3. Membina Karakter & Hidup, Bijaksanawan dengan jodohnya 性命双修,智者遇缘

3. Membina Karakter & Hidup, Bijaksanawan dengan jodohnya

Membina karakter (xing) & hidup (ming), banyak orang yang menyadari bahwa saat mereka sudah berada di usia senja atau ketika terjadi malapetaka, maka nyawa (xing ming) atau hidup mereka akan terancam, lalu mengapa dikatakan nyawanya terancam? Hidup berarti raga Anda, sedangkan karakter adalah jiwa Anda, jika nyawa Anda terancam berarti jiwa dan raga Anda semuanya tidak bisa terselamatkan, oleh karena itu kita harus membina baik karakter maupun hidup kita. Membina karakter sama dengan membina sifat dasar, membina hati nurani Anda; membina hidup berarti membina tubuh dan perilaku Anda, oleh karena itu, kita harus membina kedua-duanya baik karakter maupun hidup kita. Apabila kehilangan hidup ini, berarti tidak akan bisa membina karakter ini, jika hidup seseorang sangat parah dan berantakan, luar biasa menderita, dan juga tidak berjodoh mengenal Pintu Dharma Master, berarti dia adalah orang yang tidak beruntung. Hidup adalah dasar dari pembinaan diri, membina diri harus membina sisi dalam dan sisi luar, membina sisi dalam berarti membina pikiran kita sampai menjadi tenang, membina sisi luar berarti tidak lagi memiliki halangan apapun terhadap semua makhluk. Master sering mengatakan “memvisualisasikan ketiadaan halangan di luar”, yakni membina rupa luar, yaitu pikiran dan perilaku kalian. Membina rupa luar harus berwelas asih, membina raut wajah kalian, jangan menampakkan wajah yang licik dan bengis, binalah diri kalian sampai orang lain bisa melihat rupa seorang Bodhisattva pada dirimu, orang yang membina pikirannya, paras wajahnya akan berubah, jika pada hari ini wajah kalian masih terlihat galak, itu berarti pikiran kalian masih belum dibina dengan baik. Apa yang dipelajari seseorang akan membuatnya terlihat seperti itu, oleh karena itu, kita meneladani Bodhisattva harus terlihat seperti Bodhisattva. Selain membina rupa luar sampai seperti Bodhisattva, pikiran kita juga harus seperti Bodhisattva, dengan begitu kalian baru bisa menjadi Bodhisattva yang sesungguhnya. Seseorang yang membina sisi dalam dirinya, tidak akan sering sakit, tidak akan memiliki banyak kerisauan, karena jiwanya sudah menjadi damai dan tenang, orang seperti ini akan jarang sakit dan jarang merasa gelisah. Orang yang membina rupa luarnya harus memiliki kulit yang sehat (merah merona), walau putih namun kemerahan (tidak pucat), mata yang bercahaya, sifat yang lemah lembut, tutur kata yang sopan, dan memiliki kebijaksanaan, mungkin tidak kelihatan saat tidak berbicara, namun begitu bicara semuanya segera menjadi jelas dan bisa dipahami.

Tidak peduli suara apapun yang muncul dari dunia luar, kita tetap harus mendengarkan suara Buddha dari dalam hati, harus mendengarkan suara Buddha dan Bodhisattva dari dalam lubuk hati kita. Tidak peduli keadaan seperti apapun yang dihadapi, Master beri tahu kalian satu trik: asalkan terpikirkan satu pemikiran, kalian harus belajar untuk segera menguraikannya, yakni dengan beranggapan bahwa ini adalah ujian dari Buddha dan Bodhisattva; ketika kalian merasa kalau akan terjadi sesuatu yang buruk, maka segera ingat bahwa ini adalah ujian yang diberikan Buddha dan Bodhisattva pada kalian, kita seharusnya memikirkan bagaimana cara melewati kesulitan ini, karena kita harus kuat menghadapi segala cobaan, tidak peduli hal apapun yang dihadapi, asalkan kalian ingat pada Bodhisattva, maka segala kesulitan di dunia ini pasti bisa kita atasi. 

Seorang praktisi Buddhis harus ingat, yang sudah berlalu tidak perlu diingat-ingat, jangan gugup menghadapi saat ini, dengan melafalkan paritta, maka semuanya akan dilancarkan. Dengan kata lain, jangan lagi memikirkan hal-hal yang sudah berlalu, tidak perlu takut menghadapi masa depan, hal yang belum tiba, untuk apa ditakutkan? Yang penting menjalani hari-hari ini dengan baik, itu dua kali lebih bernilai daripada hari esok, jika kita setiap hari melafalkan paritta, maka dengan sendirinya kita akan diberkati dan dilancarkan. Seorang bijaksanawan ketika menghadapi jodohnya, dengan sendirinya akan memperoleh kekuatan darinya, dengan kata lain seseorang yang bijaksana ketika bertemu dengan segala jodohnya, tidak peduli jodoh baik maupun jodoh buruk, tetap bisa mendapatkan kekuatan dari jodohnya, seperti ada banyak orang yang ketika menghadapi kesulitan, malah semakin mengokohkan keyakinannya, dan mendapatkan kekuatan darinya. Orang yang bijaksana, tidak peduli dalam kelancaran maupun ketidaklancaran, pasti bisa memperoleh kebaikannya. Kegagalan Anda di hari ini adalah keberhasilan Anda di hari esok, sedangkan keberhasilan Anda di hari ini juga mungkin menandakan kegagalan Anda di hari esok, sesungguhnya semua ini adalah sebuah jodoh.

Sekarang saya akan membahas, melalui penelitian ilmiah ditemukan bahwa, suasana hati sepenuhnya bisa mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang, baik buruknya suasana hati Anda bisa mempengaruhi daya tahan tubuh Anda, ketika seseorang sedang marah atau sedih, maka daya tahan tubuhnya akan menurun. Sama saja, ketika marah, maka akan terbentuk suatu senyawa sejenis bisa ular, jadi pada saat seseorang sedang marah, itu sama seperti ular yang sedang memuntahkan bisanya, oleh karena itu kemarahan seseorang bisa membuat orang lain mati kesal, atau bisa juga dikatakan, bisa meracuni dirinya sendiri sampai mati, karena daya tahan tubuh kalian bisa merusak tubuh jasmani kalian, orang yang marah tidak terbuka kebijaksanaannya, karena marah sampai sakit pun, hanya dia sendiri juga yang menderita, tidak ada orang yang bisa menggantikannya. Sesungguhnya, tubuh manusia memiliki potensi yang tak terbatas, lalu bagaimana kita bisa menggali potensi ini? Yakni dengan menggunakan perasaan bersyukur untuk menggali potensi seseorang, semakin Anda merasa bersyukur, maka potensi Anda akan semakin besar, kemampuan Anda dalam menyelesaikan masalah juga semakin banyak, karena perasaan bersyukur bisa menggali potensi Anda keluar, membuat Anda bisa menguraikan malapetaka, menghilangkan kebencian dan melahirkan cinta kasih.

Dalam hidup ini, kita harus menghargai berkah yang dimiliki, jangan merusak tubuh kita selagi tidak sakit, dan baru berkeluh kesah ketika sudah sakit. Sesungguhnya ini seperti hal yang sering dikatakan orang-orang, menyia-nyiakan hidup, jika biasanya kita lebih rajin membina diri dan membina pikiran dalam Dharma, lebih banyak melakukan kebajikan, maka ketika sakit pun kita tidak akan berkeluh kesah, karena penyakit kita bisa sembuh dengan cepat.

Berikutnya, saya akan membahas satu hal yang perlu diperhatikan murid-murid, yakni ketika memberikan persembahan air kepada Buddha dan Bodhisattva, dilarang untuk mempersembahkan gelas kosong (sewaktu mempersembahkan air, tidak boleh meletakkan gelas kosong ke meja altar terlebih dahulu, baru menuangkan air), harus ada sedikit air di dalam gelas, karena air bisa menghapuskan ketamakan dalam diri kalian, mempersembahkan benda apapun kepada Buddha dan Bodhisattva harus dilakukan setulus hati, tidak boleh ada sedikitpun perasaan tidak ikhlas di dalamnya. Mempersembahkan air bertujuan untuk melenyapkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan dalam diri kalian; menghilangkan sifat kikir kalian.

Air memiliki empat fungsi:

  1. Membersihkan karakter, ketika mempersembahkan air, tubuh dan pikiran Anda akan menjadi sehat, enam akar indrawi akan menjadi bersih untuk sementara waktu.
  2. Melembutkan diri, bisa membuat pemikiran Anda menjadi lembah lembut, orang yang sering minum air akan memiliki pemikiran yang lebih dingin (tenang), sedangkan orang yang tidak sering minum air, akan lebih mudah marah, contohnya begitu mulut terasa kering dan sekujur tubuh memanas, maka rasanya ingin marah-marah.
  3. Melancarkan tenggorokan, banyak minum air bisa membuat seseorang pandai berbicara, perkataan yang diucapkannya menjadi menyenangkan. Banyak minum air bisa membuat pikiran seseorang menjadi tenang, banyak minum air juga bisa membuat otak Anda menjadi lebih jernih.
  4. Menjernikan, kita bisa memiliki pemikiran yang jernih, pemikiran yang bersih.

Di sini Master mengingatkan para murid-murid sekalian: Sebagai seorang praktisi Buddhis, maka: ketika kalian bertemu dengan guru orang lain yang baik, kalian perlu meneladaninya; ketika kalian bertemu dengan orang yang melakukan kebajikan dan berbudi luhur, kalian perlu meneladaninya; ketika kalian bertemu dengan seseorang yang bersikap dan berperilaku baik, kalian perlu meneladaninya.