20. Dengan Kekuatan Pendukung Memasukkan Buddha dan Bodhisattva ke Dalam Hati Kita 用助力把佛菩萨植入心中

20. Dengan Kekuatan Pendukung Memasukkan Buddha dan Bodhisattva ke Dalam Hati Kita

Sebelumnya kita sudah membahas tentang dharma relativitas, sesungguhnya dharma relativitas juga ditentukan oleh kekuatan pendukung. Apakah yang disebut dengan kekuatan pendukung? Yaitu kekuatan yang bisa membantu dan mendorong Anda. Contohnya, ketika Anda sedang membina pikiran, ada orang yang datang dan berkata pada Anda, “Kamu jangan menekuni Pintu Dharma ini, saya beritahu ya, ada satu Pintu Dharma (lain) yang sangat bagus”, jika pada saat ini Anda mulai ragu, merasa kebingungan, maka saat ini diperlukan suatu kekuatan pendukung, yaitu kekuatan yang bisa mendorong Anda, kekuatan pendukung ini adalah kekuatan pendukung dari keyakinan. Apabila Anda mengumpulkan sedikit demi sedikit pengalaman Anda sebelumnya dalam membina pikiran, maka ia bisa menjadi suatu kekuatan pendukung. Misalnya, setelah saya melafalkan paritta ini, maka peruntungan saya menjadi bagus, sewaktu orang lain melafalkannya, juga keadaannya membaik. Permohonan Anda yang sebelumnya sudah terwujud dan welas asih dari Bodhisattva, setelah Anda mengumpulkan semua ini menjadi satu, maka akan terlahir semacam kekuatan pendukung. Orang lain mengatakan aliran lain bagus, akan tetapi saya teguh menyakini Pintu Dharma ini, yang saya bina adalah Pintu Dharma Master saya, ini adalah kekuatan pendukung. Selain itu, adalah satu kekuatan yang nyata, kekuatan pendukung akan mendatangkan kekuatan yang nyata. Yang dimaksud dengan kekuatan yang nyata, contohnya orang ini sembuh dari kanker, orang itu menjadi panjang umur, dan lain-lain, semua ini merupakan kekuatan yang nyata. Kekuatan yang nyata ini akan mendorong Anda untuk memiliki suatu kekuatan pendukung, untuk menyesuaikan jodoh Anda, secara tidak langsung membantu menyelesaikan permasalahan Anda.

Murid-murid sekalian, ingatlah, segala respon perasaan yang dirasakan harus didasari dengan penilaian yang nyata, jika sewaktu Anda sedang melafalkan paritta, atau dalam mempraktikkan ajaran Buddha, Anda merasakan sesuatu, saya harap kalian bisa menilai kebenaran dari apa yang Anda rasakan, apakah yang dimaksud dengan perasaan yang nyata? Itu adalah sesuatu yang nyata, tidak palsu. Contohnya, ketika melafalkan paritta, melihat Guan Shi Yin Pu Sa, benar-benar melihatnya, maka suatu perasaan nyata otomatis akan muncul, ini berarti paritta yang Anda lafalkan benar-benar ada hasilnya, pelafalan Anda benar-benar bagus. Sedangkan ada sebagian orang yang ketika sedang melafalkan paritta, ada orang yang berbicara di telinganya, dia sepertinya mendengar, namun sepertinya juga tidak mendengarnya, apakah ini Guan Shi Yin Pu Sa yang mengatakannya? Mungkin iya, juga mungkin tidak, ini adalah perasaan yang tidak nyata.

Kalau di dalam mimpi, apa yang nyata dan apa yang tidak nyata? Jangan melekat pada segala rupa atau fenomena yang terlihat dalam mimpi. Akan tetapi, jika kalian melihat rupa Guan Shi Yin Pu Sa yang bersinar keemasan, maka itu mungkin benar-benar Guan Shi Yin Pu Sa yang sesungguhnya. Jika di dalam mimpi, kalian melihat rupa dari Buddha dan Bodhisattva, kalian tahu bahwa ini adalah wujud Bodhisattva, namun tidak bercahaya, maka itu mungkin bukan Bodhisattva. Ini seperti, di dunia ini, ada banyak aktor atau aktris yang memerankan tokoh para pemimpin, benar-benar sangat mirip seperti aslinya, apakah kalian bisa memahami logika di dalamnya? Berdandan bisa membuat seseorang berubah (kelihatan berbeda), begitu juga arwah asing di dunia roh, mereka juga bisa berubah. Oleh karena itu, terhadap hal-hal yang palsu ini, Anda harus bisa melihat perwujudannya yang sesungguhnya, kemudian membandingkannya, lalu gunakan kebijaksanaan Anda sendiri untuk membedakan dan menelaahnya, dengan demikian, Anda baru bisa mengetahui mana yang asli dan mana yang palsu.

Memandang dunia ini dengan pikiran yang biasa, menggunakan pikiran yang paling biasa untuk melihat dunia ini, memandang segala hal di dunia ini adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Terhadap apapun, saya tidak masalah, hari ini saya masih ada makan, saya berterima kasih, hari ini saya tidak makan, saya juga berterima kasih, bersyukur terhadap apapun. Seseorang yang benar-benar pintar, maka begitu membuka mulutnya akan selalu mengatakan “terima kasih”, “terima kasih” sudah menjadi suatu bahasa yang dikatakan setiap saat, menjadi suatu tembok pelindung bagi kesadaran kita, ini adalah kebijaksanaan. Inilah yang disebut memandang dunia ini dengan pikiran yang biasa – tidak ada hal apapun yang bisa membuat saya khawatir, atau merisaukan saya, segala hal di dunia ini sangat normal (biasa).

Apabila Anda bisa memandang segala hal yang terjadi di dunia ini sebagai sesuatu yang normal, maka Anda tidak akan bersusah hati, Anda juga tidak akan sedih. Memandang dunia ini dengan pikiran yang biasa, akan membuat pikiran kita menjadi tenang. Hanya pandangan biasa, yang bisa menenangkan pikiran kita, baru bisa menghentikan kerisauan dalam jiwa kita. Karena Anda melihat segalanya sebagai sesuatu yg biasa saja, semuanya terjadi secara alami, maka pikiran Anda akan menjadi tenang, Anda akan memperoleh keselamatan, semuanya akan berhenti dan tidak lagi bergejolak. Pikiran yang tidak bergejolak, dinamakan ketenangan. Sebelum seseorang melakukan suatu hal, selalu adalah pikiran atau hatinya tergerak terlebih dahulu, kemudian baru bertindak. Jadi, ketika seseorang bersikap gegabah, sebenarnya adalah pikiran atau hatinya yang sedang bergejolak, kemudian baru berubah menjadi suatu tindakan.

Kita harus belajar mengenali hal-hal yang tidak baik, jangan tersesatkan oleh ilusi palsu, jadi jangan sampai rupa-rupa yang palsu itu memperdaya dan menyesatkan Anda. Master beritahu kalian, wujud luar seseorang adalah suatu ilusi, semua orang memiliki dua sisi karakter, seperti sesuatu hal atau benda yang juga memiliki dua sisi karakter, oleh karena itu jangan sampai Anda disesatkan oleh fenomena dan ilusi palsu di dunia ini. Yang Anda lihat belum tentu nyata, selain itu, yang tidak Anda lihat juga belum tentu palsu, oleh karena itu, kita harus mengandalkan potensi kesadaran dan kebijaksanaan kita.

Membina Dharma adalah suatu pemahaman, membina Dharma adalah membina Dharma di dunia ini (dalam kehidupan Anda), membina metode yang diterapkan di dunia ini. Sedangkan Dharma di dunia ini adalah melakukan perbuatan baik, melakukan jasa kebajikan, membantu orang lain, mewujudkan cinta yang universal, mengendalikan sifat egois diri sendiri, ini semua adalah Dharma dunia. Dalam hidup ini, kita harus bersikap baik terhadap orang lain, harus membantu orang lain, berdana, dan lain-lain, semua ini adalah bentuk pembinaan Dharma di Alam Manusia. Membina Dharma adalah memahami perasaan dan potensi kesadaran diri sendiri, menyadari prinsip-prinsip kebenaran di dunia ini, dengan membantu orang lain, maka orang lain juga akan membantu Anda, setelah terbuka kesadarannya, Anda akan menyadari bahwa ternyata saya melafalkan paritta, maka Bodhisattva akan membantu saya dan melindungi saya.

Seseorang yang pikirannya terpengaruh oleh rupa atau pemandangan luar, akan memutarbalikkan kebenaran, dengan kata lain, banyak orang yang pikiran atau hatinya akan berubah mengikuti keadaan di sekitarnya. Contohnya, semua orang sedang melakukan hal ini, kalau begitu saya juga ikut mengerjakannya, padahal sudah jelas yang dilakukan adalah hal yang tidak baik, namun Anda melakukannya, bukankah berarti Anda telah memutarbalikkan kebenaran? Anda telah terbutakan oleh fenomena bahwa semua orang sedang mengerjakan hal ini, Anda telah membuang hati nurani sifat dasar Anda yang paling baik, sedangkan yang Anda lihat adalah suatu ilusi yang berada di permukaan luar saja, mengerti? Oleh karena itu, pikiran kita jangan sampai terpengaruh oleh keadaan luar, seperti, semua orang sedang mengerjakan hal ini, saya tidak harus melakukannya, tidak peduli bagaimana orang lain berubah, saya tidak akan berubah, ingat, jangan disesatkan oleh pemandangan yang Anda lihat saat ini, jangan sampai menganggap yang palsu sebagai sesuatu yang nyata. Kita harus belajar, pikiran tidak berubah mengikuti keadaan, jiwa tidak berubah mengikuti jodoh, yakni jiwa kita jangan sampai berubah mengikuti karma.

Master beritahu kalian, ingatlah: kalian harus memasukkan seluruh Buddha di sepuluh penjuru dan tiga masa ke dalam pikiranmu. Maka pikiranmu akan bagaikan menanam bunga yang mekar sepanjang tahun, yang selalu tertanam di dalam hatimu bagaikan  musim semi dalam sepanjang tahun. Jika ingin memasukkan Buddha ke dalam pikiranmu, maka Anda harus menyatu dengan Buddha, menyatu dengan Bodhisattva, kemudian Anda akan menjadi Buddha dan Bodhisattva. Anda menempatkan rupa dan perkataan Bodhisattva ke dalam hati Anda, menyimpannya ke dalam pikiran Anda, semua tubuh dan jiwa Anda akan dipenuhi dengan Bodhisattva, kalau begitu, bukankah Anda sudah menjadi Bodhisattva? Ini seperti yang dikatakan dalam Ajaran Buddha Dharma, tubuh yang menjadi Buddha.

Master akan mengajarkan kalian suatu cara  – metode tanpa pemikiran, yakni kelihatannya otak Anda tidak berpikir, tidak memiliki pemikiran, ketika seseorang sedang melafalkan paritta, tidak ada pemikiran yang muncul, kalau begitu metode ini bagus atau tidak? Karena semuanya kosong, maka ini adalah cara yang baik. Metode tanpa pemikiran, dengan kata lain Anda sendiri sudah tidak memiliki pemikiran, segala kerisauan pada diri Anda sudah bukan lagi kerisauan. Contoh, ketika seseorang sedang merasa risau, maka jangan memikirkannya, melupakannya, ini adalah metode tanpa pemikiran. Jangan menganggap seluruh kerisauan Anda sebagai kerisauan, jangan mengingatnya, jangan memikirkannya, bahkan biarkan dia tertinggal di hati Anda, hal ini sangat penting. Selamanya ingat hal ini, ketika kerisauan menghampiri Anda, maka jangan mengingatnya, jangan mengenangnya, kekurangan terbesar orang-orang yang sudah lanjut usia adalah selalu saja suka mengingat dan mengenang hal-hal yang tidak baik. Jangan melihat kembali hal-hal yang sudah berlalu; kerisauan sekarang akan berubah menjadi masa lalu, kerisauan yang dimiliki saat ini harus diuraikan, biarkan dia menjadi masa lalu; jangan memikirkan kerisauan masa depan. Kosongkan diri Anda sendiri, berusahalah untuk memutuskan seluruh kerisauan diri Anda, kepandaian Anda akan melahirkan kebijaksanaan. kita harus bisa mengubah kepandaian duniawi menjadi kebijaksanaan Buddha dan Bodhisattva.

Master berharap kalian bisa rajin mempraktikkan ajaran Buddha dan terus memajukan diri, jadilah individu yang berperilaku dan berkarakter baik, jangan menyimpan kerisauan di dalam pikiran Anda, juga jangan pernah menyimpan hal-hal yang sudah berlalu di hati. Kalian harus belajar melepaskan segala sesuatu pada saat itu juga, dan menyesuaikan semuanya dengan jodoh.