikit, Vimala-bhumi Bodhisattva adalah pencapaian ketenangan dan kesempurnaan dalam pengamalan sila, Vimala-bhumi Bodhisattva sangat tenang, sangat bersih, sangat taat kepada sila. Pengamalan sila, apakah kalian sudah menjalankan sila? Apakah kalian tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan? Ini bukan hanya “saya tidak melakukan kejahatan” saja, melainkan tidak melakukan kejahatan adalah syarat yang paling dasar. Master pernah membahas tentang sepuluh karma baik dan sepuluh karma buruk, kesepuluh karma buruk ini tidak seharusnya ada, kalian tidak hanya tidak boleh melakukan karma buruk, selain itu juga harus mengamalkan sepuluh karma baik.
Vimala-bhumi Bodhisattva mengamalkan sepuluh karma baik untuk membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Mengamalkan segala bentuk kebaikan, tidak melakukan segala bentuk kejahatan. Sedangkan “tidak melakukan segala bentuk kejahatan”, sudah bukan lagi tentang menaati sila Bodhisattva, melainkan syarat yang paling dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Memangnya manusia boleh melakukan kejahatan? Tentu saja tidak boleh. Vimala-bhumi Bodhisattva adalah penyempurnaan pengamalan sila, dengan kata lain dia sudah berhenti, sampai pada akhirnya berhasil. Jika kamu ingin menjadi Vimala-bhumi Bodhisattva, kamu masih harus memiliki pikiran yang tenang, dengan kata lain, pikiran, hati nurani, dan sifat dasarmu, semuanya harus tenang dan bersih.
Apabila kamu ingin menjadi seorang Vimala-bhumi Bodhisattva, maka pertama-tama, harus memiliki ketenangan, keheningan, selain itu juga harus baik hati. Ingat di depan kata “baik hati” ini harus ditambahkan kata “murni”, yakni murni baik hati, kebaikan hati yang tulus. Ada banyak pria atau wanita, karena menyukai orang ini, maka ketika dia sakit, mereka akan berpura-pura perhatian, menurut kalian, apakah ini kebaikan hati yang murni? Ini adalah kebaikan hati yang ada tujuannya, akan tetapi, sewaktu dia membantu orang lain, membantu membelikan obat, atau mengerjakan sesuatu hal, dan lainnya, apakah dia baik hati? Iya, dia baik hati, namun tidak murni.
“Lembut namun benar, mampu menenangkan diri dan murni baik hati, segera terbebas dari kelahiran dan kematian, dengan ini mencapai kesadaran Vimala-bhumi Bodhisattva”, dengan kata lain, seseorang harus memiliki sifat yang lembut, namun harus benar atau positif. Yang kalian pelajari sekarang adalah jalan mencapai Bodhisattva, Bodhisattva itu sendiri memiliki sifat yang jujur dan positif, harus benar, namun pribadinya lembut dan mampu menstabilkan diri. Karena kekuatan tekad dan pemikiran Vimala-bhumi Bodhisattva, ditambah dengan kepintaran, dan harus ada kekuatan kebijaksanaan. Jika kamu memiliki kekuatan pikiran, namun kurang pintar, tetap tidak bisa mencapai tingkat kesadaran spiritual Vimala-bhumi Bodhisattva. Selain itu, harus memiliki kekuatan pahala dan kebajikan, kekuatan pahala dan kebajikan, berarti orang ini harus memiliki pahala dan moral yang baik, harus memiliki keberuntungan juga bermoral, ini juga merupakan suatu kekuatan.
Untuk meneladani Buddha dan Bodhisattva, maka pertama-tama harus bisa menenangkan diri, meskipun kalian masih belum lama menerima wejangan Master, namun medan aura kalian semuanya sedang berubah, tingkat kesadaran spiritual juga sedang meningkat, pertama, sedikit berbicara; kedua, menjadi tenang dan damai. Karena ketamakan berkurang, maka akan menjadi tenang. Seseorang yang semakin tamak, tidak akan memiliki pikiran yang bersih. Bodhisattva tidak memiliki permintaan apapun, seorang Vimala-bhumi Bodhisattva yang semakin matang, maka keyakinannya akan menjadi semakin hening dan baik hati, kemudian terbebas dari proses kelahiran dan kematian.
Apakah Vimala-bhumi Bodhisattva bisa dibina di dunia ini? Tentu saja bisa dibina di dunia ini, kalian semua bisa membinanya. Contoh, hari ini kalian tidak memikirkan apapun dalam melakukan segala hal, kalian sangat hening, memiliki pikiran yang baik hati, selain itu semuanya murni polos, tidak ada permohonan apapun, maka kamu sudah memasuki tingkat kesadaran Vimala-bhumi Bodhisattva. Satu-satunya yang disayangkan adalah, kamu hanya bisa memasuki tingkat kesadaran Vimala-bhumi Bodhisattva selama 15 menit, setengah jam, satu jam, dan tidak dapat berlangsung lama, begitu kalian meninggalkan tempat ini, maka segera akan memasuki kehidupan duniawi, benar tidak? Jika kamu bisa bertahan, maka kamu adalah Bodhisattva, jika kamu mampu mempertahankan murni kebaikan hati ini, maka kamu adalah Vimala-bhumi Bodhisattva, logikanya sangat sederhana. Terbebas dari kelahiran dan kematian, dengan kata lain saat kamu sepenuhnya sudah memahami prinsipnya, maka kamu tidak akan memikirkan bagaimana saya dilahirkan? Dan juga tidak akan takut bagaimana saya akan meninggal nanti? Jika sudah terbuka kesadarannya, maka kamu adalah Bodhisattva, jika tetap tidak terbuka pikirannya, maka kamu adalah manusia awam.